PENDAHULUAN
No slip condition : bilamana suatu fluida berhubungan langsung (direct contact) dengan
permukaan padat, maka fluida tersebut mempunyai kecepatan yang sama dengan batas
permukaan padat (solid boundary) dan tidak ada slip pada batas permukaan padat tersebut.
1
Scope dari Mekanika Fluida
Pengetahuan (knowledge) dan pemahaman (understanding) terhadap prinsip dasar dan
konsep dari mekanika fluida, diperlukan guna melakukan analisis terhadap suatu sistem
dalam mana fluida merupakan medium kerja (working medium) dari sistem tersebut.
Sistem yang menggunakan fluida sebagai medium kerja antara lain :
Kendaraan transportasi
Mesin fluida (fluid machinery)
Heating & ventilating
Sistem perpipaan (pipeline system)
Persamaan Dasar
Analisis dalam masalah mekanika fluida dengan menggunakan persamaan dasar berikut :
1. Konservasi massa
2. Hukum Newton kedua
3. Angular momentum
4. Hukum termodinamika I
5. Hukum termodinamika II
Metode Analisis
Dalam memecahkan masalah mekanika fluida, maka digunakan sistem dan volume
atur (control volume – CV).
Batas sistem
Gas dalam silinder merupakan sistem
Bila piston bergerak, maka batas sistem juga bergerak
2
Panas dan kerja dapat melewati batas sistem
Jumlah massa dalam batas sistem tetap, tidak ada perpindahan massa (mass transfer)
yang melewati batas sistem.
Dalam mekanika fluida, dijumpai masalah yang menyangkut aliran massa dari fluida
misalkan pada kompresor, turbin, aliran dalam pipa, nozzle, dan sebagainya.
Dengan demikian untuk aliran massa fluida, sulit untuk mengamati suatu massa yang tetap
dengan jumlah yang tertentu. Untuk mengatasi hal ini, maka analisis dilakukan dengan
menentukan volume atur (control volume – CV).
Control volume : didefinisikan sebagai volume sembarang dalam ruangan, memalui mana
fluida mengalir. Batas geometri dari CV disebut permukaan atur (control surface – CS).
CS dapat perupakan permukaan real atau imaginair, dapat diam atau bergerak.
Contoh : CV dalam pipa, dinding dalam dari pipa merupakan CS real, sedang
permukaan vertikal dari CS imaginair. CV disebut juga sistem terbuka.
3
Metode Deskripsi
Bilamana pada suatu permasalahan ternyata (sejumlah) massa tertentu dapat diikuti
perkembangannya, maka digunakan metode deskripsi yang mengikuti perkembangan
partikel massa tersebut. Metode deskripsi ini disebut metode deskripsi “Lagrangian”.
mg
yo
y
F
x
Persamaan dasar :
F ma
4
dv
Hingga mv k v2 - m g
dy
m v dv
dy
kv 2 mg
v
y dy
m v dv
y0
0 kv 2 mg
v
y y0 ln k v 2 m g
m
Diperoleh
2k 0
k v2 m g
Atau y y0
m
ln
2k mg
2k
k v2 m g m y y0
m g e
1
1 2k
y yo 2
v m g 1 e
m
k
Kecepatan terminal :
ay 0 → F y 0 k vt - m g
2
Maka :
1
vt m g 2
k
1
m m2 N s2 2
0,2 kg 9,81 2
s 4
2 10 N s 2
kg m
Fluida dapat dipandang terdiri dari partikel dalam jumlah yang sangat besar,
dalam mana gerakan partikel tersebut harus dinyatakan dalam rumusan tertentu. Hal
ini sangat sulit untuk dilaksanakan, oleh sebab ini deskripsi yang mengikuti
perkembangan gerak partikel tidak mungkin dilaksanakan.
Untuk merumuskan fluida yang demikian itu, maka diguanakan metode deskripsi
“Eulerian” atau deskripsi medan (field). Fluida ditentukan sifat alirannya pada suatu
5
titik tertentu dalam ruang, sebagai fungsi dari waktu. Contoh : medan kecepatan
(velocity field) :
v v x, y , z , t
Sistem Satuan
Sistem Gravitasi Inggris (British Gravitational (BG) System)
- Satuan panjang : ft (feet)
- Satuan waktu : detik (seconds)
- Satuan massa : slug
- Satuan gaya : pound (lb)
1 lb = (1slug).(1ft/s2)
- Temperatur : derajat Fahrenheit (OF) atau satuan temperatur mutlak adalah
derajat Rankine (OR). O
R = O F + 459,67
- Berat W ( merupakan gaya karena gravitasi ,g)
W = m.g
Dalam satun BG : W (lb) = m (slug). g (ft/s2), g = 32,174 ft/s2
Sistem Internasional (SI)
- Satuan panjang : m (meter)
- Satuan waktu : detik (seconds)
- Satuan massa : kg
- Satuan gaya : Newton (N)
1 N = (1 kg).(1m/s2)
6
- Temperatur : derajat Kelvin (OK) adalah satuan temperatur mutlak
O
K = O C + 273,15
gc = konstanta kesebandingan.
