Anda di halaman 1dari 38

Korelasi Tingkat Pendidikan dan Kebudayaan Terhadap

Pengetahuan Mengenai Internet Masyarakat


Kecamatan Pandeglang

Diajukan Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah di Bidang Teknologi


Informasi yang diselenggarakan oleh Politeknik Telkom, Bandung

Disusun Oleh:

Awwaliatul Mukarromah (NIS. 07081023)


Boni Andika (NIS. 07081006)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN


SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School
Jl. Raya Pandeglang-Labuan KM.3 Kuranten, Pandeglang-Banten
PO BOX 61/Pandeglang 42201. Telp. (0253) 5210114
http://www.smancmbbs.com, e-mail: sma_cmbbs@yahoo.com
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : Korelasi Tingkat Pendidikan dan Kebudayaan Terhadap


Pengetahuan Mengenai Internet Masyarakat Kecamatan
Pandeglang

Penulis :1. Awwaliatul Mukarromah


NIS. 07081023
2. Boni Andika
NIS. 07081006

Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah di Bidang Teknologi
Informasi yang diselenggarakan oleh Politeknik Telkom, Bandung.

Karya tulis ini telah diperiksa dan disetujui


Pandeglang, 19 Maret 2009

Kepala Sekolah, Pembimbing,

Drs. H. Adin Wahyuddin, M.Pd Jejen Z.A., M.Pd


NIP. 130 815 317 NIP. 132 165 239
ABSTRAKSI

The progress of information and communication technology especially internet


has made a rashness for us in searching and getting the information that we need
everytime. Internet, one of information and communication technology is information
technology that can through all informations over the world in very brief time, only in
second quantification. Nonetheless, the reality now we know that some people still don‟t
know about the advantages of internet clearly and certainly, they haven‟t know yet about
cyber space. So, that ignorance can make a obstruction in implementation, application,
and development of information and communication technology for the people who just
known about internet. Would only them, the certain people who has the high education
and dynamical culture who knows about internet. Because of that, need a awareness and
dynamical thinking to change for bringing Indonesia to better life.

Keyword: Communication, Culture, Internet.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet telah


menciptakan suatu kemudahan bagi kita dalam mencari dan memperoleh informasi yang
kita butuhkan setiap saat. Internet, salah satu teknologi informasi dan komunikasi
merupakan teknologi informasi yang mampu menembus informasi dari seluruh dunia
dalam waktu yang sangat singkat, hanya dalam hitungan detik. Namun, kini tak dapat
kita pungkiri, bahwasanya banyak diantara kita tidak mengetahui secara jelas dan pasti
apakah kelebihan yang dimiliki oleh internet, masih banyak masyarakat yang belum
mengenal dunia internet sehingga ketidaktahuan itu bisa menjadi hambatan dalam
pelaksanaan, penerapan dan pengembangan teknologi informasi bagi masyarakat yang
baru mengenal dunia internet. Akankah hanya mereka yang berpendidikan dan memilki
kebudayaan dinamis saja yang dapat mengenal internet. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
kesadaran dan pemikiran yang dinamis untuk melakukan suatu perubahan demi
membawa Indonesia ke kehidupan yang lebih baik.

Kata Kunci: Komunikasi, Kebudayaan, Internet.


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua selaku hamba-Nya. Alhamdulillah kami selaku Penulis dapat
menyusun tugas Karya Ilmiah yang berjudul “Korelasi Tingkat Pendidikan dan
Kebudayaan Terhadap Pengetahuan Mengenai Internet Masyarakat Kecamatan
Pandeglang” dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Beribu–ribu rasa terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
mendukung pembuatan makalah ini, kepada :
1. Bapak Drs. H. Adin Wahyuddin, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri
Cahaya Madani Banten Boarding School.
2. Bapak Jejen Z.A., M.Pd selaku Pembimbing.
3. Rekan–rekan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Penulis dengan bangga bisa mempersembahkan Karya Ilmiah ini, meskipun
masih banyak kekurangan – kekurangan yang dijumpai di dalamnya. Maka kami selaku
penulis meminta maaf yang sebesar – besarnya kepada pihak pembaca. Selain itu, penulis
masih menunggu kritikan dan saran yang sekiranya dapat membangun agar apa yang
telah kami lakukan dapat menjadi lebih baik.
Semoga dengan adanya Karya Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Amin.

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………… i
ABSTRAKSI……………………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iv
DAFTAR DIAGRAM……………………………………………………………. vi
DAFTAR BAGAN……………………………………………………….............. vii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1
I.1 Latar Belakang………………………………………………...................... 1
I.2 Rumusan Masalah…………………………………………………............ 2
I.3 Tujuan Penelitian……………………………………………...................... 2
I.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………… 2
I.5 Hipotesis Penelitian……………………………………………………….. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………… 3
II.1 Komunikasi Massa………………………………………………………… 3
II.2 Teori DeFleur dan Ball-Rokeach Tentang Pertemuan Dengan Media …… 3
II.3 Komunikasi Di Daerah Pedesaan………………………………………….. 4
II.4 Kebudayaan Masyarakat…………………………………………………... 4
II.5 Internet (Interconnected-Networking)……………………………………... 6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………. 8
III.1 Desain Riset……………………………………………………………….. 8
III.2 Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………... 8
III.3 Metode Penelitian…………………………………………………………. 8
III.4 Populasi…………………………………………………………………….. 9
III.5 Sampel……………………………………………………………………… 9
III.6 Instrumen Penelitian……………………………………………………….. 9
III.7 Pengumpulan Data…………………………………………………………. 9
III.8 Analisis Data………………………………………………………………. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………… 11
IV.1 Hasil………………………………………………………………………... 11
IV.2 Pembahasan...............................................…………………………............ 14
IV.3 Pengujian Hipotesis....................................................................................... 15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 16
V.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 16
V.2 Saran……………………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. Viii
LAMPIRAN………………………………………………………………………. Ix
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Pendidikan Akhir 50 Responden……………………………………… 11


Diagram 2 Pengetahuan 50 responden mengenai internet………………………... 11
Diagram 3 Penggunaan bahasa oleh 50 Responden………………………………. 12
DAFTAR BAGAN

Bagan I Desain Riset................................................................................................... 8


