Anda di halaman 1dari 38

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR: 1256 KIOYM.PEll991



TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGA WASAN USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C OLEH PELAKSANA INSPEKSI TAMBANG DAERAH (PITDA)

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI.

Menimbang

a. bahwa pelaksanaan penguasaan Negara dan pengaturnn usaha pertambangen bahan galinn golongan C telah diserahkan kepada Pemerintah Daerah Tingkat I sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1986 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Di Bidang Pertambangan Kepada Pemerintah Daerah Tingkat I;

b. bahwa untuk melakukan pengawasan terhadap usaha pertambangan bahan galian golongan C sesuai Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor ~7 Tahun 1986. Pemerintah Daerah W8Jlb mengikuti petunjuk teknis yang ditetapkan Menteri Pertarnbangan dan Energr:

c. bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, dipandang perlu untuk menetapkan petunjuk teknis pengawasan usaha pertambangan bahan galian golongan C dengan suatu Kepurusan Menrerr Pertarnbangan dan Energi;

Mengingat

I. lJndang-undang Nomor J I Tahun 1967 (LN Tahun 1967 Nomor 22, TLN Nomor 2~n I);

l lndang-undang Nomor 4 T"hun 19K2 fiN Tahun 19M2 Nomor 12, TLN Nomnr :n 15);

J. Peraturan Pemerintuh Nomm 12 Tahun 1969 (LN Tahun 1969 Nomor 60, TI.N Nmour ~916):

.,

Il3S

Menetapkan

PERTAMA

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

1136

4. Per~tunin Pemerintah Nomor 19 Tahun 1973 (LN : Tahun 1973 Nomor 53, 1LN Nomor 30(3);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1986 (LN Tahun J 986 Nornor 53, ~N Nomor 3340):

6. MijnpoJitie Reglement (MPR) Sb 1930 Nomor 341 ;

7. Keputusan Presiden Nomor 64/M Tahun 1988 tanggal 2' Maret 1988:

MEMUTUSKAN

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengawasan Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C oleh Pelaksana lnspeksi Tambang Daerah (PITDA) sebagaimana termaksud dalam Pasal 12 Peraturan Pernerintah Nomor 37 Tahun ) 986 adalah sebagaimana tercanturn dalam LAMPIRAN Keputusan Menteri, yang rnerupakan bagiun tidak terpisahkan dari pada Keputusan Menteri Pertambnngan dan Energi ini.

Direktur Jenderal Pertambangan Umum selaku Pembina Teknis wajib mengadakan penyuluhan kepada aparatur Pemerintah Daerah agar Petunjuk Teknis terrnaksud daJam Diktum PERTAMA dnpat dilaksanaknn dengan baik.

Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Petunjuk Teknis ini, ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur JenderaJ Pertambangan Umum.

Keputusau Menteri ini mulai berlaku pada tanggal . ditetapkannya.

Ditetapkan di pada tanggal

Jakarta

16 September 1991

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

ltd

GINANDJAR KARTASASMITA

Tembusan :

I. Yth, Menteri Dalam Negeri;

2. Sekretaris JenderaJ Dep, Pertambangan dan Energi;

3. Inspektur Jenderal Dep. Pertambangan dan En;.: . ~

4. Direktur Jenderal Prrnerintahan Umum dan Otonomi Daerah;

5. Direktur Jenderal Pertambaagan Umum;

6. Para Gubernur KepaJa Daerah Tingkat I di seluruh Indonesia;

7. Pam Kepala Kantor \\tilayllh Dep. Pertambangan dan Energi.

1137

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

NOMOR 1256 Kl03fM.PFJ 1991

TANGGAL : 16 September 1991

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENGAWASAN USAHA PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN GOLONGAN C OLEH PELAKSANA INSPEKSI TAMBANG DAERAH (PITDA)

I. PENDAHULUAN

A. Umum

I. Dalam rangka pelaksanaan otonomi yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab, sebagian urusan Pemerintahan di bidang pertambangan diserahkan kepada Pemerintah Daerah.

2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 19H6. sebagian urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Pemerintah Duerah meliputi kebijaksanaan untuk mengatur. mengurus dan mengembangkan usaha pertambangan bahan gulian golongun C.

3. Sehubungan dengan hal terse but Pemerintah Daerah juga melakukan pengawasan terhadap usaha pertarnbangan bahan galian golongan C termaksud, agar dapat berjalan sesuai peraturun perundang-undangan yang berJaku.

4. Dalam melakukan pengawnsan tersebut di alas Pemerintah Daerah harus berpedoman kepada petunjuk teknis yang ditetapkan Menteri Pertambangan dan Energi.

B. Maksud dan tujuan

I. Petunjuk teknis ini disusun berdasarkan ketentuan Pasal 12 Peraturan Pernerintah Nomor 37 Tahun 1986. dimaksudkan sebagai pedoman dalarn pelaksanaan pengawasun/inspeksi oleh Pelaksana lnspeksi Tambang Daerah (PITDA) sesuai tugas dan kewenangannyn,

2. Dengan petunjuk teknis ini diharupkan dapat diperoleh keseragaman dalam pelaksanaan pengawasanl inspeksi,

1138

3. Tujuan penyusunan petunjuk reknis nu adalahagar pelaksaoaan pengawasan yang diJakukan Pelaksana Inspeksi Tambang Daerah (PITDA) sesuai dengan mekanisme 'daft" petagatutan pengawasan dalam bidang penambangan umam unwk mempetoleh daya guna dan hasil guna yang optimal.

C. Ruans Unskup

Ruang lingkup perunjuk teknis meliputi aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kcrja serta pengclolaan lingkungan hidup pertambangan.

D. Pengertian

I. Usaha pertambangan adalah segal a kegiatan yang bertujuan untuk menemukan, menghasilkan, mengolah dan memumikan. mengangkut dan menjual bahan galian lolongan C. beserta segal a fasilitas penunjang kegiatan termaksud yang berada baik di dalam maupun di luar wilayah SIPD.

2. Kepa)a Pelaksana Inspeksi Tambang adalah Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang bidang Pertambangan Umum yaitu Direktur Direktorat Tcknik Pertambangan.

