Anda di halaman 1dari 29

c  





     c
   c
Istilah hukum islam sering dikaitkan dengan fikih dan syariat.
Arti definitif hukum islam secara teknis dalam literatur Arab tidak
ditemukan, kecuali istilah ?   dan ?   ? yang terpisah
terminologinya. Untuk memahami pengertian hukum islam perlu
diketahui lebih dahulu arti dari kata hukum dalam bahasa
Indonesia, kemudian pengertian hukum tersebut disandarkan
pada kata islam.
Hukum islam dapat dipahami sebagai hukum yang
bersumber dari ajaran syariat islam yaitu Al-Qur¶an dan As-
Sunnah. Secara sederhana hukum dapat dipahami sebagai
seperangkat aturan-aturan atau norma-norma yang mengatur
tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan
atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuh dan berkembang
di masyarakat maupun ketentuan yang ditetapkan oleh penguasa.
Konsepsi hukum islam kerangka dasarnya telah ditetapkan
Allah Yang Maha Esa. Hukum islam tidak hanya mengatur
hubungan hukum antara manusia dengan manusia atau antara
manusia dengan benda saja, tetapi juga mengatur hubungan
hukum antara manusia dengan Tuhan yakni Allah, hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, dan juga hubung an manusia
dengan alam sekitarnya. Interaksi manusia dengan hal tersebut
diatur oleh seperangkat aturan tingkah laku yang dalam
terminologi islamdisebut   jamaknya
?. Terdapat dua
istilah yang dipergunakan untuk menunjukkan hukum islam, yaitu
syariat islam dan fiqih islam.
Menurut Hasbi Ash Shiddieqy dalam Ali Imron (2008), syariat
adalah hukum-hukum yang Allah tetapkan untuk para hamba -Nya

c  

 


dengan perantara rasul-Nya agar diamalkan dengan sepenuh
keimanan, baik hukum itu berpautan dengan alamiah atau
berpautan dengan aqidah dan akhlaknya. Syariat islam mencakup
segala hukum dunia dan agama. Dilihat dari segi hukum, syariat
merupakan norma hukum dasar yang ditetapkan Allah yang wajib
diikuti oleh orang islam berdasarkan keimanan dalam
hubungannya dengan Allah maupun dengan sesama ciptaan
Allah. Norma hukum dasar ini kemudian dijelaskan dan dirinci oleh
Nabi Muhammad saw dan lahirlah sunnah nabi saw (sumber
hukum islam kedua setelah Al-Qur¶an).
Karena norma-norma dasar hukum dasar yang terdapat
dalam Al-Qur¶an dan sunnah Nabi masih bersifat umum, maka
setelah Nabi Muhammad saw wafat norma -norma yang umum tadi
dirinci lebih lanjut oleh para sahabat dan juga para tabi¶in.
Perumusan dan penggolongan norma -norma hukum dasar yang
bersifat umum itu ke dalam kaidah-kaidah yang lebih konkrit agar
dapat dilaksanakan dalam praktik, memerlukan disiplin ilmu dan
cara-cara tertentu. Muncullah ilmu pengetahuan baru y ang disebut
ilmu fiqih. Ilmu fiqih ini kemudian dik enal dengan istilah ilmu
hukum islam.

  c
Secara umum sering dirumuskan bahwa tujuan hukum i slam
adalah mewujudkan kemaslahatan hidup manusia di dunia dan di
akhirat dengan mengambil segala hal yang bermanfaat dan
menolak segala hal yang mudarat yakni yang tidak berguna bagi
hidup dan kehidupan.
Abu Ishaq al Shatibi dalam Ali Imron (2008) merumuskan
lima tujuan hukum Islam, yaitu:
a) Menjaga agama (din) 
Tidak ada yang lebih utama bagi manusia selain daripada
hidayah untuk hidup berpegang kepada Islam. Oleh karena

c  

 


itu,tujuan yang paling utama ditetapkan undang undan g, hukum
atau syariat di dalam Islam adalah untuk melindungi al Din itu
sendiri.Terselamatnya al Din daripada pencemar an golongan
jahat dan kekaburan golongan jahil akan menyelamatkan
manusia dari kesesatan hidup tanpa berpegang kepada Islam.
Hukum Islam menetapkan peraturan peraturan bagi
melangsungkan perjalanan manusia di atas jalan untuk
mengamalkan Islam tanpa sebarang gangu gug at.
b) Menjaga jiwa (nafs) 
Hukum Islam menempatkan jiwa manusia dan setiap
makhluk yang bernyawa di satu kedudukan yang dihormati.
Sekiranya nilai yang tinggi tidak diberikan khususnya kepada
nyawa manusia, maka akan berlanjutanlah kerusakan berlaku
di atas dunia ini. Hukum Islam menetapkan peraturan peraturan
yang rapi bagi memastikan tidak ada satu pun jiwa dihapuskan
tanpa sebarang hak. Syariat Islam menetapkan bahwa nyawa
hanya dihapuskan sekiranya dengan cara itu saja,
kelangsungan yang lebih menyuruh kepada umat manusia
dapat terjamin. 
c) Menjaga akal (aql) 
Akal mempunyai tempat yang istimewa di dalam hukum
Islam. Ini adalah karena dengan akal manusia dapat membuat
penilaian dan pilihan bagi kebaikan diri dan masyarakatny a.
Syariat Islam melindungi akal karena dengan melindunginya
manusia mempunyai peluang untuk mengembangkan
masyarakat mereka ke arah taqwa dan kebaikan. Hukum Islam
menetapkan peraturan-peraturan yang bertujuan untuk
membersihkan akal manusia dari sesuatu yang boleh
mengganggu potensinya sebagai alat yang paling berharga
bagi manusia. 
d) Menjaga keturunan (nasl), dan


c  

 


e) Menjaga harta (mal). 
Hukum Islam melindungi harta benda manusia kerana ia adalah
hak yang tidak boleh dirampas darinya tanpa alasan yang baik.
Dengan hartabenda manusia dapat membangun dirinya dan
masyarakatnya kearah pembangunan bagi kebaikan manusia
bersama. Dengan terlindungnya hak manusia di atas harta
bendanya adalah diharapkan ia dapat menjayakan seluruh
seluk beluk hidupnya menurut apa yang digariskan al Din demi
kepentingan pertumbuhan manusia seluruhnya. 
Lima tujuan hukum islam tersebut kemudian dikenal dengan istilah
?  ? ?  ?  ?? atau ?  ? ?  ?   ?? Tujuan
hakiki disyariatkan islam adalah mencapai keridhaan Allah dalam
kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. 

