Anda di halaman 1dari 17

HADITH DI TENGAH MULTI PERAN NABI SAW

(Sebagai Rosul, Kepala Negara atau Hakim, dan Manusia biasa)

Pendahuluan

Hadi>th sebagai sumber syari’at Isla>m yang kedua, 1merupakan rekaman dari
segala kondisi Rosulullah Saw mulai sejak masa bi’thah sampai wafatnya. Kondisi
beliau merupakan salah satu referensi bagi umat Isla>m sebagai modal dalam
menjalani hidup, karena beliau adalah nabi sekaligus rosul yang dibimbing langsung
oleh wahyu dalam segala gerak geriknya, sebagai contoh tauladan bagi seluruh umat
manusia.2
Memperbincangkan masalah seputar hadith, tidak bisa dilepaskan dari sosok
kepribadian Nabi Muhammad Saw, karena semua yang lahir dari kepribadiannya
secara langsung merupakan sumber ajaran Isla>m yang melengkapi terhadap al-
Qur’a>n, sehingga wajar ketika banyak dari kalangan peneliti dan intelektual baik
muslim maupun non-muslim yang berusaha mengkaji dan menelaah kepribadiannya.
Nabi Muhammad Saw sebagai seorang Nabi sekaligus Rosulullah, adalah
merupakan manusia biasa, tetapi ia diciptakan oleh Alla>h sebagai contoh bagi
seluruh umat manusia yang beriman kepada Alla>h dan kepadanya3. Setiap perkataan,
prilaku, dan pernyataannya secara tidak langsung mengandung pendidikan dan
pengajaran serta contoh yang harus diikuti dan diperaktekkan dalam berbagai kondisi.
Eksistensi dan peran beliau memberikan manfaat luar biasa bagi umat Isla>m di
dunia, baik ketika beliau diposisikan sebagai Rosulullah, sebagai pimpinan Negara
atau kepala Negara, hakim, dan manusia biasa.
Sebagai manusia biasa, Nabi Muhammad Saw tidak akan lepas dari salah dan
dosa, tetapi beliau telah dijaga oleh Alla>h (ma’shum). Hal demikianlah yang
membedakan beliau dengan manusia lainnya. Beliau memiliki keistimewaan-
keistimewaan yang labih dari manusia lain(khus}us}iyat) yang khusus bagi dirinya.
Beliau juga berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat sekitarnya, namun
1
“ Aku tinggalkan dua puasaka untuk kamu sekalian yang kamu tidak akan tersesat selamanya
selagi berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Alla>h(al-Qur’a>n) dan Sunnah Nabi-Nya”,
Malik bin Anas, al Muawattha’, vol 5 (Mesir: Muassasah Zayd bin Sultan Ali Nahya, 1425-2004),
1323
2
“ Dan dia tidak mengatakan sesuatupun dari hawa nafsu melainkan ia adalah wayu yang telah
diwahyukan kepadanya”(QS: al- Najm (53): 3
3
“ Demi sungguh telah ada bagumu sekalian di dalam kepribadian rosulullah contoh tauladan yang
baik bagi orang yang mengharap perjumpaan dengan Alla>h, dan hari kiamat, serta bagi orang
yang menyebut Alla>h dengan banyak” (QS: al Ahza>b (33): 21

1
beliau tidak sampai melakukan hal-hal yang dilarang oleh Alla>h, 4 sehingga salah
satu sifat beliau adalah menyampaikan apa yang wajib disampaikan (amanah)
sebagaimana yang tejadi pada Nabi-Nabi lainnya.
Oleh karena itu, kepribadian baliau yang multi pattern (multi contoh) perlu
untuk dijadikan pegangan dalam hidup. Ketika beliau sebagai rosul, beliau betul-betul
memberikan kabar gembira (bushro) dan peringatann (nadziro) kepada seluruh
umatnya, ketika beliau menjadi pemimpin negara, beliau memberikan contoh yang
baik yang bisa dijadikan pedoman bagi para pemimpin Negara, ketika beliau menjadi
penegak hukum (hakim), beliau memberikan keputusan hukum dengan adil dan patut
dicontoh oleh para penegak hukum, dan ketika beliau menposisikan sebagai manusia
biasa\, beliau juga bergaul, dan mengerjakan hal-hal yang dikerjakan manusia biasa,
seperti makan, minum, tidur, kawin, dan lain sebagainya, sebagai contoh bagi
manusia secara umum.
Dengan demikian, makalah ini barusaha mengkaji dan meneliti hadith di tengah
multi peran Nabi Saw, baik sebagai Rosul, kepala Negara atau pemimpin, penegak
hukum atau hakim, dan sebagai manusia biasa, dengan cara mengulas beberapa
haditsh-hadith beliau yang berkaitan dengan kondisi beliau dalam multi peran yang
beliau perankan selama beliau hidup untuk dijadikan standart berprilaku dalam posisi
dan kondisi bagaimanapun.

PEMBAHASAN

4
Al- Nawawi mengatakan bahwa “ Semua utusan Alla>h (rosulullah) secara dh}ahir dan bathin dari
segala yang dimakruhkan maupun yang diharamkan oleh Alla>h” Sheikh Ahmad Ibn al- Sayyid Abd
al Rahma>n, Al- Durr al- Fari>d fi aqa>id Ahl al- Tawhid, (Surabaya: Maktabah Mahkota, tt), 43

2
A. Definisi Hadith
Hadith secara etimologi adalah lawan dari kata-kata qadi>m (dahulu), yaitu
berarti baru. Sedangkan secara terminologi, hadith adalah segala sesuatu yang
dinisbatkan kepada Rosulullah Saw, baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan
(taqrir), atau sejenisnya. Pengertian ini memiliki empat unsur, berupa perkataan,
perbuatan, pernyataan, dan sejenisnya yang hanya disandarkan kepada Nabi Saw
bukan kepada yang lain, baik sahabat maupun tabi’ien.5
Menurut para ahli hadith, bahwa yang dikatakan hadith adalah segala ucapan
Nabi Saw, perbuataanya, dan segala keadaanya. Pengertian ini mencakup segala
kondisi yang melingkupi beliau di dalam hidupnya baik secara dhah}ir dan bathin.6

