I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. IY
Usia : 34 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Riwayat Perawatan :
Pasien pertama kali di rawat di Rumah Sakit Jiwa yakni tanggal 16 Maret 2011 di
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Herdjan.
A. Keluhan Utama
1
Merusak barang dirumah, bermain dengan benda tajam, berjalan mondar-
mandir tidak bisa tidur, bicara sendiri, tidak mau mandi, sering kali pergi dari
rumah tanpa kabar dan tidak kembali ke rumah.
Pasien masuk pada tanggal 16 maret 2011 karena kerap kali merusak barang
dirumah, berjalan mondar-mandir dan tidak bisa tidur , berbicara sendiri, tidak
mau mandi dan sering kali pergi dari rumah tanpa kabar dan tidak kembali.
Karena keluarga sudah tidak sanggup menangani maka pasien dibawa ke
RSJSH. Sebelumnya pasien tinggal dengan orang tua di pesanggrahan. Dua
tahun yang lalu ibu kandung pasien meninggal disebabkan oleh jantung.
Hubungan pasien dan ibu kandungnya sangat dekat dikarenakan pasien adalah
anak tunggal sehingga seluruh keinginan pasien selalu dituruti. Semenjak saat
itu pasien menjadi murung, sering kali menyendiri dan berbicara sendiri.
Pasien juga kerap sulit tidur pada malam hari. Selain itu tujuh bulan yang lalu
pasien juga di tinggal pergi oleh istri dan anaknya. Menurut keluarga saat itu
pasien sangat sedih hingga pasien menjadi diam, semakin sering berbicara
sendiri, tidak mau mandi, pergi keluar rumah tanpa kabar dan tidak kembali.
Selain itu pasien kerap tidak tidur dan merusak barang-barang dirumah. Dalam
seminggu terakhir pasien semakin sering merusak barang dan memainkan
benda tajam dirumah yang membuat keluarga takut dan memutuskan untuk
membawa pasien ke RSJSH.
Pasien pertama kali menunjukkan gejala pada tahun 2006 saat itu
pasien baru saja menikah namun ditinggal pergi oleh istri pertamanya.
Pasien menunjukkan gejala yakni sering kali diam, melamun, kerap
berbicara sendiri, dan sulit tidur. Oleh keluarga pasien dibawa ke
rumah sakit fatmawati untuk diperiksa namun pasien hanya diberikan
obat dan tidak dirawat. Setelah itu pasein menunjukkan perbaikan
namun keluarga lupa nama obat yang diberikan. Kurang dari 7 bulan
setelah ditinggal oleh istri pertama, pasien dinikahkan dengan istri
kedua. Pernikahan berlangsung selama lima tahun dan memperoleh
satu orang anak laki-laki, namun istri pasien meninggalkan pasien dan
membawa serta anaknya. Pada 2 tahun sebelum ditinggalkan oleh istri
pasien, ibukandung pasien meninggal karena penyakit jantung. Pasien
memiliki hubungan yang sangat dekat dengan ibunya. Menurut
keluarga pasien meninggalnya ibu pasien dan kepergian istri serta anak
pasienlah yang membuat pasien sangat sedih dan setelah itu pasien
menjadi semakin pendiam, suka berbicara sendiri, sulit tidur, kerap
merusak barang, pergi meninggalkan rumah dan sering kali tidak
pulang dan tidak mau mandi. Hal tersebut berlangsung lebih kurang 8
bulan yang lalu. Dalam seminggu terakhir sulit tidur dan kebiasaan
merusak barang semakin seringa dan mengganggu. Selain itu pasien
kerap memainkan benda tajam yang membuat keluarga takut. Hal
itulah yang membuat keluarga memutuskan membawa pasien untuk
dirawat di RSJSH.
4
b. Riwayat gangguan medik
Semasa hamil, ibu pasien tidak pernah sakit. Pasien lahir cukup bulan,
spontan dan ditolong oleh bidan. Tidak ada trauma lahir dan cacat bawaan.
