Anda di halaman 1dari 5

Tinjauan Pustaka

Tata Laksana Bedah Karsinoma Rektal


Bachtiar Surya

Sub Bagian Bedah Digestif


Fakultas Kedokteran USU/RSUP H. Adam Malik Medan

Abstrak: Karsinoma rektal mirip dengan karsinoma kolon dimana kebanyakan jenisnya adalah adenokarsinoma
dan adanya kondisi pramaligna yang mendahului. Etiologi pasti tidak diketahui, diduga berhubungan dengan
manifestasi yang ditimbulkan baik lokal, regional maupun sistemik. Tujuan ideal pengobatannya adalah
eradikasi dengan tetap menjaga fungsi antomi dan fisiologi. Pilihan terapi sering dibingungkan oleh sistem
staging klinis yang tidak akurat, penatalaksanaannya terdiri dari operasi, radioterapi dan kemoterapi. Prognosis
dipengaruhi oleh histologi, kedalaman invasi dan adanya metastasis jauh. Derajat fiksasi tumor merupakan
faktor yang berperan untuk menentukan terapi radiasi dan kemoterapi.
Kata kunci: adenokarsinoma, kondisi pramaligna, penatalaksanaan

Abstract: Rectal cancer is similar to colon cancer in that majority of malignant neoplasms are
Adenokarsinoma, and significant premalignant condition. The exact etiology is not unknown precisely, it seem
that inherited and environmental component. The important aspect of complete evaluation are related to
local, regional, and systemic manifestations. The ideal goal of treatment is eradication of malignancy with
preservation of anatomy and physiology function. The choice of treatment has been confused by the fact that
an accurate clinical staging system does not exist, the management consist of surgical, radiation therapy and
chemotherapy. Prognosis affected by histologic differentiation, depth of invasion and distant metastase. The
degree of fixation of the tumor is a mayor factor in determining the need for adjuvant radiation therapy and
chemotherapy.
Key words: adenocarcinoma, premalignant condition, early screening

Pendahuluan Negara-negara Barat dan 90% mengenai usia di atas 50


1,2
Karsinoma rektal berasal dari epitel thn, hanya 5 % dibawah 40 thn.
hampir sama dengan neoplasma kolon, jenis Manajemen karsinoma rektal berbeda dengan
terbanyak adalah adenokarsinoma. Umumnya karsinoma kolon, hal ini disebabkan perbedaan lokasi
didahului oleh kondisi pramaligna seperti anatomi dan konfigurasi rektum yang terletak di rongga
adenomatous, villous polyp, familial adeno- pelvis serta mekanisme spingter ani membuat kesulitan
matous polyposis dan kolitis ulseratif.1,2,3 dalam manajemen operasi.
1

Di Amerika serikat kejadian karsinoma


kolorektal menduduki urutan ke kedua Etiologi
sebagai penyebab kematian dan merupakan Penyebab pasti karsinoma rektal belum diketa-hui,
yang terbanyak pada tumor gastrointestinal, diduga dipengaruhi beberapa komponen:
di Eropa merupakan tumor kedua terbanyak 1. Genetik
2
dijumpai. Pada dekade terakhir incident rate 2 Faktor lingkungan
menurun secara signifikan hal ini disebabkan
peningkatan screening, pengangkatan polip Diagnosis
untuk pencegahan progresi menjadi Aspek penting dalam mengevaluasi karsinoma
karsinoma invasif. Angka kematian juga rektal adalah manifestasi lokal, regional dan sistemik.
menurun signifikan di Amerika Serikat, Evaluasi lokal karsinoma rektal membantu
insiden pada pria kulit putih lebih tinggi dari menentukan modalitas penanganan dan memberikan
kulit hitam, sedangkan insiden pada wanita prognosis. Pemeriksaan rectal toucher (colok dubur)
sama. Umumnya insiden lebih tinggi pada dilakukan untuk menilai ukuran, fiksasi, ulserasi serta
pria dibandingkan dengan wanita 8:7-9:5 di memperkirakan perluasan ke kelenjar limfa.

