Anda di halaman 1dari 23

PANEL 1

TIM INTERNASIONAL DAN PEMBENTUKAN JARINGAN


ILMUWAN-ILMUWAN SOSIAL
 Pentingnya melakukan pembentukan network
antara ilmuwan Indonesia di luar negeri serta
publikasi karya ilmiah ilmuwan Indonesia melalui
media website atau e-publication di dunia
internasional yang ditujukan untuk pengakuan
dunia internasional atas karya ilmuwan-ilmuwan
Indonesia.
 Masih banyaknya kendala yang dihadapi para
mahasiswa di luar negeri sehingga pembentukan
jaringan menjadi sangat penting. I4 diharapkan
dapat menjadi penyalur bantuan bagi mahasiswa
di luar negeri.
 Pembentukan database tentang data Indonesia
agara dapat memudahkan penelitian bagi
ilmuwan.
 Ilmu sosial sebagai penyatu disiplin-disiplin ilmu
yang lain (multidisiplin ilmu)
 3 elemen yang perlu dikuasai businessman di masa
depan  teknik, etik, kebudayaan. Misalnya, perlu
adanya undangan kuliah gratis  exchange with
Asia.
1
 Penelitian tentang Pancasila terkait banyaknya
perda-perda berdasar syariah yang justru
bertentangan dengan konstitusi.
 Tidak ada pembicara dari Indonesia tentang kajian-
kajian islam. Penerjemahan penting dan wajib.
 Perlunya penerjemahan karya-karya Indonesia
yang bagus ke dalam Bahasa Inggris, dengan
disupport dana DIKTI

Usulan-usulan konkrit:

1. Persiapan pembentukan jurnal ilmiah untuk ilmu


social dalam dua bahasa: Inggris dan Indonesia.
Jurnal ini bisa menjadi pertimbangan bagi Dikti.
Dengan editorial yang profesional dan kredibel.
Usulan namanya adalah
(The Indonesian Journal of Social Science 
usulan Prof. Kacung).
2. Website I4 harus diperbaiki.
3. Pembentukan Sekretariat sangat penting untuk
mempersiapkan agenda 5 tahun ke depan.
4. Agenda-agenda penting. Meski Indonesia
termasuk G20 tapi secara ilmu Indonesia dianggap
masih kurang bukan karena orang Indonesia tidak

2
mampu tetapi karena karya-karyanya tidak dikenal
pihak asing. Sehingga naratif-naratif diciptakan
ilmuwan Indonesia. Misalnya, terorisme di
Indonesia sebenarnya masih kecil jika dibanding
negara lain. Di masa depan Indonesia akan
memimpin dalam studi keIslaman. Ilmu-ilmu sosial
menangani kekerasan di Indonesia  agenda ke
depan. Penerbitan karya-karya ilmuwan Indonesia
sangat dibutuhkan dan I4 sangat penting sekali.

PANEL 2
STATE OF THE ART

1. Tugas ilmuwan sosial adalah memproduksi karya2


ilmiah. Fungsi ganda ilmuwan: Pandu masyarakat
dan abdi masyarakat. Ilmu sosial bisa
menyumbangkan sesuatu yang konkret pada
masyarakat.
2. Asumsi: memang ada gap antar ilmuwan dalam
dan luar negeri, sehingga pembicaraan yang
konkret adalah bagaimana mengatasi gap
tersebut.
3
3. Tujuan utama I4 adalah menjembatani ilmuwan
Indonesia dengan ilmuwan internasional dan
mengubah mindset ilmuwan indonesia.
4. Diperlukan program terpadu untuk menerbitkan
karya2 PhD Indonesia dan memasukkannya ke
literatur yang mempunyai dampak pada literatur
internasional. Selama ini tesis PhD cenderung
terlupakan setelah lulus dan kembali ke dalam
negeri untuk mengerjakan rutinitas pekerjaan.
5. Untuk itu diperlukan pembentukan program I4
Post Doctoral. Tujuannya adalah
mengkoordinasikan penempatan doktor2 baru
Indonesia pada posisi2 post-doctoral di sejumlah
universitas di dunia. Dengan program itu
diharapkah bahwa sejumlah Phd baru yang
terseleksi akan mempunyai waktu untuk
menerbitkan buku bertaraf internasional dari tesis
PhD yang baru diselesaikan. Mereka juga