Pasien merupakan anak tunggal.
Masa ini dilalui dengan bai, tumbuh kembang pasien normak seperti anak
seusianya. Tidak ada riwayat trauma, jatuh, kejang ataupun kejang demam.
Tidak pernah menderita penyakit yang serius sehingga perlu penanganan
khusus.
Tumbuh kembang baik dan normal seperti anak seusianya. Pasien mulai
bersekolah diusai 6 tahun, prestasi belajar pasien cukup dan tidak pernah
tinggal kelas. Pasien sering bbermain dengan teman-teman di sekolah dan
lingkungan rumah
5
d. Masa Kanak Akhir (Pubertas- remaja)
i. Hubungan Sosial
6
iv. Riwayat Agama
e. Masa Dewasa
a. Riwayat pekerjaan
b. Riwayat Perkawinan
Pasein telah menikah dua kali. Dari pernikahan pertama pasien tidk
memiliki anak dan dar pernikahan kedua memiliki satu orang anak
laki-laki berusia lima tahun.
E. Riwayat Keluarga
7
Keterangan:
: wanita : meninggal
: pria : pasien
Pasien sadar sedang dirawat di rumah sakit namun tidak tau nama rumah sakit
dan rumah sakit jiwa. Pasien juga menyangkal kalo saat ini pasien sedang
sakit.
III.STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan Umum
b. Kesadaran
c. Pembicaraan
Kooperatif
B. Alam Perasaan
10
a. Mood : Euthym
b. Ekspresi afektif
Stabilitas : Stabil
Pengendalian : Cukup
Echt/Unecht : Echt
C. Gangguan Persepsi
D. Fungsi Kognitif
E. Proses Pikir
• Arus pikir
i. Produktivitas : cukup
• Isi pikir
i. Preokupasi : ada
G. Daya Nilai
H. Tilikan : Derajat I
12
I. Taraf : Dapat dipercaya
C. Tanda Vital :
• Nadi : 88x/menit
• Suhu : 36,2°C
• Pernafasan : 18x/menit
13
Pulmo : Suara Nafas Vesikuler, Ronchi -/-, Wheezing -/-
L. Abdomen : Datar, supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar
N. Status Neurologik :
Pasien laki-laki usia 34 tahun berperawakan pendek kurus, dengan kerapihan dan
kebersihan kurang. Pasien duduk sendiri dengan wajah datar dan menatap kosong
kedepan. Pasien kooperatif saat tanya jawab, namun jawaban pasien kerap kali
berbeda dengan apa yang ditanyakan pewawancara. Pasien juga kerap menunduk
dan diam saat diajukan pertanyaan.
Pasien diantar keluarga pada 16 maret 2011 dikarenakan merusak barang dan
bermain dengan benda tajam, berjalan mondar mandir, sulit tidur, berbicara
sendiri, dan sering pergi dari rumah tanpa kabar dan tidak kembali.
Menurut keluarga pasien mulai menunjukkan gejala pada lima tahun yang lalu
saat pasien ditinggal pergi oleh istri pertamanya. Saat itu pasien dibawa berobat ke
Rumah Sakit Fatmawati namun hanya berobat jalan dan keluarga lupa obat apa
yang diberikan. Saat itu keadaan pasien membaik. Pasien menunjukkan gejala
kembali saat ibu pasien meninggal karena penyakit jantung dan semakin berat saat
istri kedua pasien meninggalkannya dan membawa serta anaknya. Pasien memiliki
seorang anak laki-laki berusia lima tahun yang saat ini tinggal bersama dengan
ibunya.Pasien berasal dari keluarga yang cukup berpendidikan. Pasien lulusan
pesantren.
14
Pada saat dilakukan wawancara pasien mengetahui bahwa pasien sedang dirawat
di rumah sakit, namun pasien tidak tau nama rumah sakit dan rumah sakit jiwa.