46 Majalah Kedokteran Nusantara • Vol. 38 • No. 1 • Maret 2005


Bachtiar Surya Tata Laksana Bedah Karsinoma Rektal

Sigmoidoskopi dapat memprediksi resiko man invasi tumor (T), status KGB regional (N) dan
obstruksi, ukuran dan ulserasi serta untuk metastasis jauh (M).
menentukan jarak tumor dari garis dentata. TNM Sistem Dikonversikan Kedalam Duke’s
Tumor dapat diraba dengan colok dubur pada Sistem
2
90% kasus. Stadium I TNM = Duke’s A
Kedalaman invasi merupakan variabel Stadium II TNM = Duke’s B
penting dan ekstensi tumor ke muskularis Stadium III TNM = Duke’s C
mukosa merupakan level pertama akses Stadium IV TNM = Duke’s D
tumor ke vaskular dan limfatik yang Sejak 1997 Diberlakukan Modifikasi Oleh AJCC
memungkinkan metastasis. Kedalaman invasi
tumor dinilai dengan menggunakan Penatalaksanaan
ultrasonografi trans anal sekaligus melihat Operasi merupakan terapi utama untuk kuratif,
kelenjar limfa namun tidak bisa memprediksi namun bila sudah dijumpai penyebaran tumor maka
secara akurat apakah ada karsinoma di dalam pengobatan hanya bersifat operasi paliatif untuk
7
kelenjar limfa tersebut. CT Scan dan Nuclear mencegah obstruksi, perforasi dan perdarahan.
Magnetic Imaging dengan posisi coil trans Tujuan ideal penanganan karsinoma adalah
rectal sangat membantu melihat kedalaman eradikasi keganasan dengan preservasi fungsi anatomi
invasi dan keterlibatan kelenjar limfa serta dan fisologi. Kriteria untuk menetukan jenis tindakan
1
struktur pararektal lainnya. adalah letak tumor, jenis kelamin dan kondisi
1
Pemeriksaan pelvis dilakukan secara penderita.
komplit untuk menilai invasi tumor ke vagina 1. Tumor yang berjarak <5cm dari anal verge
atau ovarium pada wanita serta prostat dan dilakukan eksisi abdomino perineal.
kandung kemih pada pria, dilakukan dengan 2. Tumor yang berjarak 5-10 cm dari anal verge
1,3,4
ultrasonografi, CT Scan, MRI atau biopsi. tindakan yang dapat dilakukan:
Derajat fiksasi penting untuk memperkirakan - abdomino anal pull through resection
kebutuhan terapi ajuvan, prosedur perluasan - abdomino sacral resection
reseksi tumor dengan mempertimbangkan - anterior resection dengan menggunakan
keadaan pasien dan umur serta harus dinilai sirkular stapler untuk anastomose
kondisi traktus urinarius bagian atas. 3. Tumor yang berjarak 10-16,5 cm dari anal verge
Penilaian rutin metastasis jauh berupa dilakukan reseksi anterior standar.
toraks foto, kadar CEA, CT Scan dengan
kontras upper dan lower abdomen dan Pada tumor yang kecil dan masih terlokalisir,
4
evaluasi traktus urinarius. reseksi sudah mencukupi untuk kuratif. Pertim-
bangan untuk melakukan reseksi atau tidak pada
Klassifikasi karsinoma rektal tidak hanya kuratif tetapi juga paliatif
Duke’s pada tahun 1932 membagi seperti elektro koagulasi dan eksisi lokal, fulgurasi,
2,4 3,
karsinoma rektal kedalam 3 stadium yaitu: endokaviti irradiasi atau braki terapi 8. Beberapa
Duke’s A : tumor terbatas pada dinding pilihan pada penderita berisiko tinggi operasi dapat
rektum dilakukan laparoskopi, eksternal beam radiation,
Duke’s B : tumor ekstensi ke jaringan elektrokoagulasi, contact radiotherapy, ablasi laser,
7,8
ekstra rektal tetapi tidak ada eksisi lokal dan stent endoskopi. Sebelum melakukan
metastasis ke KGB regional tindakan operasi harus terlebih dahulu dinilai keadaan
Duke’s C : tumor menyebar ke KGB umum dan toleransi operasi serta ekstensi dan
2
regional. penyebaran tumor. Pada eksisi radikal rektum harus
Sedangkan modifikasi lainnya membagi diusahakan pengangkatan mesorektum dan kelenjar
8
dalam 4 stadium dengan menambahkan limfa sekitarnya.
metastasis jauh. Sistem Duke’s memberi
informasi seperti invasi vaskular, invasi
perineural, differensiasi histologi dan DNA
content cell tumor.1 The American College of
Surgeon Commission mengadopsi sistem
TNM yang membaginya berdasarkan kedala- A. Permasalahan Khusus pada Karsinoma Rektum
A.1. Obstruksi

