Anda di halaman 1dari 6

Ari Hendriayana

arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

I. TUJUAN
Setelah menyelesaikan eksperimen ini mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan reaksi esterifikasi yang terjadi pada senyawa
asam salisilat.
2. Terampil dalam cara kerja pembuatan dan pemurnian aspirin
dari asam salisilat.
3. Terampil dalam cara kerja dan teknik-teknik kristalisasi zat
organik.
II. LANDASAN TEORI
Awalnya terinspirasi oleh sakit artritis yang diderita ayahnya, Hoffmann,
seorang berkebangsaan Jerman mensintesis suatu senyawa bernama asam asetil
salisilat (aspirin). Dengan senyawa ini Hoffmann dapat mengobati ayahnya tanpa
mengakibatkan iritasi perut yang parah seperti efek samping obat artritis pada masa
itu. Itulah salah satu fungsi aspirin yang dicobakan pada praktikum ini. Fungsi aspirin
lainnya adalah sebagai pereda demam dan meringankan reumatik.
Aspirin dibuat dengan mereaksikan asam salisilat dengan anhidrida asam
asetat menggunakan katalis H2SO4 pekat sebagai zat penghidrasi. Asam salisilat
adalah asam bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya
asam salisilat ini dapat mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Dengan anhidrida
asam asetat akan menghasilkan aspirin, sedangkan dengan metanol ekses akan
menghasilkan metil salisilat.

Aspirin yang terjadi dapat bereaksi dengan NaHCO3 membentuk garam


natrium yang larut dalam air, sedangkan hasil samping berupa polimer tidak larut
dalam bikarbonat. Perbedaan sifat ini digunakan untuk pemurnian aspirin.
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

Kita bisa menggunakan besi(III)klorida untuk menguji kemurnian aspirin.


Besi(III)klorida bereaksi dengan gugus fenol membentuk kompleks ungu. Asam
salisilat (murni) akan berubah menjadi ungu jika FeCl3 ditambahkan, karena asam
salisilat adalah fenol. Jika tidak ada gugus fenol warna larutan tak berubah (kuning).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat : Erlenmeyer 250 cc 2 buah, gelas ukur 20 cc dan 100 , termometer 100°C,
corong hisap lengkap, penangas air, pipet tetes, pengaduk dan benzena untuk
rekristalisasi.
Bahan : Asam salisilat 1 gram, anhidrida asam asetat 2,5 ml,asam sulfat pekat 3 tetes
dan akuades.
IV. CARA KERJA
A. PEMBUATAN

B. PEMURNIAN
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

C. REKRISTALISASI

V. DATA PENGAMATAN
Percobaan. Pengamatan
A. PEMBUATAN
1 g as salisilat + 2,5 ml as cuka anhidrida Larutan putih keruh
+ 2,5 ml H2SO4 goyangkan Kuning kotor
panaskan ± 10 mnt (50-60°C) sambil diaduk Endapan putih
dinginkan (sewaktu-waktu diaduk) (sedikit larutan
+ 75 ml akuades larut sebagian
aduk larut
saring dengan saringan hisap filtrat jernih
B. PEMURNIAN
aspirin tak murni + NaHCO3 jenuh terbentuk gelembung gas
aduk sampai reaksi sempurna larut (jernih)
saring dengan saringan hisap ….(filtrat) filtrat
1,75 ml HCl pekat + 5 ml air larutan jernih
+ filtrat (aduk) endapan putih
dinginkan dengan es kristal (sedikit larutan)
saring dengan Buchner kristal murni
cuci kristal dengan air es dingin kristal lebih murni
taruh di gelas arloji kristal kering
C. REKRISTALISASI
larutkan kristal dalam benzena larut
panaskan dengan penangas larut (jernih)
saring filtrat
keringkan di oven terbentuk kristal murni = 0,06 g

VI. PERHITUNGAN
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

Dalam percobaan digunakan asam salisilat sebanyak 1 g, sehingga mol asam salisilat
1
dapat dihitung, yaitu = 0,007 mol. Reaksinya adalah sbb :
138

A
Aspirin yang dihasilkan dapat dihitung secara teoritis yaitu mol aspirin dikalikan
dengan Mr-nya. Mol aspirin = mol asam salisilat = 0,007 mol. Gram aspirin secara
teoritis adalah 0,007 x 180 = 1,26 gram. Dari percobaan dihasilkan aspirin sebanyak
0,06 g, maka rendemennya :
Massa hasil percobaan x 100% = 0,06 = 4,8%
Massa teoritis 1,26

VII. PEMBAHASAN
Pada pembuatan aspirin aspirin ini mula-mula dicampurkan 1 g asam
salisilat dengan anhidrida asam asetat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi
yang merupakan prinsip dari pembuatan aspirin. Reaksi esterifikasi tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.

