Anda di halaman 1dari 5

Roma 1:25 

Sebab mereka menggantikan kebenaran Tuhan dengan dusta dan


memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus
dipuji selama-lamanya, amin.
 
Dasar dari hubungan suami istri adalah Yesus Kristus dan setiap rumah tangga
Kristen harus menjadikanNya sebagai kepala rumah tangga yang akan memelihara
dan menyelamatkan tubuh (Efesus 5:23). Di dalam rumah tangga, Yesus Kristus lah
yang diutamakan dan yang harus dipuja dan disembah serta yang menjadi tolok
ukur dari segala sesuatu. Rumah tangga yang tanpa campur tangan Kristus di
dalamnya adalah seperti kapal  tanpa nakhoda sehingga berjalan tanpa arah dan
tujuan. Rumah tangga yang meletakkan dasar  tanpa Kristus di dalamnya adalah
merupakan rumah tangga yang  rapuh yang mudah dihancurkan oleh badai dan
gelombang kehidupan.
 
Itu sebabnya ketika Jemaat di Roma yang terdiri dari rumah tangga-rumah tangga
Kristen namun kehidupan mereka tidak berdasarkan kebenaran firman Tuhan,
menjadi cemar dan tidak lagi hidup seperti layaknya orang yang mengenal Tuhan.
Di sana terdapat persetubuhan yang tidak wajar dengan hawa nafsu yang
memalukan, istri melakukan persetubuhan yang tidak wajar, suami  meninggalkan
persetubuhan yang tidak wajar dengan istri dan melakukan kemesuman dengan
pihak  lain (Roma 1:26-27). Hal ini dikarenakan mereka telah menggantikan
kemuliaan Tuhan yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia
yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat dan binatang-
binatang yang menjalar (Roma 1:23) dan menyembahnya  serta menjadikan
semuanya itu berhala dalam kehidupan mereka. Jemaat di Roma telah melupakan
Tuhan Penciptanya dan menyembah yang lain yang dianggapnya dapat memberikan
keselamatan dan damai sejahtera.
 
  Sebagai rumah tangga Kristen, kita harus menyadari bahwa semua hal yang terjadi
dalam rumah tangga ada dalam kendali Tuhan. Apabila kita meletakkan dasar
hubungan suami istri adalah Kristus, maka rumah tangga akan terpelihara dan
dillindungi oleh Kepala Rumah tangga yaitu Kristus. Namun sebaliknya, apabila
rumah tangga tidak berjalan sesuai dengan firman Tuhan, penuh dengan dusta,
penuh dengan penyembahan berhala dan tidak mengandalkan Tuhan, maka rumah
tangga itu akan diserahkan Tuhan kepada keiginan hati mereka akan kecemaran
sehingga menjadi cemar serta tidak lagi hidup di dalam kekudusan. (Roma 1:24)
Kita harus menyadari bahwa kehidupan rumah tangga yang tidak membawa
hidupnya kepada Kristus akan berjalan tanpa arah dan tujuan, hidup semaunya,
anak-anak berantakan, tidak ada damai sejahtera dan masing-masing mencari
jalannya sendiri-sendiri. Rumah tangga yang hidup tanpa Kristus akan menganggap
bahwa kenikmatan dari keinginan hati mereka harus dipenuhi. Ketika suami
menganggap bahwa istri tidak lagi memiliki kecantikan dan   gairah untuk melayani
suami, maka suami akan mencari dan melakukannya dengan perempuan lain.
Dengan kata lain, suami dapat mencari perempuan lain sebagai istri kedua, ketiga
dan seterusnya sepanjang dia mampu untuk memberinya nafkah lahir maupun
bathin atau menjadikannya sebagai istri simpanan atau istri di bawah tangan (siri)
apabila sang istri dianggap tidak lagi layak untuk memenuhi kebutuhan bathinnya.
Ketika suami tidak lagi kuat untuk melayani istri yang penuh dengan gairah, istri
akan mencari kepuasan lain dan melakukan persetubuhan yang tidak wajar dengan
orang lain. Ketika suami istri merasa tidak ada lagi kecocokan, mereka akan dengan
mudah memutuskan untuk bercerai dan lain sebagainya. Ada begitu banyak
kecemaran yang akan dilakukan apabila rumah tangga tidak berjalan bersama
dengan Kristus, apabila Kristus tidak dijadikan sebagai kepala rumah tangga. Oleh
karena itu, hai suami-suami, hai istri-istri, agar rumah tangga tetap utuh sampai
maut menjemput, mari jadikan Yesus Kristus sebagai kepala rumah tangga dan
tidak menggantikan kebenaran Tuhan dengan dusta di dalam rumah tangga.
Terpujilah nama Tuhan. Amin