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Bumi dan isinya merupakan hal dinamis yang selalu mengalami perubahan
seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi ini terjadi di berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah
komunikasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang komunikasi
mengakibatkan manusia semakin mudah dan cepat untuk berkomunikasi satu sama lain.
Salah satu produk temuan di bidang komunikasi yang memungkinkan manusia dari
berbagai penjuru dunia saling berhubungan hanya dalam hitungan detik adalah internet
(cyber space). Internet merupakan hal baru yang dapat menarik perhatian masyarakat
Indonesia dengan cepat. Hal ini terlihat dari tingginya angka penggunaan internet di
masyarakat. Tidak hanya kalangan eksekutif, remaja, bahkan anak-anak khususnya yang
berada di kota besar sudah akrab sekali dengan penggunaan internet ini. Tidak heran jika
ungkapan mengenai “Teknologi Informasi merupakan Gerbang Menuju Sukses Masa
Depan” nampaknya adalah ungkapan yang tepat. Internet telah membawa suatu
peradaban baru bagi masyarakat Indonesia. Seperti yang belakangan ini masih hangat di
bicarakan oleh kalangan bisnis, yaitu Internet Marketing, contohnya. Dengan Internet
Marketing seseorang tidak perlu bekerja keras untuk memperoleh penghasilan. Yang
diperlukan hanyalah pemahaman yang cukup mengenai internet itu sendiri. Sebuah
pertanyaan kemudian muncul, disaat orang-orang sibuk membicarakan akan
perkembangan-perkembangan baru di dunia internet, yaitu: “Apakah seluruh masyarakat
Indonesia telah mengetahui akan keberadaan internet?” Perlu diingat, bahwa Indonesia
merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut-laut luas dan kebudayaan-
kebudayaan daerah yang begitu kental. Jika di kota-kota besar hampir sebagian besar
anak usia sekolah dasar sudah mengetahui akan penggunaan internet, lalu apakah daerah-
daerah yang aksesnya cukup jauh dengan kota-kota besar mengalami hal yang sama. Oleh
sebab itu, diperlukan suatu penelitian guna menemukan solusi terbaik yang dapat diambil
sehingga ungkapan mengenai “Teknologi Informasi merupakan Gerbang Menuju Sukses
Masa Depan” benar-benar dapat terwujud.
I.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah:
1. Bagaimanakah pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai
internet?
2. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan dan kebudayaan terhadap pengetahuan
masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet?

I.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang
mengenai internet.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan dan kebudayaan
terhadap pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet.

I.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran mengenai pengetahuan masyarakat Kecamatan
Pandeglang terhadap internet.
2. Memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait untuk menindak lanjuti hasil
penelitian ini.
3. Memberikan kesempatan pada seluruh lapisan masyarakat untuk berbicara
mengenai internet.
4. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan bertukar pikiran secara terbuka
tentang internet.

I.5 Hipotesis Penelitian


Ha 1: Tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan
Pandeglang mengenai internet.
Ho 1: Tingkat pendidikan tidak mempengaruhi pengetahuan masyarakat
Kecamatan Pandeglang mengenai internet.

Ha 2: Kebudayaan mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan


Pandeglang mengenai internet.
Ho 2: Kebudayaan tidak mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan
Pandeglang mengenai internet.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

II.1 Komunikasi Massa


Joseph A. Devito dalam bukunya, Communicology : An Introduction to the Study
of Communication, menampilkan definisinya mengenai komunikasi massa dengan lebih
tegas, yakni sebagai berikut:
1
“First, mass communication is communication addressed to the masses, to an extremely
large audience. This does not mean that the audience includes all people or everyone who
reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is a large and
generally rather poorly defined.
“Second, mass communication is communication mediated by audio and / or visual
transmitters. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by
its forms: television, radio, newspapers, magazines, films, books, and tapes.”
(Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada
khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh
penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi,
agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk
didefinisikan.
Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar
yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barang kali akan lebih mudah dan lebih
logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film,
buku, dan pita).
Mengenai fungsi komunikasi, dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia (Many
Voices One World) dengan MacBride sebagai editornya, komunikasi massa memiliki
fungsi: informasi, sosialisasi (pemasyarakatan), motivasi, perdebatan dan diskusi,
pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan, dan integrasi.

II.2 Teori DeFleur dan Ball-Rokeach Tentang Pertemuan Dengan Media


DeFleur dan Ball-Rokeach melihat pertemuan khalayak dengan media
berdasarkan tiga kerangka teoritis: perspektif perbedaan individual, perspektif kategori
sosial, dan perspektif hubungan sosial.
Perspektif perbedaan individual memandang bahwa sikap dan organisasi
personal-psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dari
lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut. Setiap orang

1
Onong U. E., Ilmu Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 21.
mempunyai potensi biologis, pengalaman belajar, dan lingkungan yang berbeda.
Perbedaan ini menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula.
Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat
kelompok-kelompok sosial yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama. Seperti
golongan sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pendidikan, tempat
tinggal, dan keyakinan beragama menampilkan kategori respons yang berbeda-beda.
Perspektif hubungan sosial menekankan pentingnya peranan hubungan sosial
yang informal dalam mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Lazarfeld
menyebutnya “pengaruh personal”. Perspektif ini tampak pada model “two step flow of
communication”. Dalam model ini informasi bergerak melewati dua tahap. Pertama,
informasi bergerak pada sekelompok individu yang relatif lebih tahu dan sering
memperhatikan media massa. Kedua, informasi bergerak dari orang-orang tersebut
kemudian disampaikan kepada individu-individu yang bergantung kepada mereka dalam
hal informasi. Hal inilah yang terjadi pula pada masyarakat Kecamatan Pandeglang.

II.3 Komunikasi Di Daerah Pedesaan


Komunikasi melalui media massa di daerah perkotaan berlangsung dengan one-
step flow model atau model arus satu tahap, sedangkan di daerah pedesaan berlangsung
dengan two-step flow model atau model arus dua tahap. Berbeda dengan di daerah
perkotaan, pergaulan hidup di daerah pedesaan lebih merupakan Gemeinschaft (tak
rasional-pribadi-statis) daripada Gesellschaft (rasional-tak pribadi-dinamis). Demikian
pula dengan sendirinya komunikasi yang berlangsung dalam kehidupan seperti itu.

III.4 Kebudayaan Masyarakat


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits
dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang
mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat (Wikipedia,2008).
2
Kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, peraturan, dan sebagainya;
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia
dalam masyarakat;
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Salah satu unsur terpenting dalam kebudayaan adalah bahasa. Bahasa terbukti
mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecahkan persoalan, dan menarik
kesimpulan. Bahasa memungkinkan kita menyandi (code) peristawa-peristiwa dan objek-
objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa, kita mengabstraksikan pengalaman kita
dan yang lebih penting mengkomunikasikannya pada orang lain. “Pemikiran yang tinggi
bergantung pada manipulasi lambang”, kata Morton Hunt dan walaupun lambang-
lambang nonlinguistik seperti matematika dan seni sudah canggih, lambing-lambang itu
sempit. Sebaliknya, bahasa merupakan sistem lambang tak terbatas yang mengungkapkan
segala macam pemikiran. Bahasa adalah prasyarat kebudayaan, yang tidak dapat tegak
tanpa itu atau dengan sistem lambang yang lain.
Menurut Edward Sapir, Guru Benjamin L. Whorf, menulis:
3
“Language is guide to „social reality‟. Human beings do not live in the objective word
alone, not alone in the world of social activity as ordinarily understood, but are very
much at the mercy of the particular language which has become the medium of
expression for their society……..No two languages are ever sufficiently similar to be
considered as representing the same social reality. The words in which different societies
live are distinct words, not merely the same world with different labels attached.
(Bahasa adalah pandu realitas sosial. Manusia tidak hidup hanya dalam dunia objektif,
tidak hanya dalam dunia kegiatan sosial seperti yang biasa dipahaminya, tetapi ia sangat
ditentukan oleh bahasa tertentu yang menjadi medium pernyataan bagi
masyarakatnya…..Tidak ada dua bahasa yang cukup sama untuk dianggap mewakili
kenyataan sosial yang sama. Dunia tempat tinggal berbagai masyarakat, bukan semata-
mata dunia yang sama dengan merek yang berbeda).
Secara singkat teori ini dapat disimpulkan bahwa pandangan kita tentang dunia dibentuk
bahasa; dan karena bahasa berbeda, pandangan kita tentang dunia pun berbeda pula.
Secara selektif, kita menyaring data sensori yang masuk seperti yang telah diprogram

