PENDAHULUAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data adalah informasi tentang sesuatu. Data yang
dikumpulkan berapapun banyaknya, bukanlah merupakan tujuan dari penelitian. Akan tetapi
data dapat merupakan sarana untuk memudahkan penafsiran dan memahami maknanya. Jadi
pengambilan (pengumpulan) data merupakan langkah yang penting dalam penelitian.
Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya, jika tidak
diolah. Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena
dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecah-
pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, serta diperas sedemikian rupa
sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk
menguji hipotesa atau pertanyaan penelitian. Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok
serta hubungan-hubungan yang terjadi dianalisa, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran
terhadap hubungan antara fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena-
fenomena lain di luar penelitian tersebut. Berdasarkan pengolahan data tersebut, perlu
dianalisis dan dilakukan penarikan kesimpulan hasil penelitian (Furqon,2001).
Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses mengartikan data-data
lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Misalnya dalam rancangan
penelitian kuantitatif, maka angka-angka yang diperoleh melalui alat pengumpul data tersebut
harus diolah secara kuantitatif, baik melalui pengolahan statistik inferensial maupun statistik
deskriptif. Lain halnya dalam rancangan penelitian kualitatif, maka pengolahan data
menggunakan teknik non statitistik, mengingat data-data lapangan diperoleh dalam bentuk
narasi atau kata-kata, bukan angka-angka. Kegiatan penelitian didasarkan pada cirri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Penelitian harus rasional artinya penelitian ini dengan dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang
dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orange lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan sistematis adalah proses
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat
Dalam makalah ini penyusun akan mencoba membahas tentang tenik analisis data yang
terdiri dari teknik analisis kualitatif, analisis kuantitatif, statistic deskriptif dan inferensial,
statistic parametris dan non para metris.
1. Bagaimana teknik menganalisis data dengan analisis kualitatif?
2. Bagaimana teknik menganalisis data dengan analisis kuantitatif?
3. Bagaimana teknik menganalisis data dengan statistic deskriptif dan inferensial?
4. Bagaimana teknik menganalisis data dengan statistic parametris dan non para metris?
PEMBAHASAN
Dari rumusan tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bahwa analisis data bermaksud
pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari
catatan lapangan, biografi, artikel,dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah
mengatur,mengurutkan, mengelompokkan,memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengo
rganisasian dan pengelolaan data tersebut. Sedangkan menurut Taylor, mendefinisikan
analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih
menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud
dan tujuan analisis data.
Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi analisis data proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan
oleh data.
Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses.
Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan
dikerjakjan secara intensif, yaitu sudah meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data
memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Selain
menganalisis data. Peneliti juga perlu dan masih perlu mendalami kepustakaan guna
mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali
ditemukan.
Crabtree dan Miller (1992) mengamati ada banyak strategi analisis kualitatif. Mereka
sudah mengenal empat pola analisa utama yang lebih tepat sasaran, sistematis, dan
distandardisasi, dan pada ekstremum lain adalah satu model yang lebih yang intuitif,
hubungan, dan interpretive. empat prototypical model-model yang mereka uraikan adalah
sebagai berikut “Model Quasi-statistical”. Peneliti menggunakan statistik secara khas mulai
dengan pertimbangan analisa, dan menggunakan ide-ide untuk memilih jenis data.
Pendekatan ini adalah kadang dikenal sebagai analysis peneliti meninjau ulang isi dari data
naratif, mencari-cari tema atau kata tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu codebook.
Hasil pencarian adalah informasi yang dapat digerakkan secara statistik dan disebut Quasi
statistik.
Sebagai contoh, analis dapat menghitung frekwensi kejadian dari tema-tema spesifik.
Model ini adalah serupa dengan pendekatan kwantitatif tradisional sampai
melakukan analisa isi. Model Analisa Template, pada model ini, peneliti mengkembangkan
analisa cetakan untuk data naratif yang digunakan. Unit-unit template adalah secara khas
perilaku-perilaku, kejadian, dan ungkapan ilmu bahasa. Template lebih mengalir dan dapat
menyesuaikan diri dibanding suatu codebook di dalam model Quasi statistik. Peneliti dapat
mulai dengan template bersifat elementer sebelum mengumpulkan data, template mengalami
revisi tetap sebanyak data dikumpulkan. Analisa menghasilkan data. Model jenis ini adalah
bisa dipastikan diadopsi oleh peneliti yang biasa meneliti etnografi, etologi, analisa ceramah,
dan ethnoscience.
