Pendahuluan
Hadi>th sebagai sumber syari’at Isla>m yang kedua, 1merupakan rekaman dari
segala kondisi Rosulullah Saw mulai sejak masa bi’thah sampai wafatnya. Kondisi
beliau merupakan salah satu referensi bagi umat Isla>m sebagai modal dalam
menjalani hidup, karena beliau adalah nabi sekaligus rosul yang dibimbing langsung
oleh wahyu dalam segala gerak geriknya, sebagai contoh tauladan bagi seluruh umat
manusia.2
Memperbincangkan masalah seputar hadith, tidak bisa dilepaskan dari sosok
kepribadian Nabi Muhammad Saw, karena semua yang lahir dari kepribadiannya
secara langsung merupakan sumber ajaran Isla>m yang melengkapi terhadap al-
Qur’a>n, sehingga wajar ketika banyak dari kalangan peneliti dan intelektual baik
muslim maupun non-muslim yang berusaha mengkaji dan menelaah kepribadiannya.
Nabi Muhammad Saw sebagai seorang Nabi sekaligus Rosulullah, adalah
merupakan manusia biasa, tetapi ia diciptakan oleh Alla>h sebagai contoh bagi
seluruh umat manusia yang beriman kepada Alla>h dan kepadanya3. Setiap perkataan,
prilaku, dan pernyataannya secara tidak langsung mengandung pendidikan dan
pengajaran serta contoh yang harus diikuti dan diperaktekkan dalam berbagai kondisi.
Eksistensi dan peran beliau memberikan manfaat luar biasa bagi umat Isla>m di
dunia, baik ketika beliau diposisikan sebagai Rosulullah, sebagai pimpinan Negara
atau kepala Negara, hakim, dan manusia biasa.
Sebagai manusia biasa, Nabi Muhammad Saw tidak akan lepas dari salah dan
dosa, tetapi beliau telah dijaga oleh Alla>h (ma’shum). Hal demikianlah yang
membedakan beliau dengan manusia lainnya. Beliau memiliki keistimewaan-
keistimewaan yang labih dari manusia lain(khus}us}iyat) yang khusus bagi dirinya.
Beliau juga berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat sekitarnya, namun
1
“ Aku tinggalkan dua puasaka untuk kamu sekalian yang kamu tidak akan tersesat selamanya
selagi berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Alla>h(al-Qur’a>n) dan Sunnah Nabi-Nya”,
Malik bin Anas, al Muawattha’, vol 5 (Mesir: Muassasah Zayd bin Sultan Ali Nahya, 1425-2004),
1323
2
“ Dan dia tidak mengatakan sesuatupun dari hawa nafsu melainkan ia adalah wayu yang telah
diwahyukan kepadanya”(QS: al- Najm (53): 3
3
“ Demi sungguh telah ada bagumu sekalian di dalam kepribadian rosulullah contoh tauladan yang
baik bagi orang yang mengharap perjumpaan dengan Alla>h, dan hari kiamat, serta bagi orang
yang menyebut Alla>h dengan banyak” (QS: al Ahza>b (33): 21
1
beliau tidak sampai melakukan hal-hal yang dilarang oleh Alla>h, 4 sehingga salah
satu sifat beliau adalah menyampaikan apa yang wajib disampaikan (amanah)
sebagaimana yang tejadi pada Nabi-Nabi lainnya.
Oleh karena itu, kepribadian baliau yang multi pattern (multi contoh) perlu
untuk dijadikan pegangan dalam hidup. Ketika beliau sebagai rosul, beliau betul-betul
memberikan kabar gembira (bushro) dan peringatann (nadziro) kepada seluruh
umatnya, ketika beliau menjadi pemimpin negara, beliau memberikan contoh yang
baik yang bisa dijadikan pedoman bagi para pemimpin Negara, ketika beliau menjadi
penegak hukum (hakim), beliau memberikan keputusan hukum dengan adil dan patut
dicontoh oleh para penegak hukum, dan ketika beliau menposisikan sebagai manusia
biasa\, beliau juga bergaul, dan mengerjakan hal-hal yang dikerjakan manusia biasa,
seperti makan, minum, tidur, kawin, dan lain sebagainya, sebagai contoh bagi
manusia secara umum.
Dengan demikian, makalah ini barusaha mengkaji dan meneliti hadith di tengah
multi peran Nabi Saw, baik sebagai Rosul, kepala Negara atau pemimpin, penegak
hukum atau hakim, dan sebagai manusia biasa, dengan cara mengulas beberapa
haditsh-hadith beliau yang berkaitan dengan kondisi beliau dalam multi peran yang
beliau perankan selama beliau hidup untuk dijadikan standart berprilaku dalam posisi
dan kondisi bagaimanapun.
