Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dalam praktikum biologi, hal sederhana seperti meneteskan sample untuk pengamatan
mikrobiologi, fisiologi adalah kegiatan yang sering dilakukan. Namun seberapa banyak satu
tetes dari setiap praktikan tidak selalu sama. Jika dalam penelitian diperlukan konsistensi
jumlah yang sama tentu memerlukan latihan agar satu tetes setara dengan yang diinginkan.
Jumlah volume ini dapat diuji dengan jumlah berat daru sampel.
Ketelitian dan ketepatan dalam padatan merupakan prosedur mutlak dalam pengamatan
untuk praktikum atau penelitian. Jenis dan jumlah data serta cara pengukuran atau
pengambilan sampel akan mempengaruhi hasil dan interpretasi data sekaligus kesimpulan
(inference). Ketelitian akan mendukung akurasi data, dan konsentrasi dalam pengukuran
menunjukkan presisi data.
Di setiap melakukan pengukuran, selalu saja terdapat error pada hasil pengukuran
tersebut. Misalnya, kita akan mendapatkan hasil yang tidak benar]benar sama dari beberapa
kali pengulangan pengukuran nilai tegangan dari terminal yang sama dengan Voltmeter.
Lantas, bagaimana cara mengetahui error pengukuran sehingga nilai yang sebenarnya dapat
diperoleh? Ada dua parameter yang berkaitan dengan error pengukuran tersebut, yaitu akurasi
dan presisi.
Akurasi menyatakan seberapa dekat nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya (true
value) atau nilai yang dianggap benar (accepted value). Jika tidak ada data bila sebenarnya
atau nilai yang dianggap benar tersebut maka tidak mungkin untuk menentukan berapa
akurasi pengukuran tersebut. Presisi menyatakan seberapa dekat nilai hasil dua kali atau lebih
pengulangan pengukuran. Semakin dekat nilai]nilai hasil pengulangan pengukuran maka
semakin presisi pengukuran tersebut.
Hasil pengukuran yang baik dari suatu parameter kuantitas kimia, dapat dilihat
berdasarkan tingkat presisi dan akurasi yang dihasilkan. Akurasi menunjukkan kedekatan
nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Untuk menentukan tingkat akurasi perlu
diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang diukur dan kemudian dapat diketahui
seberapa besar tingkat akurasinya. Presisi menunjukkan tingkat reliabilitas dari data yang
diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran, presisi
yang baik akan memberikan standar deviasi yang kecil dan bias yang rendah. Jika diinginkan
hasil pengukuran yang valid, maka perlu dilakukan pengulangan, misalnya dalam penentuan
nilai konsentrasi suatu zat dalam larutan larutan dilakukan pengulangan sebanyak n kali. Dari
data tersebut dapat diperoleh ukuran harga nilai terukur adalah rata-rata dari hasil yang
diperoleh dan standar deviasi. Perbandingan dari tingkat presisi, akurasi dan bias dari suatu
hasil pengukuran dapat diilustrasikan pada gambar 1. Gambar 1. Pola hasil pengukuran
analitikDemystifying Scientific Data: RET 2006, Rev 2 25
Tahir, Iqmal. Tanpa Tahun
Hasil pengukuran yang baik dari suatu parameter kuantitas kimia, dapat dilihat
berdasarkan tingkat presisi dan akurasi yang dihasilkan. Akurasi menunjukkan kedekatan
nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya. Untuk menentukan tingkat akurasi perlu
diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang diukur dan kemudian dapat diketahui
seberapa besar tingkat akurasinya. Presisi menunjukkan tingkat reliabilitas dari data yang
diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasi yang diperoleh dari pengukuran, presisi
yang baik akan memberikan standar deviasi yang kecil dan bias yang rendah.
Jika diinginkan hasil pengukuran yang valid, maka perlu dilakukan pengulangan,
misalnya dalam penentuan nilai konsentrasi suatu zat dalam larutan larutan dilakukan
pengulangan sebanyak n kali. Dari data tersebut dapat diperoleh ukuran harga nilai terukur
adalah rata-rata dari hasil yang diperoleh dan standar deviasi. Perbandingan dari tingkat
presisi, akurasi dan bias dari suatu hasil pengukuran dapat diilustrasikan pada gambar 1.
Gambar 1 menyajikan pola target hasil dari olah raga menembak atau memanah yang
analog dengan pola hasil pengukuran analitik yang ideal. Pada gambar 1 (a) sebaran data
cukup baik dan mendekati data aslinya. Hasil data dikatakan presisi dan tidak bias atau tidak
menyimpang. Gambar 1 (b) menunjukkan sebaran data yang presisi, tetapi menyimpang dari
target yang sebenarnya berarti data dikatakan bias. Gambar 1 (c) menunjukkan sebaran data
yang meluas berarti data yang diperoleh tidap presisi. Data 1 (c) tersebut tidak bias relatif jika
dibandingkan dengan data 1 (d) yang sama-sama tidak presisi. Faktor-faktor presisi dan bias
ini sangat ditentukan oleh terjadinya faktor-faktor kesalahan yang terjadi selama pengukuran.
Ineddeni. 2007
Accuracy is the degree of veracity while precision is the degree of reproducibility.
[citation needed]
The analogy used here to explain the difference between accuracy and precision is
the target comparison. In this analogy, repeated measurements are compared to arrows that
are shot at a target. Accuracy describes the closeness of arrows to the bullseye at the target
center. Arrows that strike closer to the bullseye are considered more accurate. The closer a
system's measurements to the accepted value, the more accurate the system is considered to
be. To continue the analogy, if a large number of arrows are shot, precision would be the size
of the arrow cluster. (When only one arrow is shot, precision is the size of the cluster one
would expect if this were repeated many times under the same conditions.) When all arrows
are grouped tightly together, the cluster is considered precise since they all struck close to the
same spot, even if not necessarily near the bullseye. The measurements are precise, though
not necessarily accurate.
Curran, Gregory.L. 2004
Akurasi menunjukkan kedekatan nilai hasil pengukuran dengan nilai sebenarnya.
Untuk menentukan tingkat akurasi perlu diketahui nilai sebenarnya dari parameter yang
diukur dan kemudian dapat diketahui seberapa besar tingkat akurasinya. Presisi menunjukkan
tingkat reliabilitas dari data yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari standar deviasi yang
diperoleh dari pengukuran, presisi yang baik akan memberikan standar deviasi yang kecil dan
bias yang rendah. Jika diinginkan hasil pengukuran yang valid, maka perlu dilakukan
pengulangan, misalnya dalam pengukuran berat badan atau tinggi badan seseorang dilakukan
pengulangan sebanyak n kali. Dari data tersebut dapat diperoleh ukuran harga nilai terukur
adalah rata-rata dari hasil yang diperoleh dan standar deviasi. Perbandingan dari tingkat
presisi, akurasi dan bias dari suatu hasil pengukuran dapat diilustrasikan pada gambar 1.

