Anda di halaman 1dari 8

BAB 2

STATISTIKA

A. Pengertian Dasar Statistika


Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, pengolahan, penganalisisannya dan penarikan kesimpulan
berdasarkan data dan penganalisasian yang dilakukan. Sedangkan statistik adalah
kumpulan data, bilangan maupun non-bilangan yang disusun dalam tabel dan atau
diagram, yang menggambarkan atau melukiskan suatu masalah.

Secara umum, statistika dibagi menjadi dua fase, yaitu :


1. Statistika Deskriptif yaitu fase statistika yang hanya meliputi kegiatan-
kegiatan mengumpulkan data, menyusun, dan menggambarkan data dalam
bentuk tabel atau grafik serta menganalisis data yang diperoleh tanpa menarik
kesimpulan terhadap populasi secara umum.
2. Statistika Induktif atau Inferensi yaitu statistika lebih lanjut dimana data yang
telah diperoleh dianalisis agar diperoleh kesimpulan secara umum.

Berikut ini adalah beberapa istilah yang sering dijumpai dalam kegiatan statistika:
a. Data atau data statistik adalah kumpulan keterangan atau informasi yang
diperoleh dari suatu pengamatan. Data dapat berupa bilangan, yang disebut
data kuantitatif, atau berupa kategori (atribut), seperti rusak, baik, berhasil,
gagal, yang disebut dengan data kualitatif.
Data kuantitatif dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Data cacahan atau data diskrit yaitu data yang diperoleh dengan cara
menghitung atau mencacah.
2. Data ukuran atau data kontinu yaitu data yang diperoleh dengan cara
mengukur.
b. Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti.
c. Sampel adalah sebagian anggota populasi yang benar-benar diamati atau
diteliti.

B. PENYAJIAN DATA
Untuk keperluan laporan dan atau analisa lebih lanjut, data yang telah
dikumpulkan perlu disusun dan disajikan dalam bentuk yang jelas dan baik.
Secara umum ada dua cara penyajian data yaitu dengan tabel (daftar) dan diagram
(grafik).
1. Tabel/ Daftar
Bentuk atau bagan tabel pada umumnya mempunyai bagian-bagian seperti
kepala tabel, judul kolom, judul baris, beban tabel, sel tabel, dan catatan.

2. Diagram / Grafik
Biasanya diagram atau grafik dibuat berdasarkan tabel yang telah dibuat.
Berikut ini adalah macam-macam diagram yang sering digunakan.

a. Diagram Lambang atau Piktogram


Penyajian data statistik dengan menggunakan lukisan atau lambang
dinamakan diagram lambang atau piktogram. Biasanya diagram lambang
digunakan untuk penyajian data yang nilainya cukup besar dengan nilai-
nilai data yang telah dibulatkan.

b. Diagram Batang
Diagram batang biasanya berbentuk batang-batang vertikal (tegak) atau
horizontal (mendatar) dengan alasnya menyatakan kategori dan tingginya
menyatakan kuantitas dari kategori tersebut. Diagram batang sangat tepat
disajikan apabila variabel datanya berupa kategori atau atribut.

c. Diagram Lingkaran
Diagram lingkaran menggunakan gambar yang berbentuk daerah
lingkaran yang telah dibagi ke dalam sektor-sektor atau juring-juring. Tiap
sektor melukiskan kategori data. Untuk membuat diagram lingkaran,
terlebih dahulu kita mencari proporsi atau perbandingan dari jumlah data
keseluruhan, kemudian perbandingan yang telah diperoleh digunakan
untuk mencari luas atau sudut pusat sektor atau juring untuk kategori
tersebut.

d. Diagram Garis
Diagram garis biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu data yang
berkelanjutan dalam suatu kurun waktu tertentu. Diagram garis terdiri atas
sumbu datar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus. Sumbu datar
menyatakan waktu sedangkan sumbu tegak melukiskan/menunjukkan nilai
data.
C. DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI
Untuk data yang banyak, agar dapat memberikan informasi yang jelas dan mudah
dibaca maka sebaiknya disusun secara berkelompok ke dalam sebuah daftar yang
dinamakan daftar distribusi frekuensi. Di dalam distribusi frekuensi data disusun
secara berkelompok ke dalam kelas-kelas interval yang berbeda.

