Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizka Auliya

NIM : 6450408117

Proses Pembuatan Korek Api Tahap Pewarnaan Kotak Korek Api

1. Assesment
Pada tahap pewarnaan kotak korek api terdapat proses kerja antara lain : menyediakan
cat/tinta yang ada di wadah timba-timba, membuka tutup cat dan mengaduk cat/tinta
tersebut, lalu memberi dan mengoleskan cat/tinta dengan alat berupa sendok seng pada
mesin pencetak kotak korek api agar timbul warna saat kotak korek api dicetak.
Cat/tinta yang digunakan dalam pewarnaan kotak korek api mengandung bahan-bahan
kimia antara lain : benzen, karbon tetraklorida, resin, alkohol dan lain-lain. Serta kondisi
yang dapat terjadi saat mesin mencetak korek api bekerja maka akan terjadi kebisingan
dari suara mesin tersebut.

2. Recognition
Setelah diketahui proses kerja pada tahap pewarnaan kotak korek api, maka dapat
diidentifikasi penyakit-penyakit apa saja yang dapat timbul akibat proses-proses kerja
tersebut. Penyakit-penyakit tersebut antara lain :
1. Asma
Asma dapat terjadi karena disebabkan oleh inhalasi agen-agen sensitasi atau iritan
yaitu resin dan zat pewarna reaktif yang terdapat dalam lingkungan kerja.
2. Depresi sistem saraf pusat
Dapat terjadi akibat proses inhalasi dan absorpsi.
Absorpsi karbon tetraklorida melalui kulit sangat kecil namun apabila kontak dengan
kulit terjadi berulang-ulang maka dapat menimbulkan resiko.
3. Kerusakan berat pada hati dan ginjal
Terjadi akibat proses inhalasi karbon tetraklorida.
4. Iritasi ringan pada mata dan membran mukosa saluran napas
Dapat terjadi karena benzen masuk ke dalam tubuh dalam bentuk uap melalui
inhalasi. Kadar uap benzen yang tinggi menyebabkan efek narkotik, iritasi mata
ringan dan membran mukosa.
5. Iritasi kulit
Dapat terjadi karena alkohol masuk ke dalam tubuh baik secara inhalasi atau absorpsi
transkutan.
6. Gangguan pendengaran telinga dalam dan kehilangan pendengaran pada frekuensi
4.000 Hz.
Paparan bunyi yang keras dan dalam rentang pendengaran yang lama menyebabkan
lesi-lesi ireversibel pada koklea.

3. Evaluation
Berdasarkan identifikasi penyakit akibat kerja yang telah dipaparkan maka tindakan
yang harus dilakukan bila terjadi penyakit-penyakit akibat kerja tersebut adalah :
1. Jika pekerja telah diketahui menderita asma akibat kerja hendaknya dijauhkan dari
pekerjaan dengan paparan resin.
2. Jika terjadi depresi sistem saraf pusat sebaiknya dilakukan terapi simtomatis.
3. Jika terjadi kerusakan berat pada hati dan ginjal maka perlu dilakukan dialisis.
4. Jika terjadi iritasi pada mata maka segera jauhkan pekerja dari paparan, irigasi mata
dengan air.
5. Jika terjadi iritasi pada kulit maka segera jauhkan pekerja dari paparan, dilakukan
perawatan intensif, koreksi asidosis.
6. Jika terjadi gangguan pendengaran segera pindahkan pekerja dari pekerjaan yang
bising untuk mencegah gangguan lebih lanjut.

4. Controlling
Berdasarkan identifikasi penyakit akibat kerja yang telah dipaparkan maka
pengendalian yang dapat dilakukan adalah :
1. Melakukan rotasi kerja dan menggunakan alat-alat pelindung diri terhadap
adsorbsi pernapasan dan kulit.
2. Menyediakan ventilasi di tempat kerja.
3. Mengawasi higiene umum di tempat kerja.
4. Pada masalah kebisingan dapat dikendalikan dengan mengurangi tingkat
bunyi, misal dengan cara meredam bunyi, menggunakan panel pantulan, dan
pelindung kepala, atau dengan merancang mesin-mesin yang kurang bising.
5. Memberikan pendidikan pada para pekerja agar dapat bekerja sama dalam
mengurangi resiko penyakit akibat kerja.

Anda mungkin juga menyukai