Gambar 1. Pola hasil pengukuran analitik

Gambar 1 menyajikan pola target hasil dari olah raga menembak atau memanah yang
analog dengan pola hasil pengukuran analitik yang ideal. Pada gambar 1 (a) sebaran data
cukup baik dan mendekati data aslinya. Hasil data dikatakan presisi dan tidak bias atau tidak
menyimpang. Gambar 1 (b) menunjukkan sebaran data yang presisi, tetapi menyimpang dari
target yang sebenarnya berarti data dikatakan bias. Gambar 1 (c) menunjukkan sebaran data
yang meluas berarti data yang diperoleh tidap presisi. Data 1 (c) tersebut tidak bias relatif jika
dibandingkan dengan data 1 (d) yang sama-sama tidak presisi. Faktor-faktor presisi dan bias
ini sangat ditentukan oleh terjadinya faktor-faktor kesalahan yang terjadi selama pengukuran.
(Wikipidia, Tanpa tahun)
Akurasi pengukuran atau pembacaan adalah istilah yang sangat relatif. Akurasi
didefinisikan sebagai beda atau kedekatan (closeness) antara nilai yang terbaca dari alat ukur
dengan nilai sebenarnya. Dalam eksperiman, nilai sebenarnya yang tidak pernah diketahui
diganti dengan suatu nilai standar yang diakui secara konvensional. Secara umum akurasi
sebuah alat ukur ditentukan dengan cara kalibrasi pada kondisi operasi tertentu dan dapat
diekspresikan dalam bentuk plus-minus atau presentasi dalam skala tertentu atau pada titik
pengukuran yang spesifik. Semua alat ukur dapat diklasifikasikan dalam tingkat atau kelas
yang berbeda-beda, tergantung pada akurasinya. Sedang akurasi dari sebuah sistem
tergantung pada akurasi Individual elemen pengindra primer, elemen skunder dan alat
manipulasi, Campbell.2003
B. RUMUSAN MASALAH
1. menentukan akurasi dan presisi dalam melaksanakan pengukuran setiap 5 tetes air
untuk lima kali ulangan bagi setiap individu
2. menentukan akurasi dan presisi dalam mengukur luas tegel di laboratorium sebanya
50 buah untuk 1 kelompok
C. TUJUAN
1. Dapat menentukan akurasi dan presisi dengan mengukur 5 tetes air untuk lima kali
ulangan setiap individu
2. Dapat menentukan akurasi dan presisi dengan mengukur 50 buah tegel yang ada di
laboratorium
BAB II
METODOLOGI
A. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan saat pengamatan adalah :
Alat berupa pipet ukur, pipet tetes, neraca analitik, gelas kimia, kalkulator, kertas,
pulpen, penggaris.
Adapun bahan yang digunakan pada saat pengamatan adalah :
Air , tegel, dan tissue
B. Prosedur Pengamatan
Kasus I
 Setiap anggota kelompok melakukan pengukuran 5 tetes air sebanyak lima kali
ulangan untuk pipet ukur
 Ukur berat tetes air dengan menggunakan neraca analitik
 Lakukan penghitungan mean dan standar deviasi dari setiap individu
 Lakukan hal yang sama pada pipet tetes
Kasus II
 Ukur panjang dan luas tegel sebanyak 50 buah tegel
 Hitung luas tegel dan tentukan mean serta standar deviasi untuk 50 tegel
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