Majalah Kedokteran Nusantara • Vol. 38 • No. 1 • Maret 2005 47


Tinjauan Pustaka

Bila terjadi obstruksi 15 cm dari anal verge Pada keadaan obstruksi pilihan yang aman dan simpel
2,3
maka pertimbangkan untuk melakukan : adalah membuat kolostomi dekompresi berupa
- Kolostomi dekompresi, diikuti dengan “transvers loop colostomy”. Operasi defenitif dilakukan
bowel preparasi untuk persiapan restorasi beberapa minggu atau bulan berikutnya. Pilihan
kontinuitas usus. lainnya adalah prosedur Hartman.
- Reseksi Hartman
- Reseksi primer dan anastomose setelah B.1. Prosedur Operasi yang Direkomen-dasikan
“wash out “ kolon di meja operasi untuk Karsinoma Rektal
- Kolektomi abdominal total dengan ileo a. Abdomino perineal proctectomy dengan kolostomi
rectal anastomose permanen:
Bila tumor 0-15 cm dari anal verge, dapat Pada tumor di sepertiga distal rektum, dengan
dilakukan : asumsi bahwa 5-6 cm distal rektum merupakan
- kolostomi dekompresi atau loop komponen anal kontinen, semen-tara batas reseksi
ileostomy pada tumor minimal 5 cm ke usus normal dari batas
1,3 2,6
- Diteruskan radiasi eksterna 4500 CGY tumor (minimal 2 cm). Dilakukan pengangkatan
selama 5 minggu mesorektum dengan eksisi total mesorektum dan
- Dilakukan reseksi tumor serta penutupan ligasi tinggi proksimal dari pedikel mesenterika
6
”diverting stoma” setelah 6-7 minggu dari inferior.
operasi dekompresi. b. Low anterior resection
Goliger 1982, mengestimasi bahwa 70% penderita
A.2. Incurable Cancer karsinoma rektal yang diterapi eksisi dapat dilakukan
Diberikan radiasi eksterna 4500 Cgy spinchter saving resection, hal ini semakin
dikombinasi dengan kemoterapi, kolostomi dimungkinkan dengan pemakaian circular stapler
1,2
paliatif atau destruksi laser. untuk anastomose usus didalam rongga pelvis.
Faktor yang berperan untuk anorektal kontinen
A.3. Rekurensi adalah struktur spingter ani, angulus anorektal,
Rekurensi bisa terjadi karena reseksi inervasi spingter dan anus, colonic transit time,
inadekuat atau adanya residu tumor di rongga konsistensi feses, serta volume. Hilangnya kapasitas
pelvis pada saat operasi pertama. Umumnya rektal setelah operasi reseksi low anterior
tidak bisa lagi diterapi kuratif, diperlukan mengakibatkan perubahan kebiasaan buang air besar
terapi ajuvan. Semua penderita paska operasi namun biasanya akan ditoleransi dengan baik.
dengan keluhan di pelvis dan dijumpai c. Anterior resection
peninggian CEA harus diduga sebagai Pada karsinoma rektal di upper part dapat dilakukan
rekurensi. Reseksi harus dipertim-bangkan reseksi dari proksimal rektum melalui abdominal
untuk mengangkat tumor sekaligus organ incision. Reseksi rectosigmoid kolon dilakukan diatas
1,6,7
disekitarnya. level peritonium pelvis dengan kolorektal
1,5.,8,9
Pengangkatan rektum dan kandung kemih anastomose.
dengan jaringan limfatik disekitarnya disebut d. Pull trough procedure dan colo-anal anastomose
operasi ”pelvic exenteration” serta dipertim- Pada letak tumor di rektum bagian tengah. Penderita
bangkan radiasi intra operatif dengan sering mengalami inkontinensia yang mungkin
1
menggunakan linear accelerator . Kebanyakan disebabkan eversi dari distal rektum, sehingga ini
3,8,9
rekurensi bermanifestasi dalam 3 tahun sudah jarang dilakukan.
pertama sesudah pembedahan, namun tetap e. The Maunsell-Weir Operation
6
ada resiko kekambuhan sesudah waktu itu. Reseksi dari segmen tumor, melalui abdomen
dengan meninggalkan stump anorectal pendek yang
B. Pilihan Prosedur dieversikan, anastomose kolorektal, kemudian
9
Variabel penting adalah derajat fiksasi dan dikembalikan ke rongga pelvis.
keterlibatan limfa pararektal serta tingkat f. The Turn Bull Cutait Operation 2,9: Operasi ini
differensiasi. Tumor yang menginvasi dinding dilakukan dalam 2 seri operasi
rektum atau gambaran histologi agresif harus Seri 1: reseksi tumor, stump kolon dieversikan
diangkat dengan preservasi fungsi spingter ani dengan stump anorectal
jika mungkin, dengan mempertimbang kan Seri 2: setelah 10-14 hari: kedua stump sudah
penggunaan radiasi ajuvan atau kemoterapi. melekat satu sama lain, dilakukan amputasi dari sisa