3. Pelaksana Inspeksi Tambang (PIT) adalah Pegawai Dircktorat Teknik Penambangln yang ditunjukldiangkat sebagai Pelaksana Inspeksi Tambang dan bertugls mellksanakan pengawasan keselamatan kerja dan lingkungan hidup atas usaha pertambangan dalam bidang pertambangan umum.

4. Pelaksana, In~i Tambang Wilayah (pJ1WIL) adalah Pegawai Kantor' WiJa)'ah Departernen Pertambangan dan Energi yang ditunjukldiangkal sebagai PeJaksana Inspeksi Tambang dan berrugas melaksanakan pengawasan keselamatan kerja dan lingkungan hidup utas usaha pertambangnn sesuai pelimpahan wewenang keselamatan kerja dari Direktur Jenderal Pertambangan Umum kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi.

5. Pelaksana Inspeksi Tambang Daerah (pITDA) ndalah Pegawai Dinas Pertambangan Daerah yang ditunjukldiangknr s~bag4li Pelaksana Inspeksi Tambang Daerah dan benugas meluksanakan Pengawasan Keselamatan Kerja dan linskungan hidup alas Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C.

1139

6. Kepala Teknik Tambang adalah seseorang yang ditunjukl diangkat oleh Pengusaha Pertambangan dan telah mendapat pengesahan Ke~1laPelaksana Inspeksi Tambang Daerah; bertanggung jawab atas terlaksananya dan ditaatinya Petunjuk Teknis ini, perintah, larangan dan petunjuk Pelaksana Inspeksi Tambang Daerah yang dicatat dalam Buku Tambang.

7. Pengusaha Pertambangan adalah Pemimpin Usaha pertambangan.

8. Petunjuk Operasional (Standard Operation Procedure disingkat SOP) adalah suatu urutan petunjuk dalam melakukan suatu rangkaian pekerjaan tertentu dan telah ditetapkan oleh Pengusaha Pertamb~,"gan yang wajib dipatuhi para pekerju dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.

U. 0 A SA R

I. Undang-undang Nomor II Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan (LN Tahun 1967 Nomor 22. n.N Nomor 2831 );

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (LN Tahun 1970 Nomor I. TLN Nomor 2918);

3. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan . Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (LN Tahun 1982 Nomor 12. lLN Nomor 3215);

. .

4. Mijnpolitie Reglement (Staatsblad 1930 Nomor 341);

5. Peraturan Pernerintah Nomor 32 Tahun 1969 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan (LN Tahun 1969 Nomor 60, 1LN Nomor 29(6);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1973 rentang Pengatumn Dan Pengawasan Keselamatan Kerja Di Bidang Pertambangan (LN Tahun 1973 Nomor 25. rtx Nomor 3003);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1980 tentang Penggolongan Bahan-bahan Galian (LN Tahun 1980 Nomor 47, TI..N Nomor 3174);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisa . Mengenai Dampak Lingkungan (LN Tahun 1986 Nomor 42. 1l..N Nomor 3338);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1986 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Di Bidang Pertambangan Kepada

1140

Pemcrintah Daerah Tin,kat I (LN Tahull 1986 Nomor 53. TLN NOIDOI' 3340);

20. Peraturaft Mentai Pertambanpn Nomor O4/P1MIPat2mbI77 tangal 28 Sepcanber 1m tentans Pencephan dan Penaagulanpn terbadap O_g .... dan Pencemaran Sebapi Akibat Usaba Pertambanpn Umum;

II. Peaaturall Menteri Patambanpn dan Enersi Homor OllPlMIPettambf 78 bUlgal4 Juli 1978 tentang Penpwasan KcseIamatan Kerja Kapaa Keruk Pertambanpn;

12. Pcraturan Menteri Patambanpn dan Bnergi Nomar O'JJPIMI Penambl 79 tangpl 30 Juli 1979 tentanl rerubaban sebutan Inspecteerend Pasoneel del'Mijninspectie 1930 (Staatsblad 1930 Nornor 38) InspecleUr del' Mijninspectie alau MijninspecleUr tennaksud datam Mijnpolilie Reslemenl 1930 (Staatsblad 1930 Nomor 341) dan Inspeklur Tambang tennaksud dalam .Peraturan Pemerintah Nornor 17 Talaua 1974 (LN Tabua 1974 Nomor 20, 1LN Homor 3031) menjadi PeJaksana Inspeksi tambafta :

13. Keputusan Direktur lenderal Pertambanpn Umum Nomor O7IDU' Tahun 1978 tangJol 23 Mei 1978 tentanl Pencegahan dan PcnanJlulanpn terbadap OanJluan dan Pcncemaran Sebagai Akibat Penambanpn Terbuka;

14. Keputu.WI Direktur Jendeml Pertambangan Umum Nomnr ORIDU Tahun 1978 tonss,,1 23 Mei 1978 ten tang Pencegahan dan PenangguJanpn terhadap Oanguan dan Pencernamn SelxlJili Akibat Penambangan Dengan Kapaa Keruk;

1 S. Keputu5an Direktur Jenderal Pcrtambanpn Umum Hornor ()t)IDU Tabun 1978 tanaga) 23 Mei 1978 tentang Pence,ahan dan Penanm,'tJiangan terhadap OanJlWln dan Pcncemanm Sebagai Akibnt Pen1!ulahnn dan Pemumian Bahan-bahan Oatian;

m. PELAKSANA INSPEKSI TAMBANO DAERAH (PrrDA)

A. Tups PITDA

Melaksanakan pengawasan keselamatan kerja dan lingkungan hidup Usaha Penammngan Bahan Oalian OolonBan C 5C.'iuai perntumn perundan,.undanl!an yang bertaku dan melakukan penyelidiknn

tetfuidap ICec:elaJcaan Tarnbans. . ;

B. Wewenang Pn'DA

1141

dalam melaksanakan tugasnya. seuap waktu PITDA berwenang memasuki wilayah usaha pertambangan bahan galian golongun C;

- PITDA dapat meminta bantuan kepada lnstansi Pemerintah yang berkaitan.