2
Morton H., The Universe Within; A New Science Explores The Human Mind (New York:
Simon & Schuster,1982), hlm. 227.
3
D.G. Mandelboum, Selected Writtings of Edward Sapir (Barkeley:University of California
Press, 1949), hlm. 62.
oleh bahasa yang kita pakai. Dengan begitu, masyarakat yang menggunakan bahasa yang
berbeda, hidup dalam dunia sensori yang berbeda pula.
Pengungkapan kata dalam bahasa sunda sangat berbeda jauh dengan bahasa
Indonesia, walaupun dari segi maknanya sama. Contohnya orang sunda mengenal tiga
kata, yaitu kaduhung, hanjakal, handeueul untuk satu kata dalam bahasa Indonesia
“menyesal”. Hal ini menyebabkan sulitnya masyarakat yang mempunyai ikatan budaya
yang kuat, khususnya bahasa, untuk menerima informasi dari luar.

II.4 Internet (Interconnected-Networking)

Wikipedia 2008 memberikan definisi: “The Internet is a global network of


interconnected computers, enabling users to share information along multiple channels”.
(Internet adalah sebuah jaringan global komputer-komputer yang saling terhubung, yang
memungkinkan penggunanya untuk dapat bertukar informasi pada saluran-saluran yang
beraneka ragam).
Jaringan IntraNet di kampus-kampus merupakan kunci awal perkembangan
Internet di Indonesia. Sebelum ada sambungan ke internet sudah ada jaringan komputer di
lingkungan terbatas yang dikenal sebagai Local Area Network (LAN) di sejumlah
lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah di Indonesia. Pada era 1980 sampai
menjelang pertengahan tahun 1990-an, di kalangan pendidikan tinggi (universitas)
dengan para “stake holders” yang terdiri dari para akademisi, mahasiswa, dan ilmuwan
telah timbul inisiatif untuk mengembangkan berbagai kegiatan seputar teknologi
komputer dan radio yang semula hanya merupakan hobby, kegiatan amatir, maupun
bagian dari proses pendidikan mereka di perguruan tinggi menjadi suatu media
telekomunikasi yang akan memudahkan pertukaran data dan informasi, tidak hanya
dalam lingkungan kampus/lembaganya saja, namun mereka pun telah memiliki imajinasi
bahkan keinginan untuk mengembangkan suatu jaringan/network antar kampus dan
bahkan antar negara. Hal tersebut dimulai dengan berbagai penelitian di lembaga-
lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah dengan bidang kerja yang berhubungan
dengan teknologi, telekomunikasi khususnya komputer dan networkingnya, ditambah
dengan adanya transfer of technology dari sejumlah akademisi selepas studi ataupun
penelitian mereka di luar negeri, dimana teknologi jaringan komputer sudah mulai
berkembang. Pada tahun 1989, perkembangan internet menjadi meluas sampai
menjangkau Australia dan Selandia Baru. Pada sekitar 1990-an, internet telah
berkembang dan menyambungkan kebanyakan pengguna jaringan-jaringan komputer
yang ada di seluruh dunia dan mulai memasuki Indonesia pada tahun 1992 (stikom,2007).
Data terakhir yang diterbitkan oleh World Internet User Statistics menunjukkan 20
negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia.
TOP 20 COUNTRIES
WITH THE HIGHEST NUMBER OF INTERNET USERS
Internet User
Country or Penetration % of world Population (2008
# Users, Latest Grwoth
Region (%population) users est.)
Data (2000-2008)
1 China 253,000,000 19.0 % 17.3 % 1,330,044,605 1,024.4 %
2 United States 220,141,969 72.5 % 15% 303,824,646 130,90%
3 Japan 94,000,000 73,80% 6,40% 127,288,419 99,70%
4 India 60,000,000 5,20% 4,10% 1,147,995,898 1100%
5 Germany 52,533,914 63,80% 3,60% 82,369,548 118,90%
6 Brazil 50,000,000 26,10% 3,40% 191,908,598 900%
United
7 41,817,847 68,60% 2,90% 60,943,912 171,50%
Kingdom
8 France 36,153,327 58,10% 2,50% 62,177,676 325,20%
9 Korea South 34,820,000 70,70% 2,40% 49,232,844 82,90%
10 Iitaly 34,708,144 59,70% 2,40% 58,145,321 162,90%
11 Rusia 32,700,000 23,20% 2,20% 140,702,094 954,80%
12 Canada 28,000,000 84,30% 1,90% 33,212,696 120,50%
13 Turkey 26,500,000 36,90% 1,80% 71,892,807 1225%
14 Spain 25,623,329 63,50% 1,80% 40,491,051 375,60%
15 Indonesia 25,000,000 10,50% 1,70% 237,512,355 1150%
16 Mexico 23,700,000 21,60% 1,60% 109,955,400 773,80%
17 Iran 23,000,000 34,90% 1,60% 65,875,223 9100%
18 Vietnam 20,159,615 23,40% 1,40% 86,116,559 9979,80%
19 Pakistan 17,500,000 10,40% 1,20% 167,762,040 12969,50%
20 Australia 16,355,388 79,40% 1,10% 20,600,856 147,80%
TOP 20 Countries 1,115,713,572 25,40% 76,00% 4,388,052,548 284,50%
Rest of the World 347,918,789 15,20% 23,80% 2,288,067,740 391,20%
Total World – Users 1,463,632,361 21,90% 100% 6,676,120,288 305,50%
Sumber: World Internet User Statistics were updated for June 30, 2008
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Desain Riset


Penelitian yang penulis lakukan dapat tergambar dari bagan di bawah ini.

