***
Tidak terasa aku sudah menemani Noda berkeliling Makassar.
Bahkan bukan hanya Makassar saja, waktu satu minggu yang dia
jadwalkan untuk berada di Sulawesi ini aku kacaukan dengan
mengajaknya ke berbagai tempat wisata. Aku menantangnya untuk
mengunjungi Tana Toraja, mengunjungi Malino, dan beberapa tempat
wisata lainnya yang tidak mungkin dikunjungi hanya dalam waktu
seminggu saja.
Aku dan Noda sudah bersama selama sebulan ini. Banyak tempat
yang aku kunjungi bersamanya. Sudah banyak senyuman yang tersimpan
di kamera digitalku. aku sendiri tidak tahu sudah berapa banyak fotoku
yang ada di dalam kamera digitalnya.
“Raisha-chan... .” dia tidak memanggilku dengan embel-embel san
lagi. Karena dia menilai kami sudah cukup dekat.
“... .” aku tidak menyahut tapi menanti kelanjutan kalimatnya.
Noda menggenggam tanganku. Dia tersenyum. Senyum yang
selama ini selalu aku lihat dan membuat aku jatuh hati.
“Arigatou gozaimasu. Thank’s a lot and terima kasih banyak.” Dia
mengucapkan kata terima kasih dengan tiga bahasa, dasar Noda konyol.
Yang lebih konyol karena aku berharap kalau dia akan mengatakan
sesuatu yang lebih berarti untukku.
“Doumo. Your welcome. It’s not a big deal. But you must pay it
when I go to Japan. I want Noda-chan be my guide.”
“Sure...my pleasure be guide for princess like you.” Jawabnya.
Lagi-lagi kami terdiam. Mata Noda menyiratkan masih ingin
mengatakan sesuatu. Tapi dia ragu. Dan aku juga ingin mengatakan
bahwa kebersamaan kami selama ini begitu berarti buatku. Hanya saja
aku tidak berani. Bandara Hasanuddin ini terasa sunyi, dalam keterdiaman
kami masing-masing.
Sampai akhirnya tiba saat benar-
benar aku harus berpisah dengan Noda,
tanpa mengatakan kalau aku tidak ingin dia
kembali ke negaranya. Cowok yang hanya
terpaut 2 tahun lebih tua dariku itu
memandangku. Dia menjabat tanganku.
Kemudian punggungnya pun perlaha
menjauh dan semakin menjauh sampai
akhirnya tidak terlihat sama sekali. Aku
akan merindukannya kurasa.
***
Tanpa aku sadari aku tersenyum sendiri. Aku bergumam ‘pasti aku akan
datang ke tempat pertama kali kita ketemu.’ Sekarang aku hanya menanti
dan tidak tahu harus membalas email ini seperti apa. Ternyata cintaku
tertambat pada seorang Nihonjin.
Helo, my prince.....
......................................................................................................................................