Anda di halaman 1dari 5

Balon Terbang

Oleh: Aishah Rumaysa Prastowo

Hari ini adalah hari ulang tahun Lani. Tetapi tidak ada yang mengingatnya. Lani duduk
dengan sedih di depan pintu. Ayah dan ibunya sedang pergi bekerja. Levi kakaknya sedang
pergi les. Lika adiknya masih bermain di rumah temannya.

Tiba-tiba seorang peri datang dan memberi Lani hadiah berupa balon terbang. Lani bisa
terbang kalau memegang tali balon itu. Yang bisa terbang hanya Lani, sedangkan kalau yang
lainnya memegang tali balon itu tidak terjadi apa-apa.
Lani mencoba untuk terbang. Wow, tubuh Lani melayang-layang di udara!
Lani senang sekali, tetapi, siapa itu yang melihatnya? Ternyata yang sejak
tadi melihatnya adalah seorang pencuri. Namun, Lani tidak tahu kalau yang
melihatnya itu adalah pencuri. Lani kira, dia itu adalah seseorang yang
terheran-heran melihat keajaiban balon terbang.

Di rumah, Lani menyimpan balonnya dan tidur siang. Lani tidak sadar kalau
balonnya dicuri. Pencuri yang mencuri balon terbang Lani adalah pencuri
yang melihati Lani tadi. Lani terbangun di saat pencuri itu marah karena tidak
bisa terbang.

Lani dikejar oleh pencuri yang marah itu. Tapi tiba-tiba Lani lenyap karena bersembunyi.
Peri yang memberinya balon terbang itu muncul di depan Lani.

"Lan, sekarang sebutkan tiga permintaanmu!" kata peri.

"Mmm... aku minta pistol!" jawab Lani.

Lani diberi pistol oleh peri kemudian Lani menembak pencuri itu. Tetapi tembakan Lani
kurang tepat. Karena mengetahui arah tembakan, pencuri itu dapat menemukan Lani dan
kembali mengejarnya.

Lani bersembunyi lagi. Kali ini lani bersembunyi di


semak-semak dekat sungai. Peri menawarkan
permintaan kedua. Lani menjawab ingin balon
terbangnya kembali pada Lani. Lani terbang dengan
balon terbangnya kemudian menendang kepala pencuri
itu. Lagi-lagi tidak tepat sasaran. Tendangan itu hanya
mengenai kepala pencuri sedikit.

Pencuri itu merebut balon Lani hingga Lani terjatuh dari


angkasa. Lani dikejar dan bersembunyi lagi. Peri itu
kembali menawarkan permintaan.

"Lani, sebutkan permintaanmu yang terakhir,"


"Apa, ya? Terserah peri saja, deh! Asal pencuri itu tidak mengejarku lagi," jawab Lani.

Peri mengeluarkan kupu-kupu. Lani keheranan kemudian bertanya, "Ha? Kupu-kupu?"

"Sudah, nanti kamu lihat sendiri!" jawab peri.

Pencuri itu mengejar kupu-kupu. Rupanya ia sangat senang dengan kupu-kupu. Di saat itu
Lani mengejar sang pencuri dan menangkapnya. Kebetulan di jalan ada
polisi lewat. Pencuri itu ditangkap polisi dan diamankan. Sejak saat itu
masyarakat di desa Lani merasa tenang karena pencuri sudah tertangkap.

Kancil dan Tikus


Aishah Rumaysa P.

Di hutan hiduplah dua ekor kancil. Mereka bernama Kanca dan Manggut. Kedua ekor kancil itu bersaudara.
Manggut adalah kakak dari Kanca. Sebaliknya, Kanca adalah adik dari Manggut. Walaupun mereka bersaudara,
tetapi sifat mereka sangatlah berbeda. Kanca rajin dan baik hati. Sedangkan Manggut pemalas dan suka
menjahili teman.