Pasien juga merasa sehat dan tidak tau alasan pasien dirawat. Pasien mengatakan
melihat seseorang yang bukan saudaranya mengantarkannya ke rumah sakit
padahal orang tersebut adalah saudara pasien bernama Aan. Pasien juga
mengatakan memiliki ibu tiri namun ketika di konfirmasi dengan keluarga pasien
tidak memiliki ibu tiri. Pasien mengatakan ibu tiri nya jahat dan perhitungan
terhadaap pasien. Pasien juga mengatakan ada orang yang ingin jahat dengannya
mengoleskan telur busuk di kepala pasien, namun menurut keluarga bukan telur
busuk yang dioleskan melainkan air putih saat pasien melakukan pengobatan
alternatif. Pasien mengatakan ada seseorang yang membunuh ibunya dengan
memberikan racun pada air minum yang pasien minumkan kepada ibunya. Selain
itu pasien juga mengatakan bahwa istri dan anaknya bersalah padanya karena
tidak menurut pada apa yang dikatakan pasien. pasien juga tidak mau berinteraksi
dengan teman-teman sebangsalnya. Ketika ditanyakan pendidikan terakhir pasien,
pasien mengatakan pendidikan terakhirnya adalah SMP. Pasien juga mengatakan
memiliki adik angkat laki-laki namun menurut keluarga pasien tidak memiliki
adik angkat. Pasien juga menolak mandi karena ingin mandi di rumah.
Pada bina raport ke dua, saat diwawancara pasien belum mandi dan ingin mandi
dirumah. Ketika ditanyakan apakah ada suara-suara yang menyuruh pasien ada
berbicara sesuatu pasien menyangkalnya. Pasiennya juga mengatakan kerap
melihat setan dan hanya pasien yang dapat melihatnya.
Pada bina raport ke tiga pasien mengatakan di jenguk keluarganya pada hari kamis
dan akan di jemput pulang pada hari rabu minggu depan. Saat dikonfirmasi
keluarga memang pasien dijenguk keluarganya pada hari kamis dan akan di
jemput pulang pada hari rabu minggu depan.
a. Kesadaran
15
Kesadaran sosial : tampak terganggu
kooperatif
c. Alam perasaan
Mood : Euthym
cemburu
f. Tilikan : derajat I
I. Gangguan psikotik, karena adanya hendaya berat dalam menilai realitas, yang
dibuktikan dengan adanya:
• Halusinasi : visual
a. Skizofrenia karena
a. Terdapat gejala karakteristik yang bermakna 2 atau lebih selama satu bulan (atau
Untuk bagian waktu yang bermakna sejak onset gangguan, satu atau lebih fungsi
utama, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, adalah jelas di
bawah tingkat yang dicapai sebelum onset (atau jika onset pada masa anak-anak atau
remaja, kegagalan untuk mencapai tingkat pencapaian interpersonal, akademik atau
pekerjaan yang diharapkan).
Periode 6 bulan ini harus masuk sekurang - kurangnya 1 bulan gejala (atau kurang
bila diobati dengan berhasil) yang memenuhi kriteria A (yaitu gejala fase aktif) dan
mungkin termasuk periode gejala prodromal atau residual. Selama periode prodromal
atau residual, tanda gangguan mungkin dimanifestasikan hanya oleh gejala negatif
17
atau 2 atau lebih gejala yang dituliskan dalam kriteria A dalam bentuk yang
diperlemah (misalnya keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak lazim).
Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya
obat yang disalahgunakan, satu medikasi) atau suatu kondisi medis umum.
Jika terdapat adanya riwayat adanya gangguan autistik atau gangguan perkembangan
pervasif lainnya, diagnosis tambahan skizofrenia dibuat hanya jika waham atau
halusinasi yang menonjol juga ditemukan sekurang-kurangnya 1 bulan (atau kurang
jika diobati secara berhasil).
