ISI
Bila dihitung ternyata 1 kg CaC2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen. Sifat dari
asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna, tidak beracun, berbau,
lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila terjadi kenaikan tekanan dan suhu
(di atas 1,5 bar dan 350° C), dapat larut dalam massa berpori (aseton).
Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai hasil reaksi
antara kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini kemudian digerus, dipilih dan
disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas asetilen dapat diperoleh dari generator
asetilen yang menghasilkan gas asetilen dengan mencampurkan karbid dengan air atau kini dapat
dibeli dalam tabung-tabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetilen dalam tabung tidak
boleh melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi dengan
Page 1
bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan gas asetilen. Tabung
jenis ini mampu menampung gas asetilen bertekanan sampai 1,7 MPa.
Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur besarnya gas
asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala api maka akan timbul nyala
api. Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar
pengatur tekanan sedikit demi sedikit. Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala
apinya berupa nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu sedikit
yang diputar, maka las tidak akan menyala.
Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih
besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder asetilen haruslah
selalu tegak lurus).
Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung pada
perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las oksi-
asetilen seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :
a) Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara kerucut
dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara kerucut yang
menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang
panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
karburisasi pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel, nikel,
berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan permukaan non-ferous.
b) Nyala netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu. Nyala terdiri
atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru bening.
Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai
3500 oC tercapai pada ujung nyala kerucut.
Page 2
menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat
oksidasi ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak
dianjurkan untuk pengelasan lainnya.
Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak pengelasan dan posisi kemiringan
pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik pengelasan dikenal
beberapa cara yaitu :
a) Pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan
dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara
60° dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja.
Kedudukan ujung pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi panas
maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan
dan gerakannya adalah lurus.
Page 3
pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garis vertikal sedangkan kawat pengisi
berada di belakangnya bersudut 45°-60°.
Page 4
Dapat memahami komponen las oksi-asitelen dan mampu mendiskripsikan fungsi masing-
masing komponen.
Dapat memahami tindakan pengamanan secara spesifik ketika menggunakan peralatan las
oksi-asetelin
Tujuan khusus
Melatih ketrampilan praktikan di bidang las oksi – asetilen tingkat dasar dan
memberikan pengetahuan dasarnya sehingga dapat memahami prosedur pelaksanannya
dengan benar.
Page 5
Prinsip dasar las oksi-asetilen adalah ketika gas asetilen dibakar dalam proporsi yang
sesuai dengan oksigen akan timbul nyala api yang cukup panas untuk melumerkan logam,
proporsi campurannya adalah 1 bagian asetilen dan 2,5 bagian oksigen.
Berikut adalah peralatan yang digunakan:
1. Silinder oksigen, biasanya berwarna hijau atau biru terbuat dari satu plat kualitas tinggi
yang kuat dan ulet, mampu menampung 224 feet3 tekanan 2.200 psi dalam suhu 700 F.
2. Tutup penahan katup untuk melindungi dari kerusakan saat silinder dipindahkan atau
kejadian diluar kendali.
3. Katup silinder oksigen terletak diujung atas silinder berguna untuk membuka atau
menutup keluarnya oksigen sesuai keperluan, dalam katup ini terdapat lubang pengaman
dimana jika temperatur naik maka tekanan akan naik, tekanan akan dikurangi lewat
pengaman ini
4. Silinder asetilen, tekanan dalam tabung ini tidak setinggi tabung oksigen, asetilen
terbuat dari campuran air dan kalsium karbida, mampu bakarnya sangat tinggi jika
dicampur dengan oksigen menimbulkan panas sekitar 58000 - 63000 F.
5. Katup silinder asetilen terletak diujung atas berguna membuka atau menutup keluarnya
asetilen juga terdapat pengaman yang akan mencegah terjadinya ledakan karena tekanan
panas dari dalam silinder.
6. Regulator oksigen, dimana tabung oksigen penuh tekanannya adalah 2200 psi, untuk
mengelas tidak memungkinkan dengan tekanan sebesar itu maka perlu regulator.
Regulator dibuat dua buah, satu melihat tekanan silinder satu lagi tekanan yang
digunakan pada brander/torch. Regulator oksigen mampu menahan tekanan sebesar
3000 psi.
