7509 Bahan Galian Logam
7509 Bahan Galian Logam
Ore adalah batuan dan mineral, tidak hanya metal atau mineral yang mengan-dung
metal, tetapi beberapa non-metalik seperti sulfur dan flourite juga termasuk disebut ore.
Yang tidak termasuk ore: batuan, pasir untuk bangunan, lempung, garam. Ini adalah
batuan dan mineral industri atau mineral-mineral ekonomis. Sehingga kita dengan
mudah dapat memisahkan yang mana material industri atau mineral bijih.
Teori lateral secretion (batuan ore deposits berasal dari mineral cucian (mineral
leached) dari wall rock oleh air (meteoric origin) dari Charpenter dan Gerhard ini
bertahan + 100 tahun (tahun 1882)
8. James Huton, a Scot dan Abraham Gottlob Wenner dari Jerman, mempredik-
sikan pengaruh yang luas tentang ore deposits. Huton seorang plutonist (tahun
1888 dan 1895) terkenal dengan teorinya: yaitu magma yang berhubungan
dengan endapan mineral logam, berasal dari perputaran cairan sisa magma.
9. Joseph Bruneur (1801), Scipione Breaslak (1811) ahli geologi Italia
menyebutkan bahwa proses segregasi magma dapat menjelaskan bagaimana
mineral hadir terkonsentrasi dalam lapisan batuan beku.
10. Spurr (1923) memodifikasi bahwa magma bijih (ore magma) diterima sebagai
pembawa/mengandung bodi bijih (ore bodies).
11. Werner seorang Neptunist menerangkan bahwa basalt, sandstone, limestone,
ore deposit terbentuk sebagai sedimen awal dalam lautan. Dalam bukunya yang
berjudul: New teory of the formation of veins. Diterangkan bahwa vein berasal
dari dasar laut. Bermula dari terbentuknya sebagai rekahan/crack yang
disebabkan oleh slumping atau gempa bumi, kemudian crack terisi oleh proses
resapan kimia.
Hutton dan Werner yang terkenal dengan plutonist dan neptunist selama bertahun-
tahun mengadakan observasi dan menghasilkan bahwa lava bukan suatu formasi
sedimen, karena mereka melihat bahwa terdapat mineral-mineral (termasuk mineral
bijih) larut dan tertranspot serta terendapkan dari media air/cairan. Sehingga dapat
diketahui bahwa magmatisme dan singenetis tidak dapat berdiri sendiri-sendiri.
Sebagai contoh:
nikel selalu berasosiasi dengan norites (batuan beku basa) dan peridotit.
Kehadiran monsonit dan atau quartz monzonite stock) akan ditemukan dissemi-
nated copper.
Timah akan ditemukan berasosiasi dengan siliceous plutonic rock (granit)
Hal ini merupakan bukti dari hubungan bijih dengan aktivitas volkanik yaitu adanya
fumarol atau mataair panas/hot spring.
12. Pada abad 19 banyak ilmuan terkenal yang menyumbangkan teori tentang
trans-portasi bijih dan pengendapannya. Di antaranya: Von Cotta, Sandberger
dan Stelzner dari Jerman, Danbree dan Launay dari Perancis, Poepny dari
Bohemia, Phillips dari Inggris, Vogt dari Norwegia dan Emmons dari amerika
Serikat.
Secara umum banyak ilmu pengetahuan yang dikemukakan, tetapi para ahli geologi
masih belum mengetahui secara jelas, bahwa tidak ada teori single yang dapat
menjelaskan genesis endapan bijih secara keseluruhan.
13. Pada abad 20, klasifikasi endapan bijih sangat meningkat dengan pesat, dan
Lindgren (tahun 1907, 1913 dan 1922) mempopulerkan Genetic Classification
atau klasifikasi deposit dari produk mekanika atau konsentrasi kimia dan
klasifikasi urat-urat hidrotermal (hydrothermal vein). Dalam group Lindgren
termasuk pirometa-somatik (batuan beku metamorpik) dan deposit hidrotermal.
Tiap-tiap proses akan menghasilkan endapan bijih besi yang berbeda dalam:
1. Mutu
2. Besar cadangan
3. Jenis mineral ikutan
Mengenal proses yang membentuk endapan bahan galian akan sangat membantu
di dalam:
1. pencarian
2. Penemuan
3. Pengembangan bahan galian
Proses-proses yang dapat membentuk endapan bahan galian
1. Konsentrasi magmatik
Beberapa mineral dalam batuan beku mempunyai nilai ekonomis, tetapi mem-
punyai konsentrasi kecil. Proses konsentrasi tersebut terjadi pada saat batuan beku
masih berupa magma, oleh sebab itu disebut konsentrasi magmatik.
