Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Sanitasi berasal dari bahasa latin, dari kata “sanitasi” yang berarti sehat berarti
sehat. Dalam pengertian selanjutnya dan juga di terapkan dalam industri
pengolahan makanan, sanitasi adalah menciptaka atau mengkreasi dan
mempertahankan kondisi yang sehat dan higienis, sementara menurut UUD
republik Indonesia nomor 7 tahun 1996, pencegahan terhadap kemungkinan
bertumbuh dan berkembangnya jasad renik pembusuk dan patogen dalam
makanan, minuman dan peralatan, dan bangunan yang dapat merusak pangan dan
membahayakan manusia.
Seperti telah di jelaskan di atas bahwa tujuan pokok sanitasi adalah untuk
menghilangkan atau menekan sampai dengan batas aman terhadap kemungkinan
kerusakan atau kontaminasi mikroorganisme (khususnya mikroorganisme
pathogen) dalam poses pengolahan. Pengendalian mikroorganisme sangat penting
untuk menjamin keamanan dan kecukupan masa kadaluarsa produk yang akan di
hasilkan
Kotoran yang ada atau masih tertinggal di ruang atau peralatan pengolahan setelah
selesai di gunakan biasanya akan segera terkontaminasi oleh mikroorganisme.
Mereka akan segera berkembang biak karena adanya nuteisi yang terkandung
dalam kotoran tersebut. Pemebersihan kotoran yang tidak baik akan menyebarkan
kontaminasi ke lingkungan yang lebih luas. Kotoran yang masih tertinggal akan
memberi perlindungan bagi mikroorganisme dari proses atau bahan sanitasi.
Kotoran akan mengurangi efektivitas sanitasi. Sangat penting sekali bahwa santasi
perlu segera dilakukan setelah pembersih kotoran selesai di laksanakan agar
kondisi saniter tercapai.

Jenis-Jenis bahan kimia.


Pensanitasi kimia biasanya di kelompokan menurut jenis bahan aktif pembunuh
mikroorganisme yang di kandungnya.

khlorin.
Pensanitasi khlorin di klasifikasikan sebagai ; a) khlorin cair, b) hipoklorit, c)
khloramin anorganik, d) khloramin organik dan khlorin dioksida. kemampuan
membunuh mikroba dari komponen-komponen tersebut sangat bervaariasi. Ada
beberapa pendapat di adukan tentang bagaimana mekanisme kerja khlorin sebagai
anti mikrobia. Antara lain : asam hipoklorida (HOCL). Komponen paling aktif dalam
kelompok klorin membunuh sel mikroba melalui penghambatan oksidasi glukosa
dengan cara mengoksidasi gugus surfihidril pada sejulah enzim penting yang di
gunakan dalam metabolisme karbihidrat. b. Mengganggu sintesa protein. c.
Dekarboksilaseoksidatif oksidaatif terhadap asam amino menjadi nitril dan aldehid.
d. Bereaksi dengan asam nukleat, purin dan piridin. e. Tidak berimbangnya
metabolisme setelah proses destruksi sejumlah enzim penting. f. Merusak DNA
sehingga kemampuan transformasinya berkurang. g. Menghambat pengambilan
oksigen. h. Pembentukan racun N-khlor dan. i. Menyebabkan terjadinya
Penyimpangan kromosom.
Khlorin (CL2) atau sodium hipoklorit (NaOCl) bila di campur dengan air akan
mengalami hidrolisa membentuk asam hhipoklorit kemudian asam hipoklorit akan
terdisosiasi menjadi ion- hidrogen (H+) dan ion hipoklorit (OCI-).
CL2 + H2O --> HOCL + H+ + CL-)
NaOCL + H2O --> NaOH + HOCL
HOCL --> H+ + OCI-