C. Tugas dan fungsi Kepala PITDA

mengkoordinasikan para PITDA dalam melaksanakan tugasnya; mengesahkan pengangkatan Kepala Teknik Tambang; mengusulkan pengangkatan PITDA kepada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang bersangkutan;

menyampaikan laporan berkala kepada Gubernut Kepala Daerah Tingkat 1 ;

menyusun Japoran tahunan mengenai pelaksanaan pengawasan keselamatan kerja atas usaha pertambangan bahan galian golongan C dan menyampaikannya kepada Kepala PIT dan Kepala PnwIL;

menyusun statistik mengenai kecelakaan tambang, menyampaikannya kepada Kepala PIT dan Kepala PITWIL serta mendistribusikannya kepada Unit Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C di daerah yang bersangkutan.

D. Kualifikasi PITDA

PITDA dalam mclaksanakan tugasnya harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus, sehingga tujuan pengawasan alas usaha pertambangan bshan galian golongan C dapat dicapai semaksimal mungkin.

I. Persyaratan Umum

a. Pegawai Negeri Sipil;

b. Sehat jasmani dan robani;

c. Dasar Pendidikan;

I) Pendidikan Umuml Kejuruan. dapat berupa

Sarjana Teknik atau pendidikan sedetajat Jurusan Tambangl

1142

Metalurgi/OeologilSipillListrikl Mesin! Teknik Keselamatan Kerjal Lingkungan Hidup atau jurusan lain yang berkaitan atau:

• Sarjana Muda Teknik atau pendidikan sederajat Jurusan Tambangl MetalurgilGeologilSipili Listrikl Mesinl Teknik Keselamatan Kerja/ Lingkungan Hidup atau jurusan lain yang berkaitan atau;

Sekolah Teknik Menengah Jurusan Tambangl OeoJogi/ Mesin atau Listrik.

2) Pendidikan Khusus, dapat berupa :

Lulus Kursus Pengawasan Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C atau pcndidikan sederajat;

Lulus Kursus Keselamatan Kerja Pertambangan atau pendidikan khusus sederajat, ditambah dengan praktek Inspeksi Lapangan di bawah bimbingan Pelaksana Inspeksi Tambang Departeman Pertambangan dan Energi.

2) Persyaratan Khusus. a. PITDA

I) Untuk pegawai yang diangkat menjadi PITDA, yang bersangkutan harus telah berpengalarnan sebagai Asisten PITDA sekurang-kurangnyn :

3 (tiga) tahun untuk Sarjana;

b (enam) tahun untuk Sarjana Muda;

J 0 (sepuluh) tahun untuk lulusan STM.

diperlukan Pendidikan Khusus sebagai berikut

Lulus Kursus AMDAL A atau kursus sederajat atau l.uJus Kursus PengeJolaan Lingkungan Pertambangan.

2) Untuk pengecualian atas persyaratan tersebut di atas diperlukan rekomendasi Kepala PIT.

b. Asisten PITDA

I) Untuk pegawm yang diangkat menjadi Asisten PITDA. yang bersan.kutnn harus telah mengikuti orientasi pengawasan usaha pertambangan. sekuranl-kurangnya:

I (glu) whun untuk Sarjana atau lulusan pendidikan sedernjDt;

2 (dua) lohun untuk Sarjana Muda;

1143

3 (tiga) tahun untuk lulusan Sekolah Menengah Teknik.

2) Untuk pengecualian atas persyaratan tersebut di alas diperlukan rekomendasi Kepala PIT.

IV. PELAKSANAAN PENGAWASAN A. TATA CARA PENGAWASAN

I. Tahapan Pcrsiapan

a. Menyiapk~n Sural Tugas dan pemberitahuan kepada unit yang akan di inspeksi mengenai maksud dan tanggal kedarangan:

b. Mcmpelajari data sebagai bah an inspek.~i (a. I. catatan Buku Tambang. statiSlik kecelakaan dan daftar kecelakaan serta laporin yang diperlukan);

c. Mengadakan invenwisasi masalah yang perlu diselesaikan

densan unit yang di inspeksi:

d. Mcmpelajari laporan tim inspelcsi terdahulu;

e. Menyiapkan alat pelindung din yang diperlukan;

f. Menyiapkan peralalan deteksi yang diperlukan.

2. Tahapan Pelaksanaan di lapangan

a. Di Kantor Kepala Teknik Tambang

Mcmberitahukan kepada Kepala Teknik Tambang mengenai rencana, inspeksi dengan menunjukkan surat tugu; .

Memeriksa Buku Tambang dan Buku Daflar Kecelakaan Tambang;

• Menyusun program inspeksi.

b. Di lapangan.

J ) Oalam melaksanakan inspeksi, PITDA didampingi olch:

KepaJa Teknikl Wakil Kepala Teknik Tambang atnu pejabat yang ditunjuk;

Pemimpin Keselamatan Kerja (Safety Officer) Pemimpin Penplolun Lingkungan;

Pemimpin Obyek Kerja.

1144

;

2) Pada saat melakukan pengamatan, memberikan teguran dan pengarahan apabila melihat kondisi tidak aman atau tindakan tidak aman.

c. Rapat mengenai hasil inspeksi dengan Kepala Teknik Tambang serta staf untuk membahas semua temuan d i lapangan dan menjelaskan mengenai hal-hal yang dicatat dalam Buku Tambang;

d. Mencatat perintah, larangan at au petunjuk dalam Buku Tambang dan menandatanganinya;

e. Memeriksa buku Daftar Kecelakaan Tarnbang dan membubuhkan parafnya;

f. Tim inspeksi menyerahknn Buku Tambang kepadu Kepala Teknik Tambang dan rnemberitahukan selesainya kunjungan inspeksi.

Tahapan Pelaporan

a. Segera menyampaikan laporan singkat mengenai hasil inspeksi kepada Kepala PITDA;

b. Menyelesaikan lapomn tertulis secara lengkap mengenai hasil inspeksi dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari terhitung mulai kembalinya dari tugas inspeksl. dan menyampaikan secara terpisah risalah hasil inspeksi tersebut;

c. Laporan tersebut juga disampliknn kepadn Kepalu PIT atau Kepala PllWlL sesuai wilayah kerju dan bidang kewenangunnya masing-masing.