18
B. Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental
Gejala mulai muncul setelah ditinggal pergi istri pertama dan muncul kembali
saat ibu pasien meninggal dan pasien ditinggal pergi oleh istri kedua dan
anaknya
19
VIII. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik
B. Psikologik
C. Sosiobudaya
IX. PROGNOSIS
• Durasi kronik
X. PENATALAKSANAAN
20
A. Psikofarmaka :
Risperidon 2 X 2 mg
Trihexylphenidin 3 X 2 mg
Clozapine 1 X 25 mg
trifluoperazine 2 X 5mg
B. Psikoterapi :
C. Sosioterapi :
21
D. Terapi Keluarga :
22
XI. CUPLIKAN WAWANCARA
Wawancara dilakukan dibangsal Purin Nurani, pada hari Senin, tanggal 21 Maret 2011
P : Pasien Tn. IY
D : Selamat pagi bapak, nama saya dokter muda ira (mengulurkan tangan)
P : Hanya sedikit tersenyum dan memberi salam tanpa mau berjabat tangan
P : iya, andi
P : hanya mengangguk
P : kemarin
P : diantar ayah, abdul dan orang yang mirip Aan, tapi bukan Aan
P : naik mikrolet merah 06, kuning 07 sama dudung. Dia jahat sama saya narik saya
sampe saya jatuh dari pohon. Bengkel bunga.
P : bengkel bunga sebelah rumah cing uul. Yang punya namanya abdul.
P : sama haji nasir sama haji romlah, orangnya perhitungan, rinso aja di itung-itung.
Saya dikasih makanan bekas. Sabun mandi aja ditakar jadi saya gak bisa mandi.
P : bapak
P : haji muawiah. Kasih minum, pas bawa kesana minumannya dimasukin racun trus
pas diminum mati
P : benci, saya di kasih telur trus kepala saya dilumurin sama telur.
bapak?
P : SMP
24
P : sudah, anak saya nakal, susah diatur.
P : 1 kali
P : laiki-laik
P : dulu sih masih TK, anak saya sama istri gak mau nurut, sama saya mau nurut, suka
saya peluk.
P : dirumahnya, istri saya salah sama saya, dia gak mau nurut sama saya.
D : iya nanti bapak pulang kalo sudah sembuh ya, memang bapak merasa gak sakit?
25
P : pasien hanya menggelengkan kepala
P : makan nasi sama terlur dicabein, sama sayur. Enak. Ngak, direbutin sama orang-
orang itu
D : bapak, terimakasih ya sudah mau bincang-bincang dengan saya, saya pamit ya pak
(menjulurkan tangan)
26
Kronologis Perjalanan Penyakit
Tn. IY, usia 34 tahun, agama islam, tidak bekerja, ibu meninggal dan ditinggal istri dan anaknya, jakarta.
1977 1977-1980 1980-1989 1989-1995 1995-2004 2004-2006 2006 2007-2009 2009 2009-2011
(0 tahun) (0-3 tahun) (3-12 tahun) (12-18 (18-27 (27- (29 tahun) (29-32 (32 tahuun) (32-34
tahun) tahun) 29tahun) tahun) tahun)
Pasien lahir Masa ini Pasien Pasein sangat Pasien tetap Pasien Tujuh Anak Ibu pasien Keluarga
cukup bulan, dilalui merupakan dekat dengan tinggal di diminta bulan pasien meninggal. pasien
secara dengan baik anak yang orang tua pesantren kembali ke setelah lahir. Anak Pasien mulai mencoba
spontan oleh pasien. cukup mudah (terutama Al. rumah oleh ditinggal laki-laki, kembali melakukan
dengan pasien bergaul. ibu), Munawaria. keluarga. oleh istri lahir secara menunjukkan pengobatan
bantuan tergolonga Memiliki hubungan Selama di Sejak itu pertama, spontan dan gejala, alternatif
bidan, tidak anak yang beberapa dengan sana pasien pasien dalam menarik diri namun
ada trauma sehat dengan teman sepupu dan aktivitas bekerja dijodohkan keadaan dari gagaal dan
atau caacat proses dilingkungan teman-teman pasien membantu dan sehat. lingkungan, keadaan
bawaan. Ibu tumbuh sekolah dan yang lain hanya orang tua dinikahkan Tidak kerap pasien tidak
pasien tidak kembang rumah. baik. Selama mengaji, dan bekerja kembali terdapat berbiicara membaik.
