Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada kariyawan
tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Maksudnya, gaji akan tetap dibayarkan
walaupun pekerja tersebut tidak masuk kerja.
Upah, adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan
berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya.
Kompensasi adalah apa yang seorang pekerja terima sebagai balasan dari
pekerjaan yang diberikannya. Baik upah per jam ataupun gaji periodik didesain
dan dikelola oleh bagian personalia.
Edwin B. Flippo
Andrew F. Sikula
(Renumerasi adalah suatu hadiah, pembayaran, atau balas jasa untuk jasa yang
diberikan.
Peterson dan Plowman mengatakan bahwa orang mau bekerja karna hal-
hal berikut.
1. The desire to live, artinya keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama
dari setiap orang. Manusia bekerja untuk dapat makan dan makan untuk dapat
melanjutkan hidupnya.
2. The desire for possession, artinya keinginan untuk memiliki sesuatu
merupakan keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa
manusia mau bekerja.
3. The desire for power, artinya keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan
selangkah diatas keinginan untuk memiliki, mendorong orang mau bekerja.
4. The desire for rwcognations, artinya keinginan akan pengakuan merupakan
jenis terahir dari kebutuhan dan juga mendorong orang untuk bekerja.
Pujian adalah kebutuhan sosial lainnya, tetapi pujian dari majikan paling
mudah dicapai dengan cara mengerjakan pekerjaan sebaik mungkin.
1. Tujuan kompensasi
Tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) antara lain :
a. Ikatan Kerja Sama
b. Kepuasan Kerja
c. Pengadaan Efektif
d. Motivasi
e. Stabilitas Karyawan
f. Disiplin
g. Pengaruh Serikat Buruh
h. Pengaruh Pemerintah
2. Asas Kompensasi
a. Asas Adil
b. Asas Layak dan Wajar
3. Metode Kompensasi
Metode kompensasi (balas jasa) dikenal metode tunggal dan metode
jamak.
a. Metode tunggal, yaitu suatu metode yang dalam penetapan gaji pokok
hanya didasarkan atas ijazah terahir dari pendidikan formal yang dimiliki
karyawan. Jadi, tingkat golongan dan gaji pokok seseorang hanya
ditetapkan atas ijazah terahir yang dijadikan standarnya.
b. Metode Jamak, yaitu suatu metode yang dalam gaji pokok didasarkan atas
beberapa pertimbangan seperti ijazah, sifat pekerjaan, pendidikan
informal, bahkan hubungan keluarga ikut menentukan besarnya gaji pokok
seseorang. Jadi standar gaji pokok yang pasti tidak ada. Ini terdapat pada
perusahaan-perusahaan swata yang di dalamnya masi sering terdapat
diskriminasi.
Metode mana pun yang dipergunakan, hendaknya dapat memberikan
kepuasan dan keadilan kepada semua pihak sehigga tujuan karyawan maupun
sasaran organisasi/perusahaan sama-sama tercapai dengan baik.
1. Sistem Kompensasi
a. Sistem Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaja, upah) ditetapkan
berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan. Administrasi
pengupahan sistem waktu relative mudah serta dapat diterapkan kepada karyawan
tetap maupun pekerja harian.
Sistem waktu biasanya ditetapkan jika prestasi kerja sulit diukur per
unitnya dan bagi karyawan tetap kompensasinya dibayar atas sistem waktu secara
priodik setiap bulannya. Besarnya kompensasi sistem waktu hanya didasarkan
kepada lamanya bekerja bukan dikaitkan kepada prestasi kerjanya.
Kebaikan sistem waktu ialah administrasi pengupahan mudah dan
besarnya kompensasi yang akan dibayarkan tetap. Kelemahan sistem waktu ialah
pekerja yang malas pun kompensasinya tetap dibayar sebesar perjanjian.
Kelemahan sistem hasil ialah kualitas barang yang dihasilkan kurang baik
dan karayang kurang mampu balas jasanya kecil, sehingga kurang manusiawi.
c. Sistem Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya
jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Penetapan
besarnya balas jasa berdasarkan sistem borongan cukup rumit, lama
mengerjakannya, serta banyak alat yang di perlukan untuk meyelesaikannya.