B. KERANOKA ACUAN LAPORAN INSPEKSI

I. Pendahuluan

II. Inspeksi Keselumutan Kerjo Pertambangan,

A. Hasil.lnspeksi alWi Tambang, Bcoakel; Oudang; Peledakan;

1145

1146

Crushing plantl Pengolahan dan pemurnian:

Ketenagalistri kan.

B. Pelaksanaan Keselamatan Kerja Pertambangan :

Sratistik kecelakaan tambang :

Peralatan keselamatan kerja pertambangun:

Kegiatan keselamatan kerja pertambangan.

C. Tanggapan atas kegiatan keselamatan kerja pertambungan.

In. Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan :

A. Sumber Dampak Kegiatan Pertambangan:

B. Upaya Pengelolaanl Pemantauan Lingkungan Hidup:

IV. Kesimpulan

.

(Dicatat dalam Buku Tambang)

V. OBYEK PENGAWASAN

A. ALAT PELINDUNG DIRI

Kelengkapan aJat pelindung diri (jumlah dan jenis serta disesuaikan denganjenis pekerjaan) merupakan salah satu h~IJ yang harus diinspeksi pada tiap jenis kegiatan pertarnbangan.

B. EKSPLORASI DAN EKSPLOrr ASI I. EKSPLORASI

Hal-hal yang wajib di inspeksi adaJah a. Base Camp :

Bangunan; Fasilitas ruangan; Penerangan;

Tandu dan isi kotak obat PPPK; Tabung pemadam api.

b. Lokasi Test Pit :

Cara pengambiJan sample;

Kondisi tangga; Pompa:

Pengamanan Jobangl sumuran.

c. Lokasi Pemboran :

Ketenagalistrikan; Debu dan kebisingan:

Generator set (bagian yang berputar):

Air limbah bor; Ceceran olie:

Penerangan; Pagar pengarnan

d. Mesin bor dan peralatannya

2. KUARI

Hal-hal yang wajib diinspeksi adalah a. Rumah Tambang:

Kebersihan dun kerapihan:

Ketenagalistrikan :

standar kabeJ ; kondisi kabel: snmbungan kabel; rerrnrnal kabel: kotak hubung bagi: pengaman arus

Alar komunikasi.

Tanda dan isi kotak obat PPPK.

..

..



*



Jarnban;

Tabung pemadam api:

Peta Tarnbang:

b. Jalan Utama .

Kondis. jalan;

Rambul lunda peringatan:

Penyiraman jalan;

TanSBul pengaman pada jalan yang melereng.

1147

c. Daerah Pernbersihan/ Clearing:

Luas daerah yang dibersihkan:

Tatacara pembersihan.

d. Daerah Pengupasan dan Penirnbunan Tanah Penutup:

Tebal tanah pucuk dan tanah tertutup; Pengamanan tanah pucuk dan tanah penutup:

Luas daerah yang telah dikupas:

Pencegahan erosi daerah tirnbunan dan pelumpuran air permukaan .

. e. Fron Penambangan I) Fron

Kondisi lantai kerja;

Lampu penernngan dan pengaman arus bocor; Kondisi dan geornetri:

Batu rnenggantung dan udunya rekahan pada lantai teras:

Penirisan tambang:

Cadangan yang ditinggnlkan:

Kondisi jalan tambang; Ketenagahstrikan :



standar kabel: kondisi kabel; sambungan kabel: terminal kabel: kotak hubung bagi; pengaman .. rus.

* •

*

*

*

Tunda larangan dan peringutan.

2) Mesin bor dan peralatannya :

Petunjuk operasional (SOP):

Penanggulangan debu pemborun:

Kondisi sambungnn slang dan ptpa udara:

Peng.nuan sambungan slung ud a ra:

Mesin kompresor:

Alat meter petunjuk.

1148

3) Peledakan

a) Alat angkut bahan peledak KeJengkapan alar angkut:

Pengawalan.

b) .Persiapan peledakan

Penempatan bahan peledak di lapangnn: luru ledak:

Kelengkapan alat bantu peledakan:

Pengamanan blasting machine:

Petunjuk operasional (SOP) persiapan peledakan:

Tanda-tanda persiapan peledakan.

c) Pelaksanaan peledakan :

Shelterl tempat berlindung juru ledak. IsyaratJ tandal aba-aba peledakan; Pengamanan wilayah pengaruh peledakan

d) Pengamanan setelah peledakan :

Pemeriksaan misfire (peledakan mangkir):

KontroJ akibat peledakan.

e) Penanganan misfire (peledakan mangkir):

Petunjuk operasional (SOP);

Pengamanan misfire (peledakan mangkir).

4) Alar galil muat (bulldozer. back hoe. power shovel.

dragline, loader) :

Petunjuk operasional (SOP):

Kondisi alat dan kelengkapan; Tanda larangan menumpang; Tabung pemadam api.

f. Dump truck :

Petunjuk operasional (SOP); Kondisi alat dan Icelengkapan ~

1149

1150

Tabung pemadam api:

Tanda larangan penurnpang.

g. Daerah pernukiman di sekitar tambang Kondisi air tomah:

Pengaruh kebisingun dan getarun; Pencemaran debu,

h. Pcng o l ahun dan pe rnanfaat an bek as wilayah penambangan.

3. TAMBANG SEMPROT

Hal-hal yang wajib diinspeksi adalah a. Rurnah Tarnbang :

Kebersihan dan kerapihan:

Alat kornunikasi ;

Tandu dan isi kotak obat PPPK:

Jamban:

Tabung pemadam api:

Peta tambang;

Ketenagalistrikan dan penerangan

* standar kabel:
* kondisi kabel;
* sambungan kabel:
* terminal kabel:
• kotak hubung bagi;
* pengaman arus. b. JaJan Utama Kondisi jalan;

Rambul tanda peringatan:

Penyiraman jalan:

Tanggul pengaman pada jalan yang melereng.

c. Daerah Pembersihan/ Clearing Luas daerah yang dibersihkan.

