Anda di halaman 1dari 11

Universitas Negeri Surabaya

Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

HAND OUT

GENETIKA POPULASI

Genetika Populasi
Populasi adalah sekelompok individu yang sejenis, dapat saling kawin dan
menghasilkan individu yang normal dan hidup pada satu daerah geografis
tertentu. Pada populasi yang besar dan individunya ribuan, nasib atau
karakteristik seluruh populasi. Oleh karena itu, studi evolusi modern tidak
memusatkan perhatian pada genotip-genotip pada individu. Melinkan pada
peluang gen yaitu jumlah total yang ada pada satu populasi. Dan, ilmu yang
mempelajari peristiwa-peristiwa berkenanan dengan pelung gen disebut
“Genetika Populasi”.

Hukum Hardy-Weinberg Genetika Populasi

A. Prinsip Hukum Keseimbangan Hardy-Weinberg (Hardy-Weinberg


Equilibrium)
Pada tahun 1908, G.H. Hardy (seorang ahli matematika berkebangsaan Inggris)
dan W.Weinberg (seorang ahli Fisika dari Jerman) menciptakan sebuah hukum
yang disebut Hukum Hardy-Weinberg dan menjadi dasar apa yang disebut
“Genetika Masyarakat” (Population Genetics). Ada 3 prinsip yang
dijelaskan dalam hukum ini, yaitu :
1) Frekuensi alel pada suatu populasi selalu berada dalam keseimbangan
yang stabil, artinya tidak berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya
jika asumsi hukum ini terpenuhi (keseimbangan frekuensi alel)
2) Frekuensi genotip suatu populasi dapat diprediksi jika frekuensi alel telah
diketahui (keseimbangan frekuensi genotip)
3) Keseimbangan akan dicapai pada suatu generasi populasi yang melakukan
perkawinan secara acak. Selain itu keseimbangan bersifat netral, artinya

Perangakat Pembelajaran Guided Discovery Page 1


Universitas Negeri Surabaya
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

keseimbangan suatu populasi yang mengalami gangguan akan tercapai


kembali pada generasi berikutnya dengan frekuensi alel yang baru.
B. Pengertian Hukum Hardy-Weinberg
Hukum Hardy-Weinberg adalah suatu prinsip yang menggambarkan
frekuensi alel dan frekuensi genotip suatu populasi yang jumlah individu-
individunya tidak terbatas dan individu-individu tersebut dapat melakukan
perkawinan secara acak (random) tanpa ada gangguan-gangguan yang dapat
mengubah kedua frekuensi tersebut.
Populasi menurut Mendel
Suatu kelompok organisme berproduksi secara seksual dengan derajat
hubungan keluarga relatif dekat dimana terjadi antar perkawinan atau
inbreeding (sekelompok individu yang dapat kawin sesamanya). Perbandingan
sederhana 3:1, 1:2:1, 1:1, 9:3:3:1, dst menurut hukum mendel, sesungguhnya
didapat dari persilangan yang diatur. Padahal ditengah masyarakat sendiri
sesungguhnya terjadi persilangan atau perkawinan yang acak (random). Karena
itu bisa terjadi pada perbedaan frekuensi suatu alel pada hasil experimen
dengan di masyarakat.
Kalau suatu gen terdiri atas dua alel, sebutlah alel A dan alel a, terdapat
pada suatu penduduk. Alel A umpamanya menyebabkan pigmentasi normal,
alel a tak normal (albino). Setiap individu di masyarakat itu tentulah memiliki
salah satu atau kedua alel itu; yang kita tahu kalau tak homozogot ialah
heterozigot.
Karena itu untuk karakter pigmentasi kulit penduduk dapat kita bagi atas
tiga kelompok, berhubungan dengan pasangan kedua alel A –a, yaitu:
1. AA (homozogot dominan)
2. Aa (heterozigot )
3. aa (homozigot resesif)
Kalau penduduk di daerah itu dapat dianggap telah bercampur baur lama,
tak terjadi mutasi baru terhadap gen A itu, dan tak ada pula imigrasi besar-
besaran, maka frekuensi alel A dan a atau aa disitu akan tetap penuh
(dominan), dari generasi kegenarasi selanjutnya.

