Jenis Serealia dan olahannya Daging dan olahannya Kacang-kacangan dan olahannya Ikan dan olahannya Umbi-umbian dan olahannya Telur dan olahannya Sayur dan olahannya Susu dan olahannya Buah dan olahannya Rempah dan olahannya Bahan penyegar dan olahannya Minyak dan olahannya Sifat Kadar lemak Tak jenuh > Jenuh > Protein <, asam amino pembatas >, asam amino lengkap Daya absorbs rendah karena banyak Daya absorbs tinggi penghambat Ex : goitrogen (singkong), serat, the (tanin), as fitat, as oksalat kolesterol Tidak ada Ada Energy Lebih rendah Lebih rendah (lemak) Karbohidrat Tinggi Rendah Vit A Inaktif (pro vit A), banyak pada buah Aktif (retinol) berwarna cerah Serat Banyak Tidak ada
Penyimpanan bahan makanan yang baik :
Daging Persendian daging (sapi, kambing) yang telah dibersihkan ditempatkan dalam wadah polyethene, lalu dibungkus lagi dengan cling film. Pastikan udara tidak dapat masuk dan air tidak dapat menguap keluar. Bungkus harus benar-benar kuat sehingga tidak robek selama penyimpanan, kemudian masukkan dalam freezer. Persendian sapi dapat bertahan selama 8 bulan, sedangkan persendian kambing dapat bertahan selama 6 bulan. Telur 1. Sebaiknya simpan telur di dalam kulkas. Daya simpan telur di suhu ruang adalah 8 hari, sedangkan di dalam kulkas bisa bertahan hingga tiga minggu. 2. Jauhkan telur dari bahan pangan berbau tajam seperti ikan, durian, dan terasi. 3. Simpan telur di dalam rak dan balikkan setiap dua hari sekali untuk menjaga kualitas telur. Susu kental manis Susu kental manis relatif lebih awet dari pada susu cair karena kandungan gulanya lebih tinggi. Susu kental manis yang masih tersegel dapat disimpan pada suhu ruang. Namun jika sudah terbuka, lebih baik menyimpannya dalam kulkas. Selain untuk menghindari semut, penyimpanan dalam kulkas dapat mencegah pertumbuhan jamur pada susu. Membekukan makanan Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum Anda membekukan makanan di dalam freezer. Potong-potong bahan makanan berukuran besar (misalnya daging) menjadi potongan kecil sekali pakai. Lalu bungkus bahan tersebut. Usahakan agar tidak ada udara yang tersisa di dalam pembungkus. Jika yang akan dibekukan adalah makanan jadi maka dinginkan terlebih dahulu makanan tersebut sebelum dibekukan. Beri label pada masing-masing bahan yang terdiri dari nama bahan dan tanggal penyimpanan.
BAHAN TAMBAHAN PANGAN
Pengertian PP No 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan pada Bab 1 pasal 1 menyebutkan, Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk memengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk makanan. FAO di dalam Furia (1980), Bahan Tambahan Pangan adalah senyawa yang sengaja ditambahkan dalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan, dan atau penyimpanan. Fungsinya adalah memperbarui warna, bentuk, cita rasa dan tekstur, serta memperpanjang masa simpan dan bukan merupakan bahan utama. Fungsi BTP Berdasarkan Peraturan Menkes RI No 233/MEN.KES/PER/VI/1979, tanggal 19 Juni 1979 fungsi BTP adalah : 1. Antioksidan 2. Antikempal 3. Pengasam, pengental dan pendapar 4. Enzim 5. Pemanis buatan 6. Pemutih dan pematang 7. Penambah gizi 8. Pengawet 9. Pengemulsi, pemantap dan pengental 10. Pengeras 11. Pewarna alami dan sintetik 12. Penyedap rasa dan aroma 13. Seskuestran 14. Bahan tambahan lain Bahan Tambahan Pangan sebagai campuran makanan 1. Bahan Campuran Normal Bahan campuran normal adalah bahan yang dapat dikonsumsi langsung tanpa dicampur bahan lain. Ex: nanas campuran es buah, stroberi, alpukat, durian, dll. 2. Bahan Pembantu Pengolahan Terdiri atas komponen-komponen bahan penolong dalam proses pembuatan bahan makanan, yang tidak memengaruhi warna, aroma maupun penampilan bahan olahan. Ex: es batu dalam proses pembuatan bakso, garam dalam pembuatan es puter. 