  c
Pada umumnya, ulama memaparkan bahwa sumber hukum
islam ada tiga, yaituAl-Qur¶an, As-Sunnah (hadits), dan ijtihad. 
a) Al-Qur¶an
Al-Qur¶an adalah wahyu Allah dan merupakan landasan
syariat islam. Ditinjau dari sumber hukum, posisi Al-Qur¶an
adalah sumber hukum yang utama. Disamping sebagai sumber
hukum, Al-Qur¶an juga sebagai penegas dibidang aqidah,
ibadah dan memberi motivasi bagi manusia untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Al-Qur¶an
mempunyai kriteria-kriteria antara lain :
a Firman Allah atau u? ? ?
a Mukjizat
a Disampaikan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril
a Diawali surat Al-Fatihah ditutup dengan surat A n-Nas
a Diperintahkan untuk dibaca
Fungsi Al-Qur¶an antara lain:
a Sebagai petunjuk

c  

 


a Sebagai penjelas
a Sebagai pembeda
b) As-Sunnah atau Al-Hadits
Sunnah atau Hadits merupakan sumber kedua setelah Al-
Qur¶an. Sebagai sumber kedua merupakan kewajiban umat
dapat merealisasikan perjalanan nabi (su nnahnya) kedalam
kehidupan sehari-hari karena dalam kehidupan rasul itu sudah
ada contoh teladan yang baik untuk manusia.Fungsi dan
kedudukan hadits sebagai sumber hukum:
a Menetapkan dan memperkuat hukum-hukum yang
ditentukan dalam Al-Qur¶an ^ ? ??  
a Memberi penjelasan terhadap ayat -ayat Al-Qur¶an.
a Menetapkan hukum yang tidak ada penjelasannya dalam Al -
Qur¶an ^ ? ?? 
c) Ijtihad
Kata ijtihad dan jihad mempunyai akar kata yang sama yaitu
jahada (jahd) yang artinya berusaha sekuat tenaga,
bersungguh-sungguh, berusaha keras. Secara terminologi
ijtihad berarti mengarahkan kemampuan secara maksimal
dalam mengungkap kejelasan dan memahami ayat Al-Qur¶an
dan Sunnah yang menunjukkan materi serta memecahkan
permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat
berdasarkan prinsip dan nilai islam. Ijtihad bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan umat islam yang tak terdapat dalam Al -
Qur¶an dan sunnah dalam menanggapi hal -hal baru dan
kemodernan.

  c
Sebagai sebuah agama penyempurna, i slam datang dengan
membawa aturan dan hukum untuk umat manusia. Hukum yang
ada di dalam islam adalah berdasarkan ketetapan Allah yang
disampaikan melalui Nabi Muhammad sebagai utusan -Nya. Oleh

c  

 


karena itu, terdapat berbagai perbedaan antara hukum Islam
dengan hukum-hukum lain buatan manusia. Hukum Islam memiliki
keistimewaan dan karakteristik khusus, antara lain sebagai
berikut:
a) Hukum islam didasarkan pada wahyu Ilahi
Keistimewaan hukum islam dibanding undang -undang
buatan manusia adalah bahwa hukum Islam be rsumber pada
wahyu Allah yang tersurat dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi.
Maka setiap mujtahid dalam melakukan  ? (penggalian)
hukum-hukum syara' selalu merujuk pada dua sumber tersebut,
baik secara langsung maupun melalui yang tersirat darinya,
yaitu dengan memahami ruh syari'at, tujuan -tujuannya secara
umum, kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip umum.
Jadi pada dasarnya, setiap hukum islam pasti didasarkan
pada Al-Qur'an dan As-Sunnah, meskipun hanya dengan
mengambil yang tersirat dari keduanya. Sebagai contoh,
digunakannya   ? ?? ? ?  ?  dan lain lain
dalam pengambilan hukum syara' oleh seorang mujtahid, bukan
berarti bahwa mujtahid tersebut meninggalkan Al -Qur'an dan
As-Sunnah, namun hal itu dilakukan setelah terlebih dahulu
memahami ruh syari'at yang tersirat pada nash Al-Qur'an dan
As-Sunnah, berupa tujuan, kaidah dan prinsip -prinsip
umumnya.
Tujuan  ? dalam pembentukan hukumnya yaitu merealisir
kemaslahatan manusia dengan menjamin kebutuhan pokoknya
(  ? dan memenuhi kebutuhan sekunder ^? ? serta
melengkapi kebutuhan pelengkap ^? ? mereka. Jadi
setiap hukum syara' tidak ada tujuan kecuali salah satu dari tiga
unsur tersebut, dimana dari tiga unsur tersebut dapat terbukti
kemaslahatan manusia.

c  

 


b) Hukum Islam bersifat komprehensif
Hukum islam bersifat komprehensif, yakni mencakup seluruh
tuntutan kehidupan manusia. Di sini akan sangat tampak
kelebihan hukum islam dibanding dengan undang -undang yang
lain, karena hukum islam mencakup tiga aspek hub ungan, yaitu
manusia dengan Tuhannya, manusia dengan dirinya sendiri
dan manusia dengan masyarakatnya.
Oleh karena itu, hukum islam yang terkait dengan perbuatan
seorang mukallaf selalu mencakup dua aspek, yaitu hukum -
hukum ibadah dan hukum-hukum mu'amalah. Hukum ibadah
meliputi segala hal yang terkait dengan hukum -hukum yang
dimaksudkan untuk mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhannya. Sedangkan hukum -hukum mu'amalah
meliputi segala hal yang dimaksudkan untuk mengatur
hubungan sesama manusia, baik bersifat pribadi maupun
kelompok.
c) Hukum Islam terkait dengan masalah akhlak/moral
Hukum Islam berbeda dengan undang -undang pada
umumnya, karena ia terpengaruh dengan tatanan moral,
bahkan sebagaimana ditegaskan oleh Nabi Muhammmad,
bahwa Islam datang untuk menyempurnakan akhlak/moral
manusia. Hal ini sangat berbeda dengan hukum positif buatan
manusia yang hanya mengacu pada aspek manfaat, yaitu
menjaga sistem dan stabilitas masyarakat meskipun kadang
menghancurkan sebagian prinsip moral.
Adapun hukum Islam bertujuan menjaga keutamaan,
idealitas dan tegaknya moralitas. Diharamkannya riba misalnya,
dimaksudkan untuk menyebarkan semangat tolong -menolong
( ??), kasih sayang di antara manusia dan melindungi
orang-orang miskin dari keserakahan para pemilik harta.
Demikian pula diharamkannya minuman keras yang

c  

 


dimaksudkan untuk menjaga akal yang salah satu fungsinya
adalah sebagai tolak ukur baik dan buruk.
d) Adanya orientasi kolektivitas dalam hukum Islam
Artinya, dalam hukum islam itu selalu menjaga
kemaslahatan individu dan sosial secara bersama -sama, tanpa
harus melanggar hak orang lain. Oleh karena itu, kemaslahatan
yang bersifat umum atau sosial harus didahulukan dibanding
dengan kemaslahatan yang bersifat individual terutama ketika
terjadi peretentangan antara keduanya.
e) Hukum Islam berbicara tentang halal-haram
Dalam hukum islam selalu ada pemikiran mengenai halal-
haram terhadap setiap tindakan, tidak hanya pada persoalan -
persoalan yang bersifat ?, tapi juga yang bersifat
?. Hukum duniawi titik tekannya adalah pada hal -hal
yang tampak atau eksoteris dan tidak mempersoalkan hal-hal
yang bersifat esoteris. Dan itulah yang disebut keputusan
hukum ^?   ?  ? ? dari seorang hakim. Oleh karena
itu, seorang hakim hanya memutuskan hukum berdasarkan
bukti-bukti formal saja. Oleh karena itu, sebenarnya keputusan
hakim tidak dapat merubah yang halal menjadi haram atau
sebaliknya.
Sedangkan hukum akhirat itu didasarkan pada kebenaran
material yang hakiki, meskipun bagi seseorang (misalnya
hakim) hal itu sangat samar dan tidak tampak. Sebab yang
memutuskan dalam hal ini adalah Allah dan diberlakukan
langsung kepada hamba-hamba-Nya.
f) Hukuman bagi pelanggar hukum di dunia dan akhirat
Ciri khusus lain yang membedakan hukum Islam dengan
hukum-hukum lain buatan manusia adalah bahwa hukum Islam
memberikan sangsi hukuman bagi yang melanggar pada dua
hal, yaitu hukuman dunia, baik berupa hukuman   yang

c  

 