Tingkat Pendidikan
Variabel 1 (X1) Pengetahuan Mengenai
Internet
Pengaruh
Variabel 3 (Y)
Kebudayaan
Variabel 2 (X2)

Bagan I Desain Riset

III.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Maret 2009
No Uraian Kegiatan
4 5 10-17 18
1. Persiapan penelitian
2. Penelitian Lapangan & kepustakaan
3. Penyusunan karya tulis
4. Pengiriman karya tulis
Seluruh rangkaian kegiatan penelitian dilaksanakan di Kecamatan Pandeglang,
Kabupaten Pandeglang, Banten.

III.3 Metode Penelitian


Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan
suatu penelitian. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode korelasi.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada
berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Semua anggota sampel
yang dipilih diukur mengenai kedua variabel yang diteliti, kemudian sama-sama dicari
koefisien korelasinya.
III.4 Populasi
Populasi merupakan sekelompok subjek, baik manusia, gejala, ataupun peristiwa-
peristiwa yang dijadikan sebagai objek dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini,
penulis mengambil seluruh Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten
sebagai populasi penelitian.

III.5 Sampel
Penulis menggunakan sampel yang dipandang mewakili (representative) terhadap
masyarakat Kecamatan Pandeglang. Dalam penelitian ini, penulis mengambil 50 (lima
puluh) orang masyarakat Kecamatan Pandeglang usia 20-50 tahun yang dijumpai saat
peninjauan langsung dan wawancara pada tanggal 5 Maret 2009 secara acak (random)
dari populasi yang ada sebagai sampel dalam penelitian.

III.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian yang kami gunakan berupa quisioner, dengan pertanyaan
yang merujuk kepada seberapa jauh pengetahuan responden mengenai internet. Panduan
wawancara / quisioner terdapat dalam lampiran 1.

III.7 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung (direct
observation) dan tidak langsung (indirect observation). Pengumpulan data secara
langsung dilakukan dengan peninjauan langsung penulis ke lokasi penelitian, yaitu
Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten yang dilakukan pada tanggal 5
Maret 2009. Pengumpulan data secara langsung dilakukan dengan cara wawancara dan
pengamatan lokasi. Selain itu, penulis juga mendokumentasikan kegiatan penelitian ini
dengan menggunakan sebuah kamera digital Sanyo VPC-503. Sedangkan, pengumpulan
data secara tidak langsung dilakukan dengan cara studi kepustakaan (study of literature),
yaitu dengan mencari data-data dari sumber-sumber informasi, seperti buku bacaan,
majalah, surat kabar, maupun internet guna mencari data-data yang dibutuhkan dalam
proses penelitian.

III.8 Analisis Data


Langkah-langkah dalam analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data yang terkumpul mula-mula diklasifikasikan.
X1 A B C D X2 A B C D
Y 1 2 3 4 Y 1 2 3 4

TingkatPendidikan Kebudayaan
2. Lalu penulis mencari regresi dari data tersebut guna mencari variabel yang paling
berpengaruh terhadap Y, antara variabel X1 dan X2
Yc = b0 + b1X1 + b2X2
Kemudian dengan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan-persamaan
normal:
Y – nb0 – b1X1 – b2X2 = 0…………………………………….1
X1Y – b0X1 – b1X12 – b2X1X2 = 0……………………………..2
X2Y – b0X2 – b1X1X2 – b2X22 = 0……………………………..3
3. Jika harga X1 lebih besar dari X2, maka artinya variabel X1 lebih berpengaruh
terhadap Y, begitu pula sebaliknya.
4. Selanjutnya dilakukan perhitungan product-moment :
Untuk tingkat pendidikan

rx1y = n∑X1Y – (∑X1) (∑Y)

√{n∑X12 – (∑X1)2}{(n∑Y2 – (∑Y)2}

Untuk kebudayaan

rx2y = n∑X2Y – (∑X2) (∑Y)

√{n∑X22 – (∑X2)2}{(n∑Y2 – (∑Y)2}


5. Tabel interpretasi nilai r *)
Besarnya nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
(Tak berkorelasi)
6. Kemudian untuk mengetahui berapa pengaruh yang ditimbulkan variabel X 1 dan
X2 terhadap Y dengan menggunakan Koefisien Deteminasi.
KD = r2 x 100 %
7. Penentuan r tabel dengan signifikasi 1 % .
8. Pengujian hipotesis.
BAB
*) Angka-angka ini dikutip dari Sutrisno Hadi Prof. IVMetode Research 3 (Yogyakarta:
Drs.,
Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1979) hlm. 310.
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
Dari hasil wawancara yang penulis laksanakan diperoleh data sebagai berikut:

Tidak Sekolah
20 PT
SD
15
SMP
10 SMA/SMK/S
SMAMEA
5
Perguruan Tinggi
0 SMP/MTs

Diagram 1 Pendidikan Akhir 50 Responden

Dari diagram di atas dapat kita ketahui bahwa pendidikan akhir masyarakat
Kecamatan Pandeglang yang terbanyak adalah pendidikan di tingkat SMA, yaitu
sebanyak 20 orang dari 50 responden. Sedangkan yang paling sedikit adalah tingkat
perguruan tinggi yang hanya 1 orang dari 50 responden. Begitu juga tingkat SD dan SMP
yang masing-masing berjumlah 15 dan 10 orang dari 50 responden.
Sedangkan dari 50 responden yang penulis wawancarai hanya terdapat 9 orang
saja yang mengetahui akan keberadaan internet, seperti terlihat pada diagram di bawah.

60
40 Tidak
Tidak tahu tahu
20 Tahu
Tahu
0

Diagram 2 Pengetahuan 50 responden mengenai internet


Diagram di atas menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat
Kecamatan Pandeglang. Hal tersebut terbukti dari data yang menunjukkan bahwa 41
orang dari 50 responden atau 82 % dari sampel penelitian sama sekali tidak mengetahui
dan mendengar apa itu internet. Sedangkan untuk 9 orang yang mengetahui akan
keberadaan internet, sebagian besar hanya pernah mendengar, atau coba-coba saja.
Mereka hanya mengetahui internet sebatas penggunaan pada telepon genggam.
Sedangkan data yang penulis peroleh mengenai kebudayaan masyarakat
pandeglang dapat dilihat pada diagram di bawah.

Inggris
Sunda
30
20 Indo-Sunda
Indo+Istilah
10 Indonesia
asing
0 Indo+Istilah
Indonesia
Asing
Inggris

Diagram 3 Penggunaan bahasa oleh 50 responden

Diagram di atas menjabarkan penggunaan bahasa yang dilakukan oleh 50


responden, baik dalam kegiatan wawancara ataupun kegiatan sehari-hari. Penulis
mengambil indikator bahasa sebagai tolak ukur tingkat budaya, dikarenakan bahasa
merupakan suatu unsur utama kebudayaan yang dapat membedakan antara kebudayaan
yang satu dengan kebudayaan yang lain. Hubungan antara bahasa dengan komunikasi
yang dalam hal ini mengenai internet, adalah seperti yang telah disebutkan pada tinjauan
teoritis, bahwasanya masyarakat yang kuat ikatan kebudayaan daerahnya terutama dari
segi penggunaan bahasa, maka akan sulit menerima informasi mengenai internet yang
notabene menggunakan istilah asing dan bahasa inggris.

