Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN AGROFORESTRI PADA

PENGELOLAAN PERKEBUNAN
DI KABUPATEN BANYUWANGI
Oleh:
Ainun Abidah
Afif Afrizal
Maulana Prasetyo
Ratna Utami
Marcellinus Randy
Mengenai
Pendahuluan Hasil Pembahasan
Agroforesti
Mengenai
Pendahuluan Hasil Pembahasan
Agroforesti

Latar Belakang
Hutan pada saat ini sudah miskin, setelah terjadi banyak
kasus gagal tanam khususnya di Banyuwangi.
Kegagalan tanam adalah masalah kompleks yang
sangat sulit ditelusuri akar masalahnya: bisa ekologis,
sosio-ekonomis atau politis, bahkan mismanagement
dan misinterpretation. Akibatnya jelas, tiap musim
penghujan datang bencana banjir dan tanah longsor
yang menjadi momok bagi masyarakat.
Mengenai
Pendahuluan Hasil Pembahasan
Agroforesti

 Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan


makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi komponen agroforestri di Banyuwangi.
2. Mengetahui fungsi komponen agroforestri di Banyuwangi.
3. Mengetahui persyaratan tumbuh komponen
agroforestri di Banyuwangi.
Mengenai
Pendahuluan Hasil Pembahasan
Agroforesti

Menurut Notohadiprawiro (2006) agroforestri


memiliki ciri-ciri :
1. Budidaya tanaman menetap di satu bidang lahan
2. Mengkombinasikan penanaman semusim dan tahunan
secara berdampingan dan berurutan, baik dengan
menggunakan ternak ataupun tidak.
3. Menerapkan pengusahaan yang diupayakan sesuai
(compatible) dengan kebiasaan petani setempat.
4. Merupakan sistem pemanfaatan lahan, yang pertanaman
pertanian, perhutanan dan atau peternakan menjadi
anasirnya(component) baik secara struktur maupun fungsi.
Mengenai
Pendahuluan Hasil Pembahasan
Agroforesti

Sasaran dan tujuan Agroforestri (Sardjono,


Arifin, Djogo, dan Widjayanto 2003):
1. Menjamin dan memperbaiki kebutuhan bahan
pangan
2. Memperbaiki penyediaan energy lokal, khususnya
produksi kayu bakar.
3. Meningkatkan, memperbaiki secara kualitatif dan
diversifikasi produksi bahan mentah kehutanan
ataupun pertanian.
4. Memperbaiki kualitas hudup pedesaan
5. Memelihara dan memperbaiki kemampuan
produksi dan jasa lingkungan setempat.
Mengenai
Pendahuluan Hasil Pembahasan
Agroforesti

Identifikasi Agroforesti
Luas area, jarak, dan jumlah pekerja perkebunan di
daerah Banyuwangi
Identifikasi Agroforesti

Agroforestri pada dasarnya adalah pola pertanaman yang


memanfaatkan sinar matahari dan tanah yang `berlapis-
lapis` untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Pola tanam agroforestri yang dianggap paling mendekati
struktur hutan alam adalah pekarangan atau kebun. Pada
pekarangan/kebun, tanaman-tanaman tumbuh secara
acak sehingga menciptakan struktur tajuk dan perakaran
yang berlapis. Jadi manfaat ganda dari pola agroforestri
(yang ideal dan konsisten) adalah peningkatan
produktivitas dan pemeliharaan lingkungan.
Fungsi Fungsi Sosial, Budaya
Analisa
Ekologi dan Ekonomi
Fungsi Fungsi Sosial, Budaya
Analisa
Ekologi dan Ekonomi

1. Fungsi hidrologi dengan terjaganya sumberdaya air


sehingga masyarakat mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan perairan untuk kegiatan pertanian.
2. Air yang jatuh tidak langsung jatuh ke tanah,
sehingga tingkat erosi tanah dapat terminimalisir
dengan baik.
3. Fungsi hidrologi dan tanah dengan adanya
praktek agroforestri mampu meningkatkan
produktivitas tegakan tanaman hutan. Produktivitas
tegakan yang terjaga berdampak terhadap semakin
besarnya tingkat penyimpanan karbon.
Fungsi Fungsi Sosial, Budaya
Analisa
Ekologi dan Ekonomi

1. Diharapkan tercipta kemandirian secara ekonomi


masyarakat sekitar hutan dengan kesempatan
mengelola hutan dengan cara pemanfaatan sela-
sela lahan antara larikan tegakan satu dengan
larikan tegakan yang lain.
2. Sistem agroforestri adalah alternative dalam
meminimalisir penguasaan lahan secara permanen
oleh masyarakat.
3. Budaya yang akan lestari adalah pola sosial yang
selama ini diimplementasikan dalam bentuk
gotongroyong oleh warga.
Fungsi Fungsi Sosial, Budaya
Analisa
Ekologi dan Ekonomi

1. Jarak dan interaksi dalam ruang


2. Model gravitasi dan potensi penduduk

Abis

Anda mungkin juga menyukai