sudah ditentukan maupun ? yang yang tidak ditentukan, dan
hukuman akhirat

!  " #c 
Tidak semua pemecahan masalah hukum atas pelbagai kehidupan
manusia di dunia ini dirinci secara jelas dan tegas dalam Al -Qur¶an
dan As-Sunnah.Oleh karena itu, lewat pendidika ling uistik (?  ?? 
?  ? ?  para ahli ushul berusaha menetapkan kaidah -kaidah
hukum. Al-Qur¶an dan As-Sunnah yang berbahasa Arab, akan dapat
dipahami kandungan hukum-hukumnya dengan pemahaman yang
sahih (benar), dengan memperhatikan uslub bahasa Ar ab dan cara-
cara pemahamannya.
Pendekatan linguistik itu saja tidaklah memadai dan tidak cukup
membantu memahami kaidah hukum.Oleh karena itu, berkenaan
dengan persoalan ini, para ahli ushul menetapkan kaidah -kaidah
hukum, yang dikenal dengan istilah ?  ?? ??  ?
Dalam hal menggali dna mencari hukum yang belum ada nash -nya,
umat islam harus berpegang pada prinsip berpikir dan bertindak demi
terwujudnya hukum, yaitu kemaslahatan/kesejahteraan hamba di
dunia dan di akhirat. Aktivitas berpikir hendaknya berpegang pada
asas-asas hukum islami, yaitu:
1. Meniadakan kepicikan
Allah menghendaki kemudahan, tidak menghendaki
kesukaran (QS 2:185); Rasulullah selalu memilih yang termudah
di antara beberapa hal, selama tidak berdosa.Karena itu, ketika
kita sedang berpergian, lebih baik mengqashar dan menjama
shalat daripada mengerjakannya secara lengkap.
2. Tidak membanyakkan beban
Ketika turun Al-Quran, umat islam dilarang bertanya -tanya
tentang sesuatu yang apabila dijawab, justru akan memberatkan
mereka sendiri (QS 5: 101). Tindakan yang demikian sama
dengan tindakan orang -orang Yahudi. Ketika seorang sahabat

c  

 


bertanya kepada Rasul, apakah ibadah haji itu diwajibkan setiap
tahun?Rasulullah menjawab, ³kalau saya menja wab µya¶, tentu
wajib tiap tahun.Kewajiban berhaji hanya satu kali seumur hidup ´.
Berkaitan dengan masalah agama, Rasulullah bersabda,
³Allah telah menetapkan kewajiban/fardhu dan jangan sampai
dikurangi; Ia memberikan batas-batas dan jangan sampai
dilampaui; Ia mengharamkan sesuatu dan jangan sampai
dilanggar.Segala yang dibiarkan Allah adalah rahmat bagimu.Allah
tidak lupa akan sesuatu, oleh karena itu, janganlah dicari -
cari´.Kalau Allah tidak mewajibkan sesuatu dalam masalah
ibadah, janganlah kita mengada-ada.Mengada itu bid¶ah.Demikian
pula, dalam masalah duniawiyah, dilarang melakukan sesuatu
tindakan yang memberatkan hamba.Seorang hakim tidak boleh
memberikan hukuman dalam perkara yang syubhat (hadits rasul).
Umar yang terkenal karena keadilannya, dalam masalah
keperdataan mengatakan, ³memaafkan itu lebih disukai daripada
memperlakukan secara adil´.
3. Menempuh jalan pentahapan ^? ?
Dalam menetapkan kewajiban bagi hamba, jangan
menempuh cara yang sekaligus karena sang hamba tidak akan
sanggup melaksanakannya. Hendaknya digunakan cara setahap
demi setahap. Misalnya, kebijaksanaan tentang wajibnya
pengendara motor memakai helm diterapkan oleh pemerintah
dengan sekaligus, masyarakat akan menenta ngnya karena
mereka belum memahami kegunaannya. Sebaliknya, jika
peraturan itu diterapkan secara bertahap, masyarakat akan
mudah menerima dan melaksanakannya, apalagi setelah mereka
merasakan manfaatnya.
Jika masyarakat awam diwajibkan menggunakan hasil
teknologi canggih, maka akan timbul kerugian karena mereka
masih awam terhadap hal itu. Namun, apabila kewajiban ini
diterapkan setahap demi setahap, ia akan berjalan lancer.

c  

 


Selain asas-asas di atas, digunakan pula:

4. Seiring dengan kemaslahatan manusia


5. Mewujudkan keadilan
6. Menyumbat jalan yang membawa kepada kejahatan
7. Memakai akal dalam memahami nash
8. Membolehkan kita menggunakan yang indah
9. Memakai µuruf/adat istiadat yang shahih
10. Masing-masing bertanggung jawab terhadap dosanya

   !  $%    # &'#"&'#


c
 # $%&'#
Menurut Bahasa †??  berasal dari ? ? ? 
(kata sifat) dan  ?? (kata yang menunjukkan tempat) yang
diambil dari   ? † ?? ? yang berarti † . Sementara
menurut Huzaemah Tahido Yanggo bisa juga berarti  ? ?  yang
artinya †  ? ? Sedangkan secara terminologis pengertian
?? menurut Huzaemah Tahido Yanggo adalah pokok pikiran
atau dasar yang digunakan oleh imam Mujtahid dalam memecahkan
masalah atau mengistinbatkan hukum Islam. Selanjutnya Imam
Mazhab dan mazhab itu berkembang pengertiannya menjadi
kelompok umat Islam yang mengikuti cara istinbath Imam Mujtahid
tertentu atau mengikuti pendapat Imam Mujtahid tentang masalah
hukum Islam.
Pada mulanya perbedaan pendapat muncul setelah manusia
melangkah jauh dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, t imbulah
bermacam-macam pendapat dalam falsafah dan agama, baik agama
langit maupun agama bumi. Begitu pula pendapat politik, sosial,
hukum, moral yang menyangkut kehidupandunia dan a khirat.Dalam
sejarah Islam tercatat akibat dari perbedaan pendapat timbullah

c  

 


perpecahan.Peristiwa-peristiwa ini terkenal dengan istilah ? ? 
 ?.
Fitnah al Qubra pertama, terjadi setelah Rasulullah SAW wafat
yang terkenal dengan Saqifah Bani Sa¶idah.Peristiwa ini banyak
dicatat dalam buku-buku sejarah Islamseperti At Thabari, Ibnu
Hisyam, Husein Haikal.dsb.Peristiwa inilah yang melahirkan
perpecahan umat menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu:
1. Syiah Abu Bakar (golongan Abu Bakar)
2. Syiah Ali Bin Abi Thalib (golongan Ali Bin Abi Thalib)
Pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah bukanya tanpa oposisi.
Sa¶ad bin Ubadah dan golongan anshar serta kawan -kawanya tidak
pernah mau berbai¶at pada Abu Bakar, bahkan tidak mau shalat
berjamaah bersamanya. Sikap sa¶ad ini berlanjut sampai kekhalifahan
Umar bin Khattab. Akhirnya Sa¶ad pindah ke Syam dan di tempat i ni
iaterbunuh secara misterius.
Haekal mengemukakan, ketika pertempuran Saqifah bani Sa¶idah,
Ali Bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam dan Thalhah bin Ubaidillah
berada di Rumah Fatimah. Mereka tidak tahu dan tidak ada yang
memberi kabar sehingga Ali bin Abi Thalib, Bani Hasyim dan
pengikutnya tidak berbai¶at sampai saat Fatimah wafat 6 bulan
kemudian. Meskipun Ali merasa berhak menjadi khalifah berdasarkan
nash Al-Qur¶an dan wasiat Nabi tentang hal itu, namun Ali menolak
permintaan Abu Sofyan untuk melawan Ab u Bakar dengan kekerasan.
Sikapnya ini nampak dalam khutbah beliau yang terkenal, ³Perhatian,
Demi Allah, putra Abu Qufahah (Abu Bakar) telah mengenakan
pakaian khalifah. Padahal ia tahu hubungan kedudukanku dengan
khalifah sama dengan hubungan poros dan p enggilingnya. Banjir
mengalir dari padaku dan burung burung tidak terbang padaku, aku
tutupkan tirai pada khalifah dan berusaha menjauhkan diri dari
padanya. Kemudian aku berpikir apakah aku harus menyerang
dengan tangan terpotong atau bersabar dengan tena ng menanggung
kegelapan yang buta, ketika yang tua menjadi lemah dan yang muda