B. Keberadaan Hadith Di tengah Peran Ganda Nabi Saw

1. Sebagai Nabi dan Rosulullah


Muhammad sebagai Nabi dan Rosul mengajarkan pengabdian(ibadah)
Kepada selauruh umat manusia yang beriman kepada Alla>h dan percaya
kepadanya. Sebagian ulama’ menyatakan, bahwa contoh-contoh hadith
Nabi dalam posisi sebagai Rosulullah adalah sebagai penjelasan Nabi
tentang kandungan al-Qur’a>n, berbagai macam bentuk pelaksanaan
ibadah, penetapan hukum shari’at, tentang halal dan haramnya7. Di antara
contoh- contoh itu adalah:
a. Tentang Iman, Isla>m, dan Ihsan, sebagaimana yang dijelaskan di
dalam hadithnya;
‫حدثين أيب عمر بن اخلطاب قال بينما حنن عند رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم ذات يوم إذ طلع علينا رجل شديد‬
‫بياض الثياب شديد سواد الشعر ال يرى عليه أثر السفر وال يعرفه منا أحد حىت جلس إىل النيب صلى اهلل عليه وسلم‬
‫فأسند ركبتيه إىل ركبتيه ووضع كفيه على فخذيه وقال يا حممد أخربين عن اإلسالم فقال رسول اهلل صلى اهلل عليه‬
‫وس لم اإلس الم أن تش هد أن ال إل ه إال اهلل وأن حمم دا رس ول اهلل ص لى اهلل علي ه وس لم وتقيم الص الة وت ؤيت الزك اة‬
‫وتصوم رمض ان وحتج ال بيت إن استطعت إليه سبيال قال صدقت ق ال فعجبنا له يسأله ويصدقه قال فأخربين عن‬
‫اإليمان قال أن تؤمن باهلل ومالئكته وكتبه ورسله واليوم اآلخر وتؤمن بالقدر خريه وشره قال صدقت قال فأخربين‬
‫عن اإلحسان قال أن تعبد اهلل كأنك تراه فإن مل تكن تراه فإنه يراك قال فأخربين عن الساعة قال ما املسئول عنها‬
5
Munzier Supatra, Ilmu Hadith, (Jakarta: PT. Grafindo Utama, 2008), 2
6
M. Hashbi ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilm Hadith, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1993), 22
7
Syuhudi Ismail, Hadith Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1994), 33

3
‫بأعلم من السائل قال فأخربين عن أمارهتا قال أن تلد األمة ربتها وأن ترى احلفاة العراة العالة رعاء الشاء يتطاولون‬
‫يف البنيان قال مث انطلق فلبثت مليا مث قال يل يا عمر أتدري من السائل قلت اهلل ورسوله أعلم قال فإنه جربيل أتاكم‬
‫يعلمكم دينكم‬
Menceritakan kepadaku Abu Umar Ibn Kh}atta>b, dia mengatakan bahwa
ketika kami berada di dekat Rosulullah Saw pada suatu hari, tiba-tiba datanglah
seorang laki-laki yang berbaju sangat putih, rambutnya hitam legam, dan tidak
diketahui arahnya dari mana dia, serta tak seorangpun di antara kami
mengenalnya, kamudian duduk di dekat Nabi dan menyandarkan dua lututnya
kepada dua lutut Nabi Saw, kemudian ia meletakkan kedua tangannya di atas
kedua paha Nabi, kemudian dia berkata “ wahai Muhammad ! ceritakan
kepadaku tentang Isla>m ?”, maka Nabi Saw menjawab “ hendaknya kemu
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alla>h dan sesungguhnya Muhammad adalah
utusan-Nya, hendaknya engkau melaksanakan sh}alat, membayar zakat,
berpuasa di bulan Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu
mampu ongkos perjalanannya. Kemudian dia berkata “ benar engkau”, Umar
berkata” kami heran kepadanya yang bertanya dan membenarkan jawabannya,
kemudian dia berkata “ certakanlah kepadaku tentang keimanan ? Nabi Saw
menjawab “ hendaknya engkau berimana kepada Alla>h, malaikat-malaikta-
Nya, para utusan-Nya, kitab-kitab-Nya, dan Hari Kiamat, dan engkau beriman
kepada takdir Alla>h baik dan jeleknya.” Kemudian dia berkata “ engkau benar
“. Kemudian dia berkata” ceritakan kepadaku tentang Ihsan?”, Nabi Saw
Menjawab “hendaknya engkau menyembah Alla>h seakan-akan kamu melihat-
Nya, dan jika tidak, maka Dia akan melihatmu. Kemudian dia berkata “ceritakan
kepadaku tentang Hari kiamat?”, Nabi Saw menjawab “tidakkah yang bertanya
lebih mengetahui dari pada yang ditanya?” kemudian dia berkata “ ceritakan
tentang tanda-tanda kiamat ?”, Nabi Saw menjawab “ yaitu pada waktu budak
melahirkan majikannya, dan engkau melihat para pengembala kambing yang
tampa alas kaki mempertinggi bangunan-bangunan. Umar berkata “ kemudian
dia pergi, dan aku diam penasaran, maka kemudian bersabda kepadaku “ wahai
Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi ?”, kemudian aku menjawabnya
“ Alla>h dan Rosul-Nya yang lebih tahu”, kemudian Nabi saw bersabda “ telah
datang kepadamu Jibril seraya mengajarkan agamamu kepada kamu sekalian”. 8

Hadith itu menjelaskan tentang Iman, Isla>m, dan Ihsan sebagai trilogi ajaran
Rosulullah Saw sebagai Nabi dan Rosul kapada semua umatnya, untuk diikuti dan
ditaa’ati, karena tiga komponen tersebut merupakan inti dari ajaran Nabi Muhammad
Saw sebagai rosulullah.

b. Cara bershalat yaitu menghadap kiblat pada waktu s}alat sunnat dalam
kendaraan yang sedang berjalan. Seperti yang dijelaskan di dalam
haditsnya :

8
Imam Muslim, Sh}ahih Muslim, Jilid I, (Surabaya: al- Hidayah, tt), 86, dan juga lihat di Al Bukha>ri
al Ju’fi, Muhammad Ibn Isma>’il Ibn al Mughi>rah Abu Abdillah, al- Ja>mi’ al S}ahi>h al
Mukhtasa}>r, Vol 16 (al Yama>mah- Bairu>t: Dar Ibn Kathi>r, cet. 3, 1407-1987), 12

