Anda di halaman 1dari 4

MODUL 1 :

DASAR-DASAR PENGUASAAN METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian seringkali menjadi salah satu mata kuliah yang dianggap paling
sulit. Banyak muncul pikiran di kalangan mahasiswa bahwa dalam mempelajari metodologi
penelitian harus menguasai SPSS (Statistik dengan rumus-rumus yang juga dianggap
njlimet). Padahal, saat ini banyak penyedia jasa pengolahan data dengan menggunakan
SPSS dan kita tinggal bayar. Ketakutan untuk menguasai metodologi penelitin disebabkan
oleh rasa takut pada salah satu aplikasi tersebut. Dalam tulisan ini saya berusaha
meyakinkan pembaca bahwa menguasai metodologi penelitian bukan suatu yang mustahil
dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Mengapa? Berikut penjelasannya.

Apakah metodologi penelitian itu sebuah ilmu yang rumit?

Menurut saya, itu semua tergantung cara pandang kita terhadap ilmu itu sendiri. Kalau kita
pandang mudah ya Insa Allah mudah. Kalau sudah kita anggap sulit sebelum mengenalnya
ya bisa jadi kesulitan kita memahami. Seperti pepatah “tak kenal maka tak sayang”.

Bukankah metodologi penelitian merupakan ilmunya para pakar? Para ilmuwan?

Siapa bilang seperti itu? Memang seorang ilmuwan harus menguasai metodologi penelitian.
Tetapi metodologi penelitian bisa dikuasai dan dipelajari oleh siapa saja dan berguna bagi
siapa saja yang mempelajarinya. Misalnya, seorang jurnalis dengan kemampuan metodologi
riset yang baik, dia akan mampu menghadirkan jurnalistik investigasi yang baik pula.
Seorang marketer (sales, marketing dan sejenisnya) dengan didasari kemampuan riset yang
baik, maka dia akan mampu melakukan tugas ke-marketingannya dengan baik pula. Jadi
ilmu metodologi penelitian akan sangat bermanfaat bagi banyak orang dan beragam
pekerjaan.

Bagaimana bisa itu?

Ya bisa saja. Prinsip-prinsip dalam metodologi penelitian sebenarnya juga prinsip-prinsip


yang sudah berlaku umum. Artika, prinsip dalam melakukan penelitian tidak beda jauh
dengan prinsip-prinsip dalam kehidupan pada umumnya. Saya ambil contoh saja; ketika
seorang Ibu melihat anaknya nakal (katakanlah suka berkata kotor), maka Ibu tersebut
berusaha mencari tahu “mengapa” anaknya menjadi demikian. Usaha-usaha mencari
penyebab atau penjelas dari perilaku anaknya tersebut, pada hakekatnya juga ada dalam

Dapat diakses di http://sukariset.wordpress.com Page 1


prinsip dalam penelitian, query (mencari) kebenaran. Persoalannya adalah “cara” yang
dipakai. Disitulah letak pentingnya metodologi.

Artinya?

Metodologi penelitian itu seperti apa yang sudah sering kita lakukan sehari-hari. Banyak hal
yang kita lakukan dalam keseharian tersebut merupakan “mencari jawaban” atas berbagai
persoalan yang kita hadapi atau kita ajukan. Oleh karena itu, saya menyebut salah satu
dasar yang harus dipahami oleh mereka yang belajar dalam metodologi penelitian adalah
LOGIKA. Sebab, sebuah penelitian yang mengikuti kaedah keilmuwan pasti harus logis.
Meski nanti akan ada beberapa logika yang perlu diketahui. Tetapi secara mendasar kunci
memehami metodologi penelitian adalah LOGIKA.

Mengapa logika demikian penting?

Ya karena sebenarnya semua ilmu, adalah didasarkan pada logika. Atau ada yang
menyebut akar dari semua ilmu adalah filsafat. Apa itu filsafat? Gampangnya kan logika.
Jadi ketika seseorang sudah terbiasa menggunakan akal Logikanya dalam keseharian,
maka saya yakin dia akan mudah memahami metodologi penelitian.

