Pemicu 1 B 3 Dhanis
Pemicu 1 B 3 Dhanis
Pemicu 1 Biomedik 3
24 Feb 2011
Peradangan
Reaksi vaskular menimbulkan pengiriman cairan, zat-
zat terlarut dan sel dari sirkulasi darah ke jaringan-
jaringan intertisial di daerah cedera (nekrosis), yang
mana dapat disebabkan oleh mikroorganisme, zat
kimia, pengaruh fisik dan reaksi imunologik
Penyebab Jejas
• Mikroorganisme: Virus,bakteri, jamur, parasit
• Zat Kimia: Asam, basa, toksin bakteri
• Pengaruh Fisik: Trauma, radiasi, panas, dingin,
listrik
• Reaksi Imunologi: Hipersensitifitas, kompleks
imun, reaksi autoimun
Pengaruh Peradangan
Keuntungan
Menghasilkan netralisasi Perbaikan dan pemulihan Menghasilkan eliminasi
bagian-bagian tubuh
Kerugian
Pencairan jaringan normal Timbul pembengkakan Ketidaktepatan reaksi radang
Proses Pokok Peradangan
-Fagosit
-Pertahanan terhadap
65% infeksi bakteri dan
proses peradangan kecil
lainnya
-Detoksifikasi
-Pertahanan tubuh
4% terhadap infeksi parasit
anti histamin
-Eos ↑ parasit >>
Sel-Sel Peradangan
TIPE & % DALAM FUNGSI
GAMBAR TUBUH
-Reaksi alergi &
antigen histamin,
<1% bradikinin, serotonin
kimia keluar
-Mediator inflamasi
-Fagosit
-Memberi sensor
6% patogen pada sel T
atau membuat
tanggapan antibodi
Sel-Sel Peradangan
TIPE & % DI
GAMBAR TUBUH FUNGSI
Fagositosis
Bahan asing (bakteri, jamur) atau sel pejamu yg mati atau rusak difagositosis. Pengenalan
partikel asing dibantu oleh opsonisasi dgn imunoglobulin atau komplemen karena neutrofil
& monosit mempunyai reseptor Fc & C3b.
Kemokin
Dihasilkan secara konstitutif & mengatur aktivitas limfosit pada kondisi fisiologik; kemokin
inflamatorik diinduksi & diregulasi meningkat oleh rangsangan inflamasi. Kemokin berikatan
dgn dan mengaktifkan sel melalui reseptor kemokin & berperan penting dalam merekrut
sel yg sesuai ke lokasi inflamasi.
Membunuh dan mencerna
Pada reaksi bergantung O2, superoksida (O2-), H2O2, O2 teraktivasi lainnya. Dalam neutrofil,
H2O2 bereaksi dgn mieloperoksidase & halida intraseluler utk membunuh bakteri. Faktor
tambahan yaitu laktoferin, bersifat bakteriostatik dgn cara mengambil besi dari bakteri.
Proses kemotaksis
Selektin CD11/CD18 PECAM
Proses membunuh & mencerna
patogen
Sitokrom B558
Klasifikasi dan Fungsi Limfosit
Limfosit T4 / Penolong
Imunitas Seluler
Limfosit B
Proliferasi Sel
Nekrosis Jaringan
Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Proses
Penyembuhan dan Peradangan
Suplai leukosit bebas di dalam
sirkulasi darah
Imobilisasi dan ketidaksempurnaan
pendekatan tepi luka
Kebeergantungan pada proliferasi seluler
Aktivitas sintetik
Leukositosis
Dihasilkan oleh kerja sitokinin pada pusat pengatur suhu di hipothalamus
peningkatan jumlah leukosit di sirkulasi darah, diakibatkan adanya stimulasi
maturasi leukosit diperantarai sitokinin dan pelepasan dari sumsum tulang
Peningkatan sintesa “protein fase akut” di hati seperti protein C-reaktif dan protein serum
amyloid-associated (SAA) dan komponen koagulasi serta sistem komplemen
Abses (Bisul)
Timbulnya jaringan nekrotik yang mencair dan membentuk sebuah rongga
Berisi cairan kental mengandung sisa jaringan yang mencair dan leukosit yang telah musnah
Kecepatannya tergantung pada leukosit yang melepaskan enzim proteolitik, berupa tripsin.
