Anda di halaman 1dari 5

BAHAN AJAR METODOLOGI PENELITIAN PERTEMUAN 3

Institut                              : IKIP PGRI SEMARANG 
Fakultas/Prodi               : FIP/PPB 
Nama Mata Kuliah        : Metodologi Penelitian 
Semester/sks                 : IV/2 
Pertemuan ke                : 3(tiga) 
Topik Bahasan              : Penggunaan Teori Bidang BK untuk Menyusun Hipotesis 
Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat menggunakan teori bidang BK untuk  
                                            menyusun hipotesis.  
Uraian Materi               :  
 
PENGGUNAAN TEORI BIDANG BK UNTUK MENYUSUN HIPOTESIS
 
Kajian Teori
Ilmu dimulai dari fakta dan diakhiri dengan fakta apapun teori yang disusun di antara
keduanya (Soegeng, 2006:7-8). Fakta adalah pernyataan deskriptif, sebagai abstraksi
tahap pertama dari kejadian-kejadian konkrit. Kalau fakta menjadi penyebab fakta lain,
maka fakta itu disebut faktor. Dalam wujudnya sebagai hasil pengukuran, fakta disebut
data. Data adalah hasil pengukuran dari kejadian-kejadian berupa angka-angka. Tafsiran
mengenai pola-pola hubungan antar fakta menjadi pengetahuan yang lebih abstrak
berkaitan dengan teori.
Pengertian Teori
Menurut pendapat Kerlinger (1993:14) teori adalah seperangkat konstruk (konsep),
definisi, dan proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui
spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena.
Berdasarkan pendapat Effendi (1995:37) teori adalah serangkaian asumsi, konsep,
konstruk, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.
Istilah teori diarti oleh Soegeng (2006:7) sebagai serangkaian konsep (konstruk), definisi,
dan proposisi yang saling terkait, yang menimbulkan suatu pandangan sistematis tentang
fenomena dengan mengkhususkan hubungan antar variabel, dengan maksud untuk
menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut.
Pengertian Konsep dan Konstruk
Soegeng (2006:8) menjelaskan pengertian konsep adalah suatu abstraksi dari kejadian
yang diamati, berupa persamaan atau aspek-aspek umum dari obyek atau kejadian yang
dapat saling dibedakan. Melalui konsep, peneliti diharapkan dapat menyederhanakan
pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang saling
berkaitan satu dengan lainnya (Effendi 1995:33). Menurut Effendi (1995:33) ada dua
macam konsep, yakni (1) konsep-konsep yang jelas hubungannya dengan fakta atau
realitas yang mereka wakili (misalnya konsep meja), dan (2) konsep yang abstrak
(disebut konstruk) (misalnya konsep kecerdasan), karena dikonstruksikan dari konsep
yang lebih rendah tingkatan abstraksinya.
Pengertian Asumsi
Sugiyono (2006: 82) menjelaskan bahwa asumsi adalah pernyataan yang diterima
kebenarannya tanpa pembuktian.
Pengertian Postulat
Postulat adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa
membuktikannya.
Pengertian Proposisi
Berdasarkan pendapat Soegeng (2006:11) proposisi adalah pernyataan tentang sifat dari
realitas atau hubungan di antara konsep yang dapat diuji kebenarannya atau menuntut
suatu pengujian.
Pengertian Variabel
Menurut pendapat Soegeng (2006:11) variabel adalah konsep yang mempunyai variasi
nilai atau yang dapat dibedakan ke dalam nilai-nilai yang berbeda.
Berdasarkan pendapat Sugiyono (2006:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Pengertian Proposisi
Singarimbun (1995:34) menjelaskan bahwa proposisi adalah hubungan yang logis antara
dua konsep atau lebih). Menurut Soegeng (2006:11) suatu proposisi yang dirumuskan
untuk diuji secara empiris disebut hipotesis. Proposisi (Singarimbun, 1995:34) disajikan
dalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua konsep atau
lebih. Misalnya : hasil konseling individual dipengaruhi oleh minat siswa untuk
berkonseling.
Pengertian Hipotesa
Hipotesa (Soegeng, 2006:11) merupakan gabungan dan kata, “hypo” yang berarti kurang
dari dan “thesis” artinya pendapat. Dengan demikian hipotesa adalah pendapat sementara
yang perlu diuji kebenarannya secara empiris dengan cara mengumpulkan dan
menganalisis data dan fakta. Hipotesa juga disebut sebagai kesimpulan sementara atau
proposisi tentatif tentang hubungan dua variabel atau lebih. Misalnya: ada hubungan
antara kompetensi dengan kinerja konselor” atau “ada perbedaan kompetensi konselor
antara lulusan sarjana BK dengan non BK”.
Pengertian Hipotesa Statistik
Hipotesa statistik (Soegeng, 2006:59) adalah hipotesa yang diuji secara empiris dengan
menggunakan teknik statistik. Misalnya: hipotesis nihil diungkapkan dengan kalimat
negatif “tidak ada hubungan antara X dan Y” atau “Tidak ada perbedaan antara X dan
Y”.