Klorin lebih efektif sebagai anti mikroba pada pH rendah di mana kehadiran asam
hipoklorit-yang kurang efektif sebagai bakterisida-menjadi domonan klorin efektif
terhadap bakteri gram positif ataupun bakteri bakteri gram negaatif serta beberapa
virus dan spora. Di sarankan untuk menggunakan larutan yang masih segar setiap
kali melakukan sanitasi, karena larutan yang tidak segar akan berkurang
kekuatanya.
Hipoklorit paling aktif dalam kelompok klorin adalah pesanitasi yang paling banyak
di gunakan dalam industri pengolahan pangan. Umumnya dalam bentuk kalsium
hipoklorit (kaporit) dan sodium hipoklorit sebagai pesantasi dalam bentuk larutan
bahan ini akan menghambat sel mikroorganisme setelah kontak selama 1,5-100 kali
yang di butuhkan untuk membunuh spora bakteri dapat 10-1000 kali yang di
butuhkan untuk membunuh sel vegetatif (1000 ppm di bandingkan 0,6-13 ppm).
Spora clostridium lebih tahan di bandingkan dengan spora bacillus.
Kloramin organik adalah senyawa yang di bentuk dari reaksi klorin dengan amonia
nitrogen sementara kloramin organik di bentuk dari reaksi asam hipoklorit dengan
amin, amida, imin, atau imida.
Kloramin dioksida memiliki kemampuan mengoksidasi 2,5 kali lebih kuat dari pada
klorin. Bahan kurang efektif pada pH 6,5 namun pada pH 8,5 adalah paling efektif.
Dengan demikian klorin dioksida kurang terpengaruh oleh alkali dan bahan organik.
Karena klorin dioksida banyak di gunakan untuk sanitasi limbah.

Iodin.
Belum banyak di ketahui mekanisme kerja iodin sebagai anti mikroba. Kelompok
iodin yang sering di gunakan adalah iodofor larutan alkohol, iodin dan larutan iodin
larutan dalam air. Kedua larutan pensanitasi ini banyak di gunakan untuk
desinfektan pada kulit.
Konsentrasi iodofor yang di gunakan sebaiknya mengikuti rekomendasi yang di
berikan. Biasanya 50-70 mg/liter oidin bebas. Dan akan menghasilkan pH 3 atau
kurang dalam air yang lebih banyak bila air yang di gunakan terlalu sadah. Iodofor
lebih berumur panjang bila dalam bentuk pekatan.

Bromin.
Bromin dapat di gunakan secara sendiri atau di campur dengan bahn lain, dan
biasanya lebih banyak di gunakan dalam p[engolahan air (water treatment) dari
pada pensanitasi peralatan. Pada pH sedikit asam hingga normal. Khloramin organik
lebih efektif dari pada bromin organik dalam merusak spora. Bila keduanya di
campur akan lebih sinergis, lebih tahan terhadap kondisi alkali pada pH 7,5 atau
lebih. Dan meningkatkan efektifitasnya dari pada berdiri sendiri.
ammonium quarternary.
Pensanitsai ini sering di sebut sebagai “quart” pensanitasi ini banyak di gunkanan
untuk sanitasi lantai, dinding, perabot, dan peralatan quart memiliki kemampuan
menetrasi yang baik, sehingga bila permukaan objek berpori-pori maka bahan ini
sangat baik di gunakan. Formula umum quart adalah :
Contoh quart adalah alkidilmetilbenzilamonium klorida dan metil dodesibenzil
trimetilamonium klorisa merupakan sodium tripofosfat pada air sadah
denganlingkungan minimum 800 ppm quart dalam bentuk larutan yang siap di
lakukan bersifat tidak korosit, tidak mengiritasi kulit, tidak berasa, dan tidak berbau.
Sebaiknya bahan ini jangan di campur dengan bahan pembersih gandakarena dapat
menjadi inaktif atau berkurang kemampuanya bila bereaksi dengan komponen lain
misalnya deterjenseperti bahan pembasah anionik. Tetapi dengan deterjen tertentu
yakni untuk meningkatkan alkalinitasnya. Akan dapat meningkatkan kemampuan
bakterisidalnya.

METODOLOGI

1. alat dan bahan


sapu
lap
saput pencuci
sikat
ember
sarung tangan karet
penyemprot bertekanan deterjen
kaporit

