PUBLIK DOMAIN
(Kepunyaan publik)
Seperti diketahui bahwa pemerintah dalam Negara modern ini tampil dengan
legitimasi untuk melaksanakan tugas-tugas pembangunan masyarakat. Dalam melaksanakan
tugas-tugasnya itu pemerintah memerlukan fasiltas yang dapat dimiliki oleh Negara (ada juga
yang menyewa dari subjek hukum lain). Missal, gedung-gedung pemrintah, jalan-jalan, rel
kerata api, lapangan dan lain sebagainya.
Benda-benda itu dimiliki Negara/pemerintah sebagai subyek hukum yang lain, artinya
pemerintah dapat memiliki hak-hak atas benda itu. Dan benda-benda yang dimiliki oleh
pemerintah itu disebut publik domain atau staats domain ( kepunyaan publik atau kepunyaan
Negara ). Publik domain sebenarnya ditempatkan dibawah aturan-aturan hukum biasa yang
berlaku pada setiap kepunyaan pada umumnya. Tetapi Karena pemiliknya adalah pemerintah
maka disamping diletakan dibawah aturan-aturan hukum biasa publik domein juga diletakan
dibawah aturan-aturan hukum khusus, sehingga timbul adanya lembaga hukum tertentu yang
berkedudukan sebabgai “kepunyaan publik”.
B. Perbedaan Paham
Pendapat para ahli hukum atau ilmu hukum dan yurisprudensi menepatkan Negara
sebagai pemilik (eigenaar) atau domain public dengan alsan-alasan dalam ketenntuan pasal
519, 520,521 dan 523 KUHperdata. Dalam pasal-pasal tersebut jelas UU menyebutkan secara
ekplisit bahwa Negara dapat menjadi eigenaar terhadap benda-benda yang dapat dijadikan
obyek eigondom.
Dalam pasal 2 ayat 2 menyatakan bahwa hak menguasai oleh Negara adalah
kewenanga untuk :
1. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan
ruang angkasa.
2. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi,
air dan ruang angkasa.
3. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi,air dan ruang angkasa.
yaitu penyerahan dari pemilik agar barang-barang miliknya dapat dikuasai oleh
Negara untuk kepentingan umum.
2. Pertukaran
yaitu kesepakatan antara pemilik dan pebguasa Negara bahwa pemilik
menyerahkan benda-benda miliknya kepada Negara. Sedangkan Negara menyerahkan
benda-benda lain sebagai pengganti (pasal 1546 BW )
3. Pembelian
yaitu pembelian oleh Negara terhadap eigenaar swasta baik denga cara
memborong maupun dengan cara pembelian biasa seperti yang diatur dalam pasal 1457-
1540 BW.
4. Daluwarsa
yaitu pemilikan karena benda-benda tersebut telah dikuasai oleh Negara selam
waktu yang cukup lama dan selama itu tidak ada yang menggugat atau mengklaim
sebagai pemiliknya ( ketentuan dalam buku IV BW ).
5. Pencabutan
yaitu pemaksaan oleh Negara terhadap eigenaar swasta untuk menyerahkan hak
miliknya kepada Negara bilamana yang bersangkutan tidak mau menyerahkan menurut
harga wajar, sedngkan Negara untuk kepentingan umum sangat memerlukan hak tersebut.
6. Karena klaim penguasaan atas tanah yang ditelantarkan.
7. Karena ketentuan pasal 21 (3) dan pasal 26 (6)
yaitu : orang asing (yang mempunyai kewarganegaraan dua macam ) dan orang
Indonesia yang tidak mempunyai kewarganegaraan lagi harus melepas hak miliknya
dalam satu tahun, jika tidak tanahnnya jatuh pada Negara.