4
‫حدثنا حممد بن املثىن قال حدثنا عبد الوهاب قال حدثنا أيوب عن أيب قالبة قال حدثنا مالك أتينا إىل النيب صلى اهلل‬
‫عليه وسلم وحنن شببة متقاربون فأقمنا عنده عشرين يوما وليلة وكان رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم رحيما رفيقا‬
‫فلم ا ظن أنا قد اشتهينا أهلن ا أو قد اش تقنا س ألنا عمن تركنا بع دنا فأخربن اه قال ارجع وا إىل أهليكم فأقيموا فيهم‬
‫وعلموهم ومروهم وذكر أشياء أحفظها أو ال أحفظها وصلوا كما رأيتموني أصلي فإذا حضرت الصالة فليؤذن‬
‫لكم أحدكم وليؤمكم أكربكم‬
Menceritakan kepadaku Muhammad Ibn al Muthanna>, dia berkata Abdu al
Wahhab menceritakan kepada kami, dia berkata Ayyub menceritakan kepada
kami dari Abi Qila>bah dia berkata menceritakan kepadaku Malik, bahwa kami
mendatangi Rosulullah Saw dan kami adalah teman dekat, maka kami tinggal
bersama beliau selama dua puluh hari dan malam, Rosulullah adalah sangat
menyayangi, menemani, ketika beliau mengira bahwa kami telah merindukan
keluarga kami maka beliau menanyakan kepada kami tentang orang-orang yang
kami tinggalkan di belakang, kemudian kami menceritaknnya kepada beliau,
maka beliau bersabda “ pulanglah kamu sekalian kepada keluargamu, tinggallah
bersama mereka, ajari mereka, perintahlah mereka, dan beliau menyebutkan apa
yang telah aku hafalkan atau yang balum aku hafalkan, dan bersabda “ shalatlah
sebagaimana kamu sekalian melihat aku bershalat, dan apa bila tiba waktu shalat
maka salah satu di antara kamu sekalian adzanlah dan jadilah imam orang paling
tuanya kamu sekalian.9

Jadi, di dalam hadith tersebut di atas dijelaskan, bagaimana Nabi memposisikan


sebagai Rosulullah pembawa dan penerang syari’at islam dan mengajarkan cara-cara
ibadah, yaitu shalat, sebagaimana yang telah diperintahkan di dalam al-Qur’a>n, dan
tata caranya seperti yang dilakukan oleh Nabi sendiri, seperti yang dijelaskan di dalam
QS: al Baqarah (2): 43 :

      


Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' 10

c. Tentang waktu s}alat


Nabi Saw menjelaskan tentang waktu-waktu shalat fardhu yang diperintahkan
oleh Alla>h walaupun secara detil tidak dijelaskan langsung oleh Alla>h di dalam
al-Qur’a>n.11 Ketentuan-ketentuan ini menjadi kewajiban bagi setiap umat Isla>m
untuk mengikutinya. Seperti yang dijelaskan di dalam hadithnya :

9
Muhammad Ibn Ismai>l Ibn Ibra>hi>m Ibn al Mughi>rah al Bukh}a>ri, S}ahih Bukh}ari, Jilid III,
((al Yama>mah- Bairu>t: Dar Ibn Kathi>r, tt), 7
10
Khadim al – Haramain ( Raja Fahd Ibn Abd Aziz al Saud), Al-Qur’a>n dan Terjemahnya,
(Madinah: Thiba’ah al mushaf al- Syari>f, tt), 16
11
QS: al- Nisa’ (4): 103

5
‫حدثين إبراهيم بن حممد بن عرعرة السامي حدثنا حرمي بن عمارة حدثنا شعبة عن علقمة بن مرثد عن سليمان بن‬
‫بريدة عن أبيه أن رجال أتى النيب صلى اهلل عليه وسلم فسأله عن مواقيت الصالة فقال اشهد معنا الصالة فأمر بالال‬
‫ف أذن بغلس فص لى الص بح حني طل ع الفج ر مث أم ره ب الظهر حني زالت الش مس عن بطن الس ماء مث أم ره بالعص ر‬
‫والشمس مرتفعة مث أمره باملغرب حني وجبت الشمس مث أمره بالعشاء حني وقع الشفق مث أمره الغد فنور بالصبح مث‬
‫أمره بالظهر فأبرد مث أمره بالعصر والشمس بيضاء نقية مل ختالطها صفرة مث أمره باملغرب قبل أن يقع الشفق مث أمره‬
.”‫بالعشاء عند ذهاب ثلث الليل أو بعضه شك حرمي فلما أصبح قال أين السائل ما بني ما رأيت وقت‬
Menceritakan kepadaku Ibra>him Ibn Muhammad Ibn Ar’arah al Sami>,
menceritakan kepada kami Harami Ibn ‘Ima>rah, menceritakan kepada kami
Shu’bah dari ‘Alqamah Ibn Marthad dari Sulaiman Ibn Buraidah dari Bapaknya,
bahwa datanglah seorang lelaki kepada Nabi Saw menyakan tentyang waktu-
waktu shalat, maka Nabi menjawab “ datanglah kalian bersama kami untuk
bers}alat”, lalu beliau memerintahkan Bilal untuk adzan lalu dia
mengumandangkan adza>n pada saat gelap di akhir malam, kemudian Nabi
s}alat s}ubuh ketika terbit fajar, kemudian beliau memerintahkan Bilal (adzan)
Z}uhur ketika matahari condong dari tengah langit, kemudian beliau
memerintahkan Bilal (adzan) ‘As}ar ketika matahari masih tinggi, kemudian
beliau memerintahkan Bilal (adzan) Maghrib ketika matahari tenggelam,
kemudian beliau memerintahkan Bilal (adzan) ‘Isha’ ketika mega yang merah
tenggelam, kemudian beliau memerintahkan Bilal (adzan) di dari keesokannya,
lalu beliau s}alat s}ubuh ketika pagi sudah terang, kemudian Nabi menyuruh
Bilal (adzan) Z}uhur lalu Nabi menunggu saat agak dingin, kemudian beliau
memerintahkan Bilal (adzan) ‘As}ar ketika matahari memutih bersih tiada
bercampur dengan warna kuning, kemudian beliau memerintahkan Bilal (adzan)
Maghrib sebelum mega tenggelam, kemudian beliau memerintahkan Bilal
(adzan) ‘Isha’ ketika lepas sepertiga malam atau sebagaiannya, Harami ragu-
lalu ketika waktu pagi tiba, beliau bertanya “ di mana si penanya? Masa di
antara waktu yang telah engkau lihat adalah waktu (s}alat). 12