Diagram hubungan antara unsur-unsur penelitian

Proposisi
Konsep Konsep
Hipotesa
Variabel Variabel

Hipotesa Statistik
Definisi Operasional Definisi Operasional

(Effendi, 1995:32)

Kajian teori sering digantikan dengan kajian pustaka (Soegeng. 2006:43). Kajian teori
digunakan dalam hal penelitian yang dimaksudkan untuk mengkaji (menguji) teori yang
ada. Menguji teori berarti dapat diartikan membantah atau menguatkan teori yang telah
ada. Kajian teori dilakukan terhadap teori sebagai hasil penelitian sebelumnya, yang biasa
direkomendasikan dalam jurnal penelitian, artikel atau indeks, disertasi, tesis, skripsi, dan
laporan penelitian. Kajian pustaka digunakan dalam hal penelitian yang bermaksud
hanya mendeskripsikan atau sekadar ingin tahu, yang berasal dari buku teks, makalah,
laporan seminar dan diskusi ilmiah, dan dokumen yang relevan terbitan resmi
pemerintah dan lembaga-lembaga lainnya.
Pemilihan bahan kajian teori atau kajian pustaka didasarkan pada dua kriteria, yakni
prinsip: kemutakhiran dan relevansi. Prinsip mutakhir penting karena ilmu berkembang
dengan cepat. Suatu teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan
pada periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi
berdasarkan teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Prinsip
relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian teori atau kajian pustaka yang erat
kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti.
Struktur penulisan kajian teori atau kajian pustaka berdasarkan pola hubungan logis antar
variabel dalam pemecahan masalah yang sedang diteliti sebagai berikut:

BAB II KAJIAN TEORI (TINJAUAN PUSTAKA)


A. ... (variabel tergantung/terikat)
1. Pengertian ..... (variabel tergantung/terikat)
2. Ciri-ciri/aspek-aspek .....(variabel tergantung/terikat)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi variabel tergantung/terikat
B..... (variabel bebas)
1. Pengertian ... (variabel bebas)
2. Ciri-ciri/aspek-aspek .... (variabel bebas)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi variabel bebas
C. Pembahasan hasil penelitian sebelumnya (kalau ada) yang relevan dengan variabel
penelitian
D. Kerangka Berpikir : dinyatakan dalam bentuk hubungan antara variabel bebas dan
terikat berdasarkan teori, asumsi, atau postulat yang ada. Disusun (kalau bisa) dalam
bentuk suatu model/diagram yang menyatakan alur hubungan variabel di atas.
E. Hipotesis baik secara verbal maupun statistik serta kriteria pengujiannya.