Deposit bahan galian sebagai hasil proses ini berkaitan erat dengan batuan beku
intrusif.
b. Magmatik akhir
1) Akumulasi dan atau injeksi larutan residual: besi titan, platinum,
kromium
2) Akumulasi dan pemisahan larutan: deposit nikel, tembaga
3) Pegmatit
Kerap kali dijumpai satu produk bahan galian /metal berasosiasi dengan metal
yang lain, misal:
Besi dengan titan
Tembaga dengan emas
Emas dengan perak
2. Sublimasi
Proses sublimasi merupakan prose pembentukan bahan galian yang tidak begitu
berarti karena sedikit terjadi. Proses ini menyangkut perubahan langsung dari
keadaan gas atau uap ke keadaan padat tanpa melalui fase cair. Proses ini berhu-
bungan erat dengan kegiatan gunungapi dan fumarol, tetapi sublimat yang
dihasilkan jumlahnya sedikit.
Belerang adalah sebagai salah satu contoh. Misalnya yang didapat di Gunung
Welirang Jawa Timur. Di samping belerang, juga garam-garam klorida dari besi,
tembaga zinc dan garam-garam dari logam alkali lainnya. Tetapi pada umumnya
dalam jumlah sangat kecil, sehingga kurang menguntungkan untuk ditambang.
3. Kontak metasomatisme
Pada saat magma cair dan pijar dalam keadaan sangat panas menerobos batu-
an, maka magma tersebut panasnya makin lama makin turun dan akhirnya hilang.
Hasil akhir akan membentuk batuan beku intrusif. Proses tersebut dapat terjadi pada
keadaan yang dangkal, menengah ataupun dalam. Sehingga dikenal batuan beku
intrusif dangkal, menengah dan dalam,
Dalam proses tersebut akan terjadi tekanan dan suhu yang sangat tinggi, terutama
pada kontak terobosannya antara magma yang masih cair dengan batuan di seki-
tarnya (country rocks).
Suhu di daerah kontak akan berkisar 500-1.100oC untuk magma yang bersifat
silikaan (siliceous magma) dan makin jauh dari kontak suhunya menurun.
Bahan galian yang terbentuk karena kontak metasomatisme, terjadi karena proses:
a. Rekristalisasi
b. Penggabungan unsur
c. Penggantian ion
d. Penambahan unsur-unsur baru
Dari magma ke batuan yang diterobos.
Secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:
Kalau suatu batuan country rock mempunyai komposisi mineral AB dan CD, maka
melauli proses penggabungan kembali akan berubah menjadi mineral AC dan BD.
Oleh proses penambahan unsur-unsur dari magma akan berubah lagi menjadi ACX
dan BDX, di mana X dan Y unsur dari magma.
Penambahan unsur dari magma sebagian berupa logam, silika, boron, klorin,
florin, kalium, magnesium dan natrium. Mineral logam (ore mineral) yang terbentuk
dalam kontak metasomatisme hampir semua berasal dari magma, demikian pula
kandungan-kandungan yang asing pada batuan yang diterobos, melalui proses
penambahan unsur.
Jenis magma yang menerobos batuan yang akhirnya akan menghasilkan
endapan bahan galian kontak metasomatisme, pada umumnya terbatas pada
magma silika dengan komposisi menengah (intermediate) seperti: kuarsa monzonit,
granodiorit dan kuarsa diorit. Sedang magma yang kaya akan silika seperti granit,
jarang menghasilkan endapan galian, demikian juga magma ultra basa, pada
magma yang basa, kadang-kadang dapat membentuk endapan bahan galian kontak
metasomatik.
Hampir semua endapan bahan galian kontak metasomatisme berasosiasi
dengan tubuh batuan beku intrusif yang berupa stock, batholit, dan tidak pernah
berasosiasi dengan dike atau sill yang berukuran kecil. Untuk lacolith dan sill yang
besar meskipun jarang, tetapi kadang-kadang dapat menghasilkan endapan bahan
galian kontak metasomatik.