Selanjutnya data yang telah terkumpul dilakukan uji regresi, product-moment,


dan koefisien determinasi. Uji regresi dilakukan dengan menguji dua variabel, tingkat
pendidikan sebagai variabel 1 (X1), dan kebudayaan sebagai variabel 2 (X2), yang dicari
pengaruhnya terhadap pengetahuan mengenai internet masyarakat Kecamatan Pandeglang
(Y). Dari uji regresi tersebut dihasilkan persamaan:
Yc = -2,512 – 0,146X1 + 3,510X2 *)

*Perhitungan terdapat pada lampiran 2


Dari persamaan garis regresi di atas dapat dilihat bahwa X1 mempunyai nilai - 0,146 dan
X2 mempunyai nilai 3,510, yang berarti bahwa X1 < X2. Hal ini berarti kebudayaan
memberikan pengaruh lebih besar terhadap tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan
Pandeglang dibandingkan dengan tingkat pendidikannya.
Setelah itu penulis melakukan perhitungan product-moment untuk mengetahui
seberapa kuat korelasi antara tingkat pendidikan dan kebudayaan terhadap rendahnya
pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet. Dan diperoleh hasil
bahwa tingkat pendidikan memberikan nilai r sebesar 0,424 dan kebudayaan
menghasilkan nilai r sebesar 0,693.
0,424 merupakan angka yang didapat dari menghitung variabel 1 (X1) yaitu data
yang didapat mengenai tingkat pendidikan terhadap pengetahuan mengenai internet
menggunakan perhitungan product-moment dengan rumus hitung seperti yang tertera
pada analisis data sebelumnya *).
0,693 merupakan angka yang didapat dari menghitung variabel 2 (X2) yaitu data
yang di dapat mengenai kebudayaan, dalam hal ini penggunaan bahasa, terhadap
pengetahuan mengenai internet menggunakan perhitungan product-moment dengan
rumus hitung seperti yang tertera pada analisis data sebelumnya **).
Lalu hasil tersebut diketahui tingkat korelasinya dengan mengacu pada tabel
berikut.
Besarnya nilai r Hasil Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 0,693 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 0,424 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah
(Tak berkorelasi)
Keterangan : 0,693 Pengaruh yang diberikan kebudayaan
0,424 Pengaruh yang diberikan tingkat pendidikan

Kemudian penulis menggunakan perhitungan koefisien determinasi untuk


mengetahui berapa besar pengaruh yang diberikan. Hasilnya adalah: pengaruh yang
diberikan tingkat pendidikan terhadap rendahnya pengetahuan masyarakat Kecamatan
Pandeglang sebesar 17,98%, sedangkan pengaruh yang bersumber dari kebudayaan
sebesar 48,02%. Ini berarti terdapat kontribusi pengaruh faktor-faktor lain sebesar
51,98% sampai 82,02%. Faktor-faktor lain tersebut dapat berupa, kemauan, profesi, dan
lain-lain ***).

*) Perhitungan terdapat pada lampiran3


ahasan
**) Perhitungan terdapat pada lampiran 4
*** ) Perhitungan terdapat pada lampiran 5
Penulis berasumsi, bahwa pendidikan bukanlah suatu faktor yang mutlak
penyebab rendahnya tingkat pengetahuan mereka terhadap internet. Ternyata kebudayaan
memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap pengetahuan tersebut. Kami berpendapat
untuk membandingkan Pandeglang dengan kota-kota besar, seperti DKI Jakarta. Penulis
yakin bahwasanya tidak semua penduduk DKI Jakarta berpendidikan tinggi dikarenakan
mahalnya biaya pendidikan, namun mereka pasti mempunyai pengetahuan yang lebih
besar mengenai internet dibandingkan dengan masyarakat Kecamatan Pandeglang. Hal
ini disebabkan DKI Jakarta memiliki budaya daerah yang dinamis dibandingkan
Pandeglang. Budaya masyarakat Pandeglang yang cenderung statis menyebabkan sulitnya
informasi masuk daerah tersebut dengan cepat. Penggunaan bahasa sunda sebagai bahasa
dominan dalam percakapan sehari-hari merupakan satu bukti statisnya budaya
Pandeglang.
Mengacu pada teori DeFleur dan Ball-Rokeach yang telah dikemukakan
sebelumnya dapat dilihat bahwa suatu masyarakat dalam menstimulasi informasi baru
yang ditemuinya melalui tiga kerangka teoritis: perspektif perbedaan individual,
perspektif kategori sosial, dan perspektif hubungan sosial.
Dengan melihat perspektif perbedaan individual, masyarakat Pandeglang
cenderung kurang respon terhadap informasi-informasi terbaru mengenai internet.
Adapun selama ini yang mereka ketahui hanyalah sebatas kabar-kabar sekitar saja, tanpa
adanya minat untuk mengetahui internet lebih dalam.
Dengan melihat perspektif kategori sosial, masyarakat Pandeglang lebih
cenderung memilih media lain sebagai sumber informasi seperti televisi, karena mereka
menganggap internet terlau rumit dan tidak praktis bagi mereka. Dan mereka yang
mengetahui internet menyiasatinya dengan menggunakan telepon genggam karena
dianggap lebih praktis, walaupun dalam segi kinerjanya tidak sebaik akses internet
melalui komputer.
Terakhir, dilihat dari perspektif hubungan sosial ternyata masyarakat Pandeglang
cenderung menggunakan sistem two step flow of communication. Yaitu, memperoleh
informasi dari personal yang dianggap relatif lebih tahu. Hal ini disebabkan karena
mereka mengira bahwa untuk mengakses internet tidaklah mudah dan memerlukan media
yang sebagian besar tidak mereka miliki seperti komputer ataupun laptop. Personal ini
merupakan seorang yang dianggap lebih pintar dan berpengalaman. Namun, hal tersebut
mempunyai kelemahan, informasi yang bergerak dari orang tersebut tidak selamanya
benar dan jelas. Karena terkadang mereka merasa “sok tahu”.
Disamping itu, dengan melihat bahwa pengaruh yang diberikan tingkat
pendidikan sebesar 17,98% dan kebudayaan 48,02%, maka terdapat faktor-faktor lain
yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet
sebesar 51,98% sampai dengan 82,02%. Faktor tersebut dapat berupa jauhnya akses
Kecamatan Pandeglang ke kota besar, kurangnya minat masyarakat Pandeglang untuk
menerima perkembangan teknologi yang ada, kurangnya sosialisasi mengenai internet
kepada mereka, rendahnya sarana dan prasarana, serta faktor-faktor internal maupun
eksternal lainnya.
Lalu akankah kita terus berada dalam keadaan seperti ini tanpa adanya
perubahan. Tanggapan masyarakat tentang pernyataan di atas sangatlah jelas, bahwasanya
pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet, atau Indonesia
umumnya masihlah rendah. Disadari atau tidak, seharusnya Indonesia tidaklah bangga
akan data World Internet User Statistics, June 2008 sebagai peringkat 15 negara
pengguna internet terbanyak. Dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang tercatat
sebanyak 237,512,355 dengan pengguna internet sebesar 25,000,000 atau sekitar 10,53%
saja jika dibandingkan dengan Korea Selatan dengan jumlah penduduk 49,232,844 dan
pengguna internet sebanyak 34,820,000 atau sekitar 70,72%.
Siapa yang bertanggung jawab atas masalah ini?. Rendahnya pengetahuan
masyarakat, khususnya Kecamatan Pandeglang terhadap keberadaan internet tentunya
harus cepat disikapi secara cermat. Bukanlah Presiden, bukanlah Gubernur, bukanlah
Bupati, ataupun pihak-pihak lainnya yang harus disalahkan. Masalah ini merupakan
masalah global yang harus diselesaikan secara bersama-sama, agar “Teknologi Informasi
merupakan Gerbang Menuju Sukses Masa Depan” adalah sebuah ungkapan yang benar-
benar dapat terealisasikan.