1. Kelas Interval
Dalam daftar distribusi frekuensi, banyak data dikumpulkan dalam kelompok
berbentuk a – b yang disebut kelas interval. Ke dalam kelas interval a – b
dimasukkan data yang bernilai mulai dari a sampai dengan b. urutan kelas
interval disusun mulai dari data terkecil sampai dengan terbesar. Kelas
interval 145 – 149 dinamakan kelas interval pertama : 150 – 154 kelas interval
kedua, ….. , kelas interval 170 – 174 dinamakan kelas interval keenam.

2. Frekuensi (f)
Frekuensi adalah bilangan yang menyatakan banyak data pada setiap kelas
interval.

3. Batas Kelas
Batas kelas adalah nilai-nilai ujung yang terdapat pada suatu kelas interval.
Nilai ujung bawah pada suatu kelas interval dinamakan batas bawah kelas
dannilai ujung atasnya dinamakan batas atas kelas.
Misalnya : 145 – 149, maka batas bawah = 145 dan batas atas kelas = 149.

4. Tepi kelas
Tepi kepas bergantung pada ketelitian data yang digunakan, yaitu :
a. Jika data dicatat teliti hingga satuan, maka :
- Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,5
- Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,5

b. Jika data dicatat teliti hingga satu desimal, maka :


- Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,05
- Tepi atas kelas = batas atas kelas + 0,05

c. Jika data dicatat teliti hingga dua desimal, maka :


- Tepi bawah kelas = batas bawah kelas – 0,005
- Tepi atas kelas = batas kelas + 0,005

5. Panjang Kelas
Panjang kelas disebut juga ukuran kelas atau lebar kelas.
Panjang kelas = Tepi atas – Tepi bawah.

D. HISTOGRAM DAN POLIGRAM FREKUENSI


Untuk menyajikan data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi
menjadi diagram, digunakan dua sumbu yang saling tegak lurus. Sumbu mendatar
untuk menyatakan kelas-kelas interval, dimana yang ditulis pada sumbu mendatar
adalah tepi bawah dan tepi kelas interval, sedangkan sumbu tegak untuk
menyatakan frekuensi setiap kelas interval. Bentuk diagramnya seperti diagram
batang, hanya saja letak batangnya berimpit satu sama lain. Diagram tersebut
dinamakan histogram.
Apabila tiap sisi atas batang yang berdekatan dihubungkan dengan sebuah
garis dan sisi terakhir dihubungkan dengan setengah jarak kelas interval pada
sumbu mendatar, maka akan terbentuk poligon frekuensi.

E. UKURAN PEMUSATAN DATA


Dengan mencacah atau mengukur akan diperoleh data. Adapun data yang
diperoleh dari hasil mencacah atau mengukur satu persatu disebut data tunggal.
Dari data tunggal yang telah terkumpul diperoleh nilai-nilai yang cenderung
terletak di tengah-tengah kumpulan datum yang disebut ukuran tendensi sentral,
yaitu :
1. Mean (Rata-rata hitung)
x1 + x 2 + .... x n
a. Data tunggal x =
n
Σ x1
x =
n
b. Data kelompok x =
f 1 x1 + f 2 x 2 +..... f n x n
f 1 + f 2 +.... f n
Σ f 1 x1
x =
Σ f1

2. Modus (Mo)
Yaitu nilai yang paling sering muncul
a. ex = 2, 4, 4, 5, 5, 7, 5, 4, 8, 5 → Mo = 5
b. Data kelompok
b
Tb = Tepi bawah kelas Modus
Mo = Tb + . P
b +c b = f kelas modus – f kelas sebelumnya
c = f kelas modus – f kelas sesudahnya
p = Panjang interval kelas
ex :
Nilai Frekuensi b
Mo = Tb + b + c . p
60-64 23
65-69 35 12
= 64,5 + 12 + 8 . s
70-74 27
75-79 9 12
= 64,5 + 12 + 8 . s

= 67,5
3. Median (Me)
Yaitu bilangan yang terletak di tengah setelah data diurutkan
a. Data tunggal
ex : 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8 → Me = 5
4 +5
2, 3, 4, 5, 7, 8 → Me = = 4,5
2
b. Data kelompok

n Tb = Tepi bawah kelas median


− Fs
Me = Tb + 2 . P Fs = Jumlah frekuensi kelas-kelas sebelum
t med
kelas median
P = Panjang interval kelas median
n = Banyak data
tmed = Frekuensi kelas median.