A.1 Tabel hasil perhitungan pengukuran menggunakan pipet tetes

No Nama Praktikan Mean Standar Deviasi Standar Error Deviasi


1 Rahman Pahwadi 0,30 0,028 0,035
2 Siti Fatimah 0,27 0,031 0,014
3 Sheren Ariska 0,25 0,025 0,008

A.2 Tabel Hasil Perhitunga pengukuran menggunakan pipet ukur

No Nama Praktikan Mean Standar Deviasi Standar Error Deviasi


1 Rahman Pahwadi 0,34 0,074 0,033
2 Siti Fatimah 0,38 0,007 0,003
3 Sheren Ariska 0,38 0,089 0,044

A.3 Tabel Hasil Perhitungan Luas tegel

Mean 872,26
Standar Deviasi 4,523
Standar Error 0,64
Deviasi
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini yaitu pengukuran tetesan air menggunakan pipet ukur dan
menggunakan pipet tetes dan pipet ukur, sera mengukur 50 buah tegel disekitar
Laboratorium biologi FKIP UNTAN.
Ketelitian dalam penggunaan suatu alat sangatlah penting dalam sebuah penelitan,
namun dalam penelitian tidak hanya ketelitian tang diperlukan namun sebuah akurasi
atau keakuratan juga diperlukan sehingga kesalahan dapat diminimalisir.
Pada praktikum ini dapat dilihat bahwa pada Tabel A.1 setiap mahasiswa atau
praktikan memiliki variasi dalam menggunakan pipet tetes. Setiap tetes yang dikeluar
kan praktikan berbeda atau bervariasi. Variasi tersebut sangat dipengaruhi oleh
individu, khususnya pada kebiasaan dalam penggunaan pipet tetes. Jika dilakukan
perhitungan maka dapat diketahui bahwa mean, standar deviasi dan standar error
deviasi ketiganya berbeda, standar deviasi yang diperoleh adalah (0,028), (0,031) dan
(0,035) dan hasil standar error deviasi adalah (0,034), (0,014) dan (0,008). Dari
perbedaan standar deviasi menunjukkan bahwa ketiga individu tersebut sangat
memiliki variasi, semakin besar angka standar deviasi maka semakin kecil presisi dan
akurasi yang dimiliki oleh individu tersebut dalam penggunaan pipet tetes. Pada
perhitungan standar error deviasi menunjukkan bahwa besarnya kesalah yang
dilakukan oleh individu. Semakin besar angka standar error deviasi maka semakin
besar kesalahan yang dilakukan oleh individu sehingga akurasi yang diperoleh kurang.
Table A.2 menunjukkan hasil dari pengukuran 5 tetes air menggunakan pipet ukur
dengan lima kali ulangan. Setelah dilakukan perhitungan rata-rata maka dapat
diketahui bahwa setiap individu memiliki variasi dalam penggunaan pipet ukur. Sama
dengan pipet tetes hal ini sangat dipengaruhi oleh individu tersebut, khususnya pada
kebiasaan dalam penggunaan pipet ukur. Semakin terbiasa dalam penggunaan pipet
ukur maka semakin besar akurasi yang diperoleh. Setelah dilakukan perhitungan
standar deviasi maka diperoleh (0,074), (0,007) dan (0,089). Standar deviasi
membuktikan bahwa masih ada variasi dalam penggunaan pipet ukur. Semakin besar
angka standar deviasi maka semakin besar variasi atau kesalahan yang dilakukan
sehingga akurasi yang dimiliki kecil. Pada perhitungan standar error deviasi maka
diperoleh (0,033), (0,003), (0,044) dari hasil tersebut menunjukkan tingkat kesalahan
yang dimiliki oleh praktikan, semakin besar angka standar error deviasi maka semakin
kecil akurasi dan presisi yang dimiliki oleh praktikan.
Pada kasus selanjutnya yaitu pengukuran luas 50 buah tegel yang ada disekitar
laboratorium biologi FKIP UNTAN. Setelah dilakukan pengukuran ternyata hanya
beberapa tegel yang memiliki ukuran yang sama, untuk tegel yang lainnya ada sedikit
perbedaan ukuran. Hal ini dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu factor individu dan factor
dari tegel tersebut. Factor dari individu yaitu presisi yang kurang tinggi. Factor yang
dipengaruhi oleh tegel adalah kualitas tegel tersebut, tegel yang memiliki kualitas
rendah maka memiliki ukuran yang berbeda-beda antara tegel yang satu dan tegel yang
lain. Setelah dilakukan perhitungan maka dapat diperoleh rata-rata Luas adalah 872,26
dan untuk standar deviasi yaitu 4,523 serta standar erro deviasi adalah 0,64. Dari hasil
perhitungan tersebut maka dapat diketahui perbedaan setiap tegel sangat kecil
sehingga akurasi dan presisi yang diperoleh tinggi dan standar error deviasi yang
diperoleh rendah, karena manunjukkan perbedaan yang kurang significant.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan
1. Setiap individu memeiliki variasi yang berbeda dalam pengukuran 5 tetes air
sebanyak 5 kali ulangan dengan menggunakan pipet tetes dan pipet ukur.
Sehingga akurasi dan presisi masih kurang.
2. 50 buah tegel memiliki ukuran yang berbeda. Akurasi dan presisi pada
pengukuran ini sudah baik.

DAFTAR PUSTAKA

Cambell. 2003. Biologi. Jakarta : Erlangga

Anonim, Tanpa tahun. Arithmetic precision.


http://en.wikipedia.org/wiki/Arithmetic_precision.

