Anda di halaman 1dari 6

Keamanan Jaringan yang Terhubung

dengan Jejaring Sosial

Definisi situs jejaring sosial adalah “layanan berbasis web yang mengizinkan

individu untuk:

1. Mengkonstruksi profil publik/semi-publik di dalam sistem terikat,

2. Menghubungkan sekelompok pengguna yang saling berbagi koneksi, dan

3. “melintasi” koneksi-koneksi ini dan lainnya dalam sebuah sistem. Jenis dan

tatacara koneksi ini mungkin beragam satu sama lain.“

Media jejaring sosial sendiri termasuk kategori media baru (new media).

Media baru, secara umum mengacu pada panggunaan teknologi Internet, terutama

pengunaan publik seperti berita online, iklan, penyiaran, aplikasi broadcasting

(misalnya mengunduh musik), forum dan aktivitas diskusi, world wide web (www),

pencarian informasi, dan potensi pembentukan komunitas tertentu. Lebih lanjut lagi,

McQuail, menyatakan bahwa karakteristik media baru menembus keterbatasan

model media cetak dan penyiaran dengan:

1. Kemampuan many-to-many conversations

2. Kemampuan penerimaan, perubahan dan re- distribusi obyek cultural,

3. Dislokasi tindakan komunikatif

4. Menyediakan kontak global secara instan, dan

5. Memasukkan subyek modern ke dalam seperangkat mesin berjaringan.


Situs jejaring sosial memiliki beragam fitur teknis, namun pada umumnya

mereka memuat dan memperlihatkan profil penggunanya serta daftar teman yang

juga merupakan pengguna dalam sistem tersebut.

Penggunaan Media Jejaring Sosial

Dalam penelitian ini, salah satu pendekatan yang digunakan dalam melihat

penggunaan media adalah jejaring sosial adalah pendekatan berbasis Uses and

Gratification yang telah diadaptasi untuk penggunaan media internet.

Beberapa konsep awal dari pendekatan ini adalah apa yang dikemukakan oleh

Blumler (1979) dalam mengidentifikasi makna konsep “aktivitas” dalam konsep uses

and gratifications dapat dilihat dari sejumlah faktor, yaitu:

1. Utility (kegunaan),

2. Intentionality (motivasi/tujuan penggunaan,

3. Selectivity (pemilihan dan minat),

4. Imperviousness to influence (penolakan terhadap pengaruh.

McQuail, Blumler dan Brown (1972) mengemukakan bahwa beberapa

kategori “uses of the media” adalah:

1. Sexual arousal (membangkitkan seks),

2. Emotional release (pelepasan emosi),

3. Filling time (pengisi waktu),

4. Getting intrinsic culture/aesthetic enjoyment (menikmati budaya),


5. Relaxing (relaksasi),

6. Escaping from problems (pelepasan diri dari masalah) dan

7. Having a substitute for real-life companinionship (pengganti/substitusi

pertemanan di dunia nyata)

Papacharissi dan Rubin (2000) mengidentifikasi 5 (lima) motif dalam

penggunaan Internet, yaitu:

1. Kegunaan interpersonal,

2. Mengisi waktu luang,

3. Pencarian informasi,

4. Kemudahan/kenyamanan, dan

5. Hiburan

Facebook

Facebook merupakan aplikasi jejaring sosial online yang membuat

penggunanya dapat menampilkan diri mereka dalam profil online, menambah “teman”

yang dapat mem-posting komentar serta saling melihat profil satu sama lain.

Di Facebook, tingkat visibilitas untuk melihat profil pengguna lainnya cukup

tinggi. Para pengguna yang merupakan bagian dari jaringan yang sama dapat bebas

melihat profil satu sama lain, kecuali jika si pemilik profil memutuskan untuk

menutup profil mereka, membatasi hanya dapat dilihat oleh lingkaran teman
terdekat saja. Media jejaring sosial membebaskan penggunanya untuk membentuk

komunitas dalam berbagi kesamaan minat, berbagi lokasi geografis.

Pengukuran mengenai penggunaan Internet yang diadaptasi dari LaRose, Lai,

Lange, Love, dan Wu (2005) dalam Ellison, Steinfeld & Lampe (2007) yang

diaplikasikan dalam penelitian ini diantaranya meliputi:

1. Intensitas penggunaan, seperti durasi/frekuensi, jumlah waktu yang dihabiskan

serta berapa jumlah teman yang dimiliki,

2. Alasan/motivasi penggunaan (mis. apakah untuk bertemu orang baru, atau

memperkuat hubungan), serta

3. Preferensi dan fungsi dari situs jejaring sosial tersebut.

Kesadaran Terhadap Keamanan Diri Dalam

Menggunakan Situs Jejaring Sosial

Namun dari kasus-kasus yang terjadi di Indonesia mengungkapkan bahwa

sebagian kasus seperti penculikan dan pelecehan seksual terjadi karena pengguna

berkenalan dan bertemu dengan orang yang baru dikenal (stranger) . Temuan dari

riset sebelumnya mungkin dapat menjelaskan hal ini, bahwa ternyata hubunganonline

yang dibangun cenderung mengarah ke pertemuan offline (pertemuan tatap muka di

dunia nyata

Sebagian riset akademik yang telah dilakukan mengenai Facebook

memfkuskan pada bagaimana pengguna menampilkan identitas diri dan terkait dengan

isu privasi. Melihat banyaknya jumlah informasi yang ditampilkan oleh pengguna

Facebook, kecenderungan terbukanya informasi yang mereka tampilkan serta

kurangnya kontrol pengguna akan privasi, Gross and Acquisti (2005) dalam (Ellison,
Steinfeld & Lampe, 2007) mengemukakan bahwa kemungkinan besar pengguna

mempertaruhkan keamanan diri mereka di dunia nyata (offline) (mis.

dibuntuti/stalking) sekaligus di dunia maya (online) (mis. pencurian identitas).

Selaincybers talking, dampak lainnya dari bahaya penggunaan internet,

termasuk situs jejaring sosial adalah ancaman eksploitasi dan pelecehan seksual

terhadap kaum perempuan (cybersexploitation), ancaman terhadap anak-anak untuk

menjadi target kaum penyimpangan seksual (cyberpaedophilia) serta pengungkapan

rasa kebencian terhadap suatu isu atau fenomena tertentu (cyberhate).

Pada umumnya, pengguna situs jejaring sosial tidak menyadari akan bahaya

yang tersembunyi di balik karakteristik anonimitas ini. Menurut penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya (Acquisti and Gross, 2006, Lampe, Ellison, and Steinfield,

2007, Stutzman, 2006) menunjukkan bahwa para pengguna Facebook membuka

lebar informasi tentang diri mereka, dan tidak sadar dengan opsi privasi mengenai

siapa yang dapat menyaksikan profil mereka.

Dalam penelitian ini, yang akan dilihat adalah kesadaran (awareness) akan

keamanan diri yang terkait dengan privacy concern (data-data pribadi) terhadap

dampak penggunaan situs jejaring sosial seperti yang terkait dalam kasus-kasus yang

terjadi di Indonesia, seperti : cyberstalking, cybersexploitations erta

cyberpaedophilia.
1. Akses dan cara
penggunaan
Kerangka Pemikiran
2. Pengunaan untuk
pemenuhan kebutuhan

Kesadaran Akan 3. Pemahaman mengenai


Keamanan Diri Dalam privasi
Penggunaan Situs
Jejaring Sosial 4.Sel f - di scl osure dalam
Facebook berbagi informasi pribadi
(information revelation)

5. Kesediaan menjalin
pertemanan

Anda mungkin juga menyukai