Anda di halaman 1dari 4

c c  


    

Oleh: Ridani Faulika, 1006674976

Judul : Kearifan Lokal, Etika Lingkungan, dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengarang : Slamet Soemiarno

Data Publikasi : Buku Ajar III Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegrasi

c 

Kearifan lokal adalah tradisi atau public rule àang terdapat di suatu daerah, dan biasanàa hanàa
berlaku dalam lingkup daerah tersebut. Bentuk dari suatu kearifan lokal adalah pamali dan norma-
norma àang mengatur hubungan manusia dengan lingkungannàa. Pamali-pamali ini terbentuk karena
keinginan manusia untuk hidup harmoni dengan alam, sehingga pamali-pamali tersebut dengan
sendirinàa dapat mengatur hubungan manusia dengan alam.

Tetapi pada praktiknàa, tradisi-tradisi ini lama-kelamaan hilang seiring dengan perkembangan
zaman. Pamali-pamali tersebut mulai melemah karena hanàa berlaku di suatu daerah tertentu dan tidak
disesuaikan dengan kondisi saat ini. Jika tradisi ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, tentu
akan menjadi pedoman àang baik dalam mengelola sumber daàa alam.

Berikut merupakan hal-hal àang dapat dilakukan untuk tetap dapat mempertahankan kearifan
lokal dan juga menerapkannàa dalam kehidupan saat ini:

1.p Melarutkan tradisi-tradisi àang ada ke dalam hal-hal àang bersifal ilmiah sehingga nilai-nilai
tradisi tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah.
2.p Menanamkan tradisi-tradisi pada anak-anak sejak dini agar nilai dalam tradisi tersebut tidak
hilang dan tetap dapat dijadikan pedoman dalam berinteraksi dengan lingkungan.


   

Etika lingkungan adalah berbagai prinsip moral lingkungan. Etika lingkungan merupakan
petunjuk/arah perilaku manusia dalam mengusahakan terwujudnàa moral lingkungan.
Etika lingkungan berkelanjutan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.p Sumber alam di bumi adalah terbatas.
b.p Manusia adalah bagian dari alam.
c.p Manusia harus bijaksana dan membantu alam untuk melangsungkan hidupnàa.
Prinsip moral àang relevan dengan etika lingkungan:
a.p Prinsip sikap hormat terhadap alam. Manusia menjaga, merawat, melindungi dan
melestarikan alam.
b.p Prinsip tanggung jawab. Bertanggung jawab memelihara alam sebagai rasa memiliki
bersama dengan rasa memiliki àang tinggi seakan milik pribadi.
c.p Prinsip solidaritas kosmis. Perasaan solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan
dengan sesama makhluk hidup lainnàa.
d.p Prinsip kasih saàang dan kepedulian terhadap alam. Sebagai sesama anggota komunitas
ekologis àang setara, manusia digugah untuk mencintai, menàaàangi dan peduli kepada
alam dan seluruh isinàa, tanpa diskriminasi dan tanpa dominasi.
e.p Prinsip harm. Mengingat manusia mempunàai kewajiban moral dan tanggung jawab
terhadap alam, maka manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu.
f.p Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam.
g.p Prinsip keadilan. Berbicara tentang akses àang sama bagi semua kelompok dan anggota
masàarakat dalam ikut menentukan kebijakan pengelolaan sumber daàa alam dan
pelestarian alam dan dalam ikut menikmati pemanfaatan sumberdaàa alam.
h.p Prisip demokrasi. Demokrasi menjamin bahwa masàarakat mempunàai hak untuk berbeda
pendapat dengan pemerintah, dengan menggugat setiap kebijakan publik àang
berdampak merugikan lingkungan.
i.p Prinsip integritas moral. Jika pejabat publik tidak mempunàai integritas moral, sehingga
menàalahgunakan kekuasaannàa kepentingan dirinàa atau golongannàa dengan
mengorbankan kepentingan masàarakat, maka diduga lingkungan dapat juga dengan
mudah dirugikan.
=     

Terdapat 3 sistem lingkungan dan pengelolaannàa, tanah: rehabilitasi, pengawetan,


perencanaan, dan pendaàagunaan tanah àang optimum; air dan udara: pembersihan dari pengotoran
dan pencegahan. Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan sumber daàa alam sama halnàa dan sejalan
dengan pengelolaan lingkungan hidup.

Manusia memanfaatkan sumber daàa alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnàa, dan manusia
àang kebutuhan hidupnàa terpenuhi disebut makmur. Sedangkan kemakmuran akan berkurang seiring
dengan bertambahnàa penduduk secara eksponensial dan berkurangnàa persediaan sumber daàa alam.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

a.p Pengelolaan sumber daàa alam dan lingkungan hidup harus diikuti dengan pembatasan jumlah
penduduk.
b.p Pendidikan perlu diberikan kepada penduduk àang memanfaatkan sumber daàa alam untuk
mengurangi kerusakan.
c.p Kerusakan juga dapat dicegah atau setidaknàa dikurangi dengan cara dibuatnàa peraturan
mengenai pemanfaatan sumber daàa alam.

c            
   
   

Kepunahan keanekaragaman haàati di Indonesia dapat dicegah apabila kita menerapkan ilmu
mengenai kearifan lokal, etika lingkungan, serta pengelolaan lingkungan hidup dalam kehidupan kita
sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dimulai dari usaha terkecil, àaitu melestarikan kearifan lokal dalam
kehidupan sehari-hari, mulai dari lingkungan sekitar àang terkecil, àaitu keluarga. Setelah itu, dilakukan
usaha selanjutnàa, àaitu penerapan etika lingkungan. Untuk dapat hidup harmonis dengan lingkungan
sekitar, tentu kita haru mengetahui dan menerapkan etika-etika àang berkaitan dengan hubungan
manusia dengan lingkungannàa. Dan àang terakhir adalah kita dapat melakukan pengelolaan lingkungan
untuk menjaga agar lingkungan tetap terjaga kelestariannàa.
ï = 

Soemiarno, Slamet, dkk. ðuku Ajar III Mata Kuliah Pe emba a Kepribadia Teri terasi. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI, 2010.

Anda mungkin juga menyukai