4
diharapkan menerbiktan kan setidaknya beberapa
artikel yang terbit dalam jurnal internasional.
6. Program ini penting mengingat minimnya
kehadiran ilmuwan Indonesia dalam literatur
internasional dibandingkan negara-negara ASEAN
besar lainnya. Di samping itu, program ini bisa
dipandang sebagai kelanjutan logis dari investasi
Dikti dalam menyediakan dana beasiswa PhD.
Investasi lanjutan Dikti bisa ditambah dengan
upaya menggalang dana dari lembaga2
internasional.
7. Perlunya program yang terkoordinasi dan
berkelanjutan untuk membantu mengembangkan
kebiasaaan menulis dalam jurnal-jurnal
internasional di kalangan ilmuwan pada
universitas-universitas di Indonesia. Hal ini bisa
dilakukan dengan program workshop yang
dikoordinasi oleh I4 untuk melatih staf pengajar
dan peneliti muda untuk menulis dan menerbitkan
5
karyanya mengingat besarnya tekanan pada staf
dewasa ini untuk berkarya.
8. Kita memiliki kekayaan pengetahuan empiris
tetapi tidak punya skill untuk menggabungkan
kemampuan tersebut dengan pemahaman teoritis
atau komparatif untuk bisa masuk wacana ilmiah
internasional. Pembentukan program kerjasama di
bawah koordinasi I4 diperlukan yang tujuannya
adalah menggunakan banyaknya penelitan empiris
yang sudah dilakukan peneliti Indonesia tetapi
yang jarang diterbitkan, apalagi pada tingkat
internasional. Penelitian-penelitian tersebut bisa
di-package dengan membantu tim-tim peneliti di
universitas2 di Indonesia untuk lebih
mengembangkan aspek teoritis dan kompratif dari
tulisan mereka. Tulisan2 tersebut dapat dilempar
dalam perdebatan internasional – sebagai edited
volume atau edisi khusus dari sebuah jurnal
internasional – dengan I4 sebagai penghubung.
6
9. Joint-research; menggabungkan berbagai
laboratorium penelitian, proyek bersama, dana
bersama, konferensi internasional. (joint research,
joint conferences, publication) untuk
meningkatkan mutu produk ilmuwan sosial
Indonesia dan memperkenalkannnya pada tingkat
internasional.
10. Perlu diadakan Konferensi internasional social
science dengan tema yang tepat secara berkala.
11. Pembentukan jurnal ilmiah I4 dengan system
peer review sebagai salah satu wadah untuk
memperkenalkan karya ilmuwan sosial Indonesia
ke dunia internasional.
12. Diperlukan sistem pendataan (kantor untuk
pusat data disertasi). Hal ini dapat memembantu
menghindari plagiarisme. Pengecekkan judul karya
tulis sekarang sulit dilakukan karena kurangnya
database yang menyulikan peneliti untuk
mengetahui state of the art bidangnya.
7
13. Belum ada support sistem yang diberikan
DIKTI terhadap mahasiswa dan peneliti Indonesia
di luar negeri (beberapa negara) lewat atdiknas.
Pengajuan atase pendidikan bagi mahasiswa
Indonesia di luar negeri ke KLN (Kerjasama Luar
Negeri) perlu diajukan ke ke deplu dan diknas agar
terjadi koordinasi yang efektif.
14. Semua program di atas memerlukan Investasi
dana Dikti.