c  

 


menjadi berubah dan orang mukmin bersusah payah sampai ia
menemui Tuhanya. Aku melihat sabar lebih baik, aku bersabar
walaupun mataku sakit dan tenggorokanku tersekat, aku panda ng
orang merampas hakku´.Berdasarkan data sejarah, peristiwa safiqah
bani Sa¶idah ini tidak sampai menimbulkan pertumpahan darah di
kalangan umat Islam. Hal ini disebabkan keteladanan Ali bin Abi
Thalib dalam menahan diri dan bersabar. Dengan mengesampingk an
kelompok sa¶ad bin Ubadah, terjadi dekotomi kepemimpinan pada
kekhalifahan yang pertama dengan munculnya dua mazhab besar.
Satu mayoritas umat Islammengakui dan menerima Abu Bak ar
sebagai khalifah, sedangkan p ihak minoritas sahabat hanya mengakui
khalifah Abu Bakar hanya status quo,tetapi mengikuti Ali dalam urusan
syariat.Kelompok mayoritas kemudian disebut ³jemaah´ syiah Ali ,
menjadi kelompok yang berbeda dengan ³jemaah´ berdasarkan
rujukan yang berbeda permulaan lahirnya.Kedua kelompok ini
mengembangkan peradaban Islam yang berbeda pula.
Semula istilah itu (jemaah dan S yiah Ali) bersifat netral, tetap i
kemudian berkembang dengan istilah sarat dengan Ideologi.Jemaah
dikenakan pada mayoritas umat Islam yang mengakui setiap
penguasa faktual tanpa mempersoalkan bagaimana memperoleh
kekuasaannya itu.Konsep tersebut ahirnya dipertegas oleh Abdullah
bin Umar sebagai sikap berdiri diatas semua golongan.Kelompok
Abdullah bin Umar inilah yang mula mula disebut Mu¶tazilah artinya
orang yang menyisihkan diri, akan tetapi kelompok ini juga ikut andil
dalam mematangkan konsep jamaah, p aham irja, inilah yang
kemudian diterima mayoritas umat Islam dan dikukuhkan menjadi
unsur jemaah yang ditandai oleh netralisme dan relativ isme intern.
Kedua kelompok paham tersebutlebih mengarah pada aspek politik
dari pada bidang aqidahdan fiqihnya. Konsep jamaah saat ini
dipengaruhi pemikiran Imam Asy¶ari, sedang dibidang Fiqih bersandar
pada pemikiran Imam Abu Hanifah,Imam malik,Imam Syafi¶I dan Imam

c  

 


Ahmad bin Hambal. Imam Al Ghajali berjasa mendamaikan antara
syariat dan tarekat serat antara Fiqi h dan Tashawuf.
Fitnah Al Qubra kedua adalah pembunuhan Ustman bin Affan.
Fitnah inilah yang menyeret umat Islam saat itu pada peristiwa besar
yang menghancurkan kesatuan dan kekuatan Umat Islam.Fitnah al
Qubra ketiga adalah perang jamal antara pasukan Ali bin Abi Thalib
dengan pasukan Aisyah. Disebut perang Dzat al jamal (wanita
penunggang kuda), ini terjadi bukan karena perbedaan mazhab, aka n
tetapi karena konflik intern pribadi dan akibat nash yang
dikesampingkan.
Fitnah Al Qubra keempat, yaitu perang Shiffin, perang antara Ali bin
Abi Thalib dengan Muawiyah, karena ambisi pribadi dan dengan
kebencian jahiliyah akibat persaingan antara Bani Ummayah dan Bani
Hasyim. Peperangan ini menimbulka n mazhab baru yang disebut
Khawarij.Khawarij adalah pasukan Ali yang memberontak karena
mereka tidak kritis dan tidak tajam pandanganya terhadap tipu daya
Mu¶awiyah disaat pasukan terpukul mundur.Pasukan Khawarij
memberontak tidak mau meneruskan perang den gan Mu¶awiyah,
walaupun Ali mengomandokan perang sampai kemen angan
tercapai.Fitnah Al Qubra kelima, yakni terjadinya tragedi
Karbala.Husein, cucu Rasulullah SAW dibunuh dengan cara yan g
biadab oleh Yazid bin mu¶awiyah, istri dan keluarga ditawan dengan
penghinaan yang luar biasa.
Fitnah Al Qubra keenam adalah pengejaran habis-habisan
keturunan Umayah oleh Abbasiyah pada saat revolusi abbasiyah
dilancarkan, disamping itu kekerasan kaum wahabi terhadap orang
orang syiahdi jazirah Arab. Ali wafat meninggalkan tiga kelompok
besar umat Islam yaitu:
1. Kelompok Mu¶awiyah
2. Kelompok Khawarij yang tak henti menentang kelompok yang
syiah.

c  

 


3. Kelompok Ali (Syiah Ali) yang tetap setia mengikuti pemimpin -
pemimpin mereka dan keluarga Ali bin Abi Thalib atau Ahlu al
Bait.
Pada hakekatnya, timbulnya mazhab disebabkan karena
perbedaan ijtihad, kepentingan pribadi dan kelompok dalam aspek
politik.Dalam rangka memelihara stabilitas politik, lalu dikembangkan
juga ijtihad berbagai aspek untuk mendukung kebijakan politik. Hasil
politik yang tadinya netral berubah menjadi sarat ideologi dan terkristal
menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1. Sunni
2. Syiah
3. Khawarij
Timbulnya banyak mazhab dalam Islam juga disebabkan oleh hal -
hal perbedaan teknis pemahaman, perbedaan kualitas dan kapasitas
intelektual dari masing-masing pendiri dan pengikut mazhab tersebut.
Menurut Prof. Dr. Syaikh Mahmud Syaltout dalam bukunya
³Maqaranah al Mazhahib Fi al Fiqhi´ mengemukakan enam hal
penyebab terhadinya perbedaan pendapat yaitu:
1. Karena perbedaan pengertian
Hal ini terjadi karena kata -kata (istilah-istilah) yang jarang
dipakai adalah kata-kata yang mempunyai arti lebih dari satu.Ada
makna majas (kiasan) di samping makna hakiki.Ada perbedaan
mengenai arti suatu perkataan yang dipakai.
2. Karena perbedaan Riwayat
Ada riwayat Hadist pada sebagian dan ada yang tidak
sampai pada sebagian lainya, atau sampainya itu dengan cara tak
memungkinkan hadist dipakai sebagai hujjah. Sedangkan kepada
yang lain sampai dengan cara yang dapat dipertanggung
jawabkan untuk menjadi hujjah, atau sampai pada satu kedudukan
dari satu jalan. Tetapi mereka berbeda pendapat tentang penilaian
terhadap salah satu perawi yang menyampaikan hadist itu.
Mungkin ini karena berbeda cara menilainya.

c  

 


3. Karena perbedaan dalil mengenai jaidah usul fiqihny a
Sebagian menerimanya, sedangkan yang lain tak
menerimanya. Misanya hadist aam (umum) yang telah di takhshis
(khusus), tidak menjadi Hujjah (argumen) dan Kaidah Mafhum
tidak dapat menjadi hujjah, demikian pula mengenai naskh
mansukhnya.
4. Paham yang berlawanan (mafhum mukhalafah) dan tarjih (memilih
yang kuat).
Dalam bidang ini terjadi banyak perbedaan termasuk di
dalamnya nasakh dan takwil, dekat dan jauh, salah dan benar.
5. Adanya Qiyas
Inilah lapangan yang paling luas perbedaan pendapat,
terlebih sesudah datangnya ulama-ulama muttaakhkhirin yang
memperluas tinjauan wawasan dan pemikiran.
6. Dalil-dalil yang diperselisihkan
Apakah boleh dipakai atau tidak, seperti istihsan, mashalih al
mursalah, istidlal, dan sebagainya.Dengan demikian dapat
dimengerti mengapa terjadi perbedaan pendapat antara para
imam (ulama) mujtahid.