IV.3 Pengujian Hipotesis


Pada penelitian ini penulis mengambil signifikasi sebesar 1 %, untuk mengetahui
hipotesis diterima atau tidak, penulis bertolak ukur pada Tabel Harga Kritik dari r
Product-Moment (pada lampiran 6). Dari tabel tersebut, nilai n sebesar 50 dengan
signifikasi 1 % adalah sebesar 0,361. Hal ini berarti bahwa hipotesis Ha 1 penulis
“Tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang
mengenai internet”, dengan nilai r sebesar 0,424 diterima. Dan hipotesis Ha 2 penulis
“Kebudayaan mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai
internet”, dengan nilai r sebesar 0,693 diterima.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet masih
sangatlah rendah. Oleh sebab itu peranan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat
sangatlah dibutuhkan, dalam mensosialisasikan internet kepada seluruh elemen
masyarakat.
Tingkat pengetahuan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan masyarakat
mengenai internet lebih kecil dibandingkan dengan kebudayaan. Karenanya jangan
jadikan pendidikan sebagai alasan guna mengikuti kemajuan teknologi informasi. Yang
dibutuhkan hanyalah sikap masyarakat yang mau menerima serta berusaha mengikuti
kemajuan di bidang komunikasi ini.
Informasi mengenai keberadaan internet, dapat diperoleh dari televisi, radio, surat
kabar, ataupun media informasi lainnya. Maka yang diperlukan hanyalah kesadaran, serta
rasa keingintahuan masyarakat.

V.2 Saran
1. Pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang dapat berdampak positif
bagi pengguna-pengguna internet Indonesia, agar tidak ada lagi rasa keraguan
dalam diri masyarakat untuk menggunakan internet.
2. Seyogyanya, LSM dan media massa dapat bekerja sama dengan pemerintah,
membantu pemerintah dalam mensosialisasikan internet secara menyeluruh.
Terutama televisi, media massa melalui iklan-iklan layanan masyarakat yang
menarik, mudah dipahami dan padat informasi merupakan cara yang cukup
efektif untuk meyebarluaskan informasi mengenai internet.
3. Menciptakan suatu kerjasama yang solid, dimana terdiri dari berbagai kelompok
masyarakat yang masing-masing berpartisipasi sesuai bidangnya, untuk bersama-
sama meningkatkan pengetahuan seluruh masyarakat dalam penggunaan
teknologi informasi seperti internet, agar ungkapan “Teknologi Informasi
merupakan Gerbang Menuju Sukses Masa Depan” benar-benar dapat terwujud.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
DaFleur, M.L. dan Ball-Rokeach. 1975. Theoriesof Mass Communication, 2nd edition.
New York: David McKey Company, Inc.
Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Hadi, Sutrisno. 1976. Metodologi Research, Jilid 1, Cetakan Ke IV. Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan, Fakultas Psikologi UGM.
Hunt, M. 1982. The Universe Within; A New Science Explores The Human Mind. New
York: Simon & Schuster.
Internet World Stats. 2008. Top 20 Countries With The Highest Number of Internet Users.
http://www.internetworldstats.com (diakses pada: 05/03/09.pkl.15.53)
MacBride, Sean (ed.). 1983. Aneka Suara, Satu Dunia, terjemahan dari ”Many Voices
One World”. Jakarta-Paris-New York: PN Balai Pustaka-UNESCO.
Mandelbaum, D.G. 1949. Selected Writings of Edward Sapir. Berkeley: University of
California Press.
Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Stikom. 2007. Sejarah Internet Indonesia. http://www.stikom.com (diakses pada:
05/03/09.pkl.14.37)
Supranto, J. 1987. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga
Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metoda Teknik.
Bandung: Tarsito.
Wikipedia. 2008. Internet. http://en.wikipedia.org (diakses pada: 05/03/09.pkl.15.31)
________. 2008. Kebudayaan. http://id.wikipedia.org (diakses pada: 16/03/09.pkl.16.14)
Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
LAMPIRAN

Lampiran 1

Angket yang disebarkan ke 50 responden

Nama :
Usia :
Pendidikan akhir :