d. Tentang Kewajiban Puasa dan zakat


Nabi Muhammad Saw dalam kapasitas sebagai rosul, beliau menjelaskan
kewajiban berpuasa sebagai penjelas dari kandungan al-Qur’a>n,13
sebagaimana dijelaskan dalam hadithnya :
‫حدثنا قتيبة بن سعيد حدثنا إمساعيل بن جعفر عن أيب سهيل عن أبيه عن طلحة بن عبيد اهلل‬
‫أن أعرابيا جاء إىل رس ول اهلل صلى اهلل علي ه وسلم ثائر الرأس فق ال يا رس ول اهلل أخربين م اذا فرض اهلل علي من‬
‫الصالة فقال الصلوات اخلمس إال أن تطوع شيئا فقال أخربين ما فرض اهلل علي من الصيام فقال شهر رمضان إال‬
‫أن تط وع ش يئا فق ال أخ ربين بم ا ف رض اهلل علي من الزك اة فق ال ف أخربه رس ول اهلل ص لى اهلل علي ه وس لم ش رائع‬
‫اإلسالم قال والذي أكرمك ال أتطوع شيئا وال أنقص مما فرض اهلل علي شيئا فقال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬
.‫أفلح إن صدق أو دخل اجلنة إن صدق‬
12
Abu al Hasan Muslim Ibn al Hajjaj Ibn Muslim, al Ja>mi al s}ahi>h, vol 2, ( Beyrut: Da>r al Jil
dan Da>r al Afa>q al Jadi>dah, tt), 106
13
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu sekalian, agar supaya kamu sekalian bertaqwa” (QS: al Baqarah(2): 183

6
Menceritakan kepada kami Qutaibah Ibn Sa’i>d, menceritaka kepada kami
Isma’i>l Ibn Ja’far, dari Abi Suhail dari Ayahnya dari Thalhah Ibn Ubaidilla>h
bahwa ada seorang a’rabi datang kepada Rosulullah Saw berambut kriting,
kemudian berkata “ wahai rosulullah ceritakan kepadaku s}alat apa yang
diwajibkan oleh Alla>h kepadaku, beliau menjawab yaitu s}alat lima waktu
kecuali kamu menambah dengan sunnah, kemudian dia bertanya “ ceritakan
kepadaku puasa apa yang diwajibkan kepadaku, beliau menjawab yaitu puasa di
bulan Ramadh}n kecuali kamu menambah dengan puasa sunnah, kemudian dia
bertanya “ ceritakan kepadaku zakat apa yang diwajibkan oleh Alla>h kepadaku,
maka rosulullah menceritakan kepadanya shari’at-shari’at Isla>m. kemudian dia
berkata “ demi Dzat yang memulyakanmu, aku tidak menambah sunnah dalam
apapun dan aku tidak mengurangi apa yang diwajibkan oleh Alla>h sedikitpun,
kemudian rosulullah Saw bersabda “ laki-laki itu beruntung jika jujur atau
masuk surga jika jujur.14

e. Tentang tata cara pelaksanaan haji


Nabi Saw juga mengajarkan tentang tata cara pelaksanaan haji yang menjadi
kewajiban bagi para jemaah haji yang menunaikan kewajiban haji untuk
melakukannya ketika melaksanakan haji15. Seperti yang dijelaskan di dalam
hadithnya :

‫حدثنا علي بن أمحد بن عبدان أخربنا سليمان بن أمحد بن أيوب حدثنا علي بن عبد العزيز حدثنا أبو نعيم قال وحدثنا حفص‬

" ‫حدثنا قبيصة قال وحدثنا يوسف القاضي ومعاذ بن املثىن قاال حدثنا إبن كثري قالوا حدثنا سفيان عن أيب الزبري عن جابر قال‬

‫أف اض رس ول اهلل صلى اهلل علي ه وسلم وعلي ه الس كينة وأمرهم بالس كينة وأوض ع ىف وادي حمس ر وأمرهم ان يرم وا اجلم ار مثل‬

"‫حصى احلذف وقال " خذوا عني مناسككم لعلي ال أراكم بعد عامي هذا‬

Menceritakan kepada kami Ali Ibn Ahmad Ibn Abda>na, menceritakan kepada
kami Sulaiman Ibn Ahmad Ibn Ayyub, menceritakan kepada kami Ali Ibn Abd
al Azi>z, menceritakan kepada kami Abu Nu’aim dia berkata “ dan
menceritakan Hafs}, menceritakan kepada kami Qabis}ah, dia berkata “
menceritkan kepada kami Yusuf al Qa>di> dan Mu’adh} Ibn Muthanna>
keduanya berkata “ menceritakan kepada kami Ibn Kathi>r, mereka mengatakan
“menceritakan kepada kami Sufya>n dari Abi al- Zubir dari Ja>bi>r, dia
mengakatakan “Rosulullah Saw meninggalkan lokasi dengan tenang, dan beliau
memerintahkan kepada kaum muslim dan menuruni Wa>di Muhassir, dan
beliau memerintahkan kepada mereka agar melempar jamrah dengan seukuran
krikil ketepil. Beliau bersabda “Ambillah dari aku tentang tata cara ibadah haji
kalian, barangkali aku tidak melihat kalian lagi setelah tahun ini”.16

14
Muhammad Ibn Ismai>l Ibn Ibra>hi>m Ibn al Mughi>rah al Bukh}a>ri, S}ahih Bukh}ari, Jilid VI,
453
15
“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Alla>h, yaitu bagi orang-orang yang sanggup
mengadakan perjalanan ke Baitulla>h” (QS: al Imra>n: (3): 97
16
Abu Bakar Ahmad Ibn al- Husain Ibn Ali, al- Sunan al- Kubra>, Vol 2, ( Haidar Abad Hindia:
Mali>s Da>’irah al- Ma’a>rif al- Niz{}amiyah, cet, 1, 1344), 362

7
f. Keistimewaan-Keistimewaan Khusus Bagi Nabi Saw

Sebagai Rosulullah Nabi Muhammad Saw memiliki keistimewaan-


keistimewaan yang tidak boleh ditiru dan dilakukan oleh umatnya yang lain,
seperti kawin lebih dari dari empat istri dan tidak batal wudlu’nya ketika tidur
serta yang lainnya. Adapun bolehnya kawin bagi Rosulullah Saw lebih dari
empat istritelah dijelaskan oleh Alla>h di dalam al-Qur’a>n QS: al- Ahza>b
(33): 50 ;
       
        
       
        
          
        
        