 #&'#
Dalam hukum islam mazhab dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok:
1. Mazhab Ahl Al-Sunnah Wal Al-Jamaah (Sunni)
?
 
? 
Mazhab ini lebih banyak menggunakan akal dalam berijtihad,
seperti Imam Abu Hanafi, beliau adalah Imam yang sangat
rasional, yang mendasarkan ajarannya dari Al -Qur¶an dan
Hadist, Ijma¶, Qiyas, Istihsan. Beliau tidak mengarang kitab, tapi
muridnyalah yang menyebarkan ajarannya, kemudian menulis
beberapa kitabnya dalam bentuk mazhab yang penyebarannya
dilakukan ke Turki, Afganistan, Pakistan, India, Irak dll.

c  

 



? 
?? ??
Nama lengkap dari Abu Hanifah adalah Abu Hanifah Al -
Nukman Bin Tsabit Ibn Zutha Al -Tamyi. Dan lebih dikenal
dengan Abu Hanifah. Abu Hanifah adalah dari mazhab hanafi
yang lebih dikenal dengan Al -Imam Al-A¶zam yang berarti
imam terbesar. Menurut sejarahnya ada beberapa faktor ia
dipanggil Abu Hanifah. Dipanggil demikian karena ia
mempunyai putera yang bernama Hanifah. Menur ut kebiasaan
nama anak menjadi nama panggilan bagi ayahnya yang
memakai kata abu (bapak) sehingga ia dikenal dengan Abu
Hanifah. Ada juga yang mengatakan bahwa Abu Hanifah ini
selalu bermain dengan tinta, sedangkan menurut bahasa arab
kata Hanifah berarti tinta (dawat). Abu Hanifah senatiasa
mencatat dengan tintanya untuk mencatat ilmu yang ia
peroleh dari berbagai sumber. Ada juga yang mengatakan
bahwa Abu Hanifah berarti rajin, taat ibadah dan sungguh -
sungguh. Karena Hanifah berasal dari kata hanif yang b erarti
cenderung kepada hal yang baik dan benar.
Pada awalnya Abu Hanafi belajar nahwu, syaraf, qiraat, dan
ilmu yang berkembang pada masa itu, setelah itu ia belajar
ilmu fiqh di Kuffah, dan belajar dengan guru besar yang ada
pada masa itu seperti Al-Qamah Bin Qais, Al-Qadhi Syuriah.
Setelah itu ia beberapa kali ke Hijaz untuk mendalami ilmu
fiqh dan akhirnya ia berhasil mendidik dan menempa ratusan
murid serta mengeluarkan fatwa ±fatwa yang masih terkenal
sampai saat sekarang. Abu Hanafi dikenal sebagai ul ama Ahl
Al-Ra¶yi. Dalam menetapkan suatu hukum islam dia
mengistinbatkan suatu hukum itu dengan Al-Qur¶an dan

c  

 


Hadist, dan juga beliau menggunakan nalar, beliau
menggunakan ra¶yi dari kahabar ahad, apabila terdapat Hadist
yang bertentangan beliau menggunaka n qiyas dan istihsan
dalam menetapkan hukum.
Adapun metode istidlal yang digunakan oleh Abu Hanifah
dapat dipahami, bahwa dalam suatu kesempatan Abu Hanifah
pernah berkata: ³Pertama saya mencari hukum dalam Al -
Qur¶an, kalau tidak ada saya cari dalam Sunnah Nabi, kalau
juga tidak ada saya pelajari fatwa -fatwa para sahabat dan
saya pilih anggapan yang paling kuat, kalau orang melakukan
ijtihad, sayapun melakukan ijtihad´. Selain itu ia juga tidak
terlalu fanatik terhadap pendapatnya, ia pernah mengatakan,
ini pendapat saya, kalau ada orang yang membawa pendapat
yang lebih kuat, maka itulah yang benar, dari kata -katanya
diatas nampak bahwa Abu Hanafi dalam beristidlal atau
menetapkan hukum syara¶ yang tidak ditetapkan dhalalahnya
secara Qath¶i dari Al Qur¶an dan Hadist yang diragukan
keshahihannya, ia selalu menggunakan ra¶yu dan selalu
selektif dalam menerima Hadist beliau juga berpegang kepada
qiyas istihsan dan urf.
Melihat perkembangan zaman yang terus bergulir, dan
masyarakat yang terus berubah maka sejak awal para tokoh
mazhab telah melakukan ijtihad yang sesuai dengan kondisi
pada saat itu. Abu Hanifah terkadang menolak sebuah Hadist
yang diragukan keshahihannya, melalui metode qiyas ia selalu
mengaitkan Al-Qur¶an yang disesuaikan dengan pada tiap
ragam kondisi yang ada, karena Hanafi selalu menetapkan
hukum berdasarkan Al-Qur¶an, Hadist, Ijma¶, Qiyas, dan
Istihsan, karena itu mazhab Hanafi dikenal dengan Mazhab
Ra¶yi. Adapun karya±karyanya yang ada didalam bukunya
Jamil Ahmad menyatakan ada tiga karya besar Fiqh Akbar,Al -
Alim Wal Al-Muta¶lim dan Musnad Fiqh Akbar, kemudian

c  

 


murid-muridnya seperti Abu Yusuf Ya¶kub Ibn Ibrahim Al -
Anshary, Muhammad Ibn Hasan Al-Syaibany,Zufar Ibn Huzail
Ibn Al-Kufi, Al Hasan Ibn Ziyad Al-Lu¶lu¶iy.
Dari keempat muridnya itu mereka menerbitkan Al-Kutub Al-
Sittah: Kitab Al-Mabsuth, Kitab Al-Ziyadat, Kitab Al-Jami¶ Al-
Shaghir, Kitab Al-Jami¶ Al-Kabir, Kitab Al-Syair Al-Shaghir, dan
Kitab Al-Syair Al-Kabir. Dengan karya-karyanya itu ia
berpengaruh besar terhadap agama islam dan tersebar ke
seluruh pelosok negara.

u ?? 