2. langkah kerja
- menyiapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
- membersihkan ruangan dan peralatan kerja dengan menggunakan lap dan sapu
- menyiapkan larutan pembersih (deterjen) secukupnya yaitu di sesuaikan dengan
luas area dan tingkat kotoran yang akan di bersihkan
- melakukanpembersihan ruangan dan peralatan. Untuk peralatan dicuci dengan
saput pencuci sedangkan ruangan di cuci dengan menggunakan sikat dan
penyemprot yang bertekanan.
- membilas dengan bersih sehingga sisa deterjen hilang
- menyiapkan larutan kaporit dengan konsentrasi 1000 ppm. Jumlah larutan di
sesuaikan dengan luas area yang akan di lakukan sanitasi
- melakukan sanitasi alat dan ruangan. Dalam keadaan belum di bilas di biarkan
selama 15 menit
- bilas dengan air bersih hingga bau kaporit hilang
- meniriskan alat dan menyimpan peralatan yang telah di sanitasi ke tempat semula
- menutup ruangan yang telah di sanitasi
- mencuci tangan setelah selesai kegiatan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang di lakukan maka dapat di bahas mengenai


pembersihan yang di lakukan mulai dari proses pembersihan (sapu) hingga proses
sanitasi dengan menggunakan kaporit proses penyapuan di sini dimaksudkan untuk
menghilangkan debu yang berada pada meja dan lantai sehingga ruangan dapat
bebas dari debu walaupun belum maksimal.
Yang selanjutnya yaitu proses pencucian ruangan dengan menggunakan bahan
pencuci deterjen, hal ini bermaksud agar kotoran yang tidak hilang pada saat
penyapuan dengan adanya deterjen maka kotoran dapat terangkat sehingga
ruangan dapat lebih bersih. Prinsip dari pembersihan dengan menggunakan sabun
yaitu mengangkat kotoran oleh bagian sabun yang di sebut bagian hidrofil yaitu di
mana kotoran akan ikut bersama air. Adapun mekanisme kerja sabun adalah untuk
memindahkan atau menghilangkan lemak/minyak ke dalam air. Untuk lebih
jelasnya dapat di lihat dalam gambar :
Bagian yang mempunyai ujung bulat adalah bagian yang dapat larut dalam air
sedangkan bagian yang yang ujungnya persegi adalah bagian yang dapat larut
dengan lemak atau minyak. Sehingga jika terdapat kotoran yang tidak bisa larut
dengan air maka larutan tersebut dapat di tarik oleh ujung hidrofob yang funsinya
mengangkat lemak atau minyak sehingga ruangan atau alat yang di cuci dengan
menggunakan sabun dapat bersih.
Selanjutnya setelah melakukan pencucian langkah yang selanjutnya yaitu proses
sanitasi ruangan dan peralatan di mana sanitasi ini adalah bertujuan untuk
mensanitasi atau membunuh adanya mikroorgamisme yang ada pada ruangan
tersebut dan perlatanya. Sehingga dengan adanya pensanitasi ini di harapkan
dapat membunuh mikroorganisme atau mengurangi pertumbuhannya sehingga
tempat yang di gunakan dapat aman dari gangguan adanya mikroba tersebut yang
bersifat toxit ataupun yang lainya.
Penggunaan bahan pensanitasi ini setelah di lakukan sanitasi di biarkan selama
minimal 15 menit, yang sebenarnya hal ini bertujuan untuk mematikan
mikroorganisme karena jika hanya di lakukan selama 1 atau 2 menit maka mikroba
tersebut tidak akan mati oleh karena itu waktu harus di sesuaikan dengan jenis
pensanitasi yang di gunakan.
Setelah di biarkan selama 15 menit kemudian pensanitasi tersebut di hilangkan
dengan menggunakan air yang bersih. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan bau
kaporit yang masih terasa bau di lantai dan peralatan lainya sehingga perlu di
lakukan pembersihan dengan menggunakan lap yang bersih dan bila perlu di
gunakan porselin agar lantai menjadi lebih wangi dan bersih.
KESIMPULAN

1. Proses penyapuan di sini dimaksudkan untuk menghilangkan debu yang berada


pada meja dan lantai sehingga ruangan dapat bebas dari debu.
2. Dengan adanya deterjen maka kotoran dapat terangkat sehingga ruangan dapat
lebih bersih.
3. Adapun mekanisme kerja sabun adalah untuk memindahkan atau menghilangkan
lemak/minyak ke dalam air.
4. sanitasi ini bertujuan untuk mensanitasi atau membunuh adanya
mikroorgamisme yang ada pada ruangan tersebut dan perlatanya. Sehingga
dengan adanya pensanitasi ini di harapkan dapat membunuh mikroorganisme atau
mengurangi pertumbuhannya sehingga tempat yang di gunakan dapat aman dari
gangguan adanya mikroba tersebut yang bersifat toxit.

Anda mungkin juga menyukai