Usulan-usulan konkrit:
2
mampu tetapi karena karya-karyanya tidak dikenal
pihak asing. Sehingga naratif-naratif diciptakan
ilmuwan Indonesia. Misalnya, terorisme di
Indonesia sebenarnya masih kecil jika dibanding
negara lain. Di masa depan Indonesia akan
memimpin dalam studi keIslaman. Ilmu-ilmu sosial
menangani kekerasan di Indonesia agenda ke
depan. Penerbitan karya-karya ilmuwan Indonesia
sangat dibutuhkan dan I4 sangat penting sekali.
PANEL 2
STATE OF THE ART
4
diharapkan menerbiktan kan setidaknya beberapa
artikel yang terbit dalam jurnal internasional.
6. Program ini penting mengingat minimnya
kehadiran ilmuwan Indonesia dalam literatur
internasional dibandingkan negara-negara ASEAN
besar lainnya. Di samping itu, program ini bisa
dipandang sebagai kelanjutan logis dari investasi
Dikti dalam menyediakan dana beasiswa PhD.
Investasi lanjutan Dikti bisa ditambah dengan
upaya menggalang dana dari lembaga2
internasional.
7. Perlunya program yang terkoordinasi dan
berkelanjutan untuk membantu mengembangkan
kebiasaaan menulis dalam jurnal-jurnal
internasional di kalangan ilmuwan pada
universitas-universitas di Indonesia. Hal ini bisa
dilakukan dengan program workshop yang
dikoordinasi oleh I4 untuk melatih staf pengajar
dan peneliti muda untuk menulis dan menerbitkan
5
karyanya mengingat besarnya tekanan pada staf
dewasa ini untuk berkarya.
8. Kita memiliki kekayaan pengetahuan empiris
tetapi tidak punya skill untuk menggabungkan
kemampuan tersebut dengan pemahaman teoritis
atau komparatif untuk bisa masuk wacana ilmiah
internasional. Pembentukan program kerjasama di
bawah koordinasi I4 diperlukan yang tujuannya
adalah menggunakan banyaknya penelitan empiris
yang sudah dilakukan peneliti Indonesia tetapi
yang jarang diterbitkan, apalagi pada tingkat
internasional. Penelitian-penelitian tersebut bisa
di-package dengan membantu tim-tim peneliti di
universitas2 di Indonesia untuk lebih
mengembangkan aspek teoritis dan kompratif dari
tulisan mereka. Tulisan2 tersebut dapat dilempar
dalam perdebatan internasional – sebagai edited
volume atau edisi khusus dari sebuah jurnal
internasional – dengan I4 sebagai penghubung.
6
9. Joint-research; menggabungkan berbagai
laboratorium penelitian, proyek bersama, dana
bersama, konferensi internasional. (joint research,
joint conferences, publication) untuk
meningkatkan mutu produk ilmuwan sosial
Indonesia dan memperkenalkannnya pada tingkat
internasional.
10. Perlu diadakan Konferensi internasional social
science dengan tema yang tepat secara berkala.
11. Pembentukan jurnal ilmiah I4 dengan system
peer review sebagai salah satu wadah untuk
memperkenalkan karya ilmuwan sosial Indonesia
ke dunia internasional.
12. Diperlukan sistem pendataan (kantor untuk
pusat data disertasi). Hal ini dapat memembantu
menghindari plagiarisme. Pengecekkan judul karya
tulis sekarang sulit dilakukan karena kurangnya
database yang menyulikan peneliti untuk
mengetahui state of the art bidangnya.
7
13. Belum ada support sistem yang diberikan
DIKTI terhadap mahasiswa dan peneliti Indonesia
di luar negeri (beberapa negara) lewat atdiknas.
Pengajuan atase pendidikan bagi mahasiswa
Indonesia di luar negeri ke KLN (Kerjasama Luar
Negeri) perlu diajukan ke ke deplu dan diknas agar
terjadi koordinasi yang efektif.
14. Semua program di atas memerlukan Investasi
dana Dikti.
PANEL 3
12
Ilmuwan-ilmuwan kelompok ilmu sosial I4 harus
mampu meyakinkan pihak penyandang dana bahwa I4
adalah salah satu aktor multitrack diplomacy yang
dapat menjalankan 5 fungsi diplomasi, yaitu:
1. Representasi, I4 mewakili bangsa dan terutama
ilmuwan Indonesia
2. Proteksi, I4 melindungi kepentingan bangsa dan
rakyat Indonesia
3. Negosiasi, I4 menjadi penghubung dan perunding
demi meningkatkan posisi tawar bangsa dan ilmuwan
indonesia
4. Informasi, I4 merupakan sumber informasi tentang
semua hal berkaitan dengan pengembangan ilmu-ilmu
sosial di Indonesia.