Nama lengkapnya Abu Abdillah Malik Ibn Anas Ibn Malik
Ibn Abu µAmir Ibn Al-Haris beliau adalah keturunan bangsa
arab dusun Zu Ashabah, sebuah kota di Himyar, di yaman.
Ibunya bernama Siti Al-Aliyah Binti Syuraik Ibn Abd. Ia adalah
seorang yang mulia, baik hati dan suka belajar ilmu
pengetahuan, pelajaran pertama yang ia pelajari adalah Al -
Qur¶an dan kemudian mempelajari Ha dist Nabi SAW.
Sebagai seorang ahli Hadist ia sangat menjunjung tinggi
Hadist, sebelum belajar Hadist ia berwudu¶ dulu dan memakai
alas sembahyang. Adapun guru yang pertamanya adalah
Imam Abd.Rahman Ibn Hurmuz. Kemudian ia belajar ilmu fiqh
kepada ulama besar di kota Madinah yang bernama Rabi¶ah
Al-Ra¶yi, kemudian ia mempelajari ilmu Hadist kepada Imam
Nafi Maulana Ibnu Umar dan juga Imam Ibn Syihab Al -Zuhry.
Imam Maliki mempunyai kesamaan dengan Imam Abu
Hanafi, ia adalah seorang yang taat ibadah, rajin, s ungguh-
sungguh dan senang mempelajari ilmu. Ia adalah seorang
ulama besar dalam Ilmu Hadist dan terkadang kalau
meriwayatkan sebuah fatwa ia sangat memperhatikan dan
sangat hati-hati sekali, seperti yang terungkap dalam
perkataannya ³Saya tidak pernah meri wayatkan sebuah

c  

 


Hadist, adapun metode istidlal yang digunakan olehnya: Al -
Qur¶an, Sunnah, Ijma¶ Ahl Al- Madinah, Fatwa Sahabat,
Khabar Ahad Dan Qiyas, Al-Istihsan, Al-Mashlalah Al-
Mursalah, Saad Al-Zara¶i, Istishab, Syar¶u Man Qoblana
Syar¶un Lana´.
Adapun karya-karya dari Imam Malik diantaranya, kitab
Muwaththa, Al-Mudawanah Al-Qubra, di antara sahabat yang
membantu mengembangkan mazhabnya adalah: Usman Ibn
Al-Hakam Al-Juzami, Abdurrahman Ibn Khalid Ibn Yazid Ibn
Yahya, Abd.Rahman Ibn Al-Qasyim, Asyab Ibn Abd Aziz Ibn
Abd Al- Hakam, Haris Ibn Miskin dan orang ± orang yang ada
dimasa mereka.

3) Imam Syafi¶i
Imam Syafi¶i dilahirkan di Gazah pada bulan Rajab tahun
150 H. Menurut sebuah riwayat mengatakan bahwa pada
masa ini wafatnya Imam Hanafi, nama lengkap dari Imam
Syafi¶i adalah Abdillah Muhammad Ibn Idris Ibn Abbas Ibn
Syafi¶i Ibn Said Ibn Ubaid Ibn Yazid Ibn Hasyim Ibn Abd Al -
Muththalib Ibn Abd Al - Manaf Ibn Qushay Al Quraisyiy.
Pada umur 7 tahun Imam Syafi¶i ia telah mengafal Al -
Qur¶an, ia mempelajari Al-Qur¶an pada Ismail Ibn Qastantin,
qori kota Mekkah, kemudian Imam Syafi¶i pergi ke kota
Mekkah menuju suatu dusun Bani Huselam, kurang lebih 10
tahun untuk mempelajari bahasa arab, ia tinggal di Huzail.
Dengan alasan ingin memahami isi Al -Qur¶an, ia sungguh-
sungguh mempelajari bahasa arab. Sebelum ia mempelajari
ilmu Fiqh dan Hadist, ia tertarik juga kepada puisi dan syair
dan Sastra Arab, kemudian ia belajar Hadist dari Imam Malik
di Madinah.
Dalam usia 13 tahun ia telah menghafal Al -Muwaththa,
sebelumya ia juga sudah pernah belajar Hadist pada Sufyan

c  

 


Ibn µUyainah salah satu tokoh Hadist terkemukan di Mekkah.
Dan kemudian ia mengunjungi beberapa negara dan menetap
di sana dengan alasan untuk belajar Fiqh, Hadist, dan lainnya
sampai umurnya 34 tahun dan tahun 198 H ia meninggal dan
di kuburkan di Mekkah, ia dikuburkan di suatu tempat di Qalah
yang bernama Mishru Al-Qadimah.
Adapun pemikiran akan Imam Syafi¶i dalam
mengistinbatkan hukum adalah Al -Qir¶an, Ijma¶, Qiyas. Dan
karya dari Imam Syafi¶i adalah : Kitab yang ditulis oleh Imam
Syafi¶i seperti: Al-Umm dan Ar-Risalah (yang diriwayatkan
oleh muridnya). Kemudian kitab yang ditulis oleh muridnya
seperti : Mukhtasyar oleh Al- Muzani, dan Al-Mukhtasyar oleh
Al-Buwaithy. Adapun kitab yang lain baik yang ditulis nya
sendiri ataupun yang didiktekan oleh muridnya, seperti:
a. Kitab Al-Risalah, tentang Ushul Fiqh ( riwayat Rabi¶).
b. Kitab Al-Umm yang di dalamnya dihubungkan dengan kitab
lain seperti
a Kitab Ikthilaf Abi Hanifah Wa Ubn Abi Laila.
a Kitab Khilaf Ali Wa Ibn Mas¶ud, sebuah kitab yang
menjelaskan tentang perselisihan antara Ali dengan Ibn
Mas¶ud.
a Kitab Ikhtikaf Malik Wal Syafi¶i.
a Kitab Jama¶i Al-Ilmi.
a Kitab Al-Radd µAla¶ Muhammad Ibn Hasan.
a Kitab Syair Al-Auza¶iy.
a Kitab Ikhtilaf Al-Hadist.
a Kitab Ibthalu Al-Istihsan.
c. Kitab Al-Musnad yaitu kitab yang berisi tentang Hadist yang
terdapat didalam kitab Al-Umm yang dilengkapi dengan
sanadnya.
d. Al-Imla¶.
e. Al-Amaly.

c  

 


f. Harmalah (didiktekan kepada muridnya yang bernama
Harmalah Ibn Yahya).
g. Mukhtasyar Al-Buwaithiy(di nisbahkan kepada Imam
Syafi¶i).
h. Kitab Ikhtilah Al-Hadist (Penjelasan Imam Syafi¶i tentang
Hadist Nabi SAW).
Mazhab Imam Syafi¶i tersebar ke Irak, Khurasan, Pakistan,
Syam, Yaman, Persia, Hijaz, India, dan daerah Afrika dan
Andalusia, penyebarannya bukan hanya berad a di negara
bagiam timur tapi juga masuk ke beberapa negara yang ada di
barat, Eropa dan bahkan Indonesia sendiri. Penyebaran di
Indonesia disebabkan karena beberapa faktor:
a. Adanya hubungan Indonesia dengan negara Mekkah,
khususnya dalammenunaikan ibadah haji, dan muslimin
Indonesia yang ingin belajar agama diMekkah yang
memakai Mazhab Syafi¶i.
b. Hijrahnya kaum muslimin dari Hadhramaud ke Indonesia
adalah salah satusebab tersiarnya Mazhab Syafi¶i ke
Indonesia.
c. Pemerintah kerajaan islam memerintahkan untuk memakai
ajaran MazhabSyafi¶i yang menjadi haluan hukum di
Negara Indonesia.
d. Para pegawai jawatan dahulu, hanya terdiri dari ulama
Mazhab Syafi¶i karenabelum ada yang lain.