Hai nabi, Sesungguhnya kami Telah menghalalkan bagimu isteri- isterimu yang
Telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang
termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah
untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki
bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak
perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara
perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin
yang menyerahkan dirinya kepada nabi kalau nabi mau mengawininya, sebagai
pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya kami
Telah mengetahui apa yang kami wajibkan kepada mereka tentang isteri-isteri
mereka dan hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan
bagimu. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.17
Dan juga ketika Nabi Saw sedang tidur, wudlu’nya tidak batal seperti manusia
yang lain, seperti yang dijelaskan di dalam hadithnya :
‫حدثنا ابن أيب عمر وحممد بن حامت عن ابن عيينة قال ابن أيب عمر حدثنا سفيان عن عمرو بن دينار عن كريب‬
‫موىل ابن عباس عن ابن عباس أنه بات عند خالته ميمونة فقام رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم من الليل فتوضأ من‬
‫شن معلق وضوءا خفيفا قال وصف وضوءه وجعل خيففه ويقلله قال ابن عباس فقمت فصنعت مثل ما صنع النيب‬
‫صلى اهلل عليه وسلم مث جئت فقمت عن يساره فأخلفين فجعلين عن ميينه فصلى مث اضطجع فنام حىت نفخ مث أتاه‬
‫قال سفيان وهذا للنيب صلى اهلل عليه وسلم خاصة ألنه بلغنا‬. ‫بالل فآذنه بالصالة فخرج فصلى الصبح ولم يتوضأ‬
‫أن النيب صلى اهلل عليه وسلم تنام عيناه وال ينام قلبه‬
Menceritakan kepada kami Ibn Abi Amr dan Muhammad Ibn Ha>tim dari Ibn
‘Uyainah, Ibn Abu Umar menceritakan kepada kami Sufyan dari Amr Ibn
Din>>>ar dari Kuraib maula Ibn Abbas dari Ibn Abba>s bahwa dia bermalam
di rumah bibinya yaitu Maimunah, kemudian Rosulullah bangun pada waktu
tengah malam, beliau berwudlu’ dengan air yang ada di wadah dari kulit yang
17
Khadim al – Haramain ( Raja Fahd Ibn Abd Aziz al Saud), Al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 675-676

8
tergantung. Ibn Abbas berkata “ beliau menyempurnakan wudlu’nya dan
menghemat air dan mempersedikit, kemudian Ibn Abbas berkata “ aku
kemudian bangun dan melakukan seperti apa yang dilakukan oleh nabi Saw,
kemudian aku mendatanginya dan berdiri di samping kirinya, maka belaiu
membelakangiku dan menjadikan aku ada di samping kanannya bers}alat,
kemudian beliau berbaring dan terus tidur sampai mendengkur, kemudian Bilal
mendatanginya dan langsung adzan untuk bers}alat, maka keluarlah beliau
langsung melaksanakan s}alat s}ubuh tanpa berwudlu’. Sufyan berkata “
keistimewaan ini hanya khusus milik Nabi Saw, karena terdapat informasi yang
kami dengar bahwa Nabi Saw tidur hanya kedua matanya, tetapi tidak
hatinya.>18

2. Nabi Muhammad Saw sebagai Kepala Negara


Nabi Muhammad Saw dalam kapasitas beliau menjadi seorang kepalan Negara,
patut dijadikan contoh dan harus di ikuti. Karena beliau merupakan salah satu figur
yang betul-betul menjadi pemimpin idaman seluruh umat manusia di dunia. Tentu
terdapat beberapa prinsip-prinsip kepemimpinan yang beliau ajarkan kepada seluruh
umatnya melalui hadith yang disabdakan atau contoh prilaku yang beliau tampilkan.
Salah satu di antaranya adalah :

a. Keadilan
‫حدثنا حممد بن املثىن وحممد بن بشار قاال حدثنا حممد بن جعفر حدثنا شعبة عن مساك بن حرب عن علقمة بن وائل‬
‫احلضرمي عن أبيه قال سأل سلمة بن يزيد اجلعفي رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم فقال يا نيب اهلل أرأيت إن قامت‬
‫علينا أمراء يسألونا حقهم ومينعونا حقنا فما تأمرنا فأعرض عنه مث سأله فأعرض عنه مث سأله يف الثانية أو يف الثالثة‬
‫فجذبه األشعث بن قيس وقال اسمعوا وأطيعوا فإنما عليهم ما حملوا وعليكم ما حملتم‬
menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Muthanna dan Muhammad Ibn
Bassha>rin keduanya berkata “menceritakan kepadaku Muhammad Ibn Ja’far,
menceritakan kepadaku Shu’bah dari Sima>k Ibn Harb dari ‘Alqamah Ibn
Wa>’il al- Hadrami> dari Ayahnya, dia berkata “ bahwa Ssalamah Ibn Yazi>d
al Ju’fi bertanya kepada Rosulullah Saw seraya berkata “ wahai Nabi Allah
tidakkah kamu melihat bagaimana jika terdapat beberapa penguasa memimpin
kami ,mereka menuntut hak mereka dan menahan hak-hak kami, maka apa
yang kamu printahkan kepada kami?”, Nabi kemudian berpaling darinya
(Salamah), kemudian dia bertanya lagi, Nabi berpaling lagi, kemudian dia
bertanya yang kedua kalinya atau ketiga kalinya, maka Salamah ditarik oleh
Ash’ash Ibn Qais, kemudian Nabi bersabda “ Dengarkanlah kamu sekalian dan
tunduklah kamu sekalian, bahwa mereka (para penguasa)
memiliki hak-hak yang wajib kamu sekalian penuhi, dan kamu sekalian
memiliki hak yang wajib mereka (penguasa) penuhi atas kamu sekalian”.19

18
Abu al Hasan Muslim Ibn al Hajjaj Ibn Muslim, al Ja>mi al s}ahi>h, vol IV, 155
19
Ibid, Vol 4, 349

9
Di dalam hadith ini, Nabi Saw sebagai seorang pemimpin menerapkan prinsip-
prinsip keadilan dan kesamaan hak, tanpa membeda-bedakan etnis, ras, dan suku,
serta yang lainnya. Karena setiap pemimpin dan rakyat memiliki hak dan tanggung
jawab yang sama yang akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah di Akh}ira>t
kelak. Nabi mengakomodasi seluruh kepentingan. Semua rakyat mendapat hak yang
sama dalam politik. Mereka tidak dibedakan berdasarkan suku, kelompok etnis, atau
agama. Seluruh lapisan masyarakat duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Ideologi
sukuisme dan nepotisme tidak dikenal Nabi. Sementara itu, dalam aspek ekonomi,
Nabi mengaplikasikan ajaran egalitarianisme. Yakni, pemerataan saham-saham
ekonomi kepada seluruh masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat mempunyai hak
yang sama untuk berusaha dan berbisnis.20

b. Mendamaikan dua kelompok yang bersengketa


Nabi Saw ketika menjadi pemimpin sempat terjadi percekcokan antara
penduduk Quba>’, kemudian Nabi Saw mendamaikan keduanya, seperti yang
dijelaskan di dalam hadithnya :
‫حدثنا حممد بن عبد اهلل حدثنا عبد العزيز بن عبد اهلل األويسي وإسحاق بن حممد الفروي قاال حدثنا حممد بن جعفر‬
‫عن أيب حازم عن سهل بن سعد رضي اهلل عنه أن أهل قباء اقتتلوا حىت تراموا باحلجارة فأخرب رسول اهلل صلى اهلل‬
‫عليه وسلم بذلك فقال اذهبوا بنا نصلح بينهم‬

Menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Abdullah, menceritakan kepada


kami Abd al Aziz Ibn Abdullah al- Uwaisi dan Ishaq Ibn Muhammad al
Farawi keduanya mengatakan “ menceritakan kepada kami Muhammad Ibn
Ja’far daru Abi Ha>zim dari Sahl Ibn Sa’ed ra “ bahwa penduduk Quba>’
saling baku hantam, sampai saling melempari dengan batu, kemudian
Rosulullah Saw dikabari tentang kejadian tersebut, maka beliau bersabda “
bawalah kepada kami, maka kami akan mendamaikan di antara mereka.21

c. Meperhatikan kebutuhan rakyatnya


Prilaku ini telah dilakukan oleh Rosulullah Saw ketika beliau menjadi
pemimpin, seperti yang dijelaskan di dalam hadithnya:

20
http://www.korantempo.com/koran/29/03/10/Opini/krn.20090310.159103.id.html
21
Muhammad Ibn Ismai>l Ibn Ibra>hi>m Ibn al Mughi>rah al Bukh}a>ri, S}ahih Bukh}ari, Jilid IV,
195

10
‫حدثنا عبد اهلل بن أيب األسود حدثنا معتمر عن أبيه قال مسعت أنس بن مالك رضي اهلل عنه يقول "كان الرجل‬
‫جيعل للنيب صلى اهلل عليه وسلم النخالت حىت إفتتح قريظة والنضري فكان بعد ذالك يرد عليهم‬
Menceritakan kepada kami Abdullah Ibn Abi al Aswad, menceritakan kepada
kami Mu’tamir dari Ayahnya, ia berkata “ aku telah mendengar Anas Ibn
Malik ra, berkata “ada seorang laki-laki menghadiahkan beberapa pohon
kurma kepada Nabi Saw hingga beliau mengalahkan Bani Quraiz}ah dan
Nad}i>r, kemudian setelah itu beliau mengembalikan kepada mereka
(Quraiz}ah dan Nad}i>r).22

3. Nabi Saw sebagai Hakim


a. Macam-Macam Hakim
Nabi Saw, menunjukkan tipologi seorang hakim yang baik dan yang
buruk. Dalam hal ini, Nabi Saw mengkategorikan beberapa tipolgi
tersebut dalam hadith berikut :
‫حدثنا حممد بن حسان السميت حدثنا خلف بن خليفة عن أيب هاشم عن ابن بريدة عن أبيه عن النيب صلى اهلل عليه‬
‫وسلم قال القضاة ثالثة واحد في الجنة واثنان في النار فأما الذي يف اجلنة فرجل عرف احلق فقضى به ورجل‬
‫عرف احلق فجار يف احلكم فهو يف النار ورجل قضى للناس على جهل فهو يف النار قال أبو داود وهذا أصح شيء‬
“ ‫فيه يعين حديث ابن بريدة القضاة ثالثة‬
Menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Hassa>n al- Samtiy, menceritakan
kepada kami Khalaf Ibn Khali>fah dari Abi Hashi>m dari Ibn Buraidah dari
ayahnya dari Nabi Saw, beliau bersabda “ Qa>dhi itu ada tiga macam, yang
satu tempatnya di surga dan yang dua di neraka. Adapun yang tempatnya di
surga yaitu seorang laki-laki yang mengetahui kebenaran dan menghukumi
dengan kebenaran itu, dan seorang laki-laki yang mengetahui kebenaran lalu ia
curang dalam menghukumi, maka ia tempatnya di neraka”. Abu Daud berkata
“ ini merupakan hadith yang paling s}ahi>h dalam bab ini, yakni hadith
riwayat Ibn Buraidah “Qadhi itu ada tiga macam”. 23

b. Menegakkan Hukum Tanpa Pandang Bulu


Ketika Nabi Saw menjadi hakim, beliau memberikan contoh
kepada umatnya agar selalu adil dalam menetapkan hukum, tanpa adanya pilih
kasih, baik itu keluarga, sahabat, maupun kelompok tertentu. Hal ini telah
dipraktekkan oleh Rosulullah Saw seperti di dalam salah satu hadithnya:
‫أخربن ا حمم د بن جبل ة ق ال ح دثنا حمم د بن موس ى بن أعني ق ال ح دثنا أيب عن إس حاق بن راش د عن الزه ري عن‬
‫عروة عن عائشة أن قريشا أمههم شأن املخزومية اليت سرقت فقالوا من يكلم فيها قالوا من جيرتئ عليه إال أسامة بن‬

22
Ali Ibn Umar Ibn Ahmad Abu al- Hasan al- Da>ruqutni al- Baghda>di, Sunan al- Da>ruqutni, Vol
4, (Beyrut : Dar al Ma’rifah, 1386-1966), 479
23
Sulaiman Ibn Ash’ath Abu Daud al- Sijistani al- Azdi, Sunan Abu Dawud, vol 10, (Da>r al- Fikr, tt),
435

11
‫زيد حب رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم فكلمه أسامة فقال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم " إمنا هلك اللذين من‬
‫قبلكم أهنم ك انوا اذا س رق فيهم الش ريف ترك وه واذا س رق فيهم الض عيف أق اموا علي ه احلد وأيم اهلل ل و س رقت‬
." ‫فاطمة بنت محمد لقطعت يدها‬
Memberitakan kepada kami Muhammad Ibn Jabalah, ia berkata, menceritakan
kepada kami Muhammad Ibn Mu>sa> Ibn A’yan ia berkata, menceritakan
kepada kami Ayahku dari Isha>q Ibn Rashi>d dari al- Zuhri> dari ‘Urwah dari
‘Aishah, sesungguhnya kabilah Quraish prihatin sebab ulah perempuan
Makhzumiya yang melakukan pencurian. Mereka berkata “ siapa yang berani
menghaturkan perempuan itu (kepada Rosulullah) ?, mereka menjawab “ tiada
yang berani menghaturkan ke sana kecuali Usamah kekasih Rosulullah Saw,
lalu Usamah menghaturkan kepada Rosulullah Saw, kemudian belaiu bersabda
“ Kehancuran orang-orang sebelum kamu sekalian karena di kalangan mereja
ada orang yang mulya kedudukannya mencuri, mereka membiarkannya, dan
ketika orang lemah di antara mereka mencuri, mereka tegakkan hukuman.
Demi Alla>h, kalau saja Fatimah putri Muhammad mencuri niscaya akan aku
potong tangannya”.24

