Anda di halaman 1dari 4

Penanggulangan

1. Dismission yang mengakibatkan waste (pemborosan)

 Overproduction : Overproduction disebabkan karena adanya ketiadaan komunikasi atau


informasi akan pemenuhan kebutuhan pelanggan internal dan eksternal. Oleh karena itu,
sebaiknya diantara pegawai saling bekerja sama untuk tetap selalu memberikan informasi
sehingga dapat mencegah pemborosan. Selain itu, harus dimengerti bahwa mesin dan
karyawan tidak harus dimanfaatkan secara penuh, selama masih bisa memenuhi permintaaan.
Karyawan hanya menjadwalkan dan memproduksi apa yang segera bisa dikirim dan
memperbaiki changeover mesin atau memperpendek waktu set-up dan harus dipastikan
bahwa karyawan hanya memproduksi sesuai dengan jumlah yang diinginkan pelanggan
dengan kualitas tinggi, biaya rendah, dan pada waktu dibutuhkan.

 Terlambatnya kedatangan raw material : Hal ini terjadi karena aliran material yang buruk,
waktu pengolahan produksi yang terlalu lama, dan jarak antara proses kerja satu ke yang
lainnya terlalu jauh. Penanganannya dapat dengan menghubungkan antar proses agar pasokan
secara langsung dipakai ke dalam proses berikutnya.

 Transportasi : Pemborosan transportasi sulit dihilangkan karena proses pemindahan material


dan proses produksi yang menyatu. Kendala yang sering ditemui adalah sulitnya menentukan
urutan proses, proses mana yang harus didahulukan dan proses mana yang harus menjadi
proses berikutnya. Untuk menghilangkan pemborosan ini harus ada perbaikan layout,
koordinasi proses, metoda transportasi, penyimpanan, dan pengorganisasian tempat kerja
harus dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh dan tata letak direncanakan dengan baik
bisa mengurangi transportasi material yang tidak diinginkan. Selain itu juga bisa
menghindarkan penanganan material yang berulang.

 Proses yang tidak tepat : Toyota terkenal dengan penggunaan peralatan otomatisasi berbiaya
rendah digabungkan dengan manajemen bebas perawatan, bahkan sering menggunakan mesin
yang lebih tua, investasi yang minim, perlengkapan yang lebih fleksibel, cellular
manufacturing, dan menggabungkan setiap langkah-langkah secara signifikan yang akan
mengurangi pemborosan proses yang tidak dibutuhkan. Untuk itu dibutuhkan pemikiran-
pemikiran yang inovatif yang mempermudah proses sehingga bisa mengurangi pemborosan
pada bagian proses ini.

 Terlalu banyak inventory : Barang berlebihan dalam proses adalah akibat dari produksi yang
berlebihan dan menunggu. Kelebihan persediaan cenderung menyembunyikan masalah di
dalam pabrik yang seharusnya bisa dikenali dan diperbaiki untuk meningkatkan kinerja
operasionalnya. Bertambahnya persediaan akan menyebabkan meningkatnya lead-time dan
menghabiskan luas lantai produktif. Oleh karena itu penanggulangan yang dapat dilakukan
adalah dengan mengusahakan untuk tidak memasukkan bahan baku atau material dalam jumlah
yang besar ke dalam pabrik yaitu dengan cara pengiriman dicicil,
tidak memproduksi barang yang tidak diinginkan oleh proses berikutnya,
membuat produk dalam lot-lot yang kecil sehingga jika suatu saat terdapat perubahan plan
yang mendadak tidak menimbulkan loss yang besar. Mengurangi persediaan akan
menciptakan aliran langsung dari proses ke proses yang akan menghemat biaya.

 Motion waste : Mengangkat dan memindahkan mesin dimana pergerakannya bisa dikurangi
dengan membuat komponen-komponen atau peralatan yang lebih dekat ke tempat
penggunaannya atau bahkan bisa menghilangkan pergerakan dengan menggunakan sistem
seluncur atau menggunakan ban berjalan. Berjalan juga merupakan pemborosan gerakan,
khususnya saat seorang karyawan bertanggung jawab pada pengoperasian beberapa mesin.
Untuk itu mesin-mesin tersebut harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga waktu
pergerakan karyawan bisa dibuat seminimal mungkin.