PANEL 3

SIMPULAN DARI DISKUSI PANEL III: DANA RISET DAN


PENGEMBANGAN ILMU-ILMU SOSIAL

Tantangan utama kelompok ilmuwan ilmu sosial I4


untuk merealisasikan program kerja berupa riset dan
pengembangan ilmu-ilmu sosial adalah bagaimana
mencari dukungan finansial (dana) dan dukungan non-
finansial untuk kegiatan-kegiatan yang telah
8
diagendakan. Upaya penggalangan dana riset dan
pengembangan ilmu-ilmu sosial merupakan hal yang
sangat penting. Kelompok ilmuwan ilmu sosial I4 dalam
diskusinya hari ini (17 Desember 2010) berhasil
menginventarisasi sumber-sumber dukungan finansial
dan non-finansial yang berpotensi membantu
kelancaran program dan agenda kerjanya, sebagai
berikut:

I. Sumber dukungan finansial/ pendanaan dari


pemerintah:
1. Direktorat Pendidikan Tinggi / Kementrian
Pendidikan Nasional
2. Kementrian Riset dan Teknologi (Sayangnya dana
pengembangan untuk ilmu sosial sangat terbatas)
3. Direktorat Jendral Information & Public Diplomacy
Kementrian Luar Negeri
4. Kementrian Perindustrian
5. Kementrian Perdagangan
6. Kementrian Pertahanan
9
7. Kementrian Agama
8. BAPPENAS
9. Kantor Kepresidenan

II. Sumber dana dari Yayasan/ Lembaga Donor Asing


1. Ford Foundation
2. Japan Foundation
3. HIVOS
4. KITLV
5. AUSAID
6. ADS
7. USAID
8. NESO (NUFFIC)
9. ASIAN Foundation
10. British Council
11. Open Society
III. Sumber dukungan (finansial dan non-finansial)
dari program-program Corporate Social
Responsibility (CSR)
10
1. Rajawali Foundation
2. Salim Group
3. Toyota Foundation
4. Sampoerna Foundation
5. Coca-cola
6. Garuda Food
7. Nestle
8. Astra Internasional
9. Medco
10. Sinar Mas
11. Maspion
12. Perusahaan Rokok: Bentoel, Djarum,
Sampoerna, Gudang Garam
13. Bakrie Group
14. Newmont Pacific Nusantara
15. Media Massa: Jakarta Post, Kompas,
Republika, Media Indonesia, TV One, Metro TV

IV. Philantropist / Dermawan


11
1. Eka Cipta
2. Ciputra
3. Mochtar Riyadi
4. Soemitro Family
5. Chaerul Tanjung
6. Harry Tanusoedibyo
7. Teddy P. Rachmat
8. Benny Subianto
9. Jeffrie Geovanie
10. Lukito Wanandi

V. Universitas-universitas baik Dalam Negeri


maupun Luar Negeri

Mengapa sumber-sumber dana tersebut mau


memberikan dananya bagi kegiatan kelompok ilmuwan
ilmu sosial I4 dalam menjalankan riset dan
pengembangan ilmu sosial?

12
Ilmuwan-ilmuwan kelompok ilmu sosial I4 harus
mampu meyakinkan pihak penyandang dana bahwa I4
adalah salah satu aktor multitrack diplomacy yang
dapat menjalankan 5 fungsi diplomasi, yaitu:
1. Representasi, I4 mewakili bangsa dan terutama
ilmuwan Indonesia
2. Proteksi, I4 melindungi kepentingan bangsa dan
rakyat Indonesia
3. Negosiasi, I4 menjadi penghubung dan perunding
demi meningkatkan posisi tawar bangsa dan ilmuwan
indonesia
4. Informasi, I4 merupakan sumber informasi tentang
semua hal berkaitan dengan pengembangan ilmu-ilmu
sosial di Indonesia.
5. Promosi, I4 merupakan ujung tombak yang
mendorong dan menginspirasi terwujudnya kerjasama
antar negara dan antar ilmuwan di dunia demi
meningkatnya citra Indonesia.