Perangakat Pembelajaran Guided Discovery Page 2


Universitas Negeri Surabaya
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

Keadaan masyarakat yang sudah tercampur baur rata ini disebut


panmixis, pada masyarakat ini terdapatlah perimbangan alel. Untuk itu ada
suatu hukum yang disebut hukum Hardy-weinberg, yang merumuskan
perimbangan alel pada masyarakat yang panmixis, persentase masing-masing
alel tetap dimasyarakat, dan jumlah persentasenya selalau 100%. Sedangkan
kalau persentase itu kita ubah jadi frekuensi, maka jumlah frekuensi semua
alel dari 1 gen tentulah 1.

C. Asumsi Hukum Hardy-Weinberg


Ada beberapa asumsi hukum Hardy-Weinberg yang harus dipenuhi
agar frekuensi alel suatu populasi selalu berada dalam keseimbangan yang
stabil, yaitu :
1. Populasi itu besar dan jumlah individu-individunya tidak terbatas.
Jika individu-individu ini dicuplik dari populasi, maka cuplikan ini akan
mewakili populasi tersebut. Selain itu populasi dengan jumlah individu
yang tidak terbatas akan menghasilkan gamet dalam jumlah yang banyak,
sehingga frekuensi alel yang dihasilkan oleh parental maupun generasi
berikutnya akan selalu stabil.
2. Sistem berkelamin acak (random mating). Artinya bahwa perkawinan
individu-individu dalam populasi terjadi secara acak (random). Deviasi
akan timbul jika sistem berkelaminnya merupakan perkawinan sekerabat
(inbreeding), perkawinan tidak sekerabat (outbreeding), dan perkawinan
pilih (assortative mating). Ketiga sistem berkelamin tersebut akan
mengakibatkan perubahan frekuensi genotip, tetapi tidak menyebabkan
perubahan frekuensi alel
3. Tidak ada seleksi. Artinya bahwa semua gamet yang dihasilkan dari
perkawinan acak mempunyai kesempatan yang sama untuk membentuk
zigot dan semua zigot dianggap mempunyai viabilitas (daya hidup) dan
fertilitas yang sama
4. Tidak ada mutasi dan migrasi. Artinya bahwa tidak ada alel yang hilang
maupun bertambah dalam suatu populasi, karena tidak ada mutasi atau

Perangakat Pembelajaran Guided Discovery Page 3


Universitas Negeri Surabaya
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

migrasi, sehingga frekuensi alel dan frekuensi genotip akan selalu stabil
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Jika ada mutasi atau migrasi
maka ada alel yang hilang maupun bertambah, sehingga frekuensi alel dan
frekuensi genotip akan berubah.

D. Prediksi Hardy-Weinberg Equilibrium (HWE)


Prediksi Hardy-Weinberg Equilibrium adalah bahwa frekuensi genotip = 1 dan
frekuensi alel = 1. Maksudnya adalah bahwa jika gamet yang dihasilkan oleh
suatu populasi ditetapkan sebagai suatu campuran unit-unit genetik yang akan
menimbulkan generasi berikutnya, kita mempunyai konsep suatu lengkang gen
(gene pool). Misalnya dalam lengkang gen :
 p adalah frekuensi alel A atau alel dominan
 q adalah frekuensi alel a atau alel resesif
maka kombinasi peluang bagi bertemunya gamet-gamet tersebut adalah
Sperma
p (A) q (a)
Ovum
p (A) p2 (AA) pq (Aa)
q(a) pq (Aa) q2 (aa)
Dengan demikian frekuensi genotip yang diharapkan pada generasi
berikutnya adalah :
p2(AA) + 2pq(Aa) + q2(aa) = 1 yang berasal dari :
f(AA) = (p x p) = p2
f(Aa) = (p x q) + (p x q) = 2pq
f(aa) = (q x q) = q2
Sedangkan frekuensi alel adalah p(A) + q(a) = 1
Selain itu jika frekuensi salah satu alel rendah, maka homozigot dari alel
tersebut sangat jarang dijumpai dibanding dengan genotip-genotip lainnya.
Sebagai contoh :
Jika frekuensi alel a = f(a) = 0,1 dan frekuensi alel A = f(A) = 0,9
Maka :
Frekuensi genotip AA = f(AA) = p2 = 0,92 = 0,81
Frekuensi genotip Aa = f(Aa) = 2pq = 2(0,9)(0,1) = 0,18

Perangakat Pembelajaran Guided Discovery Page 4


Universitas Negeri Surabaya
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