Curran, Gregory.L. 2004. Accuracy, Precision and Uncertainty in


Measurement.http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.fordhamprep.org/gcurran/sho/sho/lessons/lesson22.htm. Akses 14
oktober 2010
Ineddeni. 2007. Statistika Parametrik dan Statistika Nonparametrik.
http://ineddeni.wordpress.com/2007/08/02/statistika-parametrik-dan-statistika-
nonparametrik/. Akses 15 Oktober 2010
Tahir, Iqmal. Tanpa Tahun. Arti Penting Kalibrasi pada Proses Pengukuran Analitik:
Aplikasi pada Penggunaan pHMeter dan Spektrofotometer UV-Vis. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada. http://iqmal.staff.ugm.ac.id/wp-content/iqmal-2008-
kalibrasi.pdf. Akses 14 Oktober 2010
LAMPIRAN
DATA PENGAMATAN

Kasus 1
a. Dengan menggunakan Pipet Tetes

Nama Tetes Berat

Rahman Pahwadi 1 0.33


2 0.31
3 0.27
4 0.33
5 0.28
Siti Fatimah 1 0.25
2 0.23
3 0.3
4 0.28
5 0.3
Sheren Ariska 1 0.27
2 0.24
3 0.24
4 0.27
5 0.21

b. Dengan menggunakan pipet ukur

Nama Tetes Berat


Rahman Pahwadi 1 0.31
2 0.27
3 0.37
4 0.46
5 0.31
Siti Fatimah 1 0.38
2 0.37
Siti fatimah 3 0.38
4 0.39
5 0.38
Sheren Ariska 1 0.35
2 0.34
3 0.51
4 0..51
5 0.31

Kasus 2
pengukuran luas tegel ( cm )

Nama No tegel Panjang Lebar Luas


Rahman Pahwadi 1 29.6 29.7 879.12
2 29.5 29.4 867.3
3 29.6 29.6 876.16
4 29.5 29.4 867.3
5 29.6 29.6 876.16
6 29.6 29.4 870.24
7 29.4 29.4 864.36
8 29.5 29.4 867.3
9 29.5 29.4 867.3
10 29.5 29.4 867.3
11 29.6 29.4 870.24
12 29.5 29.5 870.25
13 29.6 29.5 873.2
14 29.4 29.4 864.36
15 29.5 29.5 870.25
Siti Fatimah 16 29.5 29.5 870.25
17 29.4 29.6 870.24
18 29.4 29.6 870.24
19 29.6 29.4 870.24
20 29.5 29.4 867.3
21 29.7 29.5 876.15
22 29.6 29.7 879.12
23 29.7 29.6 879.12
24 29.7 29.6 879.12
25 29.6 29.6 876.16
26 29.5 29.8 879.1
27 29.4 29.6 870.24
28 29.4 29.6 870.24
Siti fatimah 29 29.6 29.7 879.12
30 29.4 29.4 864.36
Sheren Ariska 31 29.6 29.5 873.2
32 29.5 29.6 873.2
33 29.6 29.5 873.2
34 29.7 29.6 879.12
35 29.7 29.6 879.12
36 29.5 29.6 873.2
37 29.5 29.6 873.2
38 29.6 29.7 879.12
39 29.5 29.6 873.2
40 29.5 29.5 870.25
Siti Fatimah 41 29.6 29.5 873.2
42 29.6 29.5 873.2
44 29.6 29.4 870.24
43 29.5 29.4 867.3
45 29.5 29.4 867.3
46 29.6 29.4 870.24
47 29.5 29.6 873.2
48 29.6 29.7 879.12
49 29.5 29.4 867.3
50 29.7 29.4 873.18

LAPORAN

PRAKTIKUM BIOMETRI

“AKURASI DAN PRESISI SERTA TAMPILAH DATA”


OLEH

RAHMAN PAHWADI
NIM F05108005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2010

Anda mungkin juga menyukai