PEMBAHASAN
4
Al- Nawawi mengatakan bahwa “ Semua utusan Alla>h (rosulullah) secara dh}ahir dan bathin dari
segala yang dimakruhkan maupun yang diharamkan oleh Alla>h” Sheikh Ahmad Ibn al- Sayyid Abd
al Rahma>n, Al- Durr al- Fari>d fi aqa>id Ahl al- Tawhid, (Surabaya: Maktabah Mahkota, tt), 43
2
A. Definisi Hadith
Hadith secara etimologi adalah lawan dari kata-kata qadi>m (dahulu), yaitu
berarti baru. Sedangkan secara terminologi, hadith adalah segala sesuatu yang
dinisbatkan kepada Rosulullah Saw, baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan
(taqrir), atau sejenisnya. Pengertian ini memiliki empat unsur, berupa perkataan,
perbuatan, pernyataan, dan sejenisnya yang hanya disandarkan kepada Nabi Saw
bukan kepada yang lain, baik sahabat maupun tabi’ien.5
Menurut para ahli hadith, bahwa yang dikatakan hadith adalah segala ucapan
Nabi Saw, perbuataanya, dan segala keadaanya. Pengertian ini mencakup segala
kondisi yang melingkupi beliau di dalam hidupnya baik secara dhah}ir dan bathin.6
3
بأعلم من السائل قال فأخربين عن أمارهتا قال أن تلد األمة ربتها وأن ترى احلفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون
يف البنيان قال مث انطلق فلبثت مليا مث قال يل يا عمر أتدري من السائل قلت اهلل ورسوله أعلم قال فإنه جربيل أتاكم
يعلمكم دينكم
Menceritakan kepadaku Abu Umar Ibn Kh}atta>b, dia mengatakan bahwa
ketika kami berada di dekat Rosulullah Saw pada suatu hari, tiba-tiba datanglah
seorang laki-laki yang berbaju sangat putih, rambutnya hitam legam, dan tidak
diketahui arahnya dari mana dia, serta tak seorangpun di antara kami
mengenalnya, kamudian duduk di dekat Nabi dan menyandarkan dua lututnya
kepada dua lutut Nabi Saw, kemudian ia meletakkan kedua tangannya di atas
kedua paha Nabi, kemudian dia berkata “ wahai Muhammad ! ceritakan
kepadaku tentang Isla>m ?”, maka Nabi Saw menjawab “ hendaknya kemu
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alla>h dan sesungguhnya Muhammad adalah
utusan-Nya, hendaknya engkau melaksanakan sh}alat, membayar zakat,
berpuasa di bulan Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu
mampu ongkos perjalanannya. Kemudian dia berkata “ benar engkau”, Umar
berkata” kami heran kepadanya yang bertanya dan membenarkan jawabannya,
kemudian dia berkata “ certakanlah kepadaku tentang keimanan ? Nabi Saw
menjawab “ hendaknya engkau berimana kepada Alla>h, malaikat-malaikta-
Nya, para utusan-Nya, kitab-kitab-Nya, dan Hari Kiamat, dan engkau beriman
kepada takdir Alla>h baik dan jeleknya.” Kemudian dia berkata “ engkau benar
“. Kemudian dia berkata” ceritakan kepadaku tentang Ihsan?”, Nabi Saw
Menjawab “hendaknya engkau menyembah Alla>h seakan-akan kamu melihat-
Nya, dan jika tidak, maka Dia akan melihatmu. Kemudian dia berkata “ceritakan
kepadaku tentang Hari kiamat?”, Nabi Saw menjawab “tidakkah yang bertanya
lebih mengetahui dari pada yang ditanya?” kemudian dia berkata “ ceritakan
tentang tanda-tanda kiamat ?”, Nabi Saw menjawab “ yaitu pada waktu budak
melahirkan majikannya, dan engkau melihat para pengembala kambing yang
tampa alas kaki mempertinggi bangunan-bangunan. Umar berkata “ kemudian
dia pergi, dan aku diam penasaran, maka kemudian bersabda kepadaku “ wahai
Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi ?”, kemudian aku menjawabnya
“ Alla>h dan Rosul-Nya yang lebih tahu”, kemudian Nabi saw bersabda “ telah
datang kepadamu Jibril seraya mengajarkan agamamu kepada kamu sekalian”. 8
Hadith itu menjelaskan tentang Iman, Isla>m, dan Ihsan sebagai trilogi ajaran
Rosulullah Saw sebagai Nabi dan Rosul kapada semua umatnya, untuk diikuti dan
ditaa’ati, karena tiga komponen tersebut merupakan inti dari ajaran Nabi Muhammad
Saw sebagai rosulullah.