Jadi dalam sistem borongan pekerja bias mendapat balas jasa besar atau
kecil, tergantung atas kecermatan kalkulasi mereka.
2. Kebijaksanaan Kompensasi
Kebijaksanaan kompensasi, baik besarnya, susunannya, maupun waktu
pembayarannya dapat mendorong gairah kerja dan keinginan karyawan untuk
mencapai prestasi kerja yang optimal sehingga membantu terwujudnya sasaran
perisahaan.
Besarnya kompensasi harus ditetapkan berdasarkan analisis pekerjaan,
posisi jabatan, konsistensi eksternal, serta berpedoman kepada keadilan dan
undang-undang perburuhan. Dengan kebijaksanaan ini, diharapkan akan tebina
kerja sama yang serasi dan memberikan kepuasan kepada semua pihak.
Susunan kompensasi yang ditetapkan dengan baik akan memberikan
motivasi kerja bagi karyawan. Kompensasi kita ketahui terdiri dari kompensasi
langsung (gaji/upah/upah insentif) dan kompensasi tidak langsung (kesejahteraan
karyawan), jika perbandingan dua kompensasi ditetapkan sedemikian rupa maka
kehadiran karyawan akan lebih baik.
Kesimpulan
susunan kompensasi hendaknya disusun dengan unsur-unsur yang terdiri
dari kompensasi langsung (gaji, upah, dan upah insentif). Kompensasi tidak
langsung (kesjahteraan) bentuk uang dan barang (natura) supaya dapat
merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan serta mendorong terwujudnya
sasaran perusahaan.
a. Piece Rate
b.Time Bonuses
Time Bonuses di bagi menjadi dua, yaitu premi berdasarkan waktu yang
dihemat dan premi berdasarkan waktu pengerjaan.
1) Premi berdasarkan waktu yang dihemat meliputi halsey plan dan 100% time
premium plan
a) Halsey plan
Pada halsey plan, pesentase premi yang diberikan adalah 50% dari waktu
yang di hemat, dengan anggapan bahwa tidak standar kerja yang akurat sekali.
b) 100% time premium plan
Pada 100% time premium plan, persentase premi yang diberikan adalah
75% . jika menggunakan 100% time premium plan.
2) Premi bedasarkan waktu pengerjaan meliputi rowan plan dan emerson plan.
a) Rowan plan
Pada rowan plan, premi yang didapat adalah dari selisih antara hasil
standar dengan hasil aktual dibagi dengan hasil aktual dikalikan jam kerja dan
upah.
b) Emerson plan
Pada cara ini, perusahaan membuat tabel indeks efisensi sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
3.Upah Insentif Kombinasi menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Upah insentif adlah kombinasi antara waktu yang dihemat dan aktivitas
kerja. Misalnya kariryawan A dan B adalah dosen. Dosen A selain mengajar,
aktivitasnya yang lain adalah menulis buku,mengadakan penelitian, pengabdian
masyarakat, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Karna aktivitasnya yang banyak, ia
dapat mengumpulkan kum yang ditentukan dalam jumlah 2 tahun. Dengan
demikian, ia dapat memperjuangkan akreditasnya kegolongan dan pangkat yang
lebih tinggi. Sedangkan dosen B, dalam jangka waktu 2 tahun aktivitasya
(menulis buku, penelitian, pengabdian masyarakat, dll) kurang sehingga ia tidak
dapat memperjuangkan akreditas golongannya.
Kesimpulan
Kesimpulan
Susunan kompensasi hendaknya disusun dengan unsur-unsur yang terdiri
dari kompensasi langsung ( gaji, upah, dan upah insentif ). Kompensasi tidak
langsung ( kesejahteraan) berbentuk uang dan barang ( natura ) supaya dapat
merangsang gairah dan kepuasan kerja karyawan serta mendorong terwujudnya
sasaran perusahaan.
Kesimpulan
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi besar/kecilnya tingkat
upah/kompensasi. Hal ini perlu mendapat perhatian supaya prinsip pengupahan
adil dan layak lebih baik dan kepuasan kerja sama tercapai.