Suatu hari Manggut kelaparan. Tetapi Manggut malas mencari makan. Akhirnya Manggut mencuri makanan
Kanca. Waktu Kanca menanyai kepada Manggut di mana makanannya, Manggut menjawab dicuri tikus.

"Ah, mana mungkin dimakan tikus!" kata Kanca.

"Iya, kok! Masa sama kakaknya tidak percaya!" jawab Manggut berbohong.

Mulanya Kanca tidak percaya dengan omongan Manggut. Tetapi setelah Manggut mengatakannya berkali-kali
akhirnya Kanca percaya juga. Kanca memanggil tikus ke rumahnya.

"Tikus, apakah kamu mencuri makananku?" tanya Kanca pada tikus.

"Ha? Mencuri? Berpikir saja aku belum pernah!" jawab tikus.

"Ah, si tikus! Kamu ini membela diri saja! Sudah, Kanca! Dia pasti berbohong," kata Manggut.

"Ya, sudahlah! Tikus, sebagai gantinya ambilkan makanan di seberang sungai sana. Tadi aku juga mengambil
makanan dari sana, kok!" kata Kanca mengakhiri percakapan.

Tikus berjalan ke tepi sungai. Ia menaiki perahu kecil untuk menuju seberang sungai. Sebenarnya tikus tahu
kalau Manggut yang mencuri makanan. Sementara itu, di bagian sungai yang lain, Manggut cepat-cepat
menyeberangi sungai. Ia hendak memasang perangkap tikus agar tikus terperangkap.
 
 
Ketika tikus hampir mendekati seberang sungai, tikus melihat perangkap.
Tikus yakin kalau perangkap itu dipasang oleh Manggut. Tiba-tiba tikus
mendapat ide. Tikus berpura-pura tenggelam dalam sungai.
 

"Aaa... Manggut, tolong aku...!" teriak tikus. Mendengar itu Manggut


segera menolong tikus. Tikus meminta Manggut mengantarkannya ke
seberang sungai. Manggut tidak bisa berbuat apa-apa. Ia mengantarkan
tikus ke seberang sungai.

Sesampai di seberang sungai tikus meminta Manggut menemani tikus mengambil makanan. Karena Manggut
tidak hati-hati, kakinya terperangkap dalam perangkap tikus. Manggut menyesali perbuatan buruknya dan
berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Raja dan Pedang Emas

Aishah Rumaysa

Raja Husni mempunyai pedang emas. Disebut pedang emas karena bagian tajam dari pedang
itu terbuat dari emas. Pedang emas tersebut sangat ajaib. Jika seseorang menyentuh atau
tersentuh bagian emas pedang itu maka akan langsung mati.
 

Pada suatu hari Raja Husni berperang dengan Raja Hasan. Raja Husni
menyabetkan pedang emas ke tubuh Raja Hasan. Raja Hasan langsung mati
dan berarti kemenangan ada di Raja Husni.
 

Sejak saat itu Raja Husni menjadi sombong. Orang miskin diusir dari daerah kekuasaannya.
Raja Husni mengadakan pesta selama tujuh hari tujuh malam. Semua orang yang kaya
diundang pesta itu. Rakyat yang hidup tidak miskin tidak kaya dimintai pajak yang sangat
besar. Rakyat menjadi miskin dan langsung diusir.

Setelah lama berpesta Raja Husni akan tidur. Raja Husni tidur sambil memeluk pedang emas.
Akibatnya, Raja Husni meninggal. Akhirnya ia digantikan oleh anaknya yang bernama Sarto.
Raja Sarto baik hati. Rakyat yang miskin diperbolehkan masuk kembali ke
daerah kekuasaannya. Bahkan, sebagian harta peninggalan ayahnya
disumbangkan kepada orang-orang miskin
Pohon Pisang
Aishah Rumaysa

Di sebelah tenggara hutan yang bernama Praja, seluruh penghuninya sedang mengadakan
rapat. Mereka berencana membangun sebuah kerajaan. Selama ini, mereka ikut dalam
kerajaan Praja Timur. Raja Praja Timurlah yang memimpin rapat ini.