b. Cara bershalat yaitu menghadap kiblat pada waktu s}alat sunnat dalam
kendaraan yang sedang berjalan. Seperti yang dijelaskan di dalam
haditsnya :
8
Imam Muslim, Sh}ahih Muslim, Jilid I, (Surabaya: al- Hidayah, tt), 86, dan juga lihat di Al Bukha>ri
al Ju’fi, Muhammad Ibn Isma>’il Ibn al Mughi>rah Abu Abdillah, al- Ja>mi’ al S}ahi>h al
Mukhtasa}>r, Vol 16 (al Yama>mah- Bairu>t: Dar Ibn Kathi>r, cet. 3, 1407-1987), 12
4
حدثنا حممد بن املثىن قال حدثنا عبد الوهاب قال حدثنا أيوب عن أيب قالبة قال حدثنا مالك أتينا إىل النيب صلى اهلل
عليه وسلم وحنن شببة متقاربون فأقمنا عنده عشرين يوما وليلة وكان رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم رحيما رفيقا
فلم ا ظن أنا قد اشتهينا أهلن ا أو قد اش تقنا س ألنا عمن تركنا بع دنا فأخربن اه قال ارجع وا إىل أهليكم فأقيموا فيهم
وعلموهم ومروهم وذكر أشياء أحفظها أو ال أحفظها وصلوا كما رأيتموني أصلي فإذا حضرت الصالة فليؤذن
لكم أحدكم وليؤمكم أكربكم
Menceritakan kepadaku Muhammad Ibn al Muthanna>, dia berkata Abdu al
Wahhab menceritakan kepada kami, dia berkata Ayyub menceritakan kepada
kami dari Abi Qila>bah dia berkata menceritakan kepadaku Malik, bahwa kami
mendatangi Rosulullah Saw dan kami adalah teman dekat, maka kami tinggal
bersama beliau selama dua puluh hari dan malam, Rosulullah adalah sangat
menyayangi, menemani, ketika beliau mengira bahwa kami telah merindukan
keluarga kami maka beliau menanyakan kepada kami tentang orang-orang yang
kami tinggalkan di belakang, kemudian kami menceritaknnya kepada beliau,
maka beliau bersabda “ pulanglah kamu sekalian kepada keluargamu, tinggallah
bersama mereka, ajari mereka, perintahlah mereka, dan beliau menyebutkan apa
yang telah aku hafalkan atau yang balum aku hafalkan, dan bersabda “ shalatlah
sebagaimana kamu sekalian melihat aku bershalat, dan apa bila tiba waktu shalat
maka salah satu di antara kamu sekalian adzanlah dan jadilah imam orang paling
tuanya kamu sekalian.9
9
Muhammad Ibn Ismai>l Ibn Ibra>hi>m Ibn al Mughi>rah al Bukh}a>ri, S}ahih Bukh}ari, Jilid III,
((al Yama>mah- Bairu>t: Dar Ibn Kathi>r, tt), 7
10
Khadim al – Haramain ( Raja Fahd Ibn Abd Aziz al Saud), Al-Qur’a>n dan Terjemahnya,
(Madinah: Thiba’ah al mushaf al- Syari>f, tt), 16
11
QS: al- Nisa’ (4): 103
5
حدثين إبراهيم بن حممد بن عرعرة السامي حدثنا حرمي بن عمارة حدثنا شعبة عن علقمة بن مرثد عن سليمان بن
بريدة عن أبيه أن رجال أتى النيب صلى اهلل عليه وسلم فسأله عن مواقيت الصالة فقال اشهد معنا الصالة فأمر بالال
ف أذن بغلس فص لى الص بح حني طل ع الفج ر مث أم ره ب الظهر حني زالت الش مس عن بطن الس ماء مث أم ره بالعص ر
والشمس مرتفعة مث أمره باملغرب حني وجبت الشمس مث أمره بالعشاء حني وقع الشفق مث أمره الغد فنور بالصبح مث
أمره بالظهر فأبرد مث أمره بالعصر والشمس بيضاء نقية مل ختالطها صفرة مث أمره باملغرب قبل أن يقع الشفق مث أمره
.”بالعشاء عند ذهاب ثلث الليل أو بعضه شك حرمي فلما أصبح قال أين السائل ما بني ما رأيت وقت
Menceritakan kepadaku Ibra>him Ibn Muhammad Ibn Ar’arah al Sami>,
menceritakan kepada kami Harami Ibn ‘Ima>rah, menceritakan kepada kami
Shu’bah dari ‘Alqamah Ibn Marthad dari Sulaiman Ibn Buraidah dari Bapaknya,