Strategi penggalangan dana:


13
1. Inisiatif ilmuwan untuk secara optimal
memanfaatkan network/ Jaringan kerja.
2. Pengajuan proposal program: riset dan
pengembangan ilmu sosial
3. Pendekatan personal kepada penyandang dana/
donatur atau sponsor
4. Mempresentasikan riset yang sudah dimulai yang
diikuti dengan penggalangan dana riset
5. Ilmuwan harus menjaga integritasnya, agar tetap
mendapat kepercayaan yang tinggi dari
masyarakat dan penyandang dana/ sponsor

Sebagai catatan, ilmuwan-ilmuwan kelompok ilmu


sosial I4, yang tergabung dalam diskusi kluster sosial
hari ini (17 Desember 2010) melakukan fund rising
(penghimpunan dana) dari diri sendiri. Dana tersebut
akan menjadi dana awal yang merupakan dana abadi.
Dana tersebut kami jadikan sebagai “Endowment Fund
of Social Science Cluster of I4”. Jumlahnya senilai: Rp.
2.000.000.
14
PANEL 4

PROGRAM KEMITRAAN DAN TUTORING


Pentingnya melakukan kerja sama antar ilmuwan
Indonesia di luar negeri dengan Universitas dan
lembaga dalam negeri, seperti melakukan workshop
atau diskusi. Hal ini memberikan keuntungan bagi
kedua belah pihak. Idenya sederhana yaitu dengan
melakukan beberapa kegiatan seperti workshop
bersama, diskusi, penulisan dan pencarian kandidat
S2/S3 terutama bagi generasi muda. Skema bantuan
atau funding dapat diperoleh dari Diknas/Dikti dan
dilakukan dengan berbagai cara contohnya seperti
program riset bersama, penerbitan bersama dan
mengadakan konperensi ilmiah. Mengenai universitas
atau lembaga tergantung individu yang melakukan
networking. Dalam kaitannya dengan hal ini, skema-
skema visiting professorship dan internship juga sangat
diperlukan.

Ada beberapa pola kemitraan

15
 Antara lulusan luar negeri dengan dalam negeri di
berbagai universitas di Indonesia dan di luar
negeri.
 Menfasilitasi pengiriman ilmuwan-ilmuwan lulusan
dalam negeri untuk magang di universitas-
universitas di luar negeri.

Sumber-sumber pendanaan

 Diknas-Dikti.
 Kementerian terkait.
 Lembaga-lembaga funding dalam dan luar
negeri.
 Untuk mahasiswa-mahasiswa didapatkan
lewat Beasiswa Unggulan untuk mahasiswa-
mahasiswa progam S1 dan S2 yang difasilitasi
oleh Diknas. Informasi yang akurat sangat
diperlukan dan I4 dapat membantu
penyebaran informasi mengenai jaringan di
luar negeri.
 Kolaborasi dengan Atase Pendidikan di luar
negeri.

Strategi-strategi kemitraan
16
 Kemitraan yang setara sehingga tidak
memberikan kesan seolah ilmuwan luar negeri
superior, menggurui.
 Memempromosikan tenaga ahli dalam negeri
yang kemudian diseleksi oleh perguruan
tinggi, karena selama ini menggunakan tenaga
ahli luar negeri. Dana yang digunakan dari
Dikti (hibah). I4 sangat penting untuk
memfasilitasi pencarian tenaga ahli-tenaga
ahli nya.
 Rector universitas gajah Mada Prof. Sujarwadi
sangat positif dan akan memfasilitasi program
I4.
PANEL 5
DRAFT RUMUSAN KERJA SAMA DI BIDANG
PENELITIAN, KONFERENSI DAN PENERBITAN
Penelitian, Konferensi dan Penerbitan perlu
direncanakan sebagai rangkaian kegiatan yang integral.
Untuk itu perlu dipikirkan strategi untuk ketiga aspek
dari kegiatan tersebut.
1. SISTEM
2. PENDANAAN
3. TEMA
17
Penjelasan
1. Sistem
 Kerjasama antarlaboratorium universitas (dalam
negeri dan luar negeri)
 Prinsip multi/interdisiplinaritas: perlu
dikembangkan kerja sama penelitian
yang melibatkan berbagai disiplin ilmu
 Agenda: perlu ditentukan frekuensi dan jangka
waktu penelitian, konferensi dan penerbitan

2. Pendanaan
Perlu inventarisasi sumber-sumber dana, seperti:
Pemerintah, Lembaga-lembaga donor, Kaum
dermawan, Program sosial dan lingkungan
perusahaan (CSR), Universitas. Lihat bab tentang
Dana Riset.