E
ster dapat terbentuk salah satunya dengan cara mereaksikan alkohol dengan anhidrida
asam. Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol karena mempunyai gugus
–OH, sedangkan anhidrida asam asetat tentu saja sebagai anhidrida asam. Ester yang
terbentuk adalah asam asetil salisilat (aspirin). Gugus asetil (CH3CO-) berasal dari
anhidrida asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal dari asam salisilat (pada
gambar di atas gugus R ada di dalam kotak). Hasil samping reaksi ini adalah asam
asetat.
Langkah selanjutnya adalah penambahan asam sulfat pekat yang berfungsi
sebgai zat penghidrasi. Telah disebutkan di atas bahwa hasil samping dari reaksi asam
salisilat dan anhidrida asam asetat adalah asam asetat. Hasil samping ini akan
terhidrasi membentuk anhidrida asam asetat. Anhidrida asam asetat akan kembali
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

bereaksi dengan asam salisilat membentuk aspirin dan tentu saja dengan hasil
samping berupa asam asetat. Jadi, dapat dikatakan reaksi akan berhenti setelah asam
salisilat habis karena adanya asam sulfat pekat ini.
Tetapi harus diperhatikan bahwa sebelum dipanaskan, reaksi tidak benar-
benar terjadi. Reaksi baru akan berlangsung dengan baik pada suhu 50-60°C. Juga
pada percobaan ini baru terbentuk endapn putih (aspirin) setelah dipanaskan.
Kemudian endapan tersebut dilarutkan dalam air dan disaring untuk memisahkan
aspirin dari pengotornya. Tetapi tentu saja dengan penyaringan ini aspirin yang
dihasilkan belum benar-benar murni.
Untuk pemurnianya, aspirin tak murni kemudian ditambahi larutan
NaHCO3. Reaksinya adlah sebagai berikut :

Aspirin akan larut, sedangkan hasil sampingnya tidak larut, sehingga ketika
disaring akan didapatkan filtrat aspirin murni berbentuk larutan jernih. Larutnya
aspirin ini juga diikuti oleh timbulnya gelembung gas CO2, membuktikan adanya hasil
reaksi aspirin dengan NaHCO3. setelah itu filtrat diaduk dan terbentuk endapan putih.
Lalu didinginkan dengan air es membentuk kristal. Kristal akan lebih murni setelah
dicuci dengan air es. Selanjutnya kristal dikeringkan dengan cara ditaruh di gelas
arloji dan didapatkanlah kristal kering.
Langkah terakhir pada percobaan ini adalah rekristalisasi. Kristal yang
kering tadi dilarutkan dalam benzena panas, alu dipanaskan. Benzena digunakan
sebagai pelarut karena benzena merupakan pelarut yang baik untuk zat organik. Air
tidak bisa digunakan untuk rekristalisasi ini karena air adalah pelarut polar dan aspirin
adalah senyawa nonpolar. Setelah itu larutan tadi disaring panas-panas dan filtratnya
diambil untuk dikeringkan di oven. Kristal ini merupakan kristal yang benar-benar
murni.
Hasil percobaan ini diperoleh aspirin sebanyak 0,06 gram. Hasil ini sangat
sedikit karena menurut perhitungan, rendemennya hanya 4,8%. Berkaitan dengan
hasil yang minim ini ada beberapa hal yang perlu dibahas disini, yaitu :
1. Benzena yang digunakan untuk rekristalisasi suhunya kurang
panas, tetapi hangat.
2. Ketika dilakukan pengeringan di oven, tidak diberi tanda
kelompok (hanya diingat tempatnya) sehingga ada (sangat sedikit sekali)
kemungkinan kristal diambil kelompok lain.
3. Jika nomor dua tidak terjadi, berarti hasil penyaringan yang
berjumlah banyak tidak jadi *.
VIII. KESIMPULAN
1. Aspirin dapat dibuat dengan mereaksikan asam salisilat
dengan anhidrida asam asetat dengan adanya H2SO4.
2. Prinsip pembuatan aspirin adalah reaksi esterifikasi.
Ari Hendriayana
arhie_hend@yahoo.com
Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit

3. Pelarut organik (seperti benzena) dapat digunakan untuk


rekristalisasi senyawa organik.
4. Diperoleh rendemen sebesar 4,8%.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Ralp J. Fessenden, Joan S. Fessenden, 1990, Kimia Organik 3rd Edition, Penerbit
Erlangga : Jakarta.
Drs. Ersanghono Kusuma, MS, 2003, Sintesis Organik, Jurusan Kimia FMIPA
UNNES : Semarang.
Tim Dosen, 2003, Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Organik 2, Lab. Kimia
FMIPA UNNES : Semarang.
http://homepage.ius.edu/DSPURLOC/C122asp.htm.
http://home.snu.edu/dept/chemistry/syillabi/ARCHIVES/CHEM11~1/Labs__~1/
SYNTHE~1.DOC.
Semarang, 30 April 2003
Praktikan

Ari Hendriayana

* Penyaringan terakhir (rekristalisasi) dilakukan dua kali. Yang pertama menghasilkan endapan yang banyak
dan penyaringan kedua hasilnya sedikit. Tetapi yang jadi kristal alah yang kedua, sementara hasil
penyaringan pertama (yang sedikit) tidak jadi.

Anda mungkin juga menyukai