Anda di halaman 1dari 6

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3)

PADA PEKERJAAN LANJUTAN PERKUATAN TRESTLE DERMAGA


PELABUHAN LAUT LAREA-REA KABUPATEN SINJAI
PROVINSI SULAWESI SELATAN APBN TAHUN ANGGARAN 2011

1) KESIAPAN PERUSAHAAN DALAM MEMPERKIRAKAN GEJALA KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3)

Tingginya tingkat kompetisi dunia industri menumbuhkan paradigma baru


tentang keselamatan dan kesehatan dan kerja sebagai aspek yang cukup
dipertimbangkan. Pelaksanaan K3 merupakan indikator tingkat
kesejahteraan tenaga kerja dan berkolerasi langsung dengan kualitas tenaga
kerja, peningkatan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan
kebijakan pemerintah dengan diterapkannya Permenaker No. 4 Tahun 1987
tentang Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja (P2K3), UU No.
13 Tahun 2003 tentang penyelenggaraan Sistem Manajemen K3 (SMK3) dan
khususnya peraturan yang berkaitan dengan bidang pesawat uap dan bejana
tekan seperti Permenaker No. : Per.01/MEN/1980, tentang Keselatan dan
Keselamatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan, Surat Keputusan Bersama
No.174/Men/1986 dan No.104 Kpts/1986.
Maka PT. NUR JAYA NUSANTARA telah menyiapkan Ahli K3 Konstruksi
Bangunan dengan kemampuan yang dapat melakukan identifikasi, evaluasi,
dan pengendalian resiko dalam pelaksanaan K3 pada Konstruksi Bangunan.
Profil Kesiapan PT. NUR JAYA NUSANTARA :
• Dapat mempersiapkan tenaga pelaksana yang mampu melaksanakan K3
Konstruksi Bangunan ditempat kerja.
• Dapat mempersiapkan dan menghasilkan tenaga ahli yang mampu
menjelaskan teknik pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja,
khususnya yang terkait dengan pekerjaan konstruksi bangunan.
• Dapat mempersiapkan tenaga ahli yang dapat mengelola dan
menjalankan organisasi P2K3.

1) STRUKTUR ORGANISASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN


LINGKUNGAN (K3)
MANAJEMEN
PELAKSANA
PELAKSANA
KONS

2) METODE PELAKSANAAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN


LINGKUNGAN (K3)