Diakibatkan oleh kuman staphylococcus
Phlegmone
Radang yang meluas dengan batas-batas yang tidak jelas, disebabkan oleh strepthococcus
Pemulihan Peradangan
Abses
Pembiusan lokal dengan menggunakan lidokain
Abses dikeringkan
Kasa membalut abses dan baru akan dibuka 24-48 jam ke depan
The Arrangement of Microorganisms in Skin
and Mucous Membrane
• The resident flora consists of relatively fixed
types of microorganism regularly found in a
given area at a given age
• The transient flora consists of non pathogenic
or potentially pathogenic microorganism that
inhabit the skin or mucous membranes for
hours, days or weeks
Normal Flora of The Skin
• S.epidermidis
• S.aureus (in small numbers)
• Micrococcus sp
• Nonpathogenic Neisseria sp
• Alpha-hemolytic and non hemolytic streptococci
• Diphtheroids
• Propionibacterium sp
• Peptostreptococcus sp
• Acinetobacter sp
• Candida sp
Infeksi
Peristiwa masuk dan penggandaan mikroorganisme (agen)
di dalam tubuh pejamu (host)
Infeksi virus laten yang dapat bertahan dalam jangka waktu lama
Bahkan seumur hidup pejamu pun bisa
Pemeriksaan Laboratorium dan Fisik
• Pemeriksaan Fisik
– Demam
– Menggigil
– Nyeri kepala
– Myalgia
Pemeriksaan Laboratorium dan Fisik
• Hitung Leukosit dan Diferensial
– Pergeseran ke kiri, peningkatan berlebihan persentasi
neutrofil dan band-cells mengisyaratkan terjadi infeksi
bakteri
• Laju Endap Darah
– Peningkatan laju endap darah mengisyaratkan
diperlukannya pemeriksaan lanjutan
• Protein C-Reaktif
– Reaktan fase akut yang meningkat konsentrasinya dalam
serum atau plasma saat terjadi infeksi lokal atau sistemik
Pemeriksaan Laboratorium dan Fisik
• Immunofluoresensi
– DFA
– IFA
• Aglutinasi Partikel
• Enzyme Immunoassay
• Imunokromatografi
• Immunoassay Optis
Biakan Bakteri
• Kebutuhan Oksigen Bakteri
– Anaerob obligat
– Aerob mikroaerofilik
– Anaerob fakultatiif
– Anaerob aerotoleran
– Anaerob obligat
• Reaksi Katalase dan Oksidase
– Umumnya bakteri yang berespirasi secara aerobik menghasilkan
katalase hemeprotein.
– Anaerob aerotoleran didapatkan negatif katalase
– Bakteri aerobik tertentu yang ditemukan adalah enzim sitokrom
oksidase
Biakan Bakteri
• Reaksi Koagulase Stafilokokus
– Fungsi: Mendeteksi pembentukan koagulase yang terikat di dinding sel
atau koagulase bebas
– Metode: tabung, kaca objek dan penggumpalan partikel
• Biakan anaerobik memiliki 2 penekanan terpenting
– Jangan diambil dari bagian tubuh yang dikolonisasi bakteri tersebut
– Harus dikirim dengan cara konsisten dengan kelangsungan hidup mikroba
• Biakan mikobakteria: Klasifikasi berdasarkan Runyon, yaitu:
– Fotokromogen
– Skotokromogen
– Nonkromogen
– Rapid growers
Pemeriksaan Kuman Aerob, Non Aerob dan
Mikroaerofilik
Perbedaan mendasar antara 3 jenis host adalah cara mendapatkan
Suasana lingkungan pertumbuhan dan jenis pembenihan yang dibutuhkan
Tahapan Persiapan
Menentukan tingkat prima bahan yang akan diamati
Pengamatan terhadap hasil uji, yaitu pertumbuhan kuman, bentuk dan sifat
koloni kuman
Jika kuman diperbanyak, maka tentukan apakah berasal dari biakkan murni
atau bukan dengan menggunakan pewarnaan gram
Hemolisis(Agar Darah) + ± -
Anaerob + + ±
Koagulasa + - -
Peragian Glukosa + + -
Manitol + - -
Endonuklease Termo- + - -
Resisten
Protein A + - -
Novobiosin S S R
As Teikhoat
Ribitol N-Asetilglukosamin + - -
Gliserol-Glukosa - + -
Gliserol N-Asetilglukosamin - - +
Erysipelothrix rhusiopathiae
• Morfologi: Basil gram +
• Karakteristik: Tak bersimpai dan tak bergerak
• Penyebaran: Ikan air tawar/laut, babi, kuda dan kambing
• Mekanisme Infeksi: Kontak langsung dengan binatang
atau produk pada bagian kulit yang rusak
• Pasien Beresiko: Nelayan,tukang jagal
• Organ yang Terinfeksi: Jari-jari,tangan,gatal, biasanya
tidak nyeri dan tanpa gejala sistemik
• Pengobatan: Penisilin dan eritromisin
Pseudomonas aeruginosa
• Morfologi: Basil gram -
• Daya Tahan: Desinfektan, peralatan pernafasan, air dingin,
lantai, kamar mandi
• Patogenesis: 2 tipe proteasenya menyebabkan lesi hemoragik
kulit dan destruksi kornea, yaitu fosfolipase dan glikolipid