Nilai Frekuensi n
− Fs
ex : 40 – 44 2 Me = Tb + 2 . P
45 – 49 5 t med
50 – 54 10
55 – 59 8 10
− 17
60 – 64 9 = 54,5 + 2 . P
65 – 69 6 8
40 : 2 = 20 15
= 54,5 +
8
= 54,5 + 18 = 56,3

1. Kuartil yaitu
pengelompokan
empat-empat
membagi
F. ukuran
UKURAN LETAK DATA
berurutan Data tunggal
menjadi empat
bagian yang ex : 3, 4, 5, 7, 8, 10, 12
sama ↓ ↓ ↓
Q1 Q2 Q3
Q1 = Kuartil bawah
Q2 = Kuartil tengah
Q3 = Kuartil atas
Q1 = ¼ n = 30
Data kelompok x f
Q2 = ½ n = 30
20 3
30 8 Q3 = ¾ n = 40
40 9
20 i
n − f k Qi
Q1 = L Qi + 4 . P
f Qi
Kelas interval
Ex: Nilai f
Keterangan :
31 – 40 4
41 – 50 4 i = 1, 2, 3
Q1 ← 51 – 60 8 Qi = Kuartil ke-i
Q2 ← 61 – 70 14
Q3 ← 71 – 80 20 LQi = Tepi bawah kelas Qi
50 n = Banyak data
fkQi = Σ frekuensi sebelum kelas
Qi
Pembahasan :
i
. 50 − 8
Q1 = 50,5 + 4 . 10
8
12 ,5 − 8
= 50,5 + . 10
8
= 50,5 + 1,125 . 5
= 56,12 = 56
1
. 50 −16
Q2 = 60,5 + 2 . 10
16
= 60,5 + 6,4
= 66,9 = 67
3
. 30
Q3 = 70,5 + 4
. 10
20
= 70,5 + 3,75 = 74,25 = 74

2. Desil
Yaitu ukuran yang membagi data menjadi 10 bagian sama besar.

B.U : i Keterangan :
Letak Di = .n
10
i = 1, 2, 3, …….. 9
i
L Di + . n fkDi
10 Di = desil ke-i
Nilai Di = . P
FDi n = banyaknya data
FDi = frekuensi kelas i
fkDi = Σ frekuensi sebelum kelas i
p = panjang kelas
LDi = tepi bawah kelas i

Ex :
x f 3
Letak D3 = . 40 = 12
45 – 49 2 10
50 – 54 9 12 − 11
Nilai D3 = 54,5 + .5
55 – 59 14 14
60 – 69 8 1
65 – 69 5 = 54,5 + .5
14
70 – 74 2
40 = 54,5 + 3,6 = 58

G. Ukuran Penyebaran Data

1. Rentang / Jangkauan
J = Xmax – Xmin
a. Data tunggal
2, 2, 3, 5, 8, 9, 9
J = 9–2=7
b. data kelompok x f
J = 159 – 156 156 7
157 3
= 3 158 8
159 2
20
2. Simpangan
a. Simpangan kuartil (jangkauan semikuartil)
Qd = ½ (Q3 – Q1)
ex : 2, 2, 3, 5, 8, 9, 9
↓ ↓ ↓
Q1 Q2 Q3
Qd = ½ (9 – 2)

= 7
2

b. Simpangan rata-rata (Sr)


Definisi : simpang rata-rata
Diketahui data tunggal x1, x2, x3, ……, xn dengan rata-rata hitung x .
Simpangan rata-rata data tersebut adalah :
n
1
SR =
n
∑ i =1
xi −x

dengan n menyatakan banyaknya data dan simpangan baku.


Definisi : Ragam dan simpangan baku
diketahui data tunggal x1, x2, x3, …, xn dengan rataan hitung x . Ragam

∑ (x )
n
1 2
data tersebut adalah S2 = i −x
n i =1

dengan n menyatakan banyaknya data dan simpangan baku S =

Anda mungkin juga menyukai