Mac 2011
Ath-Thufail merasa dirinya memasuki pertempuran ini tanpa persiapan apa pun dan tanpa ia
sengaja. Padahal ia tidak pergi menuju Makkah dengan tujuan itu dan tidak pernah terlintas di
pikirannya mengenai pertentangan antara Muhammad dan kafir Quraisy. Akibatnya,
pertempuran itu pun menjadi kenangan yang tak pernah terlupakan bagi Ath-Thufail bin Amr ad-
Dausy. Pesanan ini telah membuatkan Thufail berazam untuk tidak mendekati, mendengar atau
1
Summer Camp “GENERASI KEBENARAN” 18 – 20
Mac 2011
berkata-kata dengan nabi. Beliau menyumbat telinganya dengan kapas ketika bertawaf di Kaabah
dan memohon keberkatan daripada berhala yang menjadi sembahannya.
Sebagai seorang sasterawan beliau sangat mengkagumi bacaan dalam solat Rasulullah yang
didengarinya. Thufail menunggu sehingga Rasulullah selesai solat. Kemudiannya beliau
mengekori Rasulullah sehingga ke rumah baginda. Thufail masuk bertemu Rasulullah dan
berkata: “Wahai Muhammad, kaummu menuduhmu dengan bermacam-macam jenis tuduhan.
Demi Allah! Mereka berterusan menakut-nakutkan saya tentang kamu sehingga saya menyumbat
telinga saya dengan kapas, agar saya tidak mendengar kata-katamu. Namun Allah Taala tetap
menginginkan agar ia sampai ke telinga saya. Saya dapati ungkapannya sangat indah.
Ceritakanlah kepada saya perihal kamu yang sebenarnya.”
Lalu Rasulullah S.A.W. menceritakan perkara sebenar yang berlaku. Baginda membaca surah Al
Ikhlas dan Al Falaq. Thufail menyatakan bahawa ayat Quran yang dibacakan itu lebih indah
daripada ungkapan dalam sajak yang pernah ditulisnya. Lantas beliau terus menghulurkan tangan
kepada Rasulullah dan mengucpkan kalimah syahadah.
Beliau kemudiannya menetap di Mekah beberapa ketika untuk mempelajari tentang Islam dan
menghafal beberapa ayat Al Quran. Sebelum pulang menemui kaumnya Thufail berkata kepada
Rasulullah: “Wahai Rasulullah, ahli keluarga saya mentaati saya. Saya pula akan pulang
menemui mereka dan saya akan menyeru mereka agar memeluk Islam. Oleh itu doakanlah agar
2
Summer Camp “GENERASI KEBENARAN” 18 – 20
Mac 2011
Allah menganugerahkan untuk saya petanda yang boleh membantu saya menyeru mereka kepada
Islam.” Rasulullah S.A.W. pun berdoa: “Ya Allah jadikanlah untuknya petanda.”
Dalam perjalanan pulang menemui kaumnya Thufail tiba di satu tempat tinggi yang
membolehkan beliau melihat rumah mereka. Thufail mendapati satu cahaya seperti pelita berada
antara dua matanya. Lalu diapun berdoa: “Ya Allah, jadikanlah ia (cahaya) bukan diwajah saya.
Kerana saya bimbang mereka akan menyangka ia merupakan balasan yang diturunkan kepada
saya lantaran meninggalkan agama mereka.” Lalu cahaya tersebut berpindah ke hujung
cemetinya. Semasa menuruni lereng bukit itu, orang ramai dapat melihat cahaya dicemeti
bagaikan pelita yang tergantung.