7. Regulator asetelen, sama seperti regulator oksigen tetapi ada dua perbedaan yaitu:
regulator ini menggunakan jenis ulir kiri dan ini penting diperhatikan untuk menghindari
kerusakan, kemudian kemampuan regulator ini lebih kecil dari regulator oksigen yaitu
dibuat sampai 500 psi, tekanan kerja dibuat maksimum 15 psi.
8. Torch yaitu tempat bercampurnya oksigen dan asetilen dalam proporsi yang sesuai
untuk pengelasan. Ada dua katup untuk mengatur pencampuran gas. Ada dua jenis ulir
yaitu ulir kiri untuk asetilen dan kanan untuk oksigen
Page 6
9. Weld tip, beda ukuran tips disesuaikan dengan torch, terdapat pencampur dan lubang
untuk memberikan ukuran nyala api yang berbeda-beda.
10. Hoses / selang, dibuat spesial mampu manahan tekanan tinggi, dibuat dalam ukuran
3/16”, ¼”,3/8” and ½”. Selang oksigen berwarna hijau/biru dan memiliki ulir kanan
sedangkan selang asetelin berwarna merah dengan ulir kiri.
Rangkuman
1. Oksigen tidak terbakar tetapi membantu pembakaran lebih kuat.
2. Oksigen tidak berwarna dan berbau bila bercampur dengan oli atau gemuk menjadi
sumber ledakan.
3. Tabung oksigen menahan tekanan tinggi, perlu penanganan ekstra hati-hati.
4. Asetilen memiliki bau tajam menyengat dan mudah terbakar.
5. Asetilen sangat tidak stabil pada tekanan diatas 15 psi.
6. Katup oksigen dibuat raangkap guna membuka dan menutup secara penuh.
7. Katup asetilen jangan dibuka lebih dari 1,5 putaran
8. Regulator oksigen dibuat untuk tekanan tinggi sedang regulator asetelen untuk tekanan
rendah.
9. Peralatan oksigen diidentifikasi berwarna hijau dan memiliki ulir kanan sedang asetelen
berwarna merah dengan ulir kiri ada tanda potongan kampuh pada baut.
Page 7
Alat bantu yang digunakan
a) Palu las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak
las pada jalur Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan
pada daerah las.
Berhati-hatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena
kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan
lainnya.
b) Sikat kawat
Dipergunakan untuk :
Membersihkan benda kerja yang akan dilas
Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las
oleh pukulan palu las.
c) Klem massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja.
Biasanya klem massa dibuat dari bahan
dengan penghantar listrik yang baik seperti
Tembaga agar arus listrik dapat mengalir
dengan baik, klem massa ini dilengkapi
dengan pegas yang kuat. Yang dapat
menjepit benda kerja dengan baik. Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan
dijepit dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti
karat, cat, minyak.
d) Tang penjepit
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau
memindahkan benda kerja yang masih panas.
Page 8
2.3. Alat dan Bahan
a) Alat Pengukur dan alat pelukis :
Mistar baja dan mistar sorong Penitik
Jangka Penggores
b) Alat pemotong :
Bahan
Bahan yang digunakan adalah pelat baja yang kemudian dipotong menjadi lima keping pelat
berukuran 100 X 30 X 3 mm.
Page 10
biasanya saya lakukan adalah biasanya saya hanya meleburkan salah satu benda kerja
sebelum meleburkan bahan tambah untuk menyambung, sehingga bahan tambah tersebut
tidak menempel pada benda yang lainnya. Hal ini terjadi berulang kali sehingga saya
juga harus mengelas ulang hingga empat kali percobaan. Dan hasilnya pun memang
masih belum maksimal.
Setelah saya selesai melakukan pengelasan pada seluruh bagian, saya melihat cara
mengelas teman – teman dan melihat juga hasilnya yang terlihat seakan sempurna dan
sangat rapih, saya seperti baru menyadari kalau saya sepertinya bisa untuk mengelas
lebih baik lagi benda yang saya kerjakan. Sepertinya saya baru saja mengetahui
bagaimana trik mengelas yang baik itu agar mencapai hasil yang maksimal. Tetapi
waktu yang tidak memungkinkan untuk saya dapat berlatih lebih lanjut membuat saya
terpaksa harus menyimpan angan – angan saya untuk dapat terampil mengelas oksi –
asetilen dan semoga saya berkesempatan untuk berlatih lagi.
Page 11