Anda di halaman 1dari 2

Sidang jumat….

Transformasi Kebijaksanaan Sejarah


Setidaknya ada tiga hal utama dari serangkaian peristiwa hijrah Rasulullah, yang
agaknya amat penting untuk kita transformasikan bagi konteks kekinian.

Pertama, adalah transformasi keummatan. Bahwa nilai penting atau missi utama
hijrah Rasulullah beserta kaum muslimin adalah untuk penyelamatan nasib
kemanusiaan. Betapa serangkaian peristiwa hijrah itu, selalu didahului oleh
fenomena penindasan dan kekejaman oleh orang-orang kaya atau penguasa
terhadap rakyat kecil. Dimana kita umat islam harus melakukan transformasi
perubahan dalam tatanan ekonomi dan politik.

Maasyiral muslimin rahimakumullah… Kebijaksanaan hijrah, sebagai sunnatullah dan sunnatur-rasul, di mana masyarakat
mengalami ketertindasan, adalah merupakan suatu kewajiban. Sebagaimana
Hijrah adalah sunnatullah (system Allah) dalam kehidupan para Nabi dan Rasul, disebutkan dalam al-Qur'an, orang yang mampu hijrah tetapi tidak
seperti nabi Ibrahim, Yunus, Yusuf, Musa dan terakhir Nabi Muhammad Saw. melaksanakannya disebut sebagai orang yang menganiaya dirinya sendiri (zhalim).
Oleh sebab itu, mereka melakukannya. Tanpa hijrah, mustahil mereka bisa sebab luasnya bumi dan melimpahnya rezeki di atasnya, pada dasarnya memang
menegakkan agama Allah. Tanpa hijrah, tidak mungkin para pengikut setia mereka disediakan oleh Allah untuk keperluan manusia. Karena itulah, jika manusia atau
dapat keluar dan bebas merdeka dari sistem jahiliyah dan penindasan yang masyarakat mengalami ketertindasan, Allah mewajibkan mereka untuk hijrah (QS
dilakukan para penguasa zalim terhadap mereka, apalagi untuk menjalankan 4: 97-100).
agama Allah dengan sempurna.