1. Apakah Bpk/Ibu tahu mengenai internet?


a. Tidak tahu (1 poin)
b. Tahu pernah dengar (2 poin)
c. Tahu dari teman (3 poin)
d. Tahu dari televisi (4 poin)
e. Tahu dari surat kabar (5 poin)
f. Tahu waktu masih sekolah (6 poin)
2. Apakah Bpk/Ibu tahu bagaimana cara mengakses internet?
a. Tidak pernah (1 poin)
b. Bisa tapi hanya dari telepon genggam (2 poin)
c. Bisa tapi hanya untuk main games (3 poin)
d. Bisa hanya bisa buka Facebook, Friendster, dll. (4 poin)
e. Bisa pakai komputer (5 poin)
f. Bisa browsing & melakukan berbagai macam kegiatan menggunakan internet
(6 poin)
3. Apa bahasa yang responden pakai saat proses wawancara?
a. Bahasa Sunda (1 poin)
b. Bahasa Indonesia + sunda (2 poin)
c. Bahasa Indonesia (3 poin)
d. BahasaIndonesia + istilah asing (4 poin)
e. Bahasa Inggris (5 poin)
Lampiran 2
Tabel Data Hasil Wawancara
2 2 2
NO Y X1 X2 X1Y X2Y X1 X2 X1X2 Y
1 4 4 3 16 12 16 9 12 16
2 1 3 1 3 1 9 1 3 1
3 1 4 2 4 2 16 4 8 1
4 1 3 1 3 1 9 1 3 1
5 5 4 3 20 15 16 9 12 25
6 1 2 1 2 1 4 1 2 1
7 8 3 2 24 16 9 4 6 64
8 1 2 1 2 1 4 1 2 1
9 1 2 1 2 1 4 1 2 1
10 1 2 1 2 1 4 1 2 1
11 4 4 3 16 12 16 9 12 16
12 1 4 2 4 2 16 4 8 1
13 1 2 1 2 1 4 1 2 1
14 1 4 2 4 2 16 4 8 1
15 1 2 1 2 1 4 1 2 1
16 1 4 2 4 2 16 4 8 1
17 1 4 2 4 2 16 4 8 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 2 1 2 1 4 1 2 1
20 1 2 1 2 1 4 1 2 1
21 1 2 1 2 1 4 1 2 1
22 22 4 4 88 88 16 16 16 484
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 3 1 3 1 9 1 3 1
25 1 3 1 3 1 9 1 3 1
26 10 4 2 40 20 16 4 8 100
27 1 2 1 2 1 4 1 2 1
28 1 4 2 4 2 16 4 8 1
29 18 4 3 72 54 16 9 12 324
30 1 4 2 4 2 16 4 8 1
31 1 4 3 4 3 16 9 12 1
32 1 3 1 3 1 9 1 3 1
33 1 3 1 3 1 9 1 3 1
34 1 4 2 4 2 16 4 8 1
35 1 2 1 2 1 4 1 2 1
36 1 3 2 3 2 9 4 6 1
37 21 4 4 84 84 16 16 16 441
38 1 4 3 4 3 16 9 12 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 4 2 4 2 16 4 8 1
41 1 4 3 4 3 16 9 12 1
42 1 3 1 3 1 9 1 3 1
43 1 2 1 2 1 4 1 2 1
44 25 5 4 125 100 25 16 20 625
45 1 4 3 4 3 16 9 12 1
46 1 3 1 3 1 9 1 3 1
47 1 2 1 2 1 4 1 2 1
48 1 2 1 2 1 4 1 2 1
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1
50 1 2 1 2 1 4 1 2 1
158 149 87 598 460 499 195 298 2.136

Menghitung Regresi:

Yc = b0 + b1X1 + b2X2 *)
Dengan metode kuadrat kecil dapat diperoleh persamaan-persamaan:

Y – nb0 – b1X1 – b2X2 = 0…………………………………….1


X1Y – b0X1 – b1X12 – b2X1X2 = 0……………………………..2
X2Y – b0X2 – b1X1X2 – b2X22 = 0………………………………..3

Dengan peersamaan normal ini, dapat dihitung harga-harga b0, b1, dan b2.
Dari jumlah harga-harga yang terdapat dalam tabel di atas, kita masukkan dalam
persamaan, sehingga diperoleh persamaan:

I. 158 – 50b0 – 149b1 – 87b2 = 0


II. 598 – 149b0 – 499b1 – 298b2 = 0
III. 460 – 87b0 – 298b1 – 195b2 = 0

Kemudian dicari harga b0, b1, dan b2 dengan cara menyamakan dan
menghilangkan harga b0 terlebih dahulu, yaitu:

I. 158 – 50b0 – 149b1 – 87b2 = 0


II. 201 – 50b0 – 167b1 – 100b2 = 0 (setelah disamakan dengan nilai b0 pada persamaan I)
-43 + 18b1 + 13b2 = 0……………..IV

I. 158 – 50b0 – 149b1 – 87b2 = 0


II. 264 – 50b0 – 96b1 – 112b2 = 0 (setelah disamakan dengan nilai b0 pada persamaan I)
III
-106 - 53b1 + 25b2 = 0…………………V

*) Rumus ini dikutip dari Suharsimi Arikunto Prof. Dr., Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) hlm. 293.
Dari persamaan IV dan V, dapat diperoleh harga b2 dengan menghilangkan harga b1,
yaitu:

-1139,5 + 477b1 + 344,5b2 = 0


-954 - 477b1 + 225b2 = 0
- 2093,5 + 569,5b2 = 0
569,5b2 = 2093,5
b2 = 2093,5
569,5
Jadi, b2 = 3,510
Setelah harga b2 diketahui, kemudian dikembalikan lagi kedalam
persamaan IV untuk mendapatkan harga b1:
-43 + 18b1 + 13b2 = 0
-43 + 18b1 + 13(3,510) = 0
-43 + 45,63 + 18b1 = 0
2,63 + 18b1 = 0
Jadi b1, = -2,63
18
= - 0,146
Selanjutnya setelah diketahui b1 dan b2 dapat dicari harga b0 dengan
memasukkan harga b1 dan b2 kedalam persamaan I
158 – 50b0 – 149b1 – 87b2 = 0
158 – 50b0 – 149(-0,146) – 87(3,510) = 0
158 – 50b0 + 21,754 – 305,37 = 0
- 125,616 – 50b0 = 0
- 125,616 = 50b0
b0 = -2,512
Yc = -2,512 – 0,146X1 + 3,510X2
Dari persamaan garis regresi tersebut dapat dilihat bahwa -0,146X1 < 3,510X2,
yang berarti bahwa kebudayaan memberikan pengaruh lebih besar terhadap
tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang disbandingkan dengan
tingkat pendidikannya.
Lampiran 3

Perhitungan Product-moment variabel 1

rx1y = n∑X1Y – (∑X1) (∑Y) *)


2 2 2 2
√{n∑X1 – (∑X1) }{(n∑Y – (∑Y) }

= 50(598) – (149) (158)


√{50(499) – (149)2}{(50(2.136) – (158)2}

= 29.900 – 23.542
√{24950 – 22.201}{106.800– 24.964}

= 6.358
√224.967.164

= 6.358
14.998,91

= 0,424

*) Rumus ini dikutip dari Suharsimi Arikunto Prof. Dr., Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) hlm. 256.
Lampiran 4

Perhitungan Product-moment variabel 2

rx2y = n∑X2Y – (∑X2) (∑Y) *)


√{n∑X22 – (∑X2)2}{(n∑Y2 – (∑Y)2}

= 50(460) – (87) (158)


√{50(195) – (87)2}{(50(2.136) – (158)2}

= 23.000 – 13.746
√{9.750 – 7.569}{106.800– 24.964}

= 9.254
√178.402.480

= 9.254
13.356,74

= 0,693

*) Rumus ini dikutip dari Suharsimi Arikunto Prof. Dr., Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) hlm. 256.
Lampiran 5

Perhitungan Koefisien Determinasi

KD = r2 x 100 % *)