 Defect waste : Pada saat terjadi cacat produk, karyawan pada proses berikutnya akan
menciptakan pemborosan dengan menunggu serta menambah biaya pada produk. Lebih jauh
lagi diperlukan kerja ulang terhadap produk atau bahkan produk rusak dan harus dibongkar.
Jika cacat terjadi pada proses pemasangan, diperlukan tambahan karyawan untuk
membongkarnya kembali dan tambahan komponen untuk mengganti yang rusak. Oleh karena
itu, penanggulangan yang paling efektif terhadap produk cacat dan kegagalan produk ini
adalah dengan :
- membuat sistem yang bisa mengidentifikasi cacat atau kondisi yang dapat mengetahui
kerusakan sehingga siapa saja yang ada di tempat itu dapat melakukan tindakan dengan
segera.
- melibatkan karyawan dalam melakukan perbaikan proses yang berkesinambungan.
Partisipasi karyawan sangatlah besar dalam mengurangi cacat di proses kerja.

2. Dissmision yang menyebabkan kecelakaan kerja

 Oli yang berserakan : Petugas yang bertanggung jawab atas kebersihan dilantai produksi
harus lebih bisa meningkatkan kinerjanya dan memastikan terhindar dari hal-hal seperti ini.
Sebelum hari kerja dimulai lantai produksi harus dipastikan kebersihannya.
 Penempatan kardus pada forklift yang menumpuk melebihi kapasitas dan peletakkannya yang
sembarangan: Harus ada SOP berapa kapasitas maksimum dari forklift dan harus disusun
secara teratur. Forklift juga jangan diletakkan ditempat yang bukan seharusnya. Pekerja yang
bertanggung jawab akan hal ini harus betu-betul memperhatikan hal ini karena jika kardus-
kardus tersebut berisi komponen yang berat maka akan sangat berbahaya jika jatuh dan
menimpa pekerja.
 Part-part yang berserakan dan peletakkan yang sembarangan : Pekerja disetiap divisi dilantai
produksi bertanggung jawab akan hal ini. Kegiatan dalam produksi perakitan mobil tentunya
akan dikelilingi oleh banyak part-part dan alat-alat yang mendukung dalam setiap kegiatan
perakitan dan tentunya pada saat bekerja part-part dan alat bantu lainnya mungkin akan
berserakan. Pekerja harus memastikan part-part dan alat-alat ini tidak berserakan ditempat
yang mungkin dilalui perkerja lainnya sehingga tidak berbahaya bagi pekerja lainnya,
misalnya jika pekerja lainnya tidak sengaja menginjak atau menendang.
 Pekerja yang diam-diam merokok : Tentunya sudah ada SOP mengenai larangan merokok.
Namun jika ditemui ada pekerja yang melanggar, perusahaan harus memberi sanksi yang
tegas kepada pekerja ‘nakal’ ini.
 Tidak ada sign pada barang-barang yang berbahaya jika disentuh misalnya bahan-bahan kimia
: Harus ada SOP mengenai hal ini. Harus dipastikan adanya sign pada benda-benda yang
berbahaya ini.

Secara umum yang paling penting dalam mencegah kecelakaan kerja ini adalah adanya
SOP. Namun ini juga ditentukan oleh pihak yang terlibat didalamnya. Apakah mereka bisa
mematuhi SOP yang berlaku atau tidak. Karena itulah kedisiplinan merupakan factor yang
sangat penting dan pihak perusahaan pun harus dapat dengan tegas menerapkan sanksi-sanksi
bagi para pekerja yang tidak mematuhi SOP yang berlaku.

3. Lain-lain
 Limbah pabrik : Masalah limbah pabrik harus menjadi perhatian serius bagi pihak perusahaan.
Limbah pabrik harus ditangani secara serius agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Selain
dapat mencemari lingkungan tentunya hal ini juga mempertaruhkan nama baik perusahaan.
Sebelum dibuang ke lingkungan, limbah tersebut harus diproses sedemikian rupa sehingga
tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi lingkungan.
 Kesalahan desain : Kecerobohan seperti ini merupakan kerugian besar bagi pihak perusahaan.
Namun lebih dari itu menyangkut keselamatan konsumennya. Hal yang harus ditanggung
perusahaan akibat adanya kecelakaan karena kesalahan desain ini bukan hanya berupa biaya
namun juga nama baik dari perusahaan itu sendiri/ kepercayaan konsumen akan perusahaan.
Jadi sebelum dilempr kepasaran, sebaiknya sebuah produk benar-benar dipastikan apakah
aman atau tidak, apakah sudah sesuai dengan standar keselamatan atau belum, apakah semua
komponen terpasang dengan benar dan sesuai atau tidak. Inilah pentingnya Quality Control
dalam produksi sebuah produk termasuk mobil.

Anda mungkin juga menyukai