3. Kontaminan Bahan yang tidak sengaja terbawa atau tercampur dalam proses pengolahan. Ex: bahan kimia pada bungkus makanan yang kontak dengan makanan, mikroorganisme yang mencemari bahan pangan akibat kurang memperhatikan sanitasi dalan proses produksi dsb. Bahan campuran lain selain ketiga diatas adalah zat aditif. Jadi pada dasarnya bahan tambahan pangan adalah bahan yang : Tidak dapat dikonsumsi sebagai makanan dan merupakancampuran (ingredient) makanan Punya/tidak nilai gizi Sengaja ditambahkan ke makanan untuk mendukung proses pembuatan, pengolahan, penyimpanan dan atau pengangkutan makanan, misalnya untuk menghasilkan suatu komponen yang memengaruhi sifat makanan tersebut secara langsung atau tidak. Tidak mencakup cemaran/bahan yang ditambahkan dengan tujuan untuk mempertahankan/meningkatkan nilai gizi. Ex: vit C dianggap sebagai bahan tambahan pangan jika tidak ditujukan untuk memperbaiki gizi tapi untuk antioksidan. Dimaksudkan untuk mencapai masing-masing tujuan penggunaan dalam pengolahan. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah/tidak memenuhi syarat. Tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk makanan. Tidak duginakan untuk menyembunyikan kerusakan makanan. Tujuan penambahan BTP secara umum Meningkatkan nilai gizi makanan Memperbaiki nilai estetika dan sensasi makanan Memperpanjang umur simpan (shelf life) makanan Namun, penggunaan BTP sering berakibat buruk terhadap kesehatan, disebabkan : Penggunaan bahan yang sebenarnya bukan untuk pangan karena alasan ekonomi. Ex: penggunaan pewarna tekstil karena lebih murah dari pewarna makanan. Kurangnya sosialisasi mengenai dosis, manfaat serta bahaya penggunaan BTP yang salah. Dampak yang ditimbulkan memang tidak langsung dirasakan, tetapi baru terasa setelah terakumulasi dalam tubuh. Faktor yang harus diperhatikan dalam penggunaan BTP Pertimbangkan jenis produk yang akan dihasilkan dan pengaruh BTP terhadap mutu produk. Pilih BTP yang memiliki fungsi yang diharapkan. Pilih BTP yang sudah direkomendasikan oleh pemerintah (Menkes). Pilih BTP yang bisa menjamin keamanan produk, hal ini sebagai salah satu syarat pendaftaran produk ke Menkes untuk mendapatkan nomor MD. Pilih BTP yang harganya terjangkau karena harga BTM akan ikut menentukan harga produk yang akan dihasilkan. Tips Berbelanja yang Baik Sebelum Berbelanja Mulailah dengan perencanaan yang baik sebelum berbelanja. Buatlah daftar produk pangan yang akan dibeli. Hal ini akan mempermudah dan mempercepat waktu belanja anda. Perhatikan kondisi tempat berbelanja. Belanjalah di toko/supermarket yang dapat dipercaya, yaitu: o Yang menjual pangan dengan mutu yang baik. Utamakan mutu pangan yang dibeli. Jangan tergiur oleh harga murah. o Yang menangani pangan dengan baik sehingga memenuhi persyaratan keamanan pangan. Jangan membeli produk pangan dalam jumlah terlalu besar, hanya karena sedang ada potongan harga. Belilah hanya dalam jumlah yang akan dikonsumsi dalam beberapa hari kedepan untuk memperoleh mutu dan keamanan pangan yang maksimal. Pada Saat Berbelanja Mulailah dengan membeli