Thufail bin Amr berkata, “Ketika aku tiba di rumah, ayahku yang sudah lanjut usia mendekat
kepadaku. Aku berkata, ‘Ayah jangan mendekat kepadaku, karena aku tidak lagi termasuk
golonganmu dan engkau tidak lagi termasuk golonganku.’ Ayahku berkata, ‘Kenapa begitu
anakku?’ Aku berkata, ‘Aku telah masuk Islam dan mengikuti agama Muhammad Shallallahu
Alaihi wa Sallam.’ Ayahku berkata, ‘Anakku, agamaku adalah juga agamamu.’ Aku berkata,
‘Pergilah kemudian mandilah dan cucilah pakaianmu! Setelah itu, datanglah kepadaku agar aku
mengajarimu apa yang telah diajarkan kepadaku.’ Ayah pun pergi, kemudian mandi dan mencuci
pakaiannya. Setelah itu, ia datang kepadaku, kemudian aku jelaskan Islam kepadanya dan ia pun
masuk Islam.
Kemudian istriku mendekat kepadaku. Aku berkata kepadanya, ‘Engkau jangan mendekat
kepadaku, karena aku tidak lagi termasuk golonganmu dan engkau tidak lagi termasuk
golonganku.’ Istriku berkata, ‘Kenapa begitu, demi ayah dan ibuku?’ Aku berkata, ‘Islam telah
memisahkan aku denganmu dan aku telah mengikuti agama Muhammad Shallallahu Alaihi wa
Sallam’ Istriku berkata, ‘Agamaku adalah juga agamamu.’ Aku berkata, ‘Pergilah ke samping
berhala Dzi Asy-Syara (Ibnu Hisyam berkata bahwa Thufail bin Amr berkata, ‘Pergilah ke
tempat berhala Dzi Asy-Syara!’), kemudian mandilah di sana! Dzi Asy-Syara adalah berhala
kabilah Daus. Kabilah Daus melindungi tempat berhala tersebut dan di tempat tersebut terdapat
3
Summer Camp “GENERASI KEBENARAN” 18 – 20
Mac 2011
jeram air yang turun dari gunung. Istriku berkata, ‘Demi ayah dan ibuku, apakah engkau takut
kalau berhala Dzi Asy-Syara berbuat sesuatu terhadap anak kecilmu ini?’ Aku berkata, ‘Aku
tidak takut dan aku jamin tidak akan terjadi sesuatu pada anak kecil kita.’ Istriku segera pergi
untuk mandi. Setelah itu, ia datang kepadaku, kemudian aku terangkan Islam kepadanya dan ia
pun masuk Islam.
Setelah itu, aku mengajak kabilah Daus kepada Islam, namun mereka agak lamban merespon
dakwahku, kemudian aku datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Makkah.
Aku berkata kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, ‘Wahai Nabi Allah, sesungguhnya
zina telah menyebar luas di kabilah Daus, maka berdoalah kepada Allah untuk mereka.’
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, ‘Ya Allah, berilah petunjuk kepada kabilah
Daus.’ Pergilah engkau kepada kaummu, kemudian dakwahilah mereka dan bersikap lemah-
lembutlah terhadap mereka.’
Aku tetap berada di kabilah Daus untuk mengajak mereka kepada Islam hingga Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah dan hingga terjadinya Perang Badar, Perang
Uhud dan Perang Khandaq. Aku pergi menghadap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
dengan membawa orang-orang dari kaumku yang telah masuk Islam dan ketika itu Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam berada di Khaibar. Aku tiba di Madinah dengan membawa tujuh
puluh atau delapan puluh kepala keluarga yang telah masuk islam, kemudian kami menyusul
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Khaibar dan beliau memberi kami jatah seperti kaum
Muslimin yang lain. Setelah itu, aku selalu bersama Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
hingga ketika Allah menaklukkan Makkah untuk beliau, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah,
kirimlah aku kepada berhala Dzu Al-Kafain -berhala milik Amr bin Humamah- untuk
mernbakamya’
Ibnu Ishaq berkata, “Kemudian Thufail bin Amr berangkat menuju berhala Dzu Al-Kafaini,
kemudian ia menyalakan api pada berhala tersebut sambil berkata,
4
Summer Camp “GENERASI KEBENARAN” 18 – 20
Mac 2011
Setelah itu, ath-Thufail selalu bersama Nabi hingga terjadinya Fathu Mekah. Ath-Thufail
berkata, "Ya Rasulullah, utuslah aku kepada 'Dzul Kaffain' berhala Amr bin Hamamah, agar aku
membakarnya."