• Organ yang Diserang: Luka,luka bakar, kornea, saluran kemih
dan nafas
• Diagnosa Lab: Isolasi dan berbagai media
• Pengobatan: Karbenisilin+gentamisin
• Profilaksis: Heptavalen
Farmakokinetik dan Farmakodinamik
Terapi
Farmakokinetik: nasib obat dalam tubuh atau efek tubuh terhadap obat
Absorpsi
Proses masuknya obat dari tempat pemberian ke dalam darah yang akan
didifusikan secara pasif dengan aktor barier absorpsinya adalah membran
sel epitel saluran cerna
Distribusi
Obat akan diikat oleh protein plasma dengan berbagai ikatan lemah
seperti, hidrofobik, van der walls, hidrogen dan ionik
Metabolisme
Dilakukan di membran endoplasmik retikulum hati, dengan tujuan
mengubah obat yang non polar menjadi polar agar dapat diekskresikan
melalui ginkal atau empedu
Ekskresi
Obat dapat diekresikan dalam 2 bentuk yaitu utuh atau tidak. Dalam
proses ekskresinya melalui 3 proses, yaitu filtrasi glomerulus,
sekresi aktif di tubulus proksimal dan reabsorpsi pasif
Penyebab Kegagalan Terapi
Masa terapi kurang
Granulositopenia
Luka Gigitan
Hewan Pasteurella multocida,S.aureus,
Streptococci, Bacteriodes spp
Manusia Eikenella corrodens, S.aureus,
Streptococci, Corynebacterium spp,
Bacteroides spp, Peptostreptococcus spp
Luka Terbakar S.aureus, Streptococci,
Enterobacteriaceae, Pseudomonas
aeruginosa
Educated Guess Antimikroba Pilihan
Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak
Jenis Infeksi Penyebab Tersering Pilihan Antimikroba
Impetigo, Furunkel, S.pyogenes, S.aureus Kloksasilin/eritromisin,
Sellulitis Sephalosporin generasi I
Gas Gangren C.Perfringens Penisilin G
Osteomyelitis Akut S.Aureus Kloksasilin
Educated Guess Antimikroba Pilihan
Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak
• Kloksasilin
• Indikasi: Staphylococcus yang menghasilkan penisilinase
• Kontraindikasi: Hipersensitifitas terhadap penisilin
• Peringatan: Riwayat alergi dan gangguan fungsi ginjal
• Interaksi: Tes in vitro dan klinis menunjukkan antagonisme dan
agonisme pada penggunaan bersama
• Efek Samping: Urtikaria, demam, nyeri sendi, angioedema,
leukopenia, trombositopenia, diare
• Sediaan Beredar: Meixam Meiji Indonesia, Ikaclox Ikpharmindo,
Orbenin SmithKline Beecham Indonesia
Educated Guess Antimikroba Pilihan
Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak
• Sephalosporin Generasi I
– Mekanisme Kerja: Menghambat dinding sel mikroba
– Sensitif: S. aureus, Str. pyogenes, Str.viridans, Str.
pneumoniae, Clostridium perfringens, Listeria
monocytogenes, Corinebacterium diphteria
– Resisten: S.aureus resisten metisilin, S.epidermis,
Str.faecalis
– Cara Pemberian: Per oral (Sefaleksin, Sefradin,
Sefadroksil)
Educated Guess Antimikroba Pilihan
Infeksi Kulit dan Jaringan Lunak
• Eritromisin
– Mekanisme: menghambat sintesa protein kuman melalui
ikatan ribosom subunit 50S
– Sensitif: Coccus gram + (S.pyogenes, S.pneumoniae,
S.viridans, S.aureus); Coccis gram –
(C.perfringens,C.diphtheriae,L.monocytogenes)
– Resisten: penurunan permeabilitas membran kuman ,
perubahan reseptor obat pada ribosom kuman, hidrolisis
obat oleh esterase (Enterobactericiae)
– Efek Samping: demam,eosinofilia, mual, muntah, nyeri
epigastrium
Trauma/Luka
Pada Sel
Biosintesa
Gangguan
Prostaglandin
Membran Sel
Fosfolipid
Dihambat Enzim
Kortikosteroid Fosfolipase
Enzim Enzim
Lipoksigenase Asam
Siklooksigenase
Arakhidonat Endoperoksid
PGG2/PGH
Hidroperoksid Dihambat
OAINS/NSAID
Leukotrien
Diklofenak Parekoksib
Ibuprofen
Etodolak Eterikoksib
Naproksen
As Nefenamat
Generasi II Lumirakoksib
Salisilat
• Asam asetil salisilat/Asetosal/Aspirin:
– Analgesik,antipiretik dan antiinflamasi secara luas.
– Farmakodinamik: Memperoleh efek antiinflamasi kadar plasma
dipertahankan antara 250-300 µg/mL, per oral setara 4 gr/hari
untuk dewasa
– Farmakokinetik: Diabsorbsi dalam bentuk utuh di lambung, di
kulit dipakaikan dalam bentuk salep dan tidak dianjurkan
pemberian secara rektal
– Indikasi: 24-48 jam setelah pemberian ada pengurangan rasa
nyeri,pembengkakan, panas dan merah jaringan setempat
– Intoksikasi: Pusing,tinitus, tremor, vertigo, perdarahan, pruritus