Untuk sistem EE, gaya 1lb didefinisikan sebagai gaya yang memberikan massa
1 lbm percepatan gravitasi standar yang besarnya diambil 32,174 ft/s2.
Sehingga :
- Berat W
Dalam sistem EE, berat dan massa dihubungkan dengan persamaan :
mg
W
gc
Karena 1 lb memberikan massa 1 lbm percepatan sebesar 32,174 ft/s 2 dan massa 1
slug percepatan sebesar 1 ft/s2, maka :
1 slug =32,174 lbm
7
- Temperatur : derajat Rankine(OR) adalah satuan temperatur mutlak
BAB 2
KONSEP FUNDAMENTAL
8
maka fluida diperlakukan sebagai substansi yang dapat dibagi secara tak terhingga atau
continuum. Dan dengan demikian kita tidak perlu mengamati dan mengukur kelakuan
dari molekul secara individual.
Dengan pengandaian (assumption) fluida sebagai continuum, maka pengamatan dan
pengukuran dapat dilakukan pada substansi – substansi kecil (bagian dari substansi
fluida), untuk menentukan sifat (property) dari fluida. Karena substansi –substansi kecil
tersebut berada pada suatu titik dalam ruang (koordinat) dan sifat (property) dari masing
– masing substansi kecil ini tergantung pada waktu, maka sifat dari fluida merupakan
fungsi dari posisi koordinat dan waktu (misalkan density, temperatur, kecepatan, dan
sebagainya).
Contoh : menentukan property fluida pada suatu titik, misalnya property tersebut adalah
density.
Suatu bagian dari fluida, akan ditentukan density pada titik C (x0, y0, z0). Density rata –
rata dalam volume V adalah :
m
V
Pengukuran pada titik – titik lainnya pada bagian fluida dapat dilakukan dengan cara
yang sama. Bila pengukuran dilakukan serentak pada banyak titik, maka diperoleh
distribusi dari density sebagai fungsi dari koordinat ruang. Dan dapat dituliskan :
x, y , z
Karena density pada suatu titik dapat berubah menurut waktu, disebabkan adanya
kerja oleh/pada fluida dan/atau adanya perpindahan panas, maka density dari fluida dapat
ditulis secara lengkap sebagai berikut :
x, y , z , t → density field
Yang merupakan property fluida/aliran fluida pada suatu titik dalam ruang sebagai fungsi
dari waktu → Eulerian/field description.
9
Sifat (property) fluida selain densitas :
c. Spesific gravity :
Merupakan perbandingan densitas suatu fluida dengan densitas air pada temperatur tertentu
d. Viskositas
Sifat fluida yang menggambarkan hubungan antara tegangan geser yang bekerja dengan
laju deformasinya.
Fx dFx
Tegangan geser yx lim
Ay 0 A y dA y
Sedang L u t
L y
10
u
maka
t y
d du
diambil limit → dt dy
Dengan demikian, bila suatu elemen fluida dikenai tegangan geser yx , maka akan
du
terdeformasi dengan kecepatan deformasi .
dy
Setiap fluida Newtonian memiliki sifat melawan (resistance) yang berlainan terhadap
deformasi karena/akibat teganagn geser yang sama. Sifat ini ditunjukkan oleh besaran
viskositas absolut/viskositas dynamic μ. Dengan demikian hukum viskositas Newton
untuk aliran satu dimensi dapat ditulis :
yx
du
yx atau du
dy
dy
M
dimana = massa jenis/density → 3 = S.G x H 2O
L
Satuan viskositas kinematik:
cm 2 m2
Metrik absolut : stoke ; SI :
sec sec
11
Untuk gas : bila temperatur meningkat maka viskositas juga meningkat
Untuk cairan : bila temperatur meningkat maka viskositas menurun
Contoh
Profil kecepatan linier dalam fluida antara dua plat paralel (infinite)
μ = 0,65 x 10-3 kg/(m.sec)
SG = 0,88
Hitung : a) dalam m2/sec
b) pada plat bawah
Jawab:
Dimisalkan :
i) distribusi kecepatan linier
ii) steady flow
iii) μ = konstan
a)
SG x H 2O
kg 1 m3
10 3 0,65 7,39 10 7 m 2 / s
m . s 0,88 1000 kg
kg m 1
b) bawah 0,65 10 3 0,3 0,650 Pa
a ms s 0,3 10 3 m
12
n = flow behaviour index
k = consistency index
bila n = 1 ; k = μ → fluida Newtonian
Persamaan di atas juga dapat ditulis :
n 1
yx du du du
k
dy dy dy
n1
du
dimana k = apparent viscosity (viskositas semu)
dy
du
Bila n < 1 → meningkat → mengecil = pseudoplastis (bubur kertas)
dy
13
Bila t meningkat → mengecil , pada tegangan geser konstan.