3. Tema/Substansi
Ilmuwan Sosial Indonesia perlu memprioritaskan
penelitian yang menjawab tantangan nasional yang
sekaligus merupakan bagian dari tantangan global.
Tantangan global pada saat ini sesungguhnya tidak
banyak beranjak dari tantangan global pasca Perang
Dunia Kedua (masa Perang Dingin) yang

18
diungkapkan dalam Konferensi Asia-Afrika Bandung
1955:
- Konflik dan peperangan masih berlangsung, tidak
hanya antarnegara tetapi bahkan di dalam satu
Negara (konflik antaretnik, antarumat beragama);
- Tata dunia masih ditentukan oleh dominasi
(hegemoni) Negara-negara adikuasa.
- Solidaritas dan kepedulian terhadap bangsa-
bangsa atau golongan masyarakat yang lemah
masih sangat tidak layak sehingga masih ada
kelaparan dan kematian massal (akibat
kemiskinan dan wabah penyakit)
Lebih dari itu, planet bumi dan isinya terancam
punah oleh pengurasan sumber-sumber daya alam
di luar batas dan kerusakan lingkungan
(environmental degradation, ecocide & global
warming).

Bagi ilmuwan sosial dan pegiat kegiatan masyarakat


sipil, sebab-sebab dari gejala-gejala di atas adalah
suatu model pembangunan yang didasarkan atas
kepentingan material dan keuntungan sesaat, yang
mengubah sumber-sumber daya alam menjadi
barang-barang komoditi dan mendorong

19
masyarakat menjadi konsumen yang rakus. Model
pembangunan inilah yang mengancam kelestarian
planet bumi dan isinya, karena kalau diikuti akan
diperlukan puluhan planet bumi untuk memuaskan
kebutuhan model pembangunan tersebut.

Sementara itu, Asia dan Afrika, khususnya Indonesia


merupakan sumber dan lumbung kebhinnekaan,
baik dalam hal Kebudayaan, Lingkungan, Ekonomi,
Politik dan Agama (dan Kepercayaan). Oleh karena
itu Indonesia, bersama dengan Negara-negara Asia
dan Afrika, memiliki peran besar dalam ikut serta
melestarikan planet bumi seisinya dengan ikut
menentukan arah globalisasi menuju pembangunan
yang berkelanjutan.

Dengan demikian tantangan yang harus kita jawab


adalah bagaimana menyikapi, mengelola dan
menangani kebhinnekaan sehingga menjadi sumber
kesejahteraan dan kemakmuran, bukan sumber
konflik dan malapetaka. Ini sesuai dengan
pernyataan PBB tentang tahun 2010 sebagai Tahun
Keragaman Hayati (2010 as Year of Biodiversity).

20
Untuk itu perlu dilakukan penelitian berkelanjutan
tentang kebhinnekaan di Indonesia dalam kelima
dimensinya: Kebudayaan, Lingkungan, Ekonomi,
Politik dan Agama (Kepercayaan).

Masalah yang bisa dijadikan tema utama penelitian


sampai dengan tahun 2014 adalah “Kebhinnekaan
di Indonesia: Antara Wacana dan Realitas”.

Tema-tema lain yang diusulkan di antaranya:


 Diversity : kaitan diversity dengan Pancasila,
maraknya konflik etnis, dan sebagainya.
 Demografi : Ssecara ekonomi, dicanangkan
deviden demografi (kalangan muda dan
tua). Dalam duapuluh tahun akan jadi
perubahan ekonomi
 Climate change : masalah kelapa sawit, batu
bara, penyuapan dengan Norwegia, dsb. Hal
inilah yang perlu diteliti
 Demokratisasi Islam : apakah
kecenderungan moderasi dari kalangan
muda dalam menhadapi radikalisasi akan
menurun atau meningkat?

21
 International Relation : Perubahan
hubungan dengan negara-negara asia
 Energi : Resourcer energi mineral/minyak di
negara-negara seperti Iran, dsb.
 Demokrasi
 Arsitektur
 Isu G-20
 Data riset dan jaringan penelitian
 Perkembangan dinamika politik India dan
Cina

****

22
23

Anda mungkin juga menyukai