Frekuensi genotip aa = f(aa) = q2 = 0,12 = 0,01


E. Aplikasi Hukum Hardy-Weinberg
Hukum Hardy-Weinberg memudahkan kita untuk menentukan apakah asumsi
di atas terpenuhi dan apakah suatu populasi berada dalam keseimbangan yang
stabil frekuensi alelnya. Hardy dan Weinberg sadar bahwa keseimbagan alel
dalam suatu populasi dapat digambarkan dengan rumus sederhana, penjabaran
binomial.
1. Dengan dua alel yaitu (p + q)2 = 1
2. Penggunaan rumus ini untuk melukiskan keseimbangan, dapat
ditunjukkan dengan mengamati persilangan antara gamet dari genotipe
yang berbeda.
Contoh Penggunaan hukum Hardy –Weiberg;
1. Persentase orang albino pada masyarakat
Diketahui frekuensi orang albino pada suatu masyarakat ialah 1:
10.000 (ini kalau dipersentasekan : 0,01%).
Carilah berapa persentase orang pembawa (Aa)
Orang albino : aa
aa = q2 = 1/10000
q = √ 1/10001
= 0,01
P+q = 1 p = 1-0,01
= 0,99.
Orang pembawa Aa berfrekuensi 2 pq
= 2x0,99x0,01
= 0,0198
=0,0198x 100%
=1,98%
Ini berarti ada kira-kira 2 orang pembawa setiap 100 orang penduduk, atau 1
orang tiap 50 penduduk
Dari rumus persamaan kuadrat di atas dapat kita lihat. Bahwa orang
hetrozihot itu jauh lebih banyak dari pada orang homozogot baik yang

Perangakat Pembelajaran Guided Discovery Page 5


Universitas Negeri Surabaya
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

resesif mupun yang dominan.

2. Untuk Gen Rangkaian Kelamin


Pada orang indonesia persentase orang laki-laki butawarna kira-kira 4
%. Carilah persentase perempuan buta warna. Cari pula persentase perempuan
pembawa. Laki-laki butawarna memiliki kegonotif : cbY, hemozigot, karna itu
hanya satu alel cb terdapat pada individu laki-laki.
Umapamanya frekuensi alel Cb (normal)= p, frekuensi alel cb =q.
Laki-laki cbY berfrekuensi q = 0.04
Maka p = 1 – 0,04 = 0,96
Perempuan buta warna cbcb berfrekuensi :
q2 = 0,042 = 0,0016.
= 0,0016 x 100%
= 0,768 x 100%
= 0,16%
Perempuan pembawa Cbcb berfrekuensi
2 pq = 2 x 0,96 x 0,04
= 0,0768
= 0,0768 x 100%
= 7.68 %

3. Penggunaan pada Golongan Darah


Kalau diketahui persentase orang yang bergolongan darah A di suatu
masyarakat 40 % dan golongan darah O 20%, carilah berapa persentase
golongan darah AB dan B.
Golongan darah oleh 3 buah alel. Karena itu suku persamaan kuadrat
(pA + qa)2 diubah menjadi : (pIa + qIb + ri)2
Ini berarti frekuensi alel Ia ialah p, alel Ib ialah q dan prekuensi alel i ialah r
Frekuensi orang bergolongan darah A adalah : p2 I2 I2 + 2 prIai
Frekuensi orang bergoongan darah B adalah : q2 IbIb + 2 qr Ibi
Frekuensi orang bergolongan darah AB ialah : ............. 2 pqIaIb

Perangakat Pembelajaran Guided Discovery Page 6


Universitas Negeri Surabaya
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

Frekuensi orang bergolongan darah O ialah : r2ii

Jumlah frekuensi A, B, AB, O = 1= p2 + 2 pr + q2+ 2qr + 2pq + r2

r2 = 0 r = √o
p2 + 2 pr + r2 =A+O
(p + r)2 =A+O p + r = √ A +O
q2 + 2qr +r2 =B+O
(p + r)2 =B+O q + r = √ B+ O
p+q+r =1

p = 1 - (q + r) p = 1 – √ A +O
q = 1 – (p + r) q = 1 – √ A +O

Jika diketahui golongan darah O dan AB, maka harus dicari dulu r,
lalu salah satu p dan q. Untuk ini perlu persamaan kuadrat.

r2 = 0 r = √O
AB
2pq = AB p=
2q
p+q+r=1 q = 1 – (p + r)
= 1 – (p + √ (O)
AB
p=
2¿ ¿
p (2(1 – (p + √ O¿ ¿ ) = AB
p (2 – 2p - 2√ O¿ ¿ = AB 2p - 2p2 – 2 p√ O = AB
AB
P2 - p (1 – √ O¿ ¿ + =0
2