bahwa datanglah seorang lelaki kepada Nabi Saw menyakan tentyang waktu-
waktu shalat, maka Nabi menjawab “ datanglah kalian bersama kami untuk
bers}alat”, lalu beliau memerintahkan Bilal untuk adzan lalu dia
mengumandangkan adza>n pada saat gelap di akhir malam, kemudian Nabi
s}alat s}ubuh ketika terbit fajar, kemudian beliau memerintahkan Bilal (adzan)
Z}uhur ketika matahari condong dari tengah langit, kemudian beliau
memerintahkan Bilal (adzan) ‘As}ar ketika matahari masih tinggi, kemudian
beliau memerintahkan Bilal (adzan) Maghrib ketika matahari tenggelam,
kemudian beliau memerintahkan Bilal (adzan) ‘Isha’ ketika mega yang merah
tenggelam, kemudian beliau memerintahkan Bilal (adzan) di dari keesokannya,
lalu beliau s}alat s}ubuh ketika pagi sudah terang, kemudian Nabi menyuruh
Bilal (adzan) Z}uhur lalu Nabi menunggu saat agak dingin, kemudian beliau
memerintahkan Bilal (adzan) ‘As}ar ketika matahari memutih bersih tiada
bercampur dengan warna kuning, kemudian beliau memerintahkan Bilal (adzan)
Maghrib sebelum mega tenggelam, kemudian beliau memerintahkan Bilal
(adzan) ‘Isha’ ketika lepas sepertiga malam atau sebagaiannya, Harami ragu-
lalu ketika waktu pagi tiba, beliau bertanya “ di mana si penanya? Masa di
antara waktu yang telah engkau lihat adalah waktu (s}alat). 12
6
Menceritakan kepada kami Qutaibah Ibn Sa’i>d, menceritaka kepada kami
Isma’i>l Ibn Ja’far, dari Abi Suhail dari Ayahnya dari Thalhah Ibn Ubaidilla>h
bahwa ada seorang a’rabi datang kepada Rosulullah Saw berambut kriting,
kemudian berkata “ wahai rosulullah ceritakan kepadaku s}alat apa yang
diwajibkan oleh Alla>h kepadaku, beliau menjawab yaitu s}alat lima waktu
kecuali kamu menambah dengan sunnah, kemudian dia bertanya “ ceritakan
kepadaku puasa apa yang diwajibkan kepadaku, beliau menjawab yaitu puasa di
bulan Ramadh}n kecuali kamu menambah dengan puasa sunnah, kemudian dia
bertanya “ ceritakan kepadaku zakat apa yang diwajibkan oleh Alla>h kepadaku,
maka rosulullah menceritakan kepadanya shari’at-shari’at Isla>m. kemudian dia
berkata “ demi Dzat yang memulyakanmu, aku tidak menambah sunnah dalam
apapun dan aku tidak mengurangi apa yang diwajibkan oleh Alla>h sedikitpun,
kemudian rosulullah Saw bersabda “ laki-laki itu beruntung jika jujur atau
masuk surga jika jujur.14
حدثنا علي بن أمحد بن عبدان أخربنا سليمان بن أمحد بن أيوب حدثنا علي بن عبد العزيز حدثنا أبو نعيم قال وحدثنا حفص
" حدثنا قبيصة قال وحدثنا يوسف القاضي ومعاذ بن املثىن قاال حدثنا إبن كثري قالوا حدثنا سفيان عن أيب الزبري عن جابر قال
أف اض رس ول اهلل صلى اهلل علي ه وسلم وعلي ه الس كينة وأمرهم بالس كينة وأوض ع ىف وادي حمس ر وأمرهم ان يرم وا اجلم ار مثل
"حصى احلذف وقال " خذوا عني مناسككم لعلي ال أراكم بعد عامي هذا
Menceritakan kepada kami Ali Ibn Ahmad Ibn Abda>na, menceritakan kepada
kami Sulaiman Ibn Ahmad Ibn Ayyub, menceritakan kepada kami Ali Ibn Abd
al Azi>z, menceritakan kepada kami Abu Nu’aim dia berkata “ dan
menceritakan Hafs}, menceritakan kepada kami Qabis}ah, dia berkata “
menceritkan kepada kami Yusuf al Qa>di> dan Mu’adh} Ibn Muthanna>
keduanya berkata “ menceritakan kepada kami Ibn Kathi>r, mereka mengatakan