Ñ ?
?  ? ? 
Imam Hanbal dilahirkan di Bagdad pada tahun 164H. Di
tempat kediaman ayahnya kota Marwin, di wilayah Khurasan.
Nama lengkapnya adalah Ahmad Ibn Muahmmad Ibn Hanbal
Ibn Asad Ibn Idris Ibn Abdullah Ibn Hasan Al -Syaibany. Ia lahir
di kalangan keluarga terhormat, yang memiliki kebesaran jiwa,
kekuatan kemauan, kesabaran dan ketegaran.

c  

 


Dalam kehidupan sehari-harinya Imam Hanbal mempunyai
gaya hidup yang sederhana, sejak kecil ia sudah tertarik
kepada ilmu pengetahuan, rajin dan sungguhsungguh. Imam
Hanbal adalah fuqaha ke empat. Ia terkenal dengan Wara¶,
Zuhud, Amanah dan ia hafal Al-Qur¶an dan senang
mempelajari bahasanya. Setelah itu ia mulai mengarang dan
menerbitkan kitab-kitab seperti kitab fiqh.
Pada mulanya ia belajar fiqh pada Abu Yusuf salah satu
murid Abu Hanifah, kemudian ia beralih ke Hadist dan belajar
pada tokoh hadist yang ada pada masa itu. Ia medapatkan
guru-guru terkenal seperti Sufyan, Ibn Uyainah, Ibrahim Ibn
Sa¶ad dan Yahya Ibn Qathan. Adapun metode pemikiran dan
metode istidlalnya Imam Hanbal sebagai berikut: Al -Qur¶an,
Sunnah Nabi SAW, Fatwa para sahabat, Hadist Murshal dan
Dhaif dan Qiyas. Kemudian karya yang disusun oleh Imam
Hanbal adalah: Kitab Al-Musnad, Kitab Tafsir Al-Qur¶an, Kitab
Nasikh Wa Al-Mansukh, Kitab Al-Mukhaddam Wa Al-
Muakhhkoa Fi Al-Qur¶an, Kitab Jawabatu Al-Qur¶an, Kitab Al-
Tharikh, Kitab Al-Manasiku Al-Hadist, Kitab Al-Manasiku Al-
Shaqirm, Kitab Tha¶atu Al-Rasul dan Kitab Al-Shalah. Kitab-
kitab ini tersebar luas ke daerah seperti Bagdad, Syam dan ke
daerah yang disebarluaskan oleh muridnya.

2. Mazhab Syiah
Selain golongan Sunni, golon gan Syi¶ah juga memiliki
mazhab mereka sendiri. Pada awalnya banyak mazhab yang
terdapat pada golongan Syi¶ah. Namun dalam perkembangannya,
saat ini hanya ada tiga mazhab yang masih bertahan. Ketiga
mazhab tersebut adalah Itsna 'Asyariah (paling banyak dii kuti),
Ismailiyah dan Zaidiyah. Di dalam keyakinan utama Syi'ah, Ali bin
Abu Thalib dan anak -cucunya dianggap lebih berhak untuk
memegang tampuk kepemimpinan sebagai khalifah dan imam bagi

c  

 


kaum muslimin. Di antara ketiga Mazhab Syi'ah terdapat perbedaan
dalam hal siapa saja yang menjadi imam dan pengganti para imam
tersebut pada saat ini.
??? !??
Mazhab Ja'fari atau Mazhab Dua Belas Imam (Itsna
'Asyariah) adalah mazhabdengan penganut yang terbesar dalam
Muslim Syi'ah. Dinisbatkan kepada Imam ke-6,yaitu Ja'far Ash-
Shadiq Bin Muhammad Bin Ali Bin Husain Bin Ali Bin Abi
Thalib.Keimaman kemudian berlanjut yaitu sampai Muhammad
Al-Mahdi Bin Hasan Al-Asykari Bin Ali Al-Hadi Bin Muhammad
Al-Jawad Bin Ali Ar-Ridha Bin Musa Al-Kadzim Bin Ja'far Ash-
Shadiq. Mazhab ini menjadi mazhab resmi dari NegaraRepublik
Islam Iran.
??  ?  ?
Mazhab Ismailiyah atau Mazhab Tujuh Imam berpendapat
bahwa Ismail Bin Ja'far adalah Imam pengganti ayahnya Jafar
As-Shadiq, bukan saudaranya Musa Al-Kadzim. Dinisbatkan
kepada Ismail Bin Ja'far Ash-Shadiq Bin Muhammad Bin AliBin
Husain Bin Ali Bin Abi Thalib. Garis Imam Ismailiyah sampai ke
imam-imamAga Khan, yang mengklaim sebagai keturunannya.
" ?? #?  ?
Mazhab Zaidi atau Mazhab Lima Imam berpendapat bahwa
Zaid Bin Alimerupakan pengganti yang berhak atas keimaman
dari ayahnya Ali Zainal Abidin,ketimbang saudara tirinya,
Muhammad Al-Baqir. Dinisbatkan kepada Zaid Bin Ali Bin Husain
Bin Ali Bin Abi Thalib. Setelah kematian imam ke-4, Ali Zainal
Abidin,yangditunjuk sebagai imam selanjutnya adalah anak
sulung beliau yang bernamaMuhammad Al -Baqir, yang
kemudian diteruskan oleh Ja'far Ash -Shadiq. Zaid BinAli
menyatakan bahwa imam itu harus melawan penguasa yang
zalim dengan pedang.Setelah Zaid bin Ali syahid pada masa
Bani Umayyah, ia digantikan anaknya YahyaBin Zaid.

c  

 


3. Mazhab Yang Telah Musnah
a.


??$?? 

? .
Ia adalah Imam dari Dzul Kala¶ di Yaman, atau desa di
Damaskus pada jalanpintu di Faradis. Dimana Abu µAmr singgah
di tengah-tengah mereka. Ia lahir diBa¶labak tahun 88 H. Ketika
ia kecil sangat menyukai Hadist.Al-Auza¶iy termasuk tokoh
Hadist yang menyukai qiyas, orang syam danbahkan hakim
Syam mengikuti mazhabnya. Dan kemudian ia memasuki
pengikutBani Umaiyah, setelah mazhab Syafi¶i dan Maliki teru s
berkembang, mazhab ini terussurut pada tahun 3 H. Dan ia wafat
pada tahun 157 H.

 ??%?  
 u? ?

 ??
Lebih dikenal dengan Al-Zhahiry, dilahirkan di Kuffah tahun
202 H. Iamempelajari ilmu dari Ishak Bin Rahawaih, Abu Tsa¶ur
dan lainnya. Ia adalahseorang yang fanatik terhadap Imam
Syafi¶i, karena itu ia menulis kitabnya denganisinya tentang
Syafi¶i dan memuji Syafi¶i, akan tetapi tak lama kemudian ia
membuatmazhabnya sendiri, Dan sempat berkembang sampai
abad ke 5 H kemudian terusmenyurut karena bertentangan
dengan jumhur ulama disebabkan karena tidakmenggunakan
Qiyas dan Ra¶yu.
"
!?? !?
&? ? 
Dilahirkan pada tahun 224 dan wafat di Bagdad tahun 320
H. Beliau terkenaldengan ahli sejarah, ahli tafsir. Mulanya ia
mempelajari fiqh Al-Syafi¶i dan Malik danfiqh ulama Kuffah,
kemudian membentuk mazhab sendiri dan berkembang di
Kuffah,diantara pengikutnya adalah Abu Al -Fajr Al-Nahrawi tetapi
mazhabnya terus surutsampai pada abad ke 5 H.


?
'? ?? 
(?
Wafat tahun 174 H. Beliau terkenal sebagai ahli fiqh di Mesir,
Al-Syafi¶imengakui bahwa Al-Laitsi lebih ahli dibandingkan Malik

c  

 


dalam hal fiqh, akan tetapipengikutnya tidak mengembangkan
mazhabnya sehingga hilang pada abad ke 3 H. 