Petunjuk operasional (SOP) pembersihan.

d. Daerah Pengupasan dun Penimbunan Tanah 1\>IlI.HUp Tebal tanah pucuk dan tanah pcnutup, Pengarnanan (amah pucuk dan tunan penutup:

Luas daerah yang telah terkupas:

Pencegahan erosi daeruh timbunan dim pelumpuran air permukaan;

Kemantapan timbunan.

e. Jalan Serapak (julan ke tambang)

Penirisan; Penerungun:

Kondisi jalan; Perawatan jalan.

f. Rumuh Mesin Pompa Kebersihan dan kerapihan:

Ketenagalistrikan dan penerangan

I'

standar kabel; kondisi label; sambungan kabel; terminal "abel; kotak hubung bagi; pengnman urns.

Lonceng ixyarat:

Tabung pemudan api; Motor diesel ~

sungkup pengaman bagian berpuiar. pengarnan pipa l:!Ols buang:

meter pcnunjuk.

~1(}1(l1' Iistrik .

sungkup pengunian: pembum inn;

meter penunjuk.

g Pomp u Tanah dan Pompa Semprot

:1;

*

Tangga dun lantai kerja :

Pagar pengaman:

Pesawat angk.u:

I) 51

Pengaman pipa gas buang; Kondisi gantry;

Kondisi pipa;

Tanda larangan dan peringatan.

h. Lubang Isap

Lobang isap pompa air

*

lantai kerja; pagar pengaman:

tanda larangan dan peringatan.

*

*

Lobang isap pompa tanah

*

kondisi kaki tiga; ring pengaman;

tali lonceng isyarat:

*

*

. .

sanngan isap.

I. Fron Penambangan

*

Kondisi teras;

Lampu sorot dan pengaman arus bocor:

Tanda larangan dan peringatan; Kondisi monitor;

Jarak aman monitor;

Posisi operator monitor;

Pengupasan tanah pucuk dun tun.ih pr nutup

J. Dam/ Pok Penyedlaan Air

Saluran k(}ntrol pembuungun air i Spill way). Perawatnn dam,

k. Tunbunan buanllun pudnt (waste) Knnu".1 ",e,,1 umbunun; KcmnnCUpdfl tunbunan.

I. Pengelolann dun prlltallla a tan bekas wiluyah penamh.mp.m

m. Palung/ Pencue u ln

Kondi., konltttuksi.

Efektifltnl pnlnng;

Sirkulasi "ir;

1152

Pacar pengaman;

,-. '-

Tan (HlU' eo '

Efisiensi pompu tanah.

4. KAPAL KERl1K PENAMBANGAN

Hal-hal yang wujih diinspeksi adulah

a. D e k :

Persyaratan nnggi ponton terapung (Freeboard):

Kebersihan dan kerapihan; Penerangan;

Pagar Pengaman:

Pipa Peranginan:

Pompa balast/ lensa; Baju renang:

Pelampung: • Pompa cadangan:

Pesawat angkat :

't.

Petunjuk operasional (SOP); Kondisi rantail kabel; Kondisi Hook;

Pengaman Hook;

Kapasitas/ tonage;

Tomboll pengontrol:

Penyangga/ H-beam pesawat angkat.

*

*



*



*

Tali sekeliling kapal; Sauh dengan tali;

Pengait pancing dengan tangkai; Tromol penjangkaran;

Tabung pemadam api:

Tanda larangan dan peringatan; Alat komunikasi.

b. Ponton

Mangaat/ manhole; Tangga;

1153

Kondisi tangki; Blower;

Larnpu tangan max. 24 V.

c.

Winch:

Kondisi winch : rem drum. D. Clamp; Kondisi wire rope;

Pengamanl pagar bagian berputar:

Pelumasan. d. Kamar mesin ;

Kebersihan dan kerapihan; Penerangan;

Pengaman bagian berputar;

Pengaman pipa gas buang (manifold);

Panel kontrol:

Kebisingan:

Jumlah tabung pemadam api:

Tanda larangan dan peringaran.

c. Pcncucian ;

Kebersihan dan kerapihan; Pcnerangan:

Pengaman bagian berputar:

Platform;

Penguman/ pelindung motor, panel dan sakclar:

Bandar taihng ;

*

runtai pengaman ditalangun batu tanah:

runrai den (Jan gelangan tunean di ujunj tulanuan:

II' . e. e ..

pencemaran dari tailing; pengarnan sakelar saringan putar.

*

..

Pembuangan tailing,

f Ruang Operator

Kebersihan dan kerapihan:

Penerangan:

Pcngukur kerniringan:

AIm komunikasi:

Mnl(~n Book dan jurnal:

1154

Baju renang:

Lampu isyarat:

Isyarat bunyi:

Tandu dan isi kotak obar PPPK:

Peta kerjal peta tambang.

g. Ketenagalistrikan Standar kabel; Kondisi kabel:

Sambungan k .. bel; Terminal kabel;

Lokasi/ kondisi panell kntak hubung bagr:

Pengaman arus:

Lock out sistem:

Pengaman kabel yang menembus platform

h. Penggerak Atas :

Kebersihan dan kerapihan; Emergency stop;

Pagar pengarnan;

Tabung pernadam api; . Kebisingan;

Pesawat angkat :

*

Petunjuk operasional (SOP); Kondisi rantail kabel; Kondisi hook;

Pengaman hook;

Kapasitas/ tonage:

Tomboll pengontrol:

Penyanggal H-beam pesawat angk at

...

*

...

...

...

...

I. Daerah sekitar penambangan Pengeruhan surnber air:

Tingkat kebisingan:

Tanda larangan dan peringatan;

J. Saruna transportasi :

Motor boat dan kelengkapan peralatan keselamatan kerju:

IlSS

1156

Perahu dan kelengkapan peralatan keselamatan kerja:

5. TAMBANG OALAM

Hal-hal yang wajib diinspeksi adalah :

a Ruman Tambang

Kebersihan dan kerapihan; Alat komunikasi;

Tandu dan isi kotak obat PPPK; Tabung pemadam api;

Peta peranginan:

Ketenagalistrikan dan penerangan

*

standar kabel: kondisi kabel; sambungan kabel; terminal kabel; kotak hubung bagi: pengaman arus,

*

*



Peta rambung:

Oaf tar hadir karyawan tambang.

b. Jalan Tambang

Jalan untuk menyelamatkan diri; Penirisan (drainage):

Penyanggaan:

Kondisi j .. Ian masuk; Perangin .. in:

Alat ukur peranginan:

Penerangun:

Kondisi tomgg •• dan dek.