Contoh : cat
- Rheopatic fluid
Bila t meningkat → meningkat , pada tegangan geser konstan → rheopectic
- Visco elastic fluid : fluida yang sebagian dapat kembali ke keadaan/bentuk asli
bila tegangan geser yang bekerja padanya ditiadakan.
- Tegangan permukaan dalam satu butir tetasan zat cair dapat dihitung dengan
menggunakan diagram bebas sebagai berikut :
Gaya-gaya yang bekerja pada separuh bagian dari butiran zat cair.
14
Gaya ini harus diimbangi oleh perbedaan tekananan p antara tekanan pada bagian dalam
pi dan tekanan luar pe yang bekerja pada permukaan bundar R2, sehingga :
Atau
P1 P2 P g h
4 cos
h
gD
15
f. Kompresibilitas Fluida
P P + dP
V
V + dV
Bulk modulus ( Ev )
Menyatakan perubahan volume fluida dengan massa tertentu bila diberi tekanan.
Bulk modulus ( Ev ) didefinisikan :
dP dP
Ev dV d
V
Tanda (-) menunjukkan bahwa naiknya tekanan menyebabkan penurunan volume.
→ Liquid : incompressible E v >>
Gas : compressible E v <<
16
Kecepatan pada suatu titik pada suatu medan aliran dissebut medan kecepatan. Medan
kecepatan dapat dinytakan dalam bentuk persamaan sebagai fungsi ruang (x,y,z) dan
waktu (t) sebagai berikut :
v v x , y, z , t
Berbeda dengan medan density yang merupakan medan skalar, maka medan kecepatan
merupakan medan vektor. Vektor kecepatan v ditulis dalam bentuk :
^ ^ ^
vui v yw k
Dalam mana u, v, w merupakan fungsi dari x, y, z, dan t.
Bilamana properties dari fluida pada tiap titik tidak berubah dengan waktu, maka aliran
fluida disebut steady. Secara matematis, definisi dari steady flow adalah :
0
t
Dimana = sembarang property dari fluida
Untuk steady flow, maka :
0 → x , y, z
t
v
0 → v v x , y, z,
t
Aliran Satu, Dua, dan Tiga Dimensi
Suatu aliran diklasifikasikan sebagai satu, dua, atau tiga dimensi, tergantung pada
jumlah koordinat ruang yang diperlukan dalam menentukan “medan kecepatannya”.
Contoh :
v v x , y, z , t
adalah aliran tiga dimensi, unsteady
v v x , y, z adalah aliran tiga dimensi, steady
Meskipun kebanyakan medan dari aliran fluida adalah tiga dimensi, tetapi analisis
yang didasarkan pada dimensi yang lebih sedikit dapat juga digunakan.
Contoh : Aliran steady melalui pipa lurus panjang dengan penampang konstan. Pada
lokasi cukup jauh dari lubang masuk, distribusi kecepatan fluida dapat dituliskan
sebagai:
r 2
u u max 1
R
17
Dalam hal ini, medan kecepatan hanya merupakan fungsi dari r saja : u u r dan aliran
merupakan aliran satu dimensi.
Dalam aliran uniform, maka kecepatan adalah konstan pada setiap penampang yang tegak
lurus arah aliran. Dengan demikian, medan kecepatan hanyalah merupakan fungsi dari x :
v v x → aliran uniform pada suatu penampang
18
Timelines : merupakan garis /lintasan yang dibentuk oleh sejumlah partikel pada saat
yang sama
Contoh : fluida yang dikenai gaya geser konstan, fluida mengalami deformasi
kontinu
→ yang dapat ditunjukkan oleh timelines
F
t1 t2 t3
t0 timelines
pada saat t0,
t1, t2, t3
pathline
Aliran fluida s
streaklines
Aliran fluida es
Titik tetap
19
Arah aliran
streamlines
(tidak berpotongan)
Pada aliran steady, kecepatan partikel pada tiap titik dalam medan aliran (flow
field) tidak berubah menurut waktu (arah maupun besarnya), dan vektor kecepatan
hanya merupakan fungsi dari koordinat ruang
v v x , y, z
Contoh soal 2.1 Streamlines dan pathlines dari aliran dua dimensi
^ ^
Suatu medan kecepatan diberikan dalam persamaan v a x i a y j dimana kecepatan
Jawab :
^ ^
Medan kecepatan -1
v a x i a y j , x dan y dalam meter, a = 0,1 s .