PT. NUR JAYA NUSANTARA menetapkan metodologi identifikasi aspek K3L


dan pengujian resiko didalam menentukan pengendalian resiko, sasaran dan
program K3L.
Asisten Direksi sebagai Management Representative (MR) dibantu Biro
Pembinaan Produksi sebagai pembina K3L Pusat, Manajer Teknik sebagai
Pembina K3L proyek beserta Tim P2K3 pada masing tingkatan, melakukan
identifikasi aspek K3L dan pengujian resiko serta pengendalian resiko.
Metodologi identifikasi aspek K3L dan pengujian resiko dilaksanakan dengan
meperhatikan lingkup aktifitas, persyaratan peraturan Pemerintah, Standard
dan persyaratan kontrak.
1. Pedoman dasar identifikasi potensi sumber bahaya adalah
tergantung dari metode kerja yang digunakan, detail unsur metode kerja
secara menyeluruh harus telah mencakup hal-hal yang sebagai berikut :
a. Kerangka dasar (platform) keamanan dan keselamatan yang diambil
b. Urutan langkah / tahapan metode kerja secara keseluruhan
c. Metode Kerja atau metode yang diambil untuk :
• Pekerjaan sementara (temporary work), seperti penempatan dan
pemindahan aliran jaringan listrik sementara
• Melindungi proses / hasil produksi, operator kerjanya dan lingkungan
yang kemungkinan mempengaruhinya.
• Penentuan lalu lintas barang dan orang (transportasi dan traffic
management)
a. Pemilihan dan penggunaan :
• Peralatan, alat-alat kerja dan alat-alat bantu kerja, mesin perkakas
(tools)
• Bahan / Material kerja
• Peralatan keselamatan pada peralatan kerja (Safety Device) dan,
• Alat Pelindung Diri (APD)
a. Penentuan Jalan kerja dan Lingkungan kerja yang aman
b. Detail penempatan (tata letak) peralatan kelistrikan, bahan-bahan
berbahaya (seperti gas, bahan kimia) dan beracun, sampah dan
material / bahan lainnya kebutuhan lapangan.
1. Identifikasi Potensi Sumber Bahaya ini dilakukan pada saat :
a. Pekerjaan akan dimulai, diidenntifikasi berdasarkan pada ruang lingkup
pekerjaannya
b. Pekerjaan sudah berjalan tetapi di indikasikan mempunyai
kecenderungan bahaya kecelakaan semakin meninggi
c. Pekerjaan yang ditangani mempunyai ruang lingkup pekerjaan yang
besar dan mempunyai kompleksitas pekerjaan yang tinggi dengan
resiko tinggi bahaya kecelakaan.
1. Identifikasi Potensi Sumber Bahaya yang memberikan pengaruh
kepada keselamatan tenaga kerja/pekerja, penyakit akibat kerja
dan pengaruh lingkungan, dapat menggunakan acuan yang terdapat
pada Table List Identifikasi Bahaya.
2. Pengukuran terhadap penilaian resiko harus dapat diyakinkan bahwa
metode kerja atau sistem yang ada dapat menjamin keamanan kerja dan /
atau telah mengurangi seluruh resiko bahaya yang akan terjadi dengan
melakukan :
a. Penilaian Resiko dilakukan pada setiap identifikasi potensi sumber
bahaya dengan kategori resiko ditetapkan tergantung pada 2 (dua)
faktor yaitu :
b. Perhitungan Tingkat Resiko yang akan terjadi diperoleh dari hasil
perkalian : F X C atau L X S
c. Untuk menetapkan identifikasi potensi sumber bahaya, dapat dilihat
pada tabel Pedoman identifikasi sumber bahaya dan penilaian resiko,
ditetapkan dalam prosedur.
d. Pedoman penilaian resiko menggunakan tingkat kekerapan
(frekwensi rate) atas insiden dan kecelakaan yang terjadi yakni
diberikan batasan dengan kategori :
i.Tingkat resiko Ekstrim disingkat dengan E, mempunyai batasan
untuk setiap terjadinya dengan nilai : Insiden E ≥ 10
ii.Tingkat resiko Tinggi disingkat dengan T, mempunyai batasan untuk
setiap terjadinya dengan nilai : Insiden 8 ≤ T ≤ 10
iii.Tingkat resiko Moderat disingkat dengan M, mempunyai batasan
untuk setiap terjadinya dengan nilai : Insiden 6 ≤ M ≤ 8
iv.Tingkat resiko Rendah disingkat dengan R, mempunyai batasan
untuk setiap terjadinya dengan nilai : Insiden R < 6
Rasio Kemungkinan / Frekwensi (Frequensy Rate) adalah : LTI /
jumlah kerja x 1.000.000,-
Rasio Kasus Insiden (Incident Rate) Kecelakaan adalah Jumlah
Kasus / total jam kerja x 1.000.000,-
Dalam mempermudah menghitung nilai resiko yang terjadi dapat
berpedoman pada tabel matrik tingkat resiko Lampiran PM 033-1.

1) KONSEP DAN SOLUSI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN


LINGKUNGAN (K3) DALAM SEJUMLAH JENIS PEKERJAAN

• Manusiawi. Membiarkan terjadinya kecelakaan kerja, tanpa berusaha


melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan, merupakan suatu
tindakan yang tidak manusiawi. Hal ini di karenakan kecelakaan yang
terjadi tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi korbannya (misalnya
kematian, cacat/luka berat, luka ringan), melainkan juga penderitaan bagi
keluarganya. Oleh karena itu pengusaha (kontraktor) mempunyai
kewajiban untuk melindungi pekerjanya dengan cara menyediakan
lapangan kerja yang aman.
• Ekonomi. Setiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkan
kerugian ekonomi, seperti kerusakan mesin, peralatan bahan, dan
sebagainya. Oleh karena itu, dengan melakukan langkah-langkah
pencegahan kecelakaan, maka selain dapat mencegah terjadinya cedera
pada pekerja, kontraktor juga dapat menghemat biaya yang harus
dikeluarkan
• UU dan Peraturan. UU dan peraturan dikeluarkan pemerintah atau suatu
organisasi bidang keselamatan kerja dengan pertimbangan bahwa masih
banyak kecelakaan yang kerja, makin meningkatnya pembangunan
dengan menggunakan teknologi modern, pekerjaan konstruksi merupakan
kompleksitas kerja yang dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan
kerja yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan secara
tidak langsung.

