TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau
biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam
pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih
hara tanaman.
Berbicara tentang tanaman tidak akan lepas dari masalah pupuk. Dalam
pertanian modern, penggunaan materi yang berupa pupuk adalah mutlak untuk
Seperti telah diketahui bersama bahwa pupuk yang diproduksi dan beredar
dipasaran sangatlah beragam, baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, maupun
unsur hara bagi tanaman, dari unsur makro hingga unsur yang berbentuk mikro. Kalau
(ada yang menyebutnya zat) agar pertumbuhannya normal. Dari ke 16 unsur tersebut,
tiga unsur (Carbon, Hidrogen, Oksigen) diperoleh dari udara, sedangkan 13 unsur lagi
tersedia oleh tanah adalah Nitrogen (N), Pospor (P), Kalium (K), Calsium (Ca),
Magnesium (Mg), Sulfur atau Belerang (S), Klor (Cl), Ferum atau Besi (Fe), Mangan
(Mn), Cuprum atau Tembaga (Cu), Zink atau Seng (Zn), Boron (B), dan Molibdenum
tersebut diatas.
tanah pun tidak mengandung unsur-unsur tersebut secara lengkap. Hal ini dapat
diakibatkan karena sudah habis tersedot oleh tanaman saat kita tidak henti-hentinya
bercocok tanam tanpa diimbangi dengan pemupukan. Kalau dilihat dari jumlah yang
disedot tanaman, dari ke-13 unsur tersebut hanya 6 unsur saja yang diambil tanaman
dalah jumlah yang banyak. Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak
tersebut disebut unsur makro. Ke-6 jenis unsur makro tersebut adalah N, P, K, S, Ca,
2.2.1 Kalsium
Kalsium adalah logam putih perak yang melebur pada 845o C. Kalsium dapat bereaksi
dengan oksigen amfoter dan udara lembab; pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida
biasanya berupa bubuk putih dan membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali bila
Unsur kalsium yang diperlukan oleh tanaman tingkat tinggi dalam jumlah
relatif banyak dan diserap dalam bentuk ion Ca2+. Kalsium termasuk unsur hara yang
essensial, unsur ini diserap dalam bentuk Ca2+. Sebagian besar terdapat dalam daun
dalam bentuk kalsium pektat yaitu dalam lamella pada dinding sel. Selain itu terdapat
juga dalam batang, berpengaruh baik pada pertumbuhan ujung dan bulu-bulu akar.
Dalam hal ini apabila zat tidak diperhatikan atau ditiadakan, maka pertumbuhan ujung
tanaman. Ternyata bahwa banyak tanah yang menderita kekurangan Ca2+ sehingga
dahulu, Kalsium berhubungan rata dengan pembentukan protein dan bagian tanaman
yang aktif juga untuk membentuk dinding sel sehingga berpengaruh pada kesegaran
tanaman. Kalsium ini dapat menetralkan asam dalam tanah. Sumber kalsium yang
paling umum adalah batu kapur, meskipun sisa-sisa tanaman juga mengandung
kalsium. Semakin lama tanah ditanam maka semakin asam sehingga tetap diperlukan
Superfosfat 36,0
Magnesium adalah logam putih yang melebur pada 650o C. Logam ini mudah terbakar
dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang,
membentuk oksida MgO dan beberapa nitride Mg3N 2. Logam ini perlahan-lahan
terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik didih air reaksi berlangsung dengan
cepat. Magnesium Hidroksida, jika tak ada garam ammonium, praktis tak larut.
Magnesium larut dengan mudah dalam asam. Magnesium membentuk kation ekivalen
Mg2+. Oksida, hidroksida, karbonat dan fosfatnya tidak larut sedangkan garam-garam
Magnesium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Mg2+ yang merupakan
usnur penting dalam tanaman sebagai penyusun klorofil. Magnesium juga mempunyai
peranan penting terhadap metabolisme nitrogen. Makin tinggi tanaman menyerap Mg,
maka makin tinggi juga kadar protein dalam akar ataupun bagian atas tanaman.
yang dahulu hanya sebagai pelengkap pupuk lain kini telah menjadi unsur utama pada
pupuk-pupuk tertentu. Hal ini disebabkan fungsi atau peranan Mg pada pertumbuhan
Pada awalnya yang disebut sebagai pupuk tunggal hanya ada tiga jenis, yaitu
dengan nama kieserite. Bahan utama penyusun pupuk Mg ini adalah brucit atau
Magnesia 55,0 -
Magnesite 45,0 -
Sifat kimianya sukar larut dalam air dan bereaksi asam. Oleh sebab itu, apabila
kapur. Kandungan utama dalam kapur ini adalah kalsium dan magnesium karbonat.
Bila kadar kalsium karbonatnya lebih banyak maka kapur tersebut dinamakan kalsit.
Sebaliknya, bila yang dominan adalah magnesium karbonat maka disebut dolomite.
tanah.
tinggi derajat keasaman berarti semakin banyak kapur yang harus ditaburkan.
sebaiknya pengapuran tetap dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk mem-buffer atau
(Marsono, 2001)
menaikkan pH. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik.