48 Majalah Kedokteran Nusantara • Vol. 38 • No. 1 • Maret 2005


Bachtiar Surya Tata Laksana Bedah Karsinoma Rektal

kolon, anastomose rektum dengan Dilaporkan hasil yang lebih baik pada kombinasi
1
menginvasi struktur sekitarnya, perlu radiasi dan kemoterapi.
dilakukan perluasan operasi. Bila mengenai
bladder perlu dilakukan perluasan segmen D. Terapi Terkini
pendek dari ileum dengan melakukan Metode pengobatan yang sedang dikembangkan
2,5,6
urinary ileostomi yang dinamakan ’Bricker pada dekade terakhir ini adalah:
manoevre’ (ileal conduit) a. Target Terapi: memblokade pertumbuhan
g. Laparoscopic anterior resection: reseksi pembuluh darah ke daerah tumor
high anterior dengan laparoskopi, b. Terapi Gen
anastomose intra peritoneal dengan c. Modifikasi biologi dan kemoterapi: thymidy-late
7
stappler . synthase dan 5 fluoro urasil
h. Pada tumor kecil tanpa ekstensi ekstra d. Extra corporal transcutaneuse aplication:
rektal: eksisi , diatermi dan radioterapi ultrasonografi intensitas tinggi
6
lokal. e. Imunoterapi: Interleukin Limfokin-2 dan Alpa
Interferon.
Sebelum tindakan operasi elektif perlu
dilakukan ”bowel preparation preoperative”, Prognosis
dengan penggunaan katartik seperti manitol, Tumor poorly differentiated mempu-nyai
magnesium sitrat, fosfosoda, atau ”wash out” prognosis lebih buruk dibandingkan dengan well
dengan glycol compound atau saline lavage differentiated. Bila dijumpai gambaran agresif berupa
1,6
dan enema. . Preparasi mekanis menurunkan ”signet ring cell” dan karsinoma musinus prognosis juga
jumlah bakteri di kolon. Pemberian oral atau buruk.
antibiotik parenteral spektrum luas menurun- Rekurensi lokal setelah operasi reseksi dilaporkan
kan infeksi luka dan pelvis karena mencapai 3-32% penderita. Bebera-pa faktor seperti
pengurangan bakteri intra lumen. Pada saat letak tumor, penetrasi dinding usus, keterlibatan
operasi dilakukan pembersihan dengan saline kelenjar limfa, perforasi rektum pada saat diseksi dan
1,6
hangat dan dimasukkan povidon iodin. diferensiasi tumor diduga sebagai faktor yang
2
mempengaruhi rekurensi lokal. Survival rate sesudah
C. Jenis-jenis Terapi Ajuvan pembedahan tanpa radiasi ajuvan mencapai 96 % pada
Untuk mengurangi terjadinya rekurensi Duke’s A, Duke’s B 71%, Duke’s’ C 71% dan