“menceritakan kepada kami Sufya>n dari Abi al- Zubir dari Ja>bi>r, dia
mengakatakan “Rosulullah Saw meninggalkan lokasi dengan tenang, dan beliau
memerintahkan kepada kaum muslim dan menuruni Wa>di Muhassir, dan
beliau memerintahkan kepada mereka agar melempar jamrah dengan seukuran
krikil ketepil. Beliau bersabda “Ambillah dari aku tentang tata cara ibadah haji
kalian, barangkali aku tidak melihat kalian lagi setelah tahun ini”.16
14
Muhammad Ibn Ismai>l Ibn Ibra>hi>m Ibn al Mughi>rah al Bukh}a>ri, S}ahih Bukh}ari, Jilid VI,
453
15
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Alla>h, yaitu bagi orang-orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitulla>h” (QS: al Imra>n: (3): 97
16
Abu Bakar Ahmad Ibn al- Husain Ibn Ali, al- Sunan al- Kubra>, Vol 2, ( Haidar Abad Hindia:
Mali>s Da>’irah al- Ma’a>rif al- Niz{}amiyah, cet, 1, 1344), 362
7
f. Keistimewaan-Keistimewaan Khusus Bagi Nabi Saw
8
tergantung. Ibn Abbas berkata “ beliau menyempurnakan wudlu’nya dan
menghemat air dan mempersedikit, kemudian Ibn Abbas berkata “ aku
kemudian bangun dan melakukan seperti apa yang dilakukan oleh nabi Saw,
kemudian aku mendatanginya dan berdiri di samping kirinya, maka belaiu
membelakangiku dan menjadikan aku ada di samping kanannya bers}alat,
kemudian beliau berbaring dan terus tidur sampai mendengkur, kemudian Bilal
mendatanginya dan langsung adzan untuk bers}alat, maka keluarlah beliau
langsung melaksanakan s}alat s}ubuh tanpa berwudlu’. Sufyan berkata “
keistimewaan ini hanya khusus milik Nabi Saw, karena terdapat informasi yang
kami dengar bahwa Nabi Saw tidur hanya kedua matanya, tetapi tidak
hatinya.>18
a. Keadilan
حدثنا حممد بن املثىن وحممد بن بشار قاال حدثنا حممد بن جعفر حدثنا شعبة عن مساك بن حرب عن علقمة بن وائل
احلضرمي عن أبيه قال سأل سلمة بن يزيد اجلعفي رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم فقال يا نيب اهلل أرأيت إن قامت
علينا أمراء يسألونا حقهم ومينعونا حقنا فما تأمرنا فأعرض عنه مث سأله فأعرض عنه مث سأله يف الثانية أو يف الثالثة
فجذبه األشعث بن قيس وقال اسمعوا وأطيعوا فإنما عليهم ما حملوا وعليكم ما حملتم
menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Muthanna dan Muhammad Ibn
Bassha>rin keduanya berkata “menceritakan kepadaku Muhammad Ibn Ja’far,
menceritakan kepadaku Shu’bah dari Sima>k Ibn Harb dari ‘Alqamah Ibn
Wa>’il al- Hadrami> dari Ayahnya, dia berkata “ bahwa Ssalamah Ibn Yazi>d
al Ju’fi bertanya kepada Rosulullah Saw seraya berkata “ wahai Nabi Allah
tidakkah kamu melihat bagaimana jika terdapat beberapa penguasa memimpin
kami ,mereka menuntut hak mereka dan menahan hak-hak kami, maka apa
yang kamu printahkan kepada kami?”, Nabi kemudian berpaling darinya
(Salamah), kemudian dia bertanya lagi, Nabi berpaling lagi, kemudian dia
bertanya yang kedua kalinya atau ketiga kalinya, maka Salamah ditarik oleh
Ash’ash Ibn Qais, kemudian Nabi bersabda “ Dengarkanlah kamu sekalian dan
tunduklah kamu sekalian, bahwa mereka (para penguasa)
memiliki hak-hak yang wajib kamu sekalian penuhi, dan kamu sekalian
memiliki hak yang wajib mereka (penguasa) penuhi atas kamu sekalian”.19