KDX1 = r2 x 100 %
= 0,4242 x 100 %
= 17,98 %

KDX2 = r2 x 100 %
= 0,6932 x 100 %
= 48,02 %

*) Rumus ini dikutip dari Suharsimi Arikunto Prof. Dr., Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) hlm. 283.
Lampiran 6

Sumber: Suharsimi Arikunto Prof. Dr., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) hlm. 366.
Lampiran 7
Data 50 Responden Hasil Wawancara

JENIS UMUR
NO NAMA KELAMIN (TAHUN) PENDIDIKAN BAHASA KETERANGAN
1 Wahyudin L 34 SMA indonesia Tahu
2 H. Udin L 50 SMP sunda Tidak Tahu
3 Asep L 25 SMA indo+sunda Tidak Tahu
4 Aceng L 34 SMP sunda Tidak Tahu
5 Edri L 21 SMK indonesia Tahu
6 Uri L 24 SD sunda Tidak Tahu
7 Ateng L 30 SMP indo+sunda Tahu
8 Asep L 31 SD sunda Tidak Tahu
9 Suhendar L 28 SD sunda Tidak Tahu
10 Siti P 25 SD sunda Tidak Tahu
11 Asep L 25 SMEA indonesia Tahu
12 Eni P 30 SMEA indo+sunda Tidak Tahu
13 Nia P 20 SD sunda Tidak Tahu
14 Pipi P 35 SMA indo+sunda Tidak Tahu
15 Camo L 39 SD sunda Tidak Tahu
16 Iman L 42 SMA indo+sunda Tidak Tahu
17 Iyung L 40 SMA indo+sunda Tidak Tahu
18 Tb. Arief L 38 - sunda Tidak Tahu
19 Enjul L 21 SD sunda Tidak Tahu
20 Iwan L 23 SD sunda Tidak Tahu
21 Masitoh P 20 SD sunda Tidak Tahu
ind+istilah
22 Amel P 20 SMK asing Tahu
23 Neng P 20 - sunda Tidak Tahu
24 Eka P 27 SMP sunda Tidak Tahu
25 Leny P 23 SMP sunda Tidak Tahu
Agus
26 Farizon L 35 SMA indo+sunda Tahu
27 Mumu L 28 SD sunda Tidak Tahu
28 Yusep L 30 SMA indo+sunda Tidak Tahu
29 Reni P 21 SMA indonesia Tahu
30 Cecep L 26 SMA indo+sunda Tidak Tahu
31 Ayla P 21 SMA indonesia Tidak Tahu
32 Gukay L 25 SMP sunda Tidak Tahu
33 Gunawan L 20 SMP sunda Tidak Tahu
34 Yunus L 33 SMA indo+sunda Tidak Tahu
35 Saepul L 28 SD sunda Tidak Tahu
36 Nina P 20 SMP indo+sunda Tidak Tahu
indo+istilah
37 Hani P 20 SMA asing Tahu
38 Ariansyah L 42 SMA indonesia Tidak Tahu
39 Arya L 27 - sunda Tidak Tahu
Ahmad
40 Yani L 30 SMA indo+sunda Tidak Tahu
41 John L 42 SMA indonesia Tidak Tahu
42 Dedi L 23 SMP sunda Tidak Tahu
43 Mamas L 43 SD sunda Tidak Tahu
indo+istilah
44 Heri L 42 S1 asing Tahu
45 Edi L 40 SMA indonesia Tidak Tahu
46 Cuning L 22 SMP sunda Tidak Tahu
47 Elim P 21 SD sunda Tidak Tahu
48 Taru L 50 SD sunda Tidak Tahu
49 Rendi L 24 - sunda Tidak Tahu
50 Abdullah L 24 SD sunda Tidak Tahu
Lampiran 8

Gambar 1 Kecamatan Pandeglang


Lampiran 9

Curriculum Vitae

Nama : Awwaliatul Mukarromah


TTL : Tangerang, 24 Juli 1992
Alamat : Kp. Ameng Rt.01/01 Desa Kedung Dalam Kecamatan Mauk,
Tangerang Banten 15530
Kelas : XI IPA 1 SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School
Telp. : 087881058651
Email : niilia@yahoo.com
Prestasi :
 Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Banten- tahun 2007
 Peserta Tim Olimpiade Kimia Sekolah SMAN CMBBS tahun 2007
 Juara 2 Lomba ketangkasan Undang-Undang 1945 tingkat Kabupaten tahun 2008
Tim SMAN Cahaya madani Banten Boarding School
 Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah BUFB X Tingkat Banten, Jawa Barat, DKI
Jakarta tahun 2008-UPI
 Finalis Lomba Penulisan Cerpen Lip-Ice tingkat Nasional tahun 2008- Bogor
 Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat SMA se-Banten Fakultas Teknik
UNTIRTA-Cilegon tentang Korosi tahun 2008
 Penghargaan atas penampilan Tari Marawis oleh Panitia Hari Besar Islam DKM
Riyadhul Muttaqien Pandeglang-Banten
 Juara 3 Lomba Economic Research Paper-KomPek11 Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia tahun 2009 Tingkat Nasional
Curriculum Vitae

Nama : Boni Andika


TTL : Jakarta, 27 Mei 1992
Alamat : Kp. Suka Bakti Rt.008/04 Kelurahan Lembang Sari Kecamatan Rajeg,
Tangerang Banten 15540
Kelas : XI IPA 1 SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School
Telp. : 085691717471
Email : bonz_bonz_k@yahoo.com
Blog : boniblogger.blogspot.com
Prestasi :
 Juara 1 Lomba Cipta Baca Puisi Tingkat Kabupaten Tangerang tahun 2005-
Depdiknas
 Kontingen Kabupaten Tangerang Jambore Nasional 2006-Kwarnas
 Juara 3 Lomba Cipta Baca Puisi Tingkat Kabupaten Tangerang tahun 2006-
Depdiknas
 Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta
tahun 2008-UPI
 Kontingen Kabupaten Pandeglang Raimuna Nasional 2008-Kwarnas
 Juara 1 Lomba Essay Nasional 2008-IPB
 Peserta Lomba Karya Tulis Populer Teknologi Informasi & Komunikasi Nasional
2008-Politeknik Telkom
 Kontingen Kabupaten Pandeglang Perkemahan Saka Bhakti Wirakartika Tingkat
Provinsi tahun 2008-Kwarda
 Juara Harapan 1 & The Best Research Lomba Chemical Expert tingkat Provinsi
tahun 2008-Untirta Cilegon
 Finalis Lomba Essay Ocean Weeks se-Jawa tahun 2008-ITS
 Peserta Lomba Penulisan Cerpen Indonesia-Asean tingkat Nasional tahun 2008-
Deplu
 Juara Harapan 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah se-Jawa tahun 2009-UPI
 Juara 2 Lomba Debat Ekonomi tingkat Provinsi tahun 2009-STIE Serang
 Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Ekonomi tingkat Nasional tahun 2009-UI

Anda mungkin juga menyukai