"Raja, sebelumnya saya minta maaf. Dengan hormat izinkanlah kami, penduduk Praja
Tenggara untuk berdiri sendiri membangun kerajaan," kata kelinci dengan sopan.

"Baiklah, tapi dengan syarat, kita harus tetap saling menolong," kata Reng beringin, raja Praja
Timur.

"Tapi, siapa raja kita besok? Setahuku tidak ada pohon beringin di sini," kata
Ica, pohon cemara termuda.

"Sepertinya ada 3 calon, Cra pohon cemara, Vengky pohon nangka, dan
Hangki pohon pisang," jawab Reng, sambil menutup rapat.

Setelah diadakan pemilu hutan, pemungutan suara di hutan, akhirnya


terpilihlah Hangki sebagai raja Praja Tenggara. Rakyat hidup bahagia, sebab, setiap ada
rakyat yang berbuat jahat sebanyak tiga kali pasti akan dibuang ke pulau kosong di seberang
sungai.

Suatu hari, terjadi keributan antara singa dan beruang. Mereka saling menyalahkan dan
menuduh sebagai pencuri. Singa menganggap beruang yang pencuri. Sebaliknya, beruang
menuduh singalah sang pencuri. Gajah, penjaga kerajaan melaporkan hal ini kepada Hangki
pohon pisang, sang raja. Raja meminta mereka agar menghadap dirinya.

"Begini raja, saya hendak mengadukan perbuatan beruang yang suka


mencuri barang- barang saya. Sudah dua kali ia melakukannya sehingga...,"
kata singa.

"Maaf, raja, saya pikir dia berbohong. Sebab, sudah sering saya lihat dia mencuri...," potong
beruang.

"Beruang, jangan potong pembicaraan saya. Mungkin si beruang melihat bayangannya


sendiri ketika mencuri. Saya lihat sendiri, di kegelapan malam dengan penerangan lilin," kata
singa.

Mereka terus saling menyalahkan. Hangki mendengarkan saja, sampai mereka disuruh
pulang. Saat keduanya pulang, raja meminta keterangan dari para saksi. Ternyata beruanglah
pencurinya. Tapi supaya beruang benar-benar mengaku, raja memanggil mereka keesokan
harinya.
"Beruang dan singa, sebelum aku mengumumkan siapa yang bersalah, singa harus
membantuku memindahkan kapuk ini ke tepi sungai sementara beruang memindahkan
kacang ini ke sebelah batu besar di dekat perkampungan kelinci," kata raja.

Keduanya menurut. Singa melakukannya dengan senang hati, sedangkan berung terus
menggerutu. Tahukah kalian, sebenarnya raja sudah menyelipkan cincin kerajaan di
bawahnya hingga tidak terlihat.

Setengah jam kemudian, mereka berdua hampir selesai melakukan pekerjaan. Singa
kaget melihat adanya cincin kerajaan. Ia menyerahkannya kepada raja. Sedangkan
beruang, sampai pekerjaannya selesai ia belum menyerahkan cincin itu. Bahkan
gajah melihat kalau beruang mengambilnya.

"Beruang, kau tak bisa lagi berbohong. Kau terbukti telah mencuri cincin kerajaan. Sengaja
kuletakkan cincin itu dibawah tumpukan kapuk dan kacang. Karena kau tidak
mengembalikan cincin itu, maka kau pasti pencuri. Semua saksi berkata begitu," kata raja
Hangki.

Akhirnya dengan berat hati beruang mengaku karena ia sudah tidak bisa berbohong. Karena
beruang sudah berkali-kali melakukan kesalahan, ia dibuang ke pulau seberang. Seluruh
rakyat bersorak-sorai memuji akal cerdik sang raja, sementara beruang
menyesali perbuatannya.
 

Anda mungkin juga menyukai