  ()   )c( 


Dalam membicarakan prospek hukum Islam di Indonesia,
setidaknya ada dua aspek yang perlu untuk dikedepankan:
1. Aspek kekuatan dan peluang. Keduanya berkaitan dengan hukum
Islam dan umat Islam yang berperan sebagai pendukung prospek
hukum Islam di Indonesia.Adapun aspek kekuatan , yaitu:
a) Al-Qur'an dan hadits, yang selain memuat ajaran tentang
aqidah dan akhlaq, juga memuat aturan -aturan hukum
kemasyarakatan, baik bidang perdata maupun pidana.Ketiga
esensi ajaran ini telah menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam Islam. Ketiganya bagaikan segi tiga sama
kaki yang saling mendukung yang daripadanya kemudian lahir
prinsip-prinsip hukum dalam Islam, asas dan tujuan -tujuannya.
b) Syariat Islam datang untuk kebaikan manusia semata, sesuai
dengan fitrah dan kodratnya yang karenanya sangat
menganjurkan berbuat kebaikan, dan melarang perbuatan yang
merusak. Dengan demikian, maka produk-produk hukumnya
akan senantiasa sesuai dengan kebutuhan normal manusia,
kapan pun dan di man apun sebab syariat Islamdibangun di
atas dan demi kebaikan manusia itu sendiri sehingga akan
tetap diminati.
c) Dalam sejarah perjalanan hukum di Indonesia, keberadaan
hukum Islam dalam hukum nasional merupakan perjuangan
eksistensi, yang merumuskan keadaan hukum nasional
Indonesia pada masa lalu, masa kini dan akan datang, bahwa
hukum Islam itu ada di dalam hukum nasional, baik dalam
hukum tertulis maupun tidak tertulis, dalam berbagai lapangan
kehidupan hukum dan praktek hukum.

c  

 


d) Telah terwujudnya kontribusi hukum Islam dalam hukum
nasional, baik dalam bentuk UU maupun IP, merupakan bukti
nyata tentang kekuatan dan kemampuan hukum Islam dalam
berintegrasi dengan hukum nasional.
Aspek-aspek kekuatan tersebut akan semakin eksis dengan
memperhatikan beberapa aspek pen dukung sebagai berikut:
a. Pancasila, yang tertuang dalam Pembukaan UUD-45 sebagai
dasar Negara, yang sila-silanya merupakan norma dasar dan
norma tertinggi bagi berlakunya semua norma hukum dasar
Negara, telah mendudukkan agama (terutama pada sila
pertama) pada posisi yang sangat fundamental, serta
memasukkan ajaran dan hukumnya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Hal ini berarti, bahwa secara filosofis-politis hubungan
Pancasila dengan agama sangat erat, karena
menempatkannya pada posisi sentral, perta ma dan utama.
Dengan demikian, ajaran (termasuk hukum) Islam yang
merupakan agama anutan mayoritas penduduk Indonesia,
diberi dan memiliki peluang besar untuk mewarnai hukum
nasional.
b. Dalam GBHN 1993-1998, antara lain disebutkan:
"«berfungsinya system hukum yang mantap, bersumberkan
Pancasila dan UUD 1945 dengan memperhatikan tatanan
hukum yang berlaku, yang mampu menjamin kepastian,
ketertiban«".
Dari muatan GBHN tersebut, tampak jelas adanya peluang
hukum Islam untuk ikut andil dalam pembangunan hukum
nasional. Hal ini mengingat, bahwa hukum Islam termasuk ke
dalam tatanan hukum yang berlaku dalam masyarakat, yang
mampu menjamin kepastian, ketertiban, keadilan, kebenaran
dan seterusnya sebagaimana yang diinginkan oleh hukum itu
sendiri. Semua itu terjadi karena hukum Islam bersumber dari

c  

 


 ?? sebagaimana telah dipaparkan di ata s, sesuai dengan
ajaran Allah, Zat Yang Maha Sempurna dalam segala -Nya.
Dengan memperhatikan berbagai aspek tersebut di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa prospek hukum Islam dala m pembangunan
hukum nasional sangat cerah dan baik. Namun demikian, bukan
berarti tanpa ada kelemahan dan kendala sama sekali yang
memungkinkannya dapat berjalan mulus.
2. Aspek kelemahan dan hambatan. Aspek ini berkaitan dengan
kehidupan hukum di Indonesia yang menjadi kendala bagi
prospek penerapan hukum Islam sebagai hukum positif di
Indonesia.Diantara kelemahan dan kendala itu adalah:
a) Kemajuan bangsa, yang selain melahirkan pluralisme etnis,
juga budaya, agama dan kepercayaan. Di samping itu, dalam
masyarakat Islam sendiri, masing-masing daerah terkadang
mempunyai kondisi yang saling berbeda yang menyebabkan
upaya pengintegrasiannya ke dalam hukum nasional harus
dipilih, mana yang sudah bisa diunifikasikan dan yang belum
bisa.
b) Bagi masyarakat non Islam, sangat dimengerti jika kemudian
tidak senang terhadap pemberlakuan (setidaknya penjiwaan)
hukum Islam pada hukum nasional, sementara pemerintah
sendiri nampaknya belum mempunyai kemauan politik yang
kuat untuk memberlakukannya (terutama dalam bidang pidana),
barangkali akibat trauma masa lalu oleh adanya kelompok
ekstrim Islam dengan cara kekerasan (seperti DI/TII) dan
terakhir oleh kelompok Imam Samudra dan Amrozi sehingga
mengakibatkan kekacauan berkepanjangan.
c) Lemahnya kesadaran masyarakat Islam sendiri (kecuali di NAD
berdasarkan otonomi khsusus yang masih dalam taraf uji-coba
dan nampak masih setengah hati) terhadap pentingnya
memberlakukan hukum Islam (kecuali dalam nikah, cerai dan
rujuk), dan diperparah dengan masih dianutnya kebijaksanaan

c  

 


tentang hukum colonial yang dilanjutkan di dalam Peraturan
Perundang-undangan Baru (UUPA), yang memperbolehkan
umat Islam untuk memilih antara Peradilan Agama dengan
Pengadilan Umum.
d) Lemahnya pemahaman dan pengu asaan hukum Islam, bahkan
di kalangan cendikiawan muslim sendiri disebabkan oleh
banyak faktor, seperti melemahnya penguasaan bahasa Arab
dan metode  ?, sementara hukum Islam yang banyak
beredar berbentuk   klasik harus berhadapan dengan
berbagai kasus baru yang sangat memerlukan ? baru,
selain karena sudah tidak terkait lagi dengan fatwa ulama'
?  terdahulu, juga kasusnya memang berbeda sekali
(seperti rekayasa Iptek dalam reproduksi manusia).
Untuk menanggulangi berbagai hambatan d an kendala di atas,
maka beberapa solusi kemungkinan dapat dipertimbangkan, antara
lain:
a) Mengadakan pembaharuan yang radikal terhadap pendidikan
hukum, baik dalam hukum Islam maupun hukum umum yang
mencakup pola dan kurikulum, sehingga dapat mencetak para
sarjana hukum yang handal, produktif, responsif dan antisipatif
terhadap perkembangan sosial masyarakat.
b) Mewujudkan integritas kelembagaan antara fakultas Syari'ah
sebagai Pembina hukum Islam dengan fakultas hukum umum
sebagai Pembina ilmu hukum.
c) Menggalakkan dialog, seminar dan sejenisnya antara pakar
hukum Islam dengan sesamanya, dan dengan pakar hukum
umum untuk menemukan kesamaan visi dan persepsi dalam
rangka membangun hukum nasional.

c  

 



Anda mungkin juga menyukai