Rasulullah pun mengizinkannya. Kemudian ia berangkat menuju berhala itu bersama pasukan
dari kaumnya. Tatkala ia sampai dan hendak membakarnya, para wanita, anak-anak, dan kaum
laki-laki telah mengelilinginya untuk mencelakakannya. Mereka menunggu seruan bahwa "Dzul
Kaffain" sedang dalam bahaya.
Akan tetapi, ath-Thufail tetap pergi menuju letak berhala itu di hadapan para penyembahnya.
Ath-Thufail geram melihat berhala itu dan berkata dengan lantang, "Wahai Dzul Kaffain, aku
bukanlah penyembahmu. Kelahiran kami lebih duluan dari kelahiranmu. Aku akan
membakarmu."
Tatkala api telah membakar berhala itu beserta berhala-berhala lainnya yang ada di bani Daus,
akhirnya kaum itu memeluk Islam dan menjalankan ajarannya.
Selanjutnya, ath-Thufail ibnul Amr ad-Dausi senantiasa bersama Nabi hingga beliau dipanggil
Rabbnya ke sisi-Nya. Ketika kekhilafahan dipegang oleh Abu Bakar, ath-Thufail beserta
keluarganya tunduk dan taat kepada khalifah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasalam.. Tatkala
timbul gerakan para murtaddin (mereka yang keluar dari Islam), ath-Thufail bersama anaknya,
Amr, juga ikut serta dalam memerangi Musailamah al-Kadzdzab. Ketika dalam perjalanan
menuju al-Yamamah, ia bermimpi. Ia berkata kepada teman-temannya, "Semalam aku bermimpi,
ceritakan kepadaku ta'birnya."Ibnu Ishaq berkata, “Kemudian Thufail bin Amr menghadap
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sailarn. la selalu bersama beiiau di Madinah hingga Allah
Ta’ala memanggil beliau. Ketika orang-orang Arab murtad, Thufail bin Amr keluar bersama
5
Summer Camp “GENERASI KEBENARAN” 18 – 20
Mac 2011
Setelah itu, Thufail bin Amr berangkat bersama kaum Muslimin menuju Yamamah (untuk
memerangi Musailamah) dengan diikuti anaknya, Amr bin Thufail. Thufail bin Amr bermimpi
dalam perjalanannya ke Yamamah. la berkata kepada sahabat-sahabatnya, ‘Sesungguhnya aku
bermimpi, maka jelaskan kepadaku arti mimpiku. Aku bermimpi bahwa kepalaku dicukur,
seekor burung keluar dari mulutku, aku berpapasan dengan seorang wanita kemudian ia
memasukkanku ke dalam vaginanya, anakku meminta sesuatu kepadaku dengan memaksa,
kemudian aku lihat anakku terpisah dariku’ Mereka berkata, ‘Itu pertanda baik.’ Thufail bin Amr
berkata, ‘Demi Allah, aku bisa menjelaskan makna mimpiku tersebut.’ Mereka berkata,
‘Bagaimana?’ Thufail bin Amr berkata, ‘Kepalaku dicukur artinya ia diletakkan. Burung yang
keluar dari mulutku ialah nyawaku. Wanita yang memasukkanku ke dalam vaginanya artinya
tanah digali untukku kemudian aku dimasukkan ke dalamnya. Permintaan anakku kepadaku
kemudian ia terpisah dariku artinya bahwa ia ingin sekali merasakan seperti yang aku rasakan’
Thufail bin Amr Rahimahullah gugur sebagai syahid di Perang Yamamah, sedang anaknya
mendapatkan luka parah kemudian sembuh, dan gugur sebagai syahid di medan Perang
Yarmuk pada masa pemerintahan Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu.”
Stesen III Ceritakan serba ringkas tentang sumbangan - Ayah & Isterinya masuk Islam.
(Al-Banna) Thufail dalam menyebarkan dakwah. - 80 keluarga telah masuk Islam.
- Memusnahkan Dzu Al-Kafaini.
- Memerangi Musailamah al-
Kazzab.
- Menakluk Najed.