I) Hoist :

Rem drum; Slurring:

Pengaman sarnbungan:

Pagar pengaman.

2) Rei

Sambungan rel:

Baut penguat rel:

Wissel;

Isyarat pengoperasian:

Tanda larangan dan peringatan; 2mergency stop.

3) Lori :

Sambungan antur lori:

Kondisi roda; Kondisi bak.

d. Permuka Kerja Penambangan Penyanggaan; Pengamanan atap;

Debu:

Pengamanan batu menggantung; Berbagai gas tambang:

Penerangan.

e. Generator set :

Pengaman bagian berpurar; Penanganan pelumas bekaslolie.

f. Daerah sekitar tam bang

i) Pada permukaan :

Penurunan air permukaan;

Prasarana perumahan terutama yang berkaitan dengan tambang;

Rekahanl retakan.

2) Air Buangan Tambang

Hasil pemantauan mengenai keasarnan kandungan zat kimia dan logam berat.

3) Getaran.

1157

g. Pengamanan Jubang bekas penambangan.

6. PERTAMBANGAN PADA ALIRAN SUNGAI Hal-hal yang wajib diinspeksi adalah

a. Rumah tambang

Kebersihan dan kcrapihan; Kerenagalistrikan dan penerangan

• standar kabel;

• kondisi kabel;

• sambungan kabel:

• terminal kabel;

• kotak hubung bagi: * pengaman arus.

Alat komunikasi;

Tandu dan isi kotak obat PPPK; Tabung pemadam api:

Jarnban;

Peta tambang.

b. Jalan Utama (main haulage) :

Kondisi jalan:

Rambu-rambu/ tanda peringatan;

Tanggul pengaman pada jalan yang melereng.

c. Fron penarnbangan :

Kedalarnan penggalian:

Kondisi tcbing sungai:

Kondisi bantaran: kondisi perisai sungai:

Kedalarnan arus sungai:

Morphologi sungai:

Debit air sungai;

Tanda larangan dan peringatan.

d. Perulatnn penambangan :

I) Bulldozer, back hoe. power shovel. dragline, clnl1l'dldl

1158

Petunjuk operasional (SOP):

Kondisi alat dan kelengkapan peralatan:

Tabung pemadam api; Pelampung;

Meter Penunjuk.

2) Pompa isap

a) Rumah mesin pompa Kebersihan dan kerapihan ~ Ketenaga1istrikan :

* standar kabel:
* kondisi kabel;
* sambungan kabel;
* terminal kabel;
* kotak hubung bagi;
* pengaman arus. Motor listrik ~

*

pembumian;

meter penunjuk; sungkup pengaman;

* *

Pagar pengarnan;

Tanda larangan dan peringatan; Baju renang;

Pelampung.

b) Lubang isap :

Kondisi ponton! tangki:

Pagar pengaman/ saringan pengisap; Tanda larangan dan peringatan; Beam jembatan.

3) Perahul tongkang

Petunjuk operasional (SOP); Kondisi perahul tongkang; Tabung pemadam api;

Baju renang;

Pelampung.

1159

C. PENGOLAHAN DAN PENIMBUNAN

I. CRUSHING PLANTI INSTALASI PENGOLAHAN Hal-hal yang wajib diinspeksi adalah

a. Umum:

Kebersihan dan kerapihan; Kondisi tangga;

Kondisi lantai kerja (platform); Pagar pengaman:

Sungkup pengaman bagian berputar; Tabung pemadam api:

Tandu danisi kOlak obat PPPK; Penerangan;

Pencemaran debu :



Iingkungan kerja; pemukiman di sekitarnya.



Kebisingan :

• lingkungan kerja;

* pemukiman di sekitarnya.

b. Dumping Point :

Safety beam untuk dumping; Pagar pengarnan:

Pesawat angkat



Petunjuk operasional (SOP); Kondisi rantail kabel:

Kondisi hook:

Pengaman hook:

Kapasitasl tonage:

Tomboll pengontrol:

Pcnyunggal H· beam pesawat angkat.

*

• • •

*



c. Crusher

Kondisi konstruksi bangunan crusher:

Tombol emergency stop; I5yarat bunyi:

PrOdu k crusher.

1160

d. Belt Conveyor :

Kondisi fisik belt:

Kondisi jembatan;

Talil cord emergency stop; lsyarat bunyi:

Tanda laran,an dan pering8tan;

Pengimbang (counter ballance). pulley. idler:

Pagar pengaman di tail pulley.

c. Ketenagalistrikan :

Standar kabel; Kondisi kabel:

Sambungan kabel; Tenninal kabel; Kocak hubung bagi; Pengaman arus; Lock out system.

f. Penimbunan Waste (limbah) Lokasi dan cara penimbunan; Pcnimbunan waste:

Stabilitas timbunan; Pemanfaatan.

2. PREPARASI DAN PENCUCIAN Hal-hal yang wajib diinspeksi .taIah

a. Instalasi Prepansi dan Insta'asi Pencucian Kebersihan dan kerapihan;

Lantai kerja platform;

Tan"_;

Tabung pemadam .pi;

Tandu dan isi kotak obat PPPK; Penerangan;

Debu;

Kebisinpn;

Produktivitas pengolahan.

1161

1162

b. Pesawat Anlnt

Petunjuk operasionaJ (SOP); Kondisi rantail kabel; Kapasiw angkat;

Kondisi hook; Pengaman.hook;

Tomball pengontrol;

Penyanggal H-beam pesawat angkat.

c. Permesinan

Kebersihan dan kerapihan; Penerangan;

Sungkup pengaman bag ian bcrputar; Pengaman pipa penyalur gas buang; Meter penunjuk;

Kebisingan.

d. KetenagaJistrikan Standar kabe); Kondisi kabel; Sambun,an kabel; Terminal kabel; Pensaman arus;

Kotak hubung bagil panel:

Lock Out system.

e. Tailing ;

Kemantapan timbungan; Dam tailing

*

kondisi dam;

pengamanan dan pernwatan.