5. Promosi, I4 merupakan ujung tombak yang
mendorong dan menginspirasi terwujudnya kerjasama
antar negara dan antar ilmuwan di dunia demi
meningkatnya citra Indonesia.
15
Antara lulusan luar negeri dengan dalam negeri di
berbagai universitas di Indonesia dan di luar
negeri.
Menfasilitasi pengiriman ilmuwan-ilmuwan lulusan
dalam negeri untuk magang di universitas-
universitas di luar negeri.
Sumber-sumber pendanaan
Diknas-Dikti.
Kementerian terkait.
Lembaga-lembaga funding dalam dan luar
negeri.
Untuk mahasiswa-mahasiswa didapatkan
lewat Beasiswa Unggulan untuk mahasiswa-
mahasiswa progam S1 dan S2 yang difasilitasi
oleh Diknas. Informasi yang akurat sangat
diperlukan dan I4 dapat membantu
penyebaran informasi mengenai jaringan di
luar negeri.
Kolaborasi dengan Atase Pendidikan di luar
negeri.
Strategi-strategi kemitraan
16
Kemitraan yang setara sehingga tidak
memberikan kesan seolah ilmuwan luar negeri
superior, menggurui.
Memempromosikan tenaga ahli dalam negeri
yang kemudian diseleksi oleh perguruan
tinggi, karena selama ini menggunakan tenaga
ahli luar negeri. Dana yang digunakan dari
Dikti (hibah). I4 sangat penting untuk
memfasilitasi pencarian tenaga ahli-tenaga
ahli nya.
Rector universitas gajah Mada Prof. Sujarwadi
sangat positif dan akan memfasilitasi program
I4.
PANEL 5
DRAFT RUMUSAN KERJA SAMA DI BIDANG
PENELITIAN, KONFERENSI DAN PENERBITAN
Penelitian, Konferensi dan Penerbitan perlu
direncanakan sebagai rangkaian kegiatan yang integral.
Untuk itu perlu dipikirkan strategi untuk ketiga aspek
dari kegiatan tersebut.
1. SISTEM
2. PENDANAAN
3. TEMA
17
Penjelasan
1. Sistem
Kerjasama antarlaboratorium universitas (dalam
negeri dan luar negeri)
Prinsip multi/interdisiplinaritas: perlu
dikembangkan kerja sama penelitian
yang melibatkan berbagai disiplin ilmu
Agenda: perlu ditentukan frekuensi dan jangka
waktu penelitian, konferensi dan penerbitan
2. Pendanaan
Perlu inventarisasi sumber-sumber dana, seperti:
Pemerintah, Lembaga-lembaga donor, Kaum
dermawan, Program sosial dan lingkungan
perusahaan (CSR), Universitas. Lihat bab tentang
Dana Riset.
3. Tema/Substansi
Ilmuwan Sosial Indonesia perlu memprioritaskan
penelitian yang menjawab tantangan nasional yang
sekaligus merupakan bagian dari tantangan global.
Tantangan global pada saat ini sesungguhnya tidak
banyak beranjak dari tantangan global pasca Perang
Dunia Kedua (masa Perang Dingin) yang
18
diungkapkan dalam Konferensi Asia-Afrika Bandung
1955:
- Konflik dan peperangan masih berlangsung, tidak
hanya antarnegara tetapi bahkan di dalam satu
Negara (konflik antaretnik, antarumat beragama);
- Tata dunia masih ditentukan oleh dominasi
(hegemoni) Negara-negara adikuasa.
- Solidaritas dan kepedulian terhadap bangsa-
bangsa atau golongan masyarakat yang lemah
masih sangat tidak layak sehingga masih ada
kelaparan dan kematian massal (akibat
kemiskinan dan wabah penyakit)
Lebih dari itu, planet bumi dan isinya terancam
punah oleh pengurasan sumber-sumber daya alam
di luar batas dan kerusakan lingkungan
(environmental degradation, ecocide & global
warming).
19
masyarakat menjadi konsumen yang rakus. Model
pembangunan inilah yang mengancam kelestarian
planet bumi dan isinya, karena kalau diikuti akan
diperlukan puluhan planet bumi untuk memuaskan
kebutuhan model pembangunan tersebut.
20
Untuk itu perlu dilakukan penelitian berkelanjutan
tentang kebhinnekaan di Indonesia dalam kelima
dimensinya: Kebudayaan, Lingkungan, Ekonomi,
Politik dan Agama (Kepercayaan).
21
International Relation : Perubahan
hubungan dengan negara-negara asia
Energi : Resourcer energi mineral/minyak di
negara-negara seperti Iran, dsb.
Demokrasi
Arsitektur
Isu G-20
Data riset dan jaringan penelitian
Perkembangan dinamika politik India dan
Cina
****
22
23