produk pangan kaleng, kemasan dan produk kering, baru dilanjutkan dengan pangan dingin, beku dan siap saji. Urutan berbelanja yang disarankan adalah sebagai berikut: produk pangan kaleng, botol atau kemasan lainnya; pangan kering (beras, mie instan, kerupuk, tepung dan sebagainya); produk bakery; buah dan sayur; susu dan produk olahannya; daging segar (termasuk daging ayam); pangan dingin dan pangan beku; pangan yang telah dimasak atau pangan siap saji (panas) Perhatikan kondisi bahan atau produk pangan yang anda beli. Jangan membeli produk yang cacat, rusak atau kadaluwarsa. Perhatikan cara membawa pangan yang akan dibeli: o Jangan menumpuk barang belanjaan anda, karena berpotensi untuk menyebabkan kontaminasi silang. Tempatkan bahan pangan hewani mentah, bahan pangan nabati mentah, produk pangan olahan, pangan siap saji dan produk non pangan secara terpisah didalam keranjang belanja juga didalam kantong belanja anda. Untuk Kepentingan Konsumen Lain Beberapa hal berikut perlu anda perhatikan selama berbelanja: Jika anda tidak jadi membeli pangan dingin atau pangan beku yang terlanjur telah anda ambil, maka letakkan kembali produk tersebut ditempatnya semula. Jangan meninggalkan produk tersebut di suhu ruang, karena akan menurunkan mutu dan keamanan produk tersebut. Jangan membuka kemasan (botol, gelas jar dan sebagainya) pangan untuk membaui atau mencicipi rasa produk. Produk yang kemasannya sudah dibuka akan mudah terkontaminasi oleh bakteri. Jika anda akan mengambil produk yang disimpan dilemari pendingin, jangan membuka pintu lemari pendingin terlalu lama karena akan meningkatkan suhu penyimpanan didalam lemari es tersebut. Putuskan produk apa yang akan anda ambil sebelum anda membuka lemari pendingin, ambillah produk yang anda butuhkan dan segera tutup kembali lemari pendingin tersebut. Jangan memijit atau menekan buah dengan kuku atau jari anda untuk mengetes kesegaran bahan pangan mentah. Perlakuan ini akan merusak bahan pangan dan mempermu-dah masuknya bakteri kedalam bahan. Setelah Berbelanja Jika anda membeli pangan yang bersifat mudah rusak (contohnya daging segar, susu, pangan siap saji, dan sebagainya) termasuk pangan yang disimpan dingin atau beku, segeralah pulang begitu anda selesai berbelanja agar pangan tidak terpapar dengan suhu ruang untuk jangka waktu yang lama. Jika anda karena sesuatu hal tidak bisa langsung pulang seusai berbelanja, maka akan sangat baik jika anda menggunakan wadah berpendingin (cooler bag atau ice box) yang diisi dengan es untuk membawa pangan dingin, beku atau pangan lainnya yang bersifat mudah rusak. Jangan meletakkan pangan yang anda beli terutama pangan dingin dan pangan beku langsung di lantai kendaraan karena panas dari kendaraan akan mempercepat kerusakan pangan. Sumber : http://ilmupangan.blogspot.com/2010/02/tips-berbelanja.html (diakses pada tanggal 8 Februari 2011, pukul 11.26) http://www.klipingku.com/2009/10/tips-membekukan-makanan/ (diakses pada tanggal 8 Februari 2011, pukul 11.28)
http://www.klipingku.com/2009/10/tips-menyimpan-susu-kental-manis/ (diakses pada tanggal 8
Februari 2011, pukul 11.29)
http://www.klipingku.com/2009/10/tips-pintar-menyimpan-daging/ (diakses pada tanggal 8 Februari
2011, pukul 11.29)
http://www.klipingku.com/2010/10/cara-mudah-menyimpan-telur/ (diakses pada tanggal 8 Februari
2011, pukul 11.28)
Saparinto, Cahyo dan Diana Hidayati.2004.Bahan Tambahan Pangan.Yogyakarta:Penerbit Kanisius