*

f. Air Buangan Tailing :

Kwalitas dan kandungan pcncemar dalam air buangan tailing;

Jumlah air buanaan~ Tempat pembuangan.

3. PENIMBUNAN DAN PEMUATAN

Hal-hal yang wajib diinspeksi adalah a. Alat-alat berat .

Kondisi alat dan kelengkapan peralatan:

Tanda larangan menumpang.

b. Unit Conveyor

Kondisi tisik; Sungkup pengaman:

Kondisi platform, pagar dan tangga:

Kondisi jembatan; Emergency stop; Tanda larangan:

Pengimbang (counter ballance), pulley, idler:

Li ngkungan kerja



Debu:

Penerangan:

Getaran .

*



Tabung pemadam api;

Tandu dan isi kotak obat PPPK.

c. Ketenagalistrikan Standar kabel:

Kondisi kabel; Sambungan kabel; Terminal kabel; Kotak hubung bagi:

Pengaman arus.

d. Timbunan

Pengamanan dumping; Kestabilan timbunan; Penirisan (drainage); Kapasitas:

Kondisi daya dukung daerah penimbunan.

e. Daerah disekitar timbunan

1163

1164

Pengeruhan air; Pencemaran debu.

D. SARANA PENUNJANO

I. PUSAT PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK, TRANSMISI DAN DISTRIBUSI

Hal-hal yang wajib diinspeksi adalah

a. Pusat Pembangkit Tenaga Listrik

I) Ruang Pernbangkit Tenaga Listrik Kebersihan dan kerapihan; Penerangan;

Kebisingan

*

lingkungan kerja; pemukiman di sekitamya.

*

Kondisi peranginan; Tabung pemadam api; Instalasi penangkal petir;

Tandu dan isi kotak obat PPPK; Sungkup pengaman bagian berputar:

Data teknis peralatanl mesin; Pembumian;

Manifold & knalpot Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PL TO);

Kondisi pengaJih aliran air turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA);

Kondisi water treatment plant Pernbangkit Listrik Tenaga Uap (PL TIJ);

Kondisi feeder batubara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU);

Debu batubara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU);

Meter penunjuk;

Tanda larangan dan peringatan:

Pencemaran udara dari cerobong:

Pencemaran air; Olie bekas;

Ketenagaiistrikan :

• standar kabel;
• kondisi kabel:
• sambungan kabel;
• terminal kabel;
* kotak hubung bagi;
• pengaman arus. 2) Ruang KontrollPanel Kebersihan dan kerapihan:

Bangku isolator. tongkat isolator. sarung tangan isolator;

,/,," .. _-

Meter penunjuk;

Lantai isolator/ karet:

Tanda larangan dan peringatan; Kebisingan;

Penerangan;

Tabung pemadam api;

Gambar diagram instalasi listrik.

3) Transformator :

Kebersihan dan kerapihan; Pagar pengaman; Pembumian;

Tanda larangan dan peringatan.

4) Pen gam an Arus

Pengaman arus beban lebih:

Pengaman kebocoran arus.

b. Transmisi dan Distribusi

I ) Saluran Transmisi :

Kondisi tiang;

Jarak minimum antara 2 (dua) hantaran telanjang; Jarak minimum an tara penghantar dan tanah;

Jarak antara hantaran dengan kabel telekornunikasi; Jarak an tara hantaran dengan benda lain. bangunan:

Jala pengaman;

1165

Tanda larangan dan pering.tan; Standar kabd

2) Gardu Distribusi :

K~bersihin dan kerapihan;

Pagar pengaman (Gardu Terbuka); Pintu membulca Ic:eluat (Oardu Tertutup); Penerangan;

Bangku isolator. tongkat isolator dan sarung tangan

isolator;

Pembumian;

Tanda larangan dan peringatan; Tabung pemadam api.

3) Saluran Distribusi Kondisi liang;

Jarak minimum antara 2 (dua) hantaran telanjang:

Jarak minimum antara penghantar dan tanah:

Jarak an tara hantaran dengan kabel telekomunikasi; Jarak antara hantaran dengan benda lain dan bangunan;

Tanda larangan dan peringatan; Standar kabel.

2. PERBENGKELAN

Hal-hal yang wajib diinspeksi adalah a. Ruang Bengkel

Kebersihan dan kerapihan;

Tata letak lampu peralatan bengkel:

Penerangan:

Kebisingan:

Perangi nan;

Tabung pemadam api; lsi kotak obat PPPK;

Tanda larangan dan peringetan:

Jalan ke luar, sekurang-kurangnya 2 (dua); Buangan Iimbah bengkel.

1166

b. Ruang Panel Kondisi panel;

Kebersihan dan kerapihan panel;

Sarung tangan isolator. bangku isolator, tongkat isolator dan lantai karet (untukpanel besar);

Pagar pengaman (untuk kondisi tertentu):

Standar kabel, kondisi kabel, sambungan kabel, terminal kabel dan pengaman arus;

Pembumian.

c. Perkakas tangan

Tempat penyimpanan; Kondisi perkakas (Tools):

Pemakaian yang tepat guna.

d. Pesawat Angkat

Petunjuk operasional (SOP); Kondisi rantail kabel;

Kondisi book;

Pengaman hook;

Kapasitasl tonage;

Tomboll pengonb'o);

Penyanggal H·beam pesawat pengangkat.

e. Bagian ketenagalistrikan :

Sarung tangan isolator; Kondisi alat ukur;

Kondisi instalasi ketenagalistrikan.

f. Bagian Las :

Kipas isap; PenyeJcat;

Kondisi kabel las; Botol bertekanan;



kondisi botol;

meter penunjuk; penempatan botol; pembedaan warna botol;

• •



1167

1168

• tutup pcnlaman botoi.

g. Bagian PenICC8tan. .. Kipa isap.

h. Balian kayu.

Sungkup pengaman mesin gersaji .

..