Logika macam apa sehingga dapat dikatakan sebagai kunci dalam memahami
metodologi penelitian?

Kalau pendapat saya ya...ada dua macam logika yang harus dipahami. Tapi jangan buru-
buru sudah takut. Semuanya sudah ada kok dalam kehidupan sehari-hari.

Pertama, logika mengambil kesimpulan. Istilah kerennya ya itu..Silogisme itu. Pengambilan


kesimpulan adalah kegiatan akal yang lumrah dalam sehari-hari. Setiap hari kita bisa
melakukan kesimpulan-kesimpulan yang demikian banyak. Menyimpulkan perilaku anak,
menyimpulkan cuaca dan sebagainya.

Kedua, istilah yang saya pakai. W dan H (double U and H). Mengajukan pertanyaan dengan
menggunakan “Apa?”, “Mengapa?”, “Bagaimana?” “Kapan?”, merupakan pertanyaan-
pertanyaan yang diperlukan untuk menggali dan mencari jawaban atas berbagai
permasalahan. Pertanyaan yang tepat akan sebuah masalah maka akan melahirkan
jawaban yang juga tepat. Misalnya saja; seroang istri menduga bahwa suaminya selingkuh :
dia mengajukan pertanyaan : Apakah bapak selingkuh? Ya biasanya dijawab Tidak. Coba
dengan pertanyaan-pertanyaan lain, bapak tadi dikantor makan dengan siapa? (istrinya
memang melihat peristiwa itu). Maka bisa jadi bapaknya menjawab dengan gagap atau bisa
malah marah atau menjawab santai-santai saja. `

Dapat diakses di http://sukariset.wordpress.com Page 2


Dengan dua logika ini minimal kita akan terlatih melakukan mengajukan permasalahan
(dalam bahasa metodologi penelitian ada dalam perumusan masalah, hipotesis, teoritik, dan
metode yang digunakan) sedangkan logika pengambilan kesimpulan sangat relevan dengan
kegiatan analisis data. Jadi dengan kita membiasakan logika-logika tadi, maka kita akan
mudah memasuki metodologi penelitian.

Bukankan penguasaan akan alat seperti SPSS, matematika atau lainnya adalah
pokok?

Memang, itu sangat penting, tetapi tanpa didasari logika yang saya sebut di atas, maka kita
juga akan sulit menguasai alat-alat tersebut. Dengan logika tersebut, kita akan mudah
membaca hasil pengolahan SPSS, misalnya; padahal kita tidak bisa mengoperasikan SPSS.
Tetapi dengan logika-logika itu, kita akan semakin terbuka dan terdorong untuk menggali
dan menggali apa yang dibutuhkan dalam menguasai metodologi penelitian.

Maksudnya mendorong menggali?

Begini, dengan berbagai wawasan dan ilmu yang anda miliki, maka tidak akan pernah cukup
tanpa motivasi. Logika W dan H yang sering kita gunakan akan mengasah kita dan
memancing motivasi kita dalam belajar banyak hal, termasuk metodologi penelitian. Saya
kasih ilustrasi begini : ketika anda dikenalkan SPSS oleh teman anda, maka jangan buru-
buru bertanya : bagaimana menggunakannya. Tetapi cobalah : apa seh SPSS itu? apa seh
kegunaannya? apa seh isinya? dengan melatih kebiasaan menggunakan W dan H tersebut
anda akan selalu berusaha mencari hal-hal mendasar dari sesuatu. Ketika anda dijelaskan
mengenai metode kuantitatif, maka dengan W dan H akan terdorong untuk menguasai
definisi, deskripsi, fungsi, kondisi dan sebagainya dari metode kuantitatif. Dengan kata lain
saya ingin katakan MOTIVASI menjadi kunci yang lain dalam menguasai metodologi
penelitian.

Demikianlah urian saya mengenai dasar-dasar metodologi penelitian dengan gaya tanya
jawab. Semoga bermanfaat.

Dapat diakses di http://sukariset.wordpress.com Page 3


Dapat diakses di http://sukariset.wordpress.com Page 4

Anda mungkin juga menyukai