1) METODE DAN SOLUSI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN


LINGKUNGAN (K3)

Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata K3 dilapangan belum sepenuhnya


dilaksanakan dan diterapkan. Antara lain masih banyak pekerja yang tidak
menggunakan alat-alat keselamatan kerja. Setelah dikonfirmasi pada
penanggung jawab konstruksi ternyata dari para pekerjanya yang memang
tidak mau menggunakan alat-alat keselamatan kerja, pihak pekerjanya juga
mengatakan bahwa mereka tidak terbiasa untuk menggunakan helm dan
masker saat bekerja. Padahal dari pihak manajemen proyek sudah
menyediakan peralatan kerja ternyata pihak manajemen hanya
menyediakan 60 buah padahal pekerja yang ada disitu 80 orang, begitu juga
dengan masker, kaca mata dan safety beltnya. Tidak adanya sanksi dari
pihak manajemen juga semakin membiarkan para pekerja untuk tidak
memperhatikan keselamatan mereka. Berarti disini salah satu faktor yang
menyebabkan yaitu karena sadarnya mereka akan keselamatan dan
kesehatan bekerja dikonstruksi bangunan. Selain dari pihak pekerjanya
sebenarnya yang paling berperan yaitu dari pihak manajemennya sendiri.
Peralatan keselamatan kerja adalah salah satu faktor penting yang seringkali
diabaikan, baik oleh pihak manajemen proyek maupun dari pihak pekerja
atau buruh, akibat kurangnya kesadaran akan pentingnya menggunakan
peralatan keselamatan kerja untuk meminimalisir angka kecelakaan kerja.
Karena alat ini berfungsi untuk mencegah dan melindungi pekerja dari
kemungkinan mendapatkan kecelakaan kerja. Macam-macam dan jenis
peralatan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
• Helm Pengaman (Safety Helmet)
• Sepatu (Safety Shoes)
• Pelindung Mata (Eye Protection)
• Pelindung telinga (Ear Plugs)
• Penutup Lubang (Hole Cover)

1) PENGAWASAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3)

Salah satu langkah untuk lebih meminimalisasi angka kecelakaan dalam


sebuah proyek konstruksi bangunan gedung adalah sebuah sistem kontrol
pada manajemen dan kualitas proyek secara menyeluruh (Total Quality
Management : TQM). Mulai dari pemilik proyek sampai pada manajemen dan
pelaksana proyek, melaksanakan kebijakan kesehatan dan keselamatan
kerja secara menyeluruh. Sehubungan dengan adanya kebijakan ini,
perlunya sebuah klausul kontrak atau kebijakan secara menyeluruh dari
pemilik proyek sampai pada pelaksana dilapangan. Klausul kontrak atau
kebijakan ini memuat dan menjamin aturan-aturan yang harus ditaati pada
oleh semua level manajemen dan pelaksana dalam proses pelaksanaan
proyek dari awal pelaksanaan sampai akhir pelaksanaan proyek. Kebijakan
ini dapat dicontohkan sebagai berikut :
• Dari pihak pelaksana dan pihak manajemen proyek harus mematuhi dan
melaksanakan prosedur keselamatan kerja yang sudah ditetapkan.
• Jika terdapat pelanggaran pada prosedur yang sudah ditetapkan tersebut,
maka pelanggar (pekerja) akan dikenai sanksi peringatan atau denda. Hal
yang sama juga berlaku pada pihak manajemen proyek.

1) METODE PELAPORAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN


LINGKUNGAN (K3)

PENJELASAN PELAKSANAAN
PROSEDUR K3 PEKERJAAN
UNTUK PEKERJA
PELAKSANAAN
PELAKSANAAN

PENGAWASAN
RUTIN

PELAKSANAAN

LAPORAN
HARIAN
PENGAWAS K3

PT. NUR JAYA NUSANTARA

JOHANNES, ST
DIREKTUR UTAMA

Anda mungkin juga menyukai