I. Bagian kendaraan :

Kondisi dongkrak; Kondisi parit service; Kondisi peralatan.

3. PERGUDANGAN

Hal-hal yang wajib diinspeksi adalah a. Ruang Cudang :

Kebersihan dan kerapihan; Tata letak barang:

Gang antara ujung rak dengan dinding (Escape Way):

Tangga:

Peranginan; Penerangan;

Tabung pemadam api;

Fire detektor yang otomatis. apabila ada; Tanda larangan! tanda peringatan,

b. Ketenagalistrikan Standar kabel:

Kondisi kabel; Sambunlan kabel:

Tenninal kabel:

Kotak hubung bagi:

Pengaman arus.

4. PENIMBUNAN BAHAN BAKAR CAIR

Hal-hal yang wajib diinspeksi :

Tangki

*

kondisi;

* pencantuman kapasitas volume;

• jenis bahan bakar yang disimpan,

Kondisi tanggul pengaman;

I~stalasi penangkaJ petir



kondisi; pemeriksaan rutin; tahanan pembumian .

*



- Lampu penerangan harus kedap gas;

- Jarak daerah bebas kebakaran;

- Pagar pengaman;

- Pa. s ir kering dan tabung pemadam api.

VI. PENYELIDIKAN KECELAKAAN TAMBANQ A. TATA CARA PENYELIDIKAN

I. Tahapan Persiapan

a. Menyiapkan sural tuga. s lim penyelidikan;

b. Memberitahukan kepada Perusahaan maksud dan tanggal . kedatangan tim penyelidik;

c. Menyiapkan peraJatan yang diperlukan untule pemeriksaan kecelakaan tambang.

2. Tahapan Pelaksanaan

a. Menemui Kepala Teknik Tambang yang bersangkutan untuk memberitahukan maksud kedatangan tim penyelidik dengan menunjukkan surat tugas;

Meminta data yang diperlukan, antara 1ain Sketsa kecelakaan tambang;

Foto kecelakaan tambang;

Sural Keterangan k.ematian dari Dokter y a ng bersangkutan;

Buku Tambang dan daftar kecelakaan tambang.

1169

b. Pemeriksaan kecelakaan Tambang.

1) Tim bersama Kepala Teknik Tambang atau orang yang ditunjuk meninjau lokasi kecelakaan tambang.

2) mengadaJcan pemeriksaan alas Lokasi kecelakaan tambang:

Peralatan pertambangan.

3) Rekonstruksi

4) Wawancara saksi-saksi, sedapat mungkin dilakukan di tempat lokasi kecelakaan tambang.

c. Pertemuan dengan Kepala Teknik Tarnbang serta staf untuk mendiskusikan hasil pemeriksaan kecelakaan tam bang dan mengajukan koreksi agar kecelakaan yang serupa tidak terulang dikemudian hari ~

d. Mencatas dalam Buku Tambang tindakan koreksi yang harus dilaksanakan Kepala Teknik Tambang dan menandatanganinya;

e. Penyerahan Buku Tambang dan Buku Daftar Kecelakaan Tambang kepada Kepala Teknik Tambang.

3. Tahapan Pelaporan

a, Menyampaikan laporan hasi 1 pemeriksaan kecelakaan .tambang seeara singkat kepada pemimpin Perusahaan:

b. Menyelesaikan laporan tertulis hasil penyelidikan kecelakaan tam bang daJam jangka waktu 12 (dua belas) hari terhitung mulai kembalinya dari tugas dan melampirkan secara terpisah risalah hasiJ penyelidikan kecelakaan tam bang pada laporan tersebut,

c. Laporan tersebut juga disarnpaikan kepuda Kepala PITWIL atau Kepala PIT sesuai dengan wiluyah kerja, bidang tugas dan kewenangannya.

B. BENTUK LAPORAN I. PENDAHULUAN

1170

Memuat hal-hal sebagai berikut

I. Dasar tugas;

2. Penjelasan singkat kecelakaan tambang;

3. Penyebab kecelakaan tambang:

4. Ucapan terirna kasih.

II. KASUS KECELAKAAN TAMBANG

Mernuat uraian pada saat menjelang terjadinya kecelakaan tambang. terjadinya kecelakaan tarnbang dan trndr.k'Hl pertolongan yang dilakukan sampai yang bersauzkutan dikirimkan ke rumah sakit.

1II. PEMERIKSAAN KECELAKAAN TAMBANG

A. Data korban;

B. Data teknis pemeriksaan peratatan atau tempat yang berkaitan dengan kecelakaan tambang;

C. Saksi-saksi.

IV. ANALISA KECELAKAAN

A. Analisa terjadinya kecelakaan tambang termasuk pembuktian kecelakaan tambang;

B. Kesimpulan terjadinya kecelakaan tambang :

Pendorong terjadinya kecelakaan tambang;

Penyebab langsung kecelakaan (tindakan tidak aman dan atau kondisi tidak aman):

Jenis keeelakaan tambang; Kategori kecelakaan tambang.

V. TINDAKAN KOREKSI (dicatat dalam Buku Tambang) Memuat saran-saran tindak lanjut yang harus dilakukan Kepala Teknik Tambang agar kecelakaan tambang yang serupa tidak terjadi lagi.

dengan LAMPIRAN:

Sketsa terjadinya kecelakaan tambang;

1171

1172

Foto rc:konstrUbi;

Surat keterangan kematian.

VII LAIN·LAIN

Untuk pelaksanaan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis ini, peluksanaan Inspeksi Tambang Daerah (PITDA) dapat mengadakan konsultasi dengan Pelaksana Inspeksi Tarnbang Wilnynh (PIlWIL) atau Peiaksana Inspeksi Tambang Pusat ~uni bidang tugas dan kewenangannya.

2 Semun peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kC1tt'illrnafan dan kesehatan kerja, termasuk tatacara penamban»"n. pengelolaan lingkungan hidup dan konservasi hunan ,alinn menjadi dasar pelaksanaan petunjuk teknis ini.

Duetupkan di padu tanggal

Jakarta

16 September 1991

MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI

ttd

GINANDJAR KARTASASMITA

Anda mungkin juga menyukai