mengalamai yang baik, Prestasi sekolah membantu serabutan. dengan istri cacat sendiri, sulit Kondisi
gangguan dan tingkah belajar baik pasien tidak mengurus Menurut kedua. bawaan tidur, terutama ekonomi juga
27
kesehatan laku normal tidak pernah pernah pesantren, keluarga Tidak lama ataupun malam hari menurun
selama sesuai tinggal kelas tinggal kelas, melakukan pasien lebih kemudian penyakit pasien pasien karena tidak
kehamilan. dengan anak dengan aktivitas banyak istri pasien lain. tidak tidur dan ada lagi
Pasien seusianya. prestasi sehari-hari. tidak hamil. Selama kerap jalan- ditanggung
merupakan Pasien tidak belajar rata- bekerja. kurun jalan di dalam oleh ibu
anak tunggal. pernah rata. Pasien waktu ini rumah. pasien.ayah
kejang, dijodohkan seluruh pasien
kecelakaan dan kebutuhan cenderung
maupun dinikahkan keluarga keras karena
operasi oleh orang selalu menganggap
tua, namun ditanggung pasien terlalu
karena oleh orang dimanja oleh
merasa tua pasien ibu
tidak terutama kandungnya.
mencintai ibu pasien Pasien
pasien, istri yang selalu menjadi
pasien memanjaka sering
meninggalk n pasien. merusak
annya dan barang dan
pasien kerap kali
mulai memainkan
menarik benda tajam,
diri dari yang
lingkungan, akhirnya
28
kerap diam membuat
dan keluarga
sesekali pasien
berbicara membawa
sendiri pasien untuk
yang dirawat di
membuat RSJSH
keluarga
membawa
pasien
berobat ke
rumah sakit
fatmawati.
29
Follow Up
Tn. AS, usia 27 tahun, agama islam, tidak bekerja, belum menikah ayah meninggal, jakarta.
21 Maret 2011 Pasien menjawab jika ditanya, Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
menjawab seperlunya. Sering kaos lenagn pendek dan celana paranoid Trihexylphenidin 3 X 2
kali pasien menunduk dan pendek tanpa alas kaki. mg
Axis II: tidak ada
diam ketika ditanya. Nafsu Kebersihan diri kurang Clozapine 1 X 25 mg
diagnosis
makan kurang dan mengeluh
Kesadaran biologis: Compos trifluoperazine 2 X 5mg
makanan sering berebut Axis III: tidak ada
mentis, TD:110/80 mmHg,HR: Psikoterapi
dengan teman-teman kelaiinan
88x/menit, RR:18x/menit, S:
sebangsalnya. Enggan
afebris Axis IV: terdapat stressor Sosioterapi
berkenalan dengan teman
psikososial berupa
sebangsal. Menceritakan Kesadaran psikologis:
kematian ibu dan istri
keluarganya yang jahat dan Terganggu
membawa serta anaknya
masih mengeluh kalau pasien
Kesadaran sosial: Terganggu pergi dari rumah
tidak sakit tapi kenapa dibawa
ke RS. Pembicaraan: volume pelan, Axis V: Gaf 60-51
sedikit bicara, flight of ideas,
30
kooperatif
Orientasi: kurang
Tilikan: derajat 1
31
Taraf dapat dipercaya: dapat
dipercaya
22 Maret 2011 Nafsu makan kurang, berbicara Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
masih pelan dan hanya jika kaos lenagn pendek dan celana paranoid
pendek tanpa alas kaki. Trihexylphenidin 3 X 2
ditanya, kooperatif dan pasien
Kebersihan diri kurang Axis II: tidak ada mg
ingin pulang. Pasien enggan
Kesadaran biologis: Compos diagnosis
mandi karena ingin mandi di Clozapine 1 X 25 mg
mentis, TD:120/80 mmHg,HR:
rumah. 88x/menit, RR:18x/menit, S: Axis III: tidak ada
trifluoperazine 2 X 5mg
afebris kelaiinan
