DAN
KESMAVET
11 April 2008
SANITASI
• Tinja dan urine dari hewan yang tertular dapat berperan sebagai
sarana penularan penyakit, misalnya penyakit AI, anthrax, dsb
MANAJEMEN DAN JALUR POLUSI
LIMBAH TERNAK
Peternakan Sapi
Polusi
• Produk asal hewan dapat terkontaminasi atau tercemar mikroba, residu obat hewan
seperti produk biologis (vaksin, sera dan anifen) farmasetik serta premiks dan bahan
kimia serta pemakaian bahan pengawet tertentu yang merugikan konsumen.
• Pemerintah melalui bidang kesehatan masyarakat veteriner, dalam peraturan
pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 tentang kesehatan masyarakat veteriner
menetapkan bahwa daging yang layak dikonsumsi manusia harus memenuhi
persyaratan aman, sehat, utuh dan halal (ASUH).
• Untuk memenuhi kriteria tersebut beberapa perlakuan disyaratkan baik untuk hewan
hidup yang akan dipotong di rumah potong hewan (RPH)/rumah potong unggas
(RPU), hewan perah maupun ayam petelur, penanganan daging, pengangkutan,
tempat penjualan dan pengawetan.
• Penanganan daging umumnya dimulai dari pemotongan ternak sampai dengan
daging siap untuk dimakan olek konsumen.
• Di RPH atau RPU dokter hewan melaksanakan pemeriksaan ante mortem (sebelum
dipotong) dan pemeriksaan post mortem (setelah dipotong) terhadap setiap jenis
ternak dan dilaksanakan berdasarkan ketentuan undang-undang veteriner.
Berdasarkan pemeriksaan tersebut hewan yang dinyatakan tidak sehat akan
dibatalkan untuk dipotong atau daging asal hewan dimusnahkan. Hal ini terutama
berkaitan erat dengan adanya penyakit hewan yang mengancam kesehatan
manusia (penyakit zoonosis).
• Pemotongan hewan di luar RPH atau RPU tanpa pengawasan dokter hewan/mantri
hewan beresiko tinggi terhadap konsumen karena peluang terhadap penularan
penyakit asal hewan sangat tinggi terutama sebab tidak diketahui sejarah asal
usulnya, apalagi bila berasal dari hewan yang sedang sakit atau mati.
ISLAM DAN SANITASI
LINGKUNGAN