Harapkan tuhan dalam segala hal

2 Korintus 1:9  Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati.
Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami
sendiri, tetapi hanya kepada Tuhan yang membangkitkan orang-orang mati.
 
Rasul Paulus adalah seorang pemberita Injil yang sangat terkenal dan karena
tulisan-tulisannyalah kita mengenal lebih baik lagi mengenai Tuhan. Betapa tidak,
begitu banyak tulisan dari Perjanjian Baru adalah tulisan dari Paulus. Paulus
menceritakan bagaimana hidupnya di dalam usaha pemberitaan Injil menghadapi
banyak tantangan, penuh dengan bahaya maut, penuh dengan ancaman, penuh
dengan ketakutan, kelaparan, tenggelam di laut dan lain sebagainya, bahkan dia
katakan bahwa dia seolah-olah telah dijatuhi hukuman mati karena begitu
mengerikannya bahaya yang mengancam kehidupannya.
 
Namun dalam semuanya itu, Paulus mengatakan bahwa dia memperoleh kekuatan
dan bisa melewati semua penderitaan karena Tuhanlah yang memberi kekuatan
pada dirinya(2 Timotius 4:17). Kesaksian Paulus begitu memberi kita kekuatan agar
kita jangan pernah mundur dari Tuhan. Semua yang telah dialaminya baik itu
bahaya maut, kesengsaraan, penderitaan, cemoohan, tantangan dan lain
sebagainya memang telah memberinya suatu kesimpulan bahwa semuanya itu
adalah untuk mendatangkan kebaikan dan agar jangan dia menaruh kepercayaan
kepada diri sendiri, serta agar jangan dia bermegah atas semua karunia yang Tuhan
telah berikan kepadaNya.
 
Inilah yang harus dipahami oleh umat Tuhan, bahwa penderitaan, kesesakan,
ketidakberdayaan, siksaan bathin, dan lain sebagainya yang ditanggung akibat
memberitakan Injil  maupun akibat menyandang salib Kristus bukanlah tanpa
maksud dan tujuan. Karena dalam kelemahan kitalah Roh membantu kita untuk
berdoa kepada Tuhan dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan (Roma 8:26).
Dalam ketidakberdayaanlah Roh Tuhan bekerja dengan begitu luar biasa. Di dalam
kelemahan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan, di dalam kesesakan oleh
karena Kristuslah maka Paulus merasa kuat (2 Korintus 12:10). Semua masalah
yang ada diijinkan Tuhan  terjadi di dalam kehidupan kita agar kita tidak
mengandalkan diri sendiri dan agar kita tidak bermegah serta tidak menjadi
sombong. Mungkin kalau kita berhasil tanpa melalui begitu banyak rintangan dan
masalah, kita akan merasa sombong. Mungkin kalau segala sesuatu diperoleh
dengan mudah, kita akan mengatakan bahwa hal itu adalah berkat kerja keras yang
dilakukan. Mungkin kalau semua berjalan dengan lancar, kita akan malas berdoa
dan tidak mengandalkan Tuhan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, marilah kita
mengerti bahwa ketika kita merasa lemah, ketika kita merasa tak berdaya, ketika
kita merasa tidak ada lagi jalan keluar dan semua terlihat buntu dan lain
sebagainya, disanalah kuasa Kristus turun menaungi dan memberikan kita kekuatan
serta jalan keluar (2 Korintus 12:9). Jangan pernah mengandalkan diri sendiri
ketika menghadapi masalah seberat apapun, tapi serahkanlah semuanya kepada
Tuhan yang memberi kita kekuatan. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (22032011)
Tetaplah teguh….