Kesadaran psikologis: Psikoterapi
Axis IV: terdapat stressor
Terganggu
psikososial berupa Sosioterapi
Kesadaran sosial: Terganggu
kematian ibu dan istri
Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya
sedikit bicara, flight of ideas,
pergi dari rumah
kooperatif
32
Proses pikir: cukup, flight of
idea
Orientasi: kurang
Tilikan: derajat 1
23 Maret 2011 Nafsu makan kurang, pasien Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
tetap enggan berkenalan kaos lenagn pendek dan celana paranoid
pendek tanpa alas kaki. Trihexylphenidin 3 X 2
dengan teman satu bangsal,
Kebersihan diri kurang Axis II: tidak ada mg
cenderung menjauh dari
Kesadaran biologis: Compos diagnosis
teman-temannya. Pasien Clozapine 1 X 25 mg
mentis, TD:110/80 mmHg,HR:
bersikap kooperatif, tapi hanya 76x/menit, RR:18x/menit, S: Axis III: tidak ada
trifluoperazine 2 X 5mg
bicara jika ditanya. Pasien afebris kelaiinan
mengatakan ingin pulang. Kesadaran psikologis: Psikoterapi
Axis IV: terdapat stressor
Terganggu
psikososial berupa Sosioterapi
33
Kesadaran sosial: Terganggu kematian ibu dan istri
Orientasi: kurang
Tilikan: derajat 1
34
dipercaya
24 Maret 2011 Pasien mulai mau berkenalan Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
dengan teman satu bangsal. kaos lenagn pendek dan celana paranoid
pendek tanpa alas kaki. Trihexylphenidin 3 X 2
Namun masih takut
Kebersihan diri kurang Axis II: tidak ada mg
berinteraksi dengan yang lain.
Kesadaran biologis: Compos diagnosis
Nafsu makan pasien belum Clozapine 1 X 25 mg
mentis, TD:110/80 mmHg,HR:
membaik. pasien tetap hana 80x/menit, RR:18x/menit, S: Axis III: tidak ada
trifluoperazine 2 X 5mg
bicara bila ditanya namun afebris kelaiinan
bersikap kooperatif. Kesadaran psikologis: Psikoterapi
Axis IV: terdapat stressor
Terganggu
psikososial berupa Sosioterapi
Kesadaran sosial: Terganggu
kematian ibu dan istri
Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya
sedikit bicara, flight of ideas,
pergi dari rumah
kooperatif
35
idea
Orientasi: kurang
Tilikan: derajat 1
25 Maret 2011 Pasien mengatakan bahwa Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe
pasien dikunjungi keluarga dan kaos lenagn pendek dan celana paranoid
pendek tanpa alas kaki.
akan dijemput pada rabu
Kebersihan diri kurang Axis II: tidak ada
minggu depan, pasien mulai
Kesadaran biologis: Compos diagnosis
mau makan. Pasien masih
mentis, TD:120/80 mmHg,HR:
menolak mandi karena ingin 88x/menit, RR:18x/menit, S: Axis III: tidak ada
mandi di rumah. Pasien mulai afebris kelaiinan
mengenal nama pasien Kesadaran psikologis:
Axis IV: terdapat stressor
sebangsal. Terganggu
psikososial berupa
Kesadaran sosial: Terganggu
kematian ibu dan istri
36
Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya
sedikit bicara, flight of ideas, pergi dari rumah
kooperatif
Axis V: Gaf 60-51
Alam perasaan: normothym,
ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit
Orientasi: kurang
Tilikan: derajat 1
26 Maret 2011 Pasien meminta agar Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
37
pewawancara untuk mengabari kaos lenagn pendek dan celana paranoid
keluarganya agar pendek tanpa alas kaki.