Karena O dan AB diketahui, maka p dapat dicari dari :

−b ± √b 2−4 ac
p1,2 =
2a

Perangakat Pembelajaran Guided Discovery Page 7


Universitas Negeri Surabaya
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

Dimana untuk di atas :


b = 1- √ O
a=1
c = ½ AB

Pada soal di atas diketahui A dan O, karena itu soal ini diselesaikan
dengan cara pertama :

r = √ 0,2 = 0,45 (dicari dengan dafrat logaritma).


q = 1 – √ A +O = 1 – √ 0,4+ 0,2 = 1 – √ 0,6 = 0,225
= 0,23 (dibulatkan)
p = 1 – (r +q) = 1 – (0,45 + 0,23) = 1 – 0,68 = 0,32.
B = q2 + 2 qr = (0,23)2 + 2.0, 23.0, 45 = 0,26.
= 0,26 x 100% = 26%.
AB = 2pq = 2.0, 32. 0,23 = 0,1472 = 0,15.
= 0,15 x 100% = 15%.

B. Perubahan Frekuenasi Gen di Masyarakat

Hukum Hardy-Weinberg hanya berlaku jika tak ada terjadi


perubahan prekuensi suatu gen di masyarakat. Sesungguhnya perubahan itu
jarang terjadi. Tapi harus terjadi, karna mahkuk hidup mengalami evolusi,
demi mempertahankan kehadiran speciesnya di alam.
Perubahan frekuensi gen itu dapat disebabkan oleh empat (4) cara yaitu
sebagai berikut :
1. Seleksi alam
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori
bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan
lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah
mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama
makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.

Perangakat Pembelajaran Guided Discovery Page 8


Universitas Negeri Surabaya
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston


betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi
industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam.
Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston
betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini
terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk
beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya
revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri,
sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak
dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri,
udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga
populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat
beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh
pemangsanya.
2. Mutasi
Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA
maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun
pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut
aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan
menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya
variasi-variasi baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah
daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat
pembangkit mutasi (mutagen, termasuk karsinogen), radiasi surya maupun
radioaktif, serta loncatan energi listrik seperti petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat
mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan
dengan individu yang tidak mengalami perubahan sifat (individu tipe liar
atau "wild type") (http://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi. diakses Sabtu, 12
Desember 2009).

Perangakat Pembelajaran Guided Discovery Page 9


Universitas Negeri Surabaya
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

3. Genetic drift
Fluktuasi (naik turun) frekuensi gen yang acak (random). Pengaruh
dapat diabaikan pada penduduk besar, tapi berpengaruh pada penduduk
kecil. Dari kenerasi kegenerasi pad penduduk yang sedikit, homozogot
AA dan aa makin banya, sedang yang heterozigot Aa makin sedikit.
Kenapa ? karena pada penduduk yang sedikit itu perkawinan sekerabat
dekat banyak berlansung. Sedagkan perkawinan demikian dari generasi
kegenerasi makin meningkat jumlah yang homozigot dan menurunkan
jumlah yang heterozigot.
4. Meiotic drive
Meiotis drive adalah tak teraturnya proses miosis
5. Migrasi
Kalau suatu kelompok besar penduduk pindah, frekuensi suatu alel pun
bisa berubah. Umpama yang pindah itu kebanyakan AA. Di daerah baru
frekuensi alel A akan lebih banyak, sedang di daerah asal frekuensi alel a
yang meningkat.

Daftar Pustaka

Crowder V. L., 2006. Genetika Tumbuhan (diterjemahkan Lilik Kusdiarti dan


Soetasrso). Gajah Mada University PreesYogyakarta.
Seregeg W. G., dan Hadisubroto T., 2002. Biologi Umum Jilid I. Unesa
University Press. Surabaya.
Yatim W. 2003. Genetika. Tarsito. Bandung.

Perangakat Pembelajaran Guided Discovery Page 10


Universitas Negeri Surabaya
Program Pascasarjana
Program Studi Pendidikan Sains

Rencanakanlah Kerjamu dan... Kerjakanlah Rencanamu

“ Adaya perbedaan merupakan bentuk keindahan dan kenikmatan ,


sehingga hal tersebut patut kita syukuri”

Perangakat Pembelajaran Guided Discovery Page 11

Anda mungkin juga menyukai