a) Persamaan streamlines melalui titik (x0, y0, 0) = (2, 8, 0)
20
^ ^
Persamaan umum medan kecepatan v u i v j
Streamlines adalah garis yang digambar dalam medan aliran, sedemikian yang pada saat
tertentu menyinggung arah aliran pada tiap titik. Dengan demikian :
dy v ay y
dx streamlines u ax x
dy y dy dx
atau →
dx x y x
dy dx
diintegralkan
y x
→ ln y ln x c
atau xy =c
Bila streamlines melalui titik (x0, y0, 0) = (2, 8, 0), maka 2x8=c→ c = 16
Dan persamaan streamlines tersebut adalah xy = 16
0,1 sec 1 2 i 8 j
dy dy
Dari ay → a dt
dt y
21
y t
dy y
a dt → ln a t (2)
y0 y 0 y0
untuk t = 20 sec
x = 2 m e 0,1 x 20 = 14,8 m
x = 8 m e -0,1 x 20 = 1,08 m
Dengan demikian, kedudukan partikel pada t = 20 sec adalah (14,8 , 1,08, 0)
^ ^
0,1 14,8 i 1,08 j
m/sec
^ ^
1,48 i 0,108 j
e) Persamaan pathlines
Kedudukan/posisi partikel tiap saat
x x 0 e at ; y y 0 e at
x y0
e at x e at
0 y
22
Surface Force (Gaya Permukaan)
Segala gaya yang bekerja pada perbatasan (boundary) dari suatu media melalui kontak
fisik secara langsung.
Contoh : gaya tekan, gaya gesek
Fn
n lim
An0 A
n
Ft
n lim
An 0 A
n
23
Fx
xx lim → tegangan pada bidang x dalam arah x
Ax0 A
x
Fy
xy lim → tegangan pada bidang x dalam arah y
Ax 0 A x
Fz
xz lim → tegangan pada bidang x dalam arah z
Ax0 A
x
T
yx yy yz
zx zy zz
Continuum
Fluid Mechanics
Inviscid Viscous
μ=0
Laminar Turbulent
24
Aliran viscous : aliran dimana viskositas fluida menyebabkan timbulnya tegangan
du
geser yx .
dy
Boundary layer : adalah lapisan tipis dimana terdapat tegangan geser yx . Di luar BL,
maka tegangan geser yx = 0 dan merupakan aliran inviscid.
No slip condition : pada dinding padat (flat plate)
A = titik stagnasi
B = titik dimana kecepatan maksimum ; tekanan minimum
D = titik separasi, kecepatan minimum ; tekanan maksimum
25
Pada viscous flow :
Pada region antara A – B karena tekanan berkurang secara kontinyu dari A → B, maka
elemen fluida dalam boundary layer mengalami “gaya tekan” (net pressure force)
searah aliran. Gaya tekan ini > tekanan gaya gesek → elemen fluida tetap bergerak
dalam arah aliran.
Wake : region bertekanan rendah yang terjadi karena terpisahnya boundary layer. →
terjadi ketidakseimbangan gaya dalam arah aliran → timbul “pressure drag”.
Ukuran wake meningkat → pressure drag/gaya hambat drag FD meningkat
Ukuran wake mengecil → pressure drag/gaya hambat drag FD mengecil
26
2.7.2 Aliran Laminar dan Turbulen
Aliran laminar : struktur aliran berkarakteristik gerakan halus dan merata (smooth),
dalam lapisan – lapisan atau laminar. → tidak ada pencampuran
makroskopik antara lapisan fluida.
Aliran turbulen : struktur aliran berkarkteristik gerak tak beraturan (random) dalam
tiga dimensi dari partikel – partikel fluida.
27
Aliran internal : aliran dimana fluida yang mengalir seluruhnya dilingkupi oleh
permukaan padat (solid surface) misal : aliran dalam pipa.
Aliran external : aliran dimana fluida mengalir melingkupi benda padat, contoh :
Untuk aliran incompressible melalui pipa, untuk menentukan apakah alirannya laminar
atau turbulen digunakan angka/bilangan Reynold (Re) → tanpa dimensi.
vL
Re
v
ρ D
μ
28