18
Abu al Hasan Muslim Ibn al Hajjaj Ibn Muslim, al Ja>mi al s}ahi>h, vol IV, 155
19
Ibid, Vol 4, 349
9
Di dalam hadith ini, Nabi Saw sebagai seorang pemimpin menerapkan prinsip-
prinsip keadilan dan kesamaan hak, tanpa membeda-bedakan etnis, ras, dan suku,
serta yang lainnya. Karena setiap pemimpin dan rakyat memiliki hak dan tanggung
jawab yang sama yang akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah di Akh}ira>t
kelak. Nabi mengakomodasi seluruh kepentingan. Semua rakyat mendapat hak yang
sama dalam politik. Mereka tidak dibedakan berdasarkan suku, kelompok etnis, atau
agama. Seluruh lapisan masyarakat duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Ideologi
sukuisme dan nepotisme tidak dikenal Nabi. Sementara itu, dalam aspek ekonomi,
Nabi mengaplikasikan ajaran egalitarianisme. Yakni, pemerataan saham-saham
ekonomi kepada seluruh masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat mempunyai hak
yang sama untuk berusaha dan berbisnis.20
20
http://www.korantempo.com/koran/29/03/10/Opini/krn.20090310.159103.id.html
21
Muhammad Ibn Ismai>l Ibn Ibra>hi>m Ibn al Mughi>rah al Bukh}a>ri, S}ahih Bukh}ari, Jilid IV,
195
10
حدثنا عبد اهلل بن أيب األسود حدثنا معتمر عن أبيه قال مسعت أنس بن مالك رضي اهلل عنه يقول "كان الرجل
جيعل للنيب صلى اهلل عليه وسلم النخالت حىت إفتتح قريظة والنضري فكان بعد ذالك يرد عليهم
Menceritakan kepada kami Abdullah Ibn Abi al Aswad, menceritakan kepada
kami Mu’tamir dari Ayahnya, ia berkata “ aku telah mendengar Anas Ibn
Malik ra, berkata “ada seorang laki-laki menghadiahkan beberapa pohon
kurma kepada Nabi Saw hingga beliau mengalahkan Bani Quraiz}ah dan
Nad}i>r, kemudian setelah itu beliau mengembalikan kepada mereka
(Quraiz}ah dan Nad}i>r).22
22
Ali Ibn Umar Ibn Ahmad Abu al- Hasan al- Da>ruqutni al- Baghda>di, Sunan al- Da>ruqutni, Vol
4, (Beyrut : Dar al Ma’rifah, 1386-1966), 479
23
Sulaiman Ibn Ash’ath Abu Daud al- Sijistani al- Azdi, Sunan Abu Dawud, vol 10, (Da>r al- Fikr, tt),
435
11
زيد حب رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم فكلمه أسامة فقال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم " إمنا هلك اللذين من
قبلكم أهنم ك انوا اذا س رق فيهم الش ريف ترك وه واذا س رق فيهم الض عيف أق اموا علي ه احلد وأيم اهلل ل و س رقت
." فاطمة بنت محمد لقطعت يدها
Memberitakan kepada kami Muhammad Ibn Jabalah, ia berkata, menceritakan
kepada kami Muhammad Ibn Mu>sa> Ibn A’yan ia berkata, menceritakan
kepada kami Ayahku dari Isha>q Ibn Rashi>d dari al- Zuhri> dari ‘Urwah dari
‘Aishah, sesungguhnya kabilah Quraish prihatin sebab ulah perempuan
Makhzumiya yang melakukan pencurian. Mereka berkata “ siapa yang berani
menghaturkan perempuan itu (kepada Rosulullah) ?, mereka menjawab “ tiada
yang berani menghaturkan ke sana kecuali Usamah kekasih Rosulullah Saw,
lalu Usamah menghaturkan kepada Rosulullah Saw, kemudian belaiu bersabda
“ Kehancuran orang-orang sebelum kamu sekalian karena di kalangan mereja
ada orang yang mulya kedudukannya mencuri, mereka membiarkannya, dan
ketika orang lemah di antara mereka mencuri, mereka tegakkan hukuman.
