Anda di halaman 1dari 3

Meluruskan Cerita Tentang Bayi Matahari

Yang menarik perhatian dari mana cerita ini muncul? Tampaknya ada kesalahan
dalam memahami pemberitaan yang diterbitkan oleh salah satu situs berita di internet.
Pada akhirnya berita yang awalnya baik-baik saja tersebar dengan informasi sbb:

Berita luar angkasa dari hasil tangkapan Teleskop Herschel cukup membuat
perhatian lebih para peneliti di dunia, karena teleskop tersebut berhasil menangkap
embrio bintang baru yang berada di tata surya kita. Bintang tersebut bisa kita sebut
sebagai sang Matahari baru karena jika diperhatikan dan diteliti untuk ukuran jika
sudah terbentuk nanti bisa saja besarnya akan melebihi matahari yang sudah ada
dalam susunan tata surya bima sakti kita.(suaramedia / berita terkini Indonesia)

Berita tentang penemuan bayi matahari ini tidak sepenuhnya salah. Tapi mengandung
kesalahan. Yang dimaksut oleh berita sebenernya adalah, bayi bintang yang dilihat
Teleskop Ruang Angkasa Herschel sedang lahir di galaksi Bima Sakti. Dan memang
merupakan bintang baru yang akan muncul di Bimasakti. Tapi bukan Matahari baru
dalam artian Matahari yang menerangi Bumi. Kesalahan lainnya, bayi bintang
tersebut tidak berada di Tata Surya.

Tampaknya ada kesalahan dalam memahami perbedaan Tata Surya dan Galaksi Bima
Sakti. Tata Surya (Solar System) adalah susunan benda-benda langit yang terdiri dari
Matahari dan benda-benda langit lainnya yang terikat gaya gravitasi Matahari. benda-
benda langit tersebut adalah planet, komet, asteroid, planet kerdil.

Sedangkan Galaksi adalah sebuah sistem yang terikat gaya gravitasi dan merupakan
kumpulan bintang (termasuk di dalamnya bintang netron, lubang hitam, supernova),
gas dan debu kosmik, medium antar bintang serta materi gelap.

Dan Galaksi Bima Sakti (Milky Way) adalah nama salah satu galaksi dimana di
dalamnya berdiam juga Matahari sebagai salah satu bintangnya.

Selain itu kelahiran bintang mirip dengan manusia butuh waktu untuk bisa tumbuh.
Dan skala waktu pertumbuhan bintang membutuhkan waktu jutaan – milyaran tahun.

Seperti yang sudah dikatakan berita tersebut tidak sepenuhnya salah. Yang terjadi
hanyalah ada kesalahan dalam pemahaman. Nah, bagaimana berita yang
sesungguhnya?

Bayi Bintang yang dilihat Herschel


Bulan Mei yang lalu, observatorium ruang angkasa Herschel milik ESA memotret
citra baru yang memperlihatkan proto bintang di sekeliling 2 area terionisasi di
galaksi kita yakni Galaksi Bima Sakti. Yang dideteksi Herschel adalah bintang yang
sedang berada pada tahap awal evolusinya. Berita ini menjadi perhatian para peneliti
karena informasi yang didapat bisa menjadi kunci penting untuk memahami
pembentukan bintang masif yang masih misterius sampai saat ini.

Bayi bintang yang dilihat Herschel tersebut memiliki massa lebih dari 8 massa
Matahari. Yang menjadikan kedua cikal bakal bintang ini langka adalah bintang
seperti ini tidaklah umum dibanding bintang yang massanya lebih kecil. Bintang
bermassa besar memiliki kala hidup pendek, karena bahan bakar nuklir yang ada di
dalam dirinya akan terkonsumsi atau mengalami pembakaran dengan laju yang sangat
cepat sebelum kemudian mengakhiri hidupnya dalam ledakan supernova.

Kelangkaan ini berarti akan sulit untuk bisa mengamati bintang raksasa langka
tersebut, namun karakteristik benda-benda langka ini penting untuk pemahaman
kimiawi dan dinamika evolusi galaksi.

Mekanisme Pembentuk Bintang Masif


Apa yang jadi mekanisme pemicu terbentuknya bintang masif memang masih terus
diperdebatkan. Dan untuk bisa mendeteksi obyek masif seperti itu di tahap awal
evolusinya merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Bagaimana tidak, cikal bakal
bintang tersebut masih berada di dalam kepompong debu yang tersembunyi dari
pandangan. Debu tersebut menyerap cahaya dan memancarkannya kembali pada
panjang gelombang inframerah. Karena itu Herschel bisa melihat proses kelahiran
bintang masif tersebut.

Salah satu teori menyebutkan bintang masif terbentuk pada area HII yang merupakan
gelembung gas hidrogen panas yang sudah terionisasi oleh pancaran radiasi yang
sangat kuat dari bintang masif generasi sebelumnya yang sudah terbentuk. Perbedaan
temperatur antara bagian interior (sampai dengan 10 000 K) dan materi di sekitar
(lebih dingin dari 100 K) menyebabkan gelembung tersebut mengembang sampai
mencapai kecepatan supersonik. Gelembung yang mengembang tersebut menyapu
lapisan materi netral disekitarnya yang kemudian terpecah-pecah menjadi benih (cikal
bakal) berkerapatan tinggi dari generasi baru bintang bermassa besar.
Model "collect & collapse", skenario pembentukan bintang generasi baru yang dipicu
bintang masif generasi sebelumnya. Kredit : Deharveng & Zavagno, LAM, France

Data dari Herschel


Dalam pengamatannya, Herschel menargetkan area HII dalam hal ini RCW 120 dan
N49 yang diperkirakan bisa memberikan bukti yang mendukung teori pembentukan
bintang masif tadi. Dan herschel memang berhasil melihat dan memotret bintang
masif yang masih sangat muda di perbatasan kedua area. Kedua obyek yang baru saja
memulai kehidupan tak kurang dari beberapa puluh ribu tahun baru memang belum
pernah teramati sebelumnya. Inilah kali pertama bagi para astronom untuk melihat
apa yang menjadi pemicu dari terbentuknya bintang masif.

Menurut Annie Zavagno dari Laboratoire d’Astrophysique de Marseille, “Kerapatan


materi yang sangat tinggi di sekeliling gelembung dan gerak yang intens karena angin
bintanglah yang bertanggung jawab atas proses terbentuknya bintang. Dan yang
kemudian memicu munculnya populasi baru bintang yang lebih masif
disekelilingnya.”

Data yang dibawa Herschel tak hanya membuat para astronom mengetahui
keberadaan bintang muda yang sebelumnya tak terdeksi. Para astronom juga berhasil
melakukan karakterisasi dari ciri-ciri fisik bayi bintang tersebut.

Protobintang dengan massa 8 – 10 massa Matahari tersebut memang jauh lebih masif
dari Matahari dan dalam penglihatan Herschel, obyek ini dikelilingi oleh selubung
besar yang massanya 2000 massa Matahari. Dan ia akan terus bertumbuh menjadi
lebih masif sampai menjadi bintang yang seutuhnya. ?

Referensi : ESA

Anda mungkin juga menyukai