Kebersihan membaik Axis II: tidak ada Trihexylphenidin 3 X 2
menjemputnya hari sabtu,
diagnosis mg
karena pasien ingin sekali Kesadaran biologis: Compos
mentis, TD:110/80 mmHg,HR:
pulang. Nafsu makan pasien Axis III: tidak ada Clozapine 1 X 25 mg
88x/menit, RR:18x/menit, S:
membaik, pasien mulai mau afebris kelaiinan
trifluoperazine 2 X 5mg
mandi.
Kesadaran psikologis: Axis IV: terdapat stressor
Terganggu Psikoterapi
psikososial berupa
Kesadaran sosial: Terganggu kematian ibu dan istri Sosioterapi
Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya
sedikit bicara, flight of ideas, pergi dari rumah
kooperatif
Axis V: Gaf 60-51
Alam perasaan: normothym,
ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit
38
cemburu
Orientasi: kurang
Tilikan: derajat 1
28 Maret 2011 Pasien mulai berbicara secara Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
jelas, tidak lagi bersuara pelan. kaos lenagn pendek dan celana paranoid Trihexylphenidin 3 X 2
pendek tanpa alas kaki.
Pasien mau berjabat tangan dan mg
Kebersihan membaik Axis II: tidak ada
menanyakan kabar Clozapine 1 X 25 mg
Kesadaran biologis: Compos diagnosis
pewawancara. Pasien juga
mentis, TD:110/80 mmHg,HR: trifluoperazine 2 X 5mg
mulai mandi dan nafsu makan 90x/menit, RR:18x/menit, S: Axis III: tidak ada
pasien membaik. pasien mulai afebris kelaiinan Psikoterapi
39
kooperatif pergi dari rumah
Orientasi: kurang
Tilikan: derajat 1
29 Maret 2011 Pasien menghampiri Penampilan: pasien memakai Axis I: Skizofrenia tipe Risperidon 2 X 2 mg
pewawancara dan menanyakan kaos lenagn pendek dan celana paranoid Trihexylphenidin 3 X 2
pendek tanpa alas kaki.
40
kabar pewawancara. Pasien Kebersihan membaik. Axis II: tidak ada mg
mengatakan bahwa akan Kesadaran biologis: Compos diagnosis Clozapine 1 X 25 mg
dijemput oleh keluarga pada mentis, TD:110/80 mmHg,HR:
Axis III: tidak ada trifluoperazine 2 X 5mg
hari rabu. Pasien aktif 88x/menit, RR:18x/menit, S:
afebris kelaiinan Psikoterapi
melakukan kegiatan bersih-
bersih dibangsal. Pasien sudah Kesadaran psikologis: Axis IV: terdapat stressor Sosioterapi
Terganggu
mandi dan bersih. psikososial berupa
Kesadaran sosial: Terganggu kematian ibu dan istri
Pembicaraan: volume pelan, membawa serta anaknya
sedikit bicara, flight of ideas, pergi dari rumah
kooperatif
Axis V: Gaf 60-51
Alam perasaan: normothym,
ekspresi afektif stabil,
pengendalian cukup, keserasian
tidk serasi, Echt, dangkal,
empati tidak dapat diraba
rasakan, skala differensiasi
menyempit
41
Daya ingat: kurang
Orientasi: kurang
Tilikan: derajat 1
42