Jadi, apa yang dilakukan Nabi Saw di dalam hadith tersebut ketika
memutuskan suatu persoalan adalah merupakan penjelasan dari apa yang
diajarkan oleh Alla>h di dalam al-Qur’a>n bagi seluruh umat manusia,
khususnya umat Isla>m berupa keadilan dalam memutuskan hukum, seperti
yang dijelaskan di dalam QS: al- Nisa>’(4): 58 :
        
          
      
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.25

3. Nabi Saw Sebagai Manusia Biasa

Dalam kesehariannya, Nabi Saw melakukan hal-hal yang dilakukan manusia


biasa, karena beliau juga sebagai manusia biasa. Beliau juga suatu ketika berpuasa
dan berbuka, s}alat, tidur, dan juga beristri. Hal ini bisa dilihat dari pernyataan beliau
dalam hadithnya :

24
Abu al Hasan Muslim Ibn al Hajjaj Ibn Muslim, al Ja>mi al s}ahi>h, Vol 2, 332. Lihat juga S}ahih
Bukh}a>ri, 24/ 426, Sunan al- Da>rimi, 7/186, Musnad Ahmad, 2/5
25
Khadim al – Haramain ( Raja Fahd Ibn Abd Aziz al Saud), Al-Qur’a>n dan Terjemahnya, 128

12
‫حدثنا سعيد بن أيب مرمي أخربنا حممد بن جعفر أخربنا محيد بن أيب محيد الطويل أنه مسع أنس بن مالك رضي اهلل‬
‫عنه يقول جاء ثالثة رهط إىل بيوت أزواج النيب صلى اهلل عليه وسلم يسألون عن عبادة النيب صلى اهلل عليه وسلم‬
‫فلما أخربوا كأهنم تقالوها فقالوا وأين حنن من النيب صلى اهلل عليه وسلم قد غفر له ما تقدم من ذنبه وما تأخر قال‬
‫أحدهم أما أنا فإين أصلي الليل أبدا وقال آخر أنا أصوم الدهر وال أفطر وقال آخر أنا أعتزل النساء فال أتزوج أبدا‬
‫فجاء رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم إليهم فقال أنتم الذين قلتم كذا وكذا أما واهلل إني ألخشاكم هلل وأتقاكم له‬
‫لكني أصوم وأفطر وأصلي وأرقد وأتزوج النساء فمن رغب عن سنتي فليس مني‬

Menceritakan kepada kami Sa’ied Ibn Abi Maryam, menceritakan kepada


kami Muhammad Ibn Ja’far, menceritakan kepada kami Humaid Ibn Abi
Humaid al- Tha>wi>l bahwa dia mendengar Anas Ibn Ma>lik ra be “ berkata
“ datanglah tiga tiga orang kepada istri-istri Nabi Saw untuk menanyakan
mengenai ibadahnya Nabi Saw, setelah mereka diberi tahu, maka seakan-akan
sedikit ibadah mereka, kemudian mereka mengatakan “ di mana posisi kita
dibanding Nabi Saw, beliau telah diampuni dosa yang telah dan belum
dilakukan?, kemudian salah seorang dari mereka mengatakan “ Kalau saya
sungguh telah melakukan s}alat malam selamanya. Yang lain mengatakan,
aku berpuasan sepanjang masa dan tidak berbuka. Yang lain lagi, mengatakan
“ aku menjauhi istriku dan aku tidak mengumpuli istriku selamanya”.
Kemudian Rosulullah Saw datang lalu bersabda “ kalian semua mengatakan
ini dan itu, ingatlah demi Alla>h, sesungguhnya aku orang yang paling takut
dan bertakwa kepada Alla>h di antara kalian, akan tetapi aku berpuasa dan
aku berbuka, aku s}alat dan aku tidur, dan aku beristri. Maka barang siapa
yang tidak menyukai sunnahku, ia bukanlah termasuk golonganku”.26

Kemudian ketika Nabi Saw wafat, beliau masih terikat akad gadai. Hal ini bisa
dilihat dari hadith yang diriwayatkan oleh Sitti ‘Aishah istri beliau:
‫ح دثنا حمم د بن كث ري أخربن ا س فيان عن األعمش عن إب راهيم عن األس ود عن عائش ة رض ي اهلل عنه ا ق الت ت ويف‬
‫رس ول اهلل صلى اهلل علي ه وسلم ودرعه مرهونة عند يه ودي بثالثين ص اعا من شعير وقال يعلى حدثنا األعمش‬
‫درع من حديد وقال معلى حدثنا عبد الواحد حدثنا األعمش وقال رهنه درعا من حديد‬

Menceritakan kepada kami Muhammad Ibn Kathi>r, menceritakan kepada


kami Sufya>n dari A’mash dari Ibra>hi>m dari Aswad dari ‘Aisyah ra, dia
berkata “ Rosululllah Saw wafat sedangkan baju perangnya masih tergadaikan
kepada orang Yahudi sebagai jaminan hutang tiga puluh s}a’ gandum. Abu
Ya’la> berkata “menceritakan kepada kami Abd. Al Wahi>d, menceritakan
kepada kami al- A’mash, dan dia berkata “ Nabi menggadaikan baju perang
dari besi kepada orang Yahudi”.27

26
Muhammad Ibn Ismai>l Ibn Ibra>hi>m Ibn al Mughi>rah al Bukh}a>ri, S}ahih Bukh}ari, Vol. 17,
84, Lihat juga Musnah Ahmad, Vol 28, 415
27
Ibid, Vol 10, 397