Demi Alla>h, kalau saja Fatimah putri Muhammad mencuri niscaya akan aku
potong tangannya”.24
Jadi, apa yang dilakukan Nabi Saw di dalam hadith tersebut ketika
memutuskan suatu persoalan adalah merupakan penjelasan dari apa yang
diajarkan oleh Alla>h di dalam al-Qur’a>n bagi seluruh umat manusia,
khususnya umat Isla>m berupa keadilan dalam memutuskan hukum, seperti
yang dijelaskan di dalam QS: al- Nisa>’(4): 58 :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.25
24
Abu al Hasan Muslim Ibn al Hajjaj Ibn Muslim, al Ja>mi al s}ahi>h, Vol 2, 332. Lihat juga S}ahih
Bukh}a>ri, 24/ 426, Sunan al- Da>rimi, 7/186, Musnad Ahmad, 2/5
25
Khadim al – Haramain ( Raja Fahd Ibn Abd Aziz al Saud), Al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 128
12
حدثنا سعيد بن أيب مرمي أخربنا حممد بن جعفر أخربنا محيد بن أيب محيد الطويل أنه مسع أنس بن مالك رضي اهلل
عنه يقول جاء ثالثة رهط إىل بيوت أزواج النيب صلى اهلل عليه وسلم يسألون عن عبادة النيب صلى اهلل عليه وسلم
فلما أخربوا كأهنم تقالوها فقالوا وأين حنن من النيب صلى اهلل عليه وسلم قد غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر قال
أحدهم أما أنا فإين أصلي الليل أبدا وقال آخر أنا أصوم الدهر وال أفطر وقال آخر أنا أعتزل النساء فال أتزوج أبدا
فجاء رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم إليهم فقال أنتم الذين قلتم كذا وكذا أما واهلل إني ألخشاكم هلل وأتقاكم له
لكني أصوم وأفطر وأصلي وأرقد وأتزوج النساء فمن رغب عن سنتي فليس مني
Kemudian ketika Nabi Saw wafat, beliau masih terikat akad gadai. Hal ini bisa
dilihat dari hadith yang diriwayatkan oleh Sitti ‘Aishah istri beliau:
ح دثنا حمم د بن كث ري أخربن ا س فيان عن األعمش عن إب راهيم عن األس ود عن عائش ة رض ي اهلل عنه ا ق الت ت ويف
رس ول اهلل صلى اهلل علي ه وسلم ودرعه مرهونة عند يه ودي بثالثين ص اعا من شعير وقال يعلى حدثنا األعمش
درع من حديد وقال معلى حدثنا عبد الواحد حدثنا األعمش وقال رهنه درعا من حديد
26
Muhammad Ibn Ismai>l Ibn Ibra>hi>m Ibn al Mughi>rah al Bukh}a>ri, S}ahih Bukh}ari, Vol. 17,
84, Lihat juga Musnah Ahmad, Vol 28, 415
27
Ibid, Vol 10, 397
13
Sebagai sosok manusia biasa, prilaku-prilaku yang biasa dilakukan oleh manusia
yang lain juga dilakukan oleh Nabi Saw, dan sebagai sosok pribadi yang memiliki
karakteristik, tentu berbeda dengan yang lain dalam kondisi tertentu. Hal ini bisa
dilihat dari kebiasaan beliau tidur seperti yang dijelaskan di dalam hadithnya :
حدثنا عبد اهلل بن مسلمة عن مالك عن ابن شهاب عن عباد بن متيم عن عمه أنه رأى رسول اهلل صلى اهلل عليه
وعن ابن شهاب عن سعيد بن املسيب قال كان. وسلم مستلقيا في المسجد واضعا إحدى رجليه على األخرى
عمر وعثمان يفعالن ذلك
Menceritakan kepada kami Abdulla>h Ibn Maslamah dari Ma>lik dari Ibn
Shiha>b dari ‘Abba>d Ibn Tami>m dari pamannya, bahwa dia melihat
Rosulullah Saw dalam keadaan tidur terlentang di Masjid sambil meletakkan
salah satu kakinya di atas kakinya yang lain. Dan dari Ibn Shiha>b dari Sa’ied
Ibn Musayyab, dia berkata “ bahwa Umar dan Uthma>n melakukan hal itu”.28
Hadith tersebut menunjukkan tentang tata cara berbaring Nabi Saw dalam satu
kesempatan. Perbuatan seperti itu sepertinya dilakukan oleh Nabi Saw dalam
kapasitas beliau menjadi sosok pribadi. Akan tetapi, walaupun prilaku Nabi tersebut
menampakkan adanya beliau sebagai sosok pribadi, meniru prilaku mengandung
pahala. Pendapat ini ditegaskan oleh Ibn Ishaq dan kebanyakan para ahli hadith.29
Sedangkan pakaian kesukaan Nabi Saw adalah semacam jubbah, qami>s, dan
surban, hal ini terdapat di dalam salah satu hadithnya;
ح دثنا عم رو بن عاصم ح دثنا مهام عن قت ادة عن أنس ق ال قلت ل ه أي الثي اب ك ان أحب اىل الن يب ص لى اهلل علي ه
وسلم ان يلبسها قال الحبرة
Menceritakan kepada kami Amr Ibn ‘A>shi>m, menceritakan kepada kami
Hamma>m dari Qata>dah dari Anas, dia berkata “ aku mengatakan kepada
Qata>dah “pakaian apa yang lebih disukai oleh Nabi Saw ? dia menjawab “
Jubah berwarna hitam”.30
Di dalam hadith ini dijelaskan bahwa baju kesukaan Nabi Saw adalah jubah
hitam, tetapi bukan menjadi keputusan syari’at yang menjadi hukum yang harus
diikuti. Karena hal ini merupakan kebiasaan Nabi saw dalam setiap harinya dan
menjadi tradisi di Jazirah Arab sehingga bukan menjadi salah satu sunnah yang harus
diikuti oleh seluruh umat Isla>m di seluruh dunia.
