Hatta, maka pada ketika yang baik, maka gajah kesaktian itu pun dikeluarkan
oranglah dengan alatnya. Setelah sudah, maka segala menteri dan hulubalang
dan rakyat sekalian pun segeralah mengiringkan gajah itu dengan alat
kerajaan, daripada payung ubur-ubur 1) dan hamparan 2)daripada suf sakalat
ainalbanat 3) di atas gajah itu. Setelah itu maka seketika itu juga sampailah ia
kepada tempat baginda dua suami istri itu.
Kalakian 4), maka baginda pun terkejut seraya menetapkan dirinya. Maka
gajah itu pun segeralah datang, menundukkan kepalanya, seolah-olah orang
sujud rupanya kepada baginda itu. Maka segala menteri dan hulubalang dan
rakyat itu pun bertelut menjunjung duli seraya berdatang sembah, "Ya tuanku
syah alam, patik sekalian memohonkan ampun beribu-ribu ampun ke bawah
duli syah alam yang mahamulia. Adapun patik sekalian ini telah menyerahkan
diri patik, dan negeri ini pun patik serahkan ke bawah syah alam."
Maka sembah segala menteri dan hulubalang itu, "Ya tuanku syah alam,
adapun negeri patik ini telah tiadalah rajanya, telah sudah kembali ke
rahmatullah taala." Maka dipersembahkannyalah daripada permulaannya
datang kepada kesudahannya itu.
Arkian, maka baginda dua suami istri itu pun naiklah ke atas gajah itu, maka
perdana menteri pun mengembangkan payung kerajaan. Setelah sudah maka
segala hulubalang pun mengerahkan segala rakyat memalu segala bunyi-
bunyian, gegap gempita bunyinya terlalu ramainya. Maka baginda dua suami
istri itu pun diarak oranglah lalu masuk ke dalam negeri, diiringkan oleh
segala menteri dan hulubalang, rakyat hina dena, kecil dan besar, tua dan
muda sekaliannya.
Cited from Bunga Rampai dari Hikayat Lama, Sanusi Pane, hal. 16-18
Catatan:
Hikayat Bachtiar berasal dari bahasa Persia dan berisi cerita-cerita yang diceritakan oleh seorang orang
setelah hal-ihwal orang yang bercerita itu diceritakan, sedang pada akhirnya diceritakan pula pengaruh
hikayat-hikayatnya itu atas orang yang mendengar. Jadi seperti Hikayat Seribu Semalam, Hikayat Bayan
Budiman dan Hikayat Kalflah dan Daminah (Lihat lebih lanjut keterangan tentang Hikayat Kalilah dan
Daminah).
Cerita-cerita yang termuat dalam naskah-naskah Hikayat Bakhtiar tidak sama. Salah satu naskah itu
diikhtisarkan dan diterbitkan olehA. F. von Dewall. Bahagian yang dipetik menceritakan ayahanda dan
bunda Bakhtiar melarikan diri. Bakhtiar yang waktu itu baru lahir ditinggalkan mereka itu dalam hutan.
Ayahanda Bakhtiar diangkat jadi raja di negeri lain.
Bakhtiar jadi anak angkat saudagar Idris. Kemudian ia dihukum mati dan supaya hukuman itu jangan
jadi dilangsungkan, diceritakannya cerita-cerita yang bagus kepada raja. Akhirnya kenyataan, bahwa
Bakhtiar putra raja itu sendiri.
1. Ubur-ubur = sebangsa binatang di laut; payung ubur-ubur = payung yang berupa ubur-ubur
2. Permadani.
3. Suf = sebangsa kain dari bulu domba, wol; sekalat, dari bahasa Persia, artinya berwarna coklat;
kain yang begitu warnanya, 'ain-albanat artinya sebenarnya; mata gadir; sebangsa kain yang
bagus.
4. Kala dan kain pada ketika itu.