Hipotesis
Menurut Sugiyono (2008:37-38) manfaat hipotesis sebagai berikut:
1. manfaat hipotesis dalam proses dan langkah penelitian adalah memberi petunjuk
terhadap kegiatan penelitian, yakni dapat menentukan proses pengumpulan data
seperti: metode penelitian, instrumen penelitian yang harus digunakan, sampel, dan
teknik analisis data.
2. manfaat dalam memberikan penjelasan terhadap gejala yang diteliti dapat dilihat dari
pernyataan hubungan antar variabel penelitian. Konsep variabel dan definisi
operasional dapat dijelaskan lebih lanjut dari hipotesis. Pengamatan empiris mengenai
variabel juga didasarkan pada pernyataan hipotesis,
3. memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan yakni memudahkan peneliti maupun
membaca dalam menarik makna kesimpulan penelitian.
Menurut Koentjaraningrat (dalam Soegeng, 2006:54-55) sumber hipotesis seperti berikut
ini:
1. pengalaman, pengamatan, dan dugaan peneliti sendiri: ini merupakan hipotesis yang
paling lemah. Hipotesis dari sumber jenis ini digunakan dalam penelitian deskriptif
yang bertujuan untuk memperoleh hipotesis yang lebih tegas.
2. hasil penelitian yang pernah dilakukan: hipotesis ini lebih kuat dibanding dengan jenis
hipotesis 1 di atas. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
sudah diuji peneliti lain.
3. teori yang sudah dibentuk: jenis hipotesis ini yang terkuat. Teori yang menjadi
landasan pemikiran diperkuat, akhirnya dapat membantu menuju kepada
perkembangan suatu kaidah sosial.
Hipotesis terdiri dari dua unsur pokok: (1) unsur yang berupa fakta yang telah ada atau
telah diketahui, dan (2) unsur yang bersifat konseptual, merupakan hasil imajinasi
peneliti sendiri. Maka peneliti membawa dua kenyataan: tingkat operasional dan tingkat
konseptual (abstrak). (Soegeng, 2006:55)
Menurut Soegeng (2006:56-57) dan Sugiyono (2008:47-49) ciri-ciri hipotesis yang baik:
1. memiliki kemampuan menjelaskan suatu gejala,
2. menyatakan hubungan yang diharapkan antara variabel,
3. dinyatakan dalam kondisi tertentu,
4. harus dapat diuji atau dites,
5. harus konsisten atau tidak bertentangan dengan teori yang sudah mapan,
6. dinyatakan sesederhana dan sesingkat mungkin.
Berdasarkan pendapat Soegeng (2006:57-58) bentuk hipotesis terdiri atas:
1. Hipotesis kerja
Ada beberapa sebutan untuk hipotesis kerja yakni: hipotesis penelitian, hipotesis
sebenarnya, hipotesis substantif, atau hipotesis alternatif. Hipotesis ini merefleksikan
harapan peneliti yang didasarkan pada teori atau temuan penelitain sebelumnya;
menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih variabel secara operasional.
Hipotesis ini biasanya dirumuskan dalam ungkapan: “Jika... maka...”. atau dirumuskan
dalam bentuk hubungan atau perbedaan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini
dibedakan atas: hipotesis terarah dan hipotesis tidak terarah. Hipotesis terarah adalah
hopotesis yang menentukan arah temuan yang diharapkan. Hipotesis tidak terarah
adalah hipotesis yang tidak menentukan arah temuan yang diharapkan. Hipotesis kerja
dinyatakan dalam bentuk kalimat positif.

2. Hipotesis nihil
Hipotesis nihil juga sering disebut sebagai hipotesis penguji atau hipotesis statistik.
Disebut hipotesis penguji, karena penelitian pada dasarnya untuk menguji hipotesis
nihil; disebut hipotesis statistik, karena pengujian hipotesis tersebut menggunakan
teknik statistik. Hipotesis nihil dinyatakan dalam bentuk kalimat negatif, karena
bertentangan dengan harapan peneliti, misalnya: “Tidak ada perbedaan antara X dan
Y” atau “Tidak ada hubungan antara X dan Y”. Pengumpulan data dilakukan untuk
menolak hipotesis nihil. Apabila hipotesis nihil dapat ditolak, maka hipotesis kerja
diterima.

Anda mungkin juga menyukai