13
Sebagai sosok manusia biasa, prilaku-prilaku yang biasa dilakukan oleh manusia
yang lain juga dilakukan oleh Nabi Saw, dan sebagai sosok pribadi yang memiliki
karakteristik, tentu berbeda dengan yang lain dalam kondisi tertentu. Hal ini bisa
dilihat dari kebiasaan beliau tidur seperti yang dijelaskan di dalam hadithnya :
‫حدثنا عبد اهلل بن مسلمة عن مالك عن ابن شهاب عن عباد بن متيم عن عمه أنه رأى رسول اهلل صلى اهلل عليه‬
‫وعن ابن شهاب عن سعيد بن املسيب قال كان‬. ‫وسلم مستلقيا في المسجد واضعا إحدى رجليه على األخرى‬
‫عمر وعثمان يفعالن ذلك‬
Menceritakan kepada kami Abdulla>h Ibn Maslamah dari Ma>lik dari Ibn
Shiha>b dari ‘Abba>d Ibn Tami>m dari pamannya, bahwa dia melihat
Rosulullah Saw dalam keadaan tidur terlentang di Masjid sambil meletakkan
salah satu kakinya di atas kakinya yang lain. Dan dari Ibn Shiha>b dari Sa’ied
Ibn Musayyab, dia berkata “ bahwa Umar dan Uthma>n melakukan hal itu”.28

Hadith tersebut menunjukkan tentang tata cara berbaring Nabi Saw dalam satu
kesempatan. Perbuatan seperti itu sepertinya dilakukan oleh Nabi Saw dalam
kapasitas beliau menjadi sosok pribadi. Akan tetapi, walaupun prilaku Nabi tersebut
menampakkan adanya beliau sebagai sosok pribadi, meniru prilaku mengandung
pahala. Pendapat ini ditegaskan oleh Ibn Ishaq dan kebanyakan para ahli hadith.29
Sedangkan pakaian kesukaan Nabi Saw adalah semacam jubbah, qami>s, dan
surban, hal ini terdapat di dalam salah satu hadithnya;
‫ح دثنا عم رو بن عاصم ح دثنا مهام عن قت ادة عن أنس ق ال قلت ل ه أي الثي اب ك ان أحب اىل الن يب ص لى اهلل علي ه‬
‫وسلم ان يلبسها قال الحبرة‬
Menceritakan kepada kami Amr Ibn ‘A>shi>m, menceritakan kepada kami
Hamma>m dari Qata>dah dari Anas, dia berkata “ aku mengatakan kepada
Qata>dah “pakaian apa yang lebih disukai oleh Nabi Saw ? dia menjawab “
Jubah berwarna hitam”.30

Di dalam hadith ini dijelaskan bahwa baju kesukaan Nabi Saw adalah jubah
hitam, tetapi bukan menjadi keputusan syari’at yang menjadi hukum yang harus
diikuti. Karena hal ini merupakan kebiasaan Nabi saw dalam setiap harinya dan
menjadi tradisi di Jazirah Arab sehingga bukan menjadi salah satu sunnah yang harus
diikuti oleh seluruh umat Isla>m di seluruh dunia.

28
Ibid. Vol 1, 180
29
Fathur Rahma>n, Ikhtis}ar Musthalah Hadith, (Bandung : PT. al- Ma’a>rif, 1991), 09
30
Muhammad Ibn Ismai>l Ibn Ibra>hi>m Ibn al Mughi>rah al Bukh}a>ri, S}ahih Bukh}ari, Vol. 4, 112

14
KESIMPULAN

Dari apa yang telah dijelaskan di depan dapat ditarik kesimpulan bahwa, secara
umum apapun yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw baik dalam hal
peribadatana, ketata negaraan, dan lainnya, merupakan contoh yang patut diteladani
dan diikuti oleh setiap umat islam, karena beliau diciptakan sebagai sosok manusia
biasa yang sengaja dijadikan suri tauladan oleh Allah kepada seluruh umat manusia
yang beriman kepadan-Nya dan kepada Rosul-Nya. Namun sebagai sosok manusia,
ada hal-hal yang tidak harus diikutinya dan bukan menjadi ketentuan shar’ie, karena
hal itu hanya berlaku khusus kepada beliau sebagai Nabi dan Rosulullah.
Dari semua contoh yang diperankan beliau, sekalipun sisi kemanusiaannya
(bashariyah) tetap melekat, patut untuk diteladani, karena kepribadian beliau
merupakan cerminan langsung dari al- Qur’a>n yang hidup sebagai kitab penuntun
umat sampai akhir kehidupan ini dan telah mendapatkan jaminan dari Allah (is}mah)
dari hal-hal yang tidak pantas, apalagi tercela dan dosa.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Malik bin Anas, al Muwattha’, vol 5, Mesir: Muassasah Zayd bin Sultan Ali
Nahya, 1425-2004.

2. Ibn al- Sayyid Abd al Rahma>n, Sheikh Ahmad, Al- Durr al- Fari>d fi
aqa>id Ahl al- Tawhid. Surabaya: Maktabah Mahkota, tt.

3. Supatra, Munzier, Ilmu Hadith. Jakarta: PT. Grafindo Utama, 2008.

4. Ash Shiddieqy, M. Hashbi, Sejarah dan Pengantar Ilm Hadith. Jakarta: PT.
Bulan Bintang, 1993

5. Ismail, Syuhudi, Hadith Nabi Yang Tekstual dan Kontekstual. Jakarta: PT.
Bulan Bintang, 1994.

6. Muslim, Imam, Sh}ahih Muslim, Jilid I. Surabaya: al- Hidayah, tt.

7. Al Bukha>ri, al Ju’fi, Muhammad Ibn Isma>’il Ibn al Mughi>rah Abu


Abdillah, al- Ja>mi’ al S}ahi>h al Mukhtasa}>r, Vol 16. al Yama>mah-
Bairu>t: Dar Ibn Kathi>r, cet. 3, 1407-1987.

8. Ibn Abd Aziz al Saud, Raja Fahd, Al-Qur’a>n dan Terjemahnya. Madinah:
Thiba’ah al mushaf al- Syari>f, tt.

9. Ibn al- Husain Ibn Ali, Abu Bakar Ahmad, al- Sunan al- Kubra>, Vol 2.
Haidar Abad Hindia: Mali>s Da>’irah al- Ma’a>rif al- Niz{}amiyah, cet,
1, 1344.

16
10. http://www.korantempo.com/koran/29/03/10/Opini/krn.20090310.159103.id.h
tml

11. Al- Da>ruqutni al- Baghda>di, Ali Ibn Umar Ibn Ahmad Abu al- Hasan,
Sunan al- Da>ruqutni, Vol 4. Beyrut : Dar al Ma’rifah, 1386-1966.

12. Al- Sijistani al- Azdi, Sulaiman Ibn Ash’ath Abu Daud, Sunan Abu Dawud,
vol 10, Da>r al- Fikr, tt.

13. Rahma>n, Fathur, Ikhtis}ar Musthalah Hadith. Bandung : PT. al- Ma’a>rif,
1991.

17

Anda mungkin juga menyukai