Sebab itu, Allah jadikan Hijrah itu salah satu pilar utama penegakan Islam setelah
Iman dan sebelum Jihad. Di samping itu, Hijrah juga syarat memperoleh 97. Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan
perlindungan bagi seorang Mukmin dari saudara-saudaranya yang lain. Allah menganiaya diri sendiri[342], (kepada mereka) malaikat bertanya : "Dalam
berfirman dalam surat Al-Anfal, ayat 72 : keadaan bagaimana kamu ini?." Mereka menjawab: "Adalah kami orang-
orang yang tertindas di negeri (Mekah)." Para malaikat berkata:
"Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi
itu?." Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu
seburuk-buruk tempat kembali,
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan
harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat Tujuan dari hijrah, dalam visi al-Qur'an itu, agar manusia dapat mengenyam
kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama 'kebebasan'. Jadi tidak semata-mata perpindahan fisik dari satu daerah ke satu
lain lindung-melindungi[624]. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi daerah lain, apalagi hanya sekadar untuk memperoleh keuntungan ekonomi dan
belum berhijrah, maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, politik belaka, melainkan lebih dari itu melibatkan hijrah mental-spiritual, sehingga
sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan mereka memperoleh 'kesadaran baru' bagi keutuhan martabatnya. Hijrah Nabi ke
kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan Madinah, telah terbukti mampu mewujudkan suatu kepemimpinan yang di
pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dalamnya berlangsung tatanan masyarakat berdasarkan moral utama (makarimal
dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. akhlaq), suasana tentram penuh persaudaraan dalam pluralitas (ukhuwah) dan
pengedepanan misi penyejahteraaan rakyat (al-maslahatu al-ra'iyah). "Dan katakanlah! Beramallah maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
Kedua, adalah transformasi kebudayaan. Hijrah dalam konteks ini telah (Allah) yang mengetahui hal yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya
mengentaskan masyarakat dari kebudayaan jahili menuju kebudayaan Islami. Jika kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS: At-Taubah:105)
sebelum hijrah, kebebasan masyarakat dipasung oleh struktur budaya feodal, yang
penuh kezaliman, ketidakadilan dan kemunafikan, maka setelah hijrah hak-hak Tidak terasa umur kita bertambah satu tahun lagi. Itu berarti jatah hidup kita
asasi mereka dijamin secara perundang-undangan (syari'ah). Pelanggaran terhadap berkurang dan semakin mendekatkan kita kepada rumah masa depan, kuburan.
syari'ah bagi seorang muslim, pada dasarnya tidak lain adalah penyangkalan Pelajaran yang terbaik dari perjalanan waktu ini adalah menyadari sekaligus
terhadap keimanan atau keislamannya sendiri. Bahkan lebih dari itu, pelanggaran mengintrospeksi sepak terjang kita selama ini. Kita punya lima hari yang harus kita
terhadap hak-hak aasasi yang telah dilindungi dan diatur dalam Islam, akan dikenai isi dengan amal baik. Hari pertama, yaitu masa lalu yang telah kita lewati apakah
hukum yang tujuannya untuk mengembalikan keutuhan moral mereka dan sudah kita isi dengan hal-hal yang dapat memperoleh ridho Allah? Hari kedua,
martabat manusia secara universal. yaitu hari yang sedang kita alami sekarang ini, harus kita gunakan untuk yang
bermanfaat baik dunia maupun akhirat. Hari ketiga, hari yang akan datang, kita
Nilai perubahan budaya yang berasal dari ajaran hijrah Rasulullah, bertujuan untuk tidak tahu apakah itu milik kita atau bukan. Hari keempat, yaitu hari kita ditarik
mengembalikan keutuhan moral dan martabat kemanusiaan secara universal oleh malaikat pencabut nyawa menyudahi kehidupan yang fana ini, apakah kita
(rahmatan lil-'alamiin). Mengenai apa saja martabat kemanusiaan atau hak-hak sudah siap dengan amal kita? Hari kelima, yaitu hari perhitungan yang tiada arti
asasi yang dilindungi Islam, al-Qur'an telah menggariskan pokok-pokoknya seperti lagi nilai kerja atau amal, apakah kita mendapatkan rapor yang baik, dimana
perlindungan fisik individu dan masyarakat dari tindakan badani di luar hukum, tempatnya adalah surga, atau mendapat rapor dengan tangan kiri kita, yang
perlindungan keyakinan agama masing-masing tanpa ada paksaan untuk berpindah menunjukan nilai buruk tempatnya di neraka. Pada saat itu tidak ada lagi arti
agama, perlindungan keluarga dan keturunan, perlindungan harta benda dan milik penyesalan. Benar sekali kata seorang ulama besar Tabi'in, bernama Hasan Al-
pribadi di luar prosedur hukum, perlindungan untuk menyatakan pendapat dan Basri, "Wahai manusia sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari, setiap hari
berserikat dan perlindungan untuk mendapatkan persamaan derajat dan berkurang, berarti berkurang pula bagaianmu." Umar bin Khatab berkata, "Hisablah
kemerdekaan. dirimu sebelum kamu dihisab." Wallahu a'lam bishshowab...

Ketiga, adalah transformasi keagamaan. Transformasi inilah, yang dalam konteks


hijrah, dapat dikatakan sebagai pilar utama keberhasilan dakwah Rasulullah.
Persahabatan beliau dan persaudaraan kaum Muslimin dengan kaum Yahudi dan
Nasrani, sesungguhnya adalah basis utama dari misi (kerisalahan) yang diemban
Rasulullah. Dari sejarah kita mengetahui, bahwasanya yang pertama menunjukkan
'tanda-tanda kerasulan' pada diri Nabi, adalah seorang pendeta Nasrani yang
bertemu tatkala Nabi dan pamannya Abu Thalib berdagang ke Syria. Kemudian
pada hijrah pertama dan kedua (ke Abesinia), kaum muslimin ditolong oleh raja
Najasy. Dan pada saat membangun kepemimpinan Madinah, kaum muslimin
bersama kaum Yahudi dan Nasrani, bahu-membahu dalam ikatan persaudaraan
dan perjanjian. Karena itulah, pada masa kepemimpinan Nabi dan sahabat, Islam
secara tertulis mengeluarkan undang-undang yang melindungi kaum Nasrani dan
Yahudi. Wallahu ‘l hâdi ilâ sabîlirrasyâd!

Menyongsong Tahun Baru Hijriyah

Anda mungkin juga menyukai