1
serta meningkatkan survival, maka disamping Duke’s D 10 %. Rekurensi lokal 80 % terjadi dalam 2
2
pembedahan perlu diberikan terapi ajuvan tahun setelah operasi .
praoperatif maupun paska operatif.
Daftar Pustaka
C.1. Radio Terapi Ajuvan 1. Kodner IJ. Rectal Cancer in Maingot abdominal
Umumnya diberikan pada kasus operation, 10th Edition, International Edition, United
3
“inoperable”. Berguna untuk kontrol lokal State: 1997, pp.1455-61.
tumor di jaringan pararektal. Pemberian 2. Bailey, Love’s. The rektum in short practice of surgery,
praoperatif, paska operatif atau kombinasi 23rd Edition. London: 2000, pp.1093-94.
3. Cohen AM, Minskey BD, Friedman. Rectal cancer in
keduanya dikenal sebagai sandwich tehnique
3,6,8 cancer principle & practise of oncology, 4th Edition.
Philadilphia: JB. Lippincott Co, 1993, pp.978-93.
C.2. Kemoterapi Ajuvan 4. Burkit HG, Quick CRG, Gattdennis. Colorectal
Pemberian terapi ajuvan sistemik diper- carcinoma and polip in essential surgery, New York:
timbangkan pada tumor primer yang menga- Churchill living stone, 1990, pp.304-9.
lami invasi dalam serta melibatkan kelenjar 5. Hassan I. Rectal carcinoma. Article medicine instant
limfa atau dijumpai gambaran histologis acces to the minds of medicine,2000 June 21, pp. 1-20.
tumor yang agresif dengan adanya produksi 6. Schofield PF, Jones DJ. Neoplasma kolorektal dalam
mucin atau “signet ring cell”. Regimen yang petunjuk penting penyakit kolorektal. Jakarta: EGC,
biasa dipakai adalah leukoverin, 5 FU dan 1996, hal. 58-65.
1,6,7,8 7. Lavery IC, Kosner FL, Pelley RJ, Fine RM. Treatment of
levamisol . Pada penderita “incurable”
colon and rectal cancer in multidisciplinary aproach to
dilakukan reseksi paliatif tumor primer cancer, 2000 April; 80(2).
6
kemudian diberikan sistemik kemoterapi .

Majalah Kedokteran Nusantara • Vol. 38 • No. 1 • Maret 2005 49


Tinjauan Pustaka

8. Shackelford RT. Anorectal neoplasm in


surgery of the alimentary tract, Volume Two.
Philadelphia: WB.Saunders, 1982, pp.535-99
9. Goligher IJ. Treatment of carcinoma of the
rektum in surgery of the anus, rektum and
colon, 5th Edition. London: Bailliere Tindal,
1984, pp. 590-99.

50 Majalah Kedokteran Nusantara • Vol. 38 • No. 1 • Maret 2005

Anda mungkin juga menyukai