1 Korintus 15:58  Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah


teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu
tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Yesus Kristus telah memberikan kita kemenangan melawan kuasa maut dan telah
memberikan kepada kita kuasa untuk bisa menjadi anak Tuhan (Yohanes 1:12).
Yesus telah menjamin bahwa kemenangan itu adalah merupakan milik setiap orang
yang percaya kepadaNya dan suatu saat kelak, ketika umatNya menghadap takhta
pengadilan Sorgawi, Yesus akan membenarkan mereka yang memiliki iman
kepadaNya dan akan disambut oleh para malaikat Tuhan dengan sorak-sorai untuk
masuk ke dalam KerajaanNya. Suatu janji berupa keselamatan telah diberikan
kepada umatNya. Namun janji keselamatan ini harus dibayar dengan harga yang
mahal dengan hidup penuh kesesakan, penuh dengan penderitaan, penuh dengan
pencobaan dan lain sebagainya karena selama manusia hidup, Ibllis tidak akan
senang melihat manusia dapat memperoleh janji itu.
 
Kepastian untuk hidup kekal berupa keselamatan yang diberikan oleh Yesus
adalah tujuan yang ingin kita capai. Kita seperti seorang yang sedang
berlomba lari di dalam sebuah arena perlombaan dengan  tujuan memperoleh
hadiah yaitu panggilan Sorgawi dari Bapa dalam Yesus Kristus. (Filipi 3:14).
Kita diharapkan terus berlari dan berlari tanpa berusaha menoleh ke belakang
yaitu masa lalu kita yang suram dan penuh dengan dosa, melupakan kepahitan
yang pernah terjadi dalam kehidupan, melupakan dendam terhadap sesama,
melupakan perselisihan dengan orang lain, melupakan penderitaan yang pernah
dialami dan lain sebagainya.  
 
Pada kenyataannya, ada begitu banyak umat Tuhan tidak dapat bertahan di dalam
menghadapi kesesakan, di dalam menghadapi penderitaan hidup, didalam
menghadapi berbagai-bagai pencobaan dan lain sebagainya. Dalam mendapatkan
kepastian hidup kekal yang ditawarkan oleh Yesus Kristus, ada begitu banyak 
orang merasa putus asa, tidak semangat, mundur dari Tuhan, ragu-ragu dan lain
sebagainya. Ketika merasa bahwa karir terhambat naik karena ada salib yang
mengganggu, orang lantas membuang salib itu dan menggantikannya dengan yang
lain yang menawarkan berbagai kemudahan. Ketika merasa bahwa kehidupan
ekonomi rumah tangga tidak kunjung membaik, umat Tuhan lantas dengan begitu
mudahnya meminta petunjuk kepada dukun atau orang pintar untuk sebuah
kekayaan. Ada begitu banyak alasan bagi umat Tuhan untuk  tidak lagi bertahan
di dalam iman kepada Yesus Kristus. Mereka merasa bahwa hidup di dalam Tuhan
adalah sia-sia, hidup bersama dengan Tuhan seperti orang bodoh karena mau
hidup menderita. Mereka berpikir bahwa selama hidup di dunia tidak perlu
hidup menderita. Mereka berpikir bahwa selama hidup  di dunia, kenikmatan
dunia harus diraih dan dinikmati. Mereka lupa bahwa semua kenikmatan yang
ditawarkan dunia tanpa ada Yesus di dalam hidup mereka, akan membuat jiwa
binasa.   Itu sebabnya, Paulus mengingatkan kita agar tetap berdiri teguh di
dalam menghadapi kerasnya kehidupan ini, jangan goyah terhadap hal apapun
yang ditawarkan oleh dunia ini yang dapat membuat kita  meninggalkan iman
kepada Yesus dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan karena semua hal yang
kita lakukan di dalam bersekutu dengan Tuhan tidak akan sia-sia. Oleh karena
itu, marilah kita mengikuti ajakan firman Tuhan hari ini untuk tetap teguh
dan jangan goyah serta tetap giat selalu di dalam pekerjaan Tuhan karena kita
akan memetik hasil yang sangat luar biasa yaitu hidup kekal di dalam Yesus
Kristus. Terpujilah nama Tuhan. Amin. (21032011).

Anda mungkin juga menyukai