Melihat tekstur endapan bahan galian metasomatisme ini selalu berhubungan
dengan batuan beku intrusif dengan tekstur granular, yang menunjukkan bahwa
pendinginan magma waktu itu sangat lambat dengan kedalaman yang cukup besar.
Sebaliknya pada batuan intrusif yang bertekstur gelas maupun afanitik, hampir tidak
pernah dijumpai adanya endapan bahan galian kontak metasomatik. Hal ini
membuktikan bahwa endapan kontak metasomatik selalu hanya berhubungan
dengan magma dalam saja. Kedalaman pembekuan magma yang akan
menghasilkan batuan beku intrusif dengan tekstur granular diperkirakan + 1.500 m.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penerobosan magma dengan
komposisi menengah pada kedalaman sekitar 1.500 m. Batuan country rock yang
terterobos oleh magma yang paling besar kemungkinannya untuk dapat
menimbulkan deposit kontak metasomatik adalah batuan karbonat.
Batugamping murni ataupun dolomit dengan segera akan mengalami
rekristalisasi dan rekombinasi dengan unsur yang diintrodusir dari magma. Pada
batugamping yang tidak murni, efek kontak metasomatik yang terjadi lebih kuat,
karena unsur-unsur pengotor seperti silika, alumina dan besi adalah bahan-bahan
yang dapat dengan mudah membentuk kombinasi-kombinasi baru dengan kalsium
oksida. Seluruh massa batuan di sekitar kontak dapat berubah menjadi garnet, silika
dan mineral-mineral bijih.
Batuan yang agak sedikit terpengaruh oleh intrusi magma adalah batupasir.
Kalau mengalami rekristalisasi batupasir akan menjadi kuarsit yang kadang-kadang
mengandung mineral-mineral kontak metasomatisme tersebar setempat-setempat.
Sedang batulempung akan mengalami pengerasan dan dapat berubah menjadi
hornfels, yang umumnya mengandung mineral andalusit, silimanit dan straurolit.
Tingkat perubahan yang terjadi pada batuan sedimen klastis halus tersebut,
tergantung pada tingkat kemurniannya. Paling baik kalau batulempung tersebut
bersifat karbonatan, tetapi secara umum batuan sedimen argilaceous (berbutir
halus) jarang yang mengandung mineral bahan galian.
Apabila batuan beku ataupun metamorf mengalami terobosan magma,
hampir tidak akan mengalami perubahan yang berarti, kecuali kalau antara magma
yang menerobos dengan batuan beku yang diterobos mempunyai komposisi yang
sangat berbeda. Misal magma granodiorit menerobos gabro, maka kemungkinan
besar akan ada perubahan-perubahan besar pada gabronya. Secara umum dapat
dikata-kan bahwa batuan yang paling peka terhadap kontak metasomatisme dan
paling cocok untuk terjadinya pembentukan endapan bahan galian bijih, adalah
batuan sedimen, terutama yang bersifat karbonatan dan tidak murni.
Bentuk posisi ataupun penyebaran dari bahan galian yang terjadi pada
proses metasomatisme banyak tergantung pada struktur batuan yang diterobos.
Akan tetapi umumnya berbentuk ireguler dan terpisah-pisah. Bentuk ireguler
tersebut lebih sering terjadi pada batugamping yang tebal, sedang pada
batugamping berlapis-lapis ataupun terkekarkan, maka endapan bijih tersebut dapat
berbentuk menjari atau melidah.
Volume deposit kontak metasomatisme pada umumnya kecil antara puluhan
sampai beberapa ratus ribu ton saja, dan jarang yang sampai jutaan ton berat.
4. Konsentrasi hidrotermal
Produk akhir dari proses diferensiasi magmatik adalah suatu larutan yang dise-
but larutan magmatik yang mungkin dapat mengandung konsentrasi logam yang
dahulunya berada dalam magma.
Larutan magmatik ini yang juga disebut larutan hidrotermal banyak mengandung
logam-logam yang berasal dari magma, yang sedang membeku dan diendapkan di
tempat-tempat sekitar magma yang sedang membeku tadi.
Larutan ini makin jauh dari magma, akan makin kehilangan panasnya sehingga
dikenal:
a. Deposit hidrotermal suhu tinggi: di tempat terdekat dengan intrusi.
b. Deposit hidrotermal suhu menengah: di tempat-tempat yang agak jauh.
c. Deposit hidrotermal suhu rendah: ditempat yang jauh
dikumpulkan oleh
Dwi Indah Purnamawati