28
Ibid. Vol 1, 180
29
Fathur Rahma>n, Ikhtis}ar Musthalah Hadith, (Bandung : PT. al- Ma’a>rif, 1991), 09
30
Muhammad Ibn Ismai>l Ibn Ibra>hi>m Ibn al Mughi>rah al Bukh}a>ri, S}ahih Bukh}ari, Vol. 4, 112
14
KESIMPULAN
Dari apa yang telah dijelaskan di depan dapat ditarik kesimpulan bahwa, secara
umum apapun yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw baik dalam hal
peribadatana, ketata negaraan, dan lainnya, merupakan contoh yang patut diteladani
dan diikuti oleh setiap umat islam, karena beliau diciptakan sebagai sosok manusia
biasa yang sengaja dijadikan suri tauladan oleh Allah kepada seluruh umat manusia
yang beriman kepadan-Nya dan kepada Rosul-Nya. Namun sebagai sosok manusia,
ada hal-hal yang tidak harus diikutinya dan bukan menjadi ketentuan shar’ie, karena
hal itu hanya berlaku khusus kepada beliau sebagai Nabi dan Rosulullah.
Dari semua contoh yang diperankan beliau, sekalipun sisi kemanusiaannya
(bashariyah) tetap melekat, patut untuk diteladani, karena kepribadian beliau
merupakan cerminan langsung dari al- Qur’a>n yang hidup sebagai kitab penuntun
umat sampai akhir kehidupan ini dan telah mendapatkan jaminan dari Allah (is}mah)
dari hal-hal yang tidak pantas, apalagi tercela dan dosa.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Malik bin Anas, al Muwattha’, vol 5, Mesir: Muassasah Zayd bin Sultan Ali
Nahya, 1425-2004.
2. Ibn al- Sayyid Abd al Rahma>n, Sheikh Ahmad, Al- Durr al- Fari>d fi
aqa>id Ahl al- Tawhid. Surabaya: Maktabah Mahkota, tt.
4. Ash Shiddieqy, M. Hashbi, Sejarah dan Pengantar Ilm Hadith. Jakarta: PT.
Bulan Bintang, 1993
5. Ismail, Syuhudi, Hadith Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual. Jakarta: PT.
Bulan Bintang, 1994.
8. Ibn Abd Aziz al Saud, Raja Fahd, Al-Qur’a>n dan Terjemahnya. Madinah:
Thiba’ah al mushaf al- Syari>f, tt.
9. Ibn al- Husain Ibn Ali, Abu Bakar Ahmad, al- Sunan al- Kubra>, Vol 2.
Haidar Abad Hindia: Mali>s Da>’irah al- Ma’a>rif al- Niz{}amiyah, cet,
1, 1344.
16
10. http://www.korantempo.com/koran/29/03/10/Opini/krn.20090310.159103.id.h
tml
11. Al- Da>ruqutni al- Baghda>di, Ali Ibn Umar Ibn Ahmad Abu al- Hasan,
Sunan al- Da>ruqutni, Vol 4. Beyrut : Dar al Ma’rifah, 1386-1966.
12. Al- Sijistani al- Azdi, Sulaiman Ibn Ash’ath Abu Daud, Sunan Abu Dawud,
vol 10, Da>r al- Fikr, tt.
13. Rahma>n, Fathur, Ikhtis}ar Musthalah Hadith. Bandung : PT. al- Ma’a>rif,
1991.
17