Kelarutannya agak rendah dan kualitasnya sangat ditentukan oleh ukuran butiran.
yang berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung
90-99% Ca. bersifat lebih cepat larut didalam air. (Novizan, 2002)
Magnesium
utama kecuali pada tanah asam. Jika tidak ada faktor beracun, kebanyakan tanah asam
pertumbuhan tanaman sulit ditentukan, karena pada pH yang tingkat ion H + nya tinggi
kemungkinan unsur lainnya juga larut dalam pH< 5. Jika tanaman ditumbuhkan dalam
larutan hara, pengaruh negatif dari ion H+ dapat secara jelas ditunjukkan. Serapan
Ca2+ menurun cukup berat pada pH < 5. Pengaruh ion H+ terhadap pertumbuhan dapat
asam, Ca2+ tidak secara merata mudah tersedia untuk tanaman pada kejenuhan basa
yang rendah dan menunjukkan bahwa persen kejenuhan basa lebih penting daripada
Ca2+ total yang ada. Adams (1967) melaporkan bahwa pada tanah lapisan bawah
bersifat asam.
larutan tanah
Ca2+ dalam tanah asam adalah tingkat Al3+ yang dapat dipertukarkan atau yang dapat
a. Umum
tanaman adalah: tanah asam, berpasir. Tanah asam dengan Mg2+ tersedia rendah
ditingkatkan dengan kapur kalsit takaran tinggi, dan pemberian pupuk-pupuk konsep
takaran tinggi.
b. pH tanah
Serapan Mg2+ oleh tanaman dari larutan hara dipengaruhi oleh konsentrasi ion
H+. Serapan Mg2+ oleh tanaman meningkat dengan meningkatnya pH yang mencapai
pH optimum yaitu pada pH sekitar 5,5. Defisiensi pada tanaman secara umum
berasosiasi dengan nilai pH tanah < 5. Jika tanah bereaksi asam dan ketersediaan
c. Kejenuhan Magnesium
Kejenuhan Mg2+ merupakan suatu ukuran yang lebih baik dari ketersediaan
b. Menetralisir kejenuhan zat - zat yang meracuni tanah, tanaman, kolam dan
besi), Cu (Tembaga).
c. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan zat - zat hara yang sudah
ada dalam tanah baik yang berasal dari bahan organik maupun pemberian
Artinya dengan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) yang cukup unsur
mikropun memadai.
bagi mikrobiologi dan kimiawi tanah sehingga tanah menjadi gembur, sirkulasi
udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas bergerak
h. Unsur pembentuk warna daun (klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang
sempurna.
a. Pada tanaman penghasil biji-bijian akan menghasilkan biji lemah, keriput, dan
d. Tepi daun muda mengalami klorosis lalu menjalar ketulang daun, kuncup
e. Pada daun tua tampak bercak coklat, lalu menguning, mengering lalu mati.
masam, mengakibatkan unsur hara lain seperti Phospor dan Kalium terikat
rendah dengan mutu hasil kurang baik. secara ekonomis merugikan karena
pendapatan rendah.
hama dan penyakit menjadi rendah, tanaman mudah terserang hama dan penyakit,
(http://pupukdsp.com/pupuk-tanaman/unsur-hara-Kalsium-Magnesium.html)
dari kompleks tersebut adalah kompleks logam dengan EDTA. Demikian juga dengan
titrasi merkuro nitrat dan perak sianida juga dikenal sebagai titrasi kompleksometri.
N – CH2 – CH 2 – N
EDTA adalah suatu ligan yang heksadentat (mempunyai enam buah atom donor
pasangan elektron), yaitu melalui kedua atom N dan keempat atom O (dari OH).
mengikat satu ion inti dengan membentuk lima lingkaran kelat; molekul EDTA dilipat
mengelilingi ion logam sedemikian rupa sehingga keenam atom donor terletak pada
bertindak juga sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai
Pyrotechol violet, Xylenol orange, Calmagit, Asam Salisilat, Zincon, Murexid, PAN
O +NH4+
HN – C CO – NH
CO C–N=C CO
NH – CO CO - NH
Mg(EDTA)2 terhadap garam Ca2+, akan diperoleh Ca(EDTA) 2 dan Mg2+ bebas, yang
kemudian dapat membentuk kompleks berwarna dengan EBT yang dititrasi dengan
sirat dan tartrat, sering ditambahkan untuk mencegah pengendapan hidroksida logam.
Kesalahan total air, kalsium, dan magnesium dapat ditentukan dengan EDTA
sebelumnya, kompleks antara Ca2+ dan indikatornya terlalu lemah untuk terjadinya
perubahan warna yang sesuai. Akan tetapi magnesium membentuk kompleks lebih
kuat dengan indikatornya daripada dengan kalsium dan suatu titik akhir yang cocok
diperoleh dengan buffer ammonium dengan pH 10. jika contoh yang dititrasi tidak
EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertentu.
Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH, misal Mg2+, Cr3+ Ca2+
dan Ba2+ dapat dititrasi dengan pH 11; Mn2+, Fe3+, Co2+, Ni2+, Zn2+, Cd2+, Al3+, Pb2+,
Cu2+, Ti dan V dapat dititrasi pada pH 1,0-4,0. EDTA sebagai garam natrium, Na2H2Y
sendiri merupakan standar primer sehingga tidak perlu standarisasi lebih lanjut.
Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan. Suatu titik ekuivalen segera
tercapai dalam titrasi demikian dan akhirnya titrasi kompleksomteri dapat digunakan
untuk penentuan beberapa logam pada operasi skala mikro. (Khopkar, S.M., 1990)