Pada Model Analisa Editing peneliti menggunakan model editing bertindak sebagai
interpreter yang membaca sampai habis data mencari segmen-segmen penuh arti dan unit-
unit. Suatu ketika segmen ini dikenali dan ditinjau, interpreter dikembangkan satu rencana
pengelompokan dan kode-kode sesuai yang dapat digunakan untuk memilih jenis dan
mengorganisir data. Peneliti kemudian mencari-cari struktur dan pola-pola yang
menghubungkan kategori-kategori pokok. Pendekatan teori yang khas menyertakan model
ini. Peneliti-peneliti yang biasa meneliti fenomenologi, hermeneutics, dan ethnomethodology
menggunakan prosedur pola analisa editing. Model Immersion/crystallisasi, pada model ini
melibatkan pembaptisan total analis di dalam dan cerminan bahan-bahan teks, menghasilkan
Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu:
1. Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali
dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap
turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi
atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut
memposisikan dirinya sendiri.
2. Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau
fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.
Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam
memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan
fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar
tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah
membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi
pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk
mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
3. Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah
individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan
suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi di mana individu saling
berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu
peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang
berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
4. Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti
menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup.
Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi
melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam
Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode
wawancara :
a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika
mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat
dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki
kelemahan, yaitu :
a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya
kurang baik.
b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.
2. Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku,
kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti
melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian,
untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi
yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengu
kuran tersebut.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering
dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton
menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti
akan atau terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari
pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri
kurang disadari.
d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai
sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap
penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari
data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.
2.2.3. Keabsahan Data
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu
subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian
yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika
dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang
credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa
cara menentukan keabsahan data, yaitu:
1. Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam
menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis
kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara
memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:
2.2.4. Reliabilitas
Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu konsep dan
definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode pengumpulan
dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan
responden, serta hubungan peneliti dengan responden.
Data penelitian kuantitatif yang telah dikumpulkan melalui kerja lapangan pada
dasarnya masih berupa data mentah (raw data). Diperlukan rangkaian proses pengolahan
serta analisis agar data tersebut dapat digunakan sebagai landasan empirik dalam menjawab
rumusan masalah atau menguji hipotesis penelitian. Kegiatan analisis data dalam penelitian
kuantitatif meliputi pengolahan dan penyajian data, melakukan berbagai perhitungan untuk
mendeskripsikan data, serta melakukan analisis untuk menguji hipotesis. Perhitungan dan
analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan teknik statistik.
3. Tabulasi Data
Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara membuat
tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel yang dibuat sebaiknya
mampu meringkas semua data yang akan dianalisis. Pemisahan tabel akan menyulitkan
peneliti dalam proses analisis data. Misalnya, seorang peneliti melakukan pengukuran
2. Penyajian Data
Teknik penyajian dan analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan teknik statistik.
Terdapat berbagai teknik statistik yang dapat diterapkan untuk menyajikan dan
mendeskripsikan data kuantitatif, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks
tergantung jenis data serta tujuan atau masalah penelitian.
2.1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Tabel adalah model penyajian yang disusun dalam baris dan kolom. Tabel data berupa
kumpulan angka-angka berdasarkan kategori tertentu. Suatu tabel minimal memuat judul
tabel, judul kolom, judul baris, nilai pada setiap baris dan kolom, serta sumber yang
menunjukkan dari mana data tersebut diperoleh. Tabel dapat menggambarkan data hasil
penelitian meliputi:
a. Judul tabel
b. Baris nomor responden
c. Kolom jenis kelamin
d. Kolom tingkat pendidikan
e. Kolom pengalaman kerja
f. Kolom hasil pengukuran variabel kompetensi profesional
g. Kolom hasil pengukuran variabel kinerja guru
h. Keterangan untuk pengkategorian jenis kelamin dan tingkat pendidikan
Berdasarkan pengaturan baris dan kolom, suatu tabel dapat dibedakan dalam beberapa
bentuk misalnya tabel klasisfikasi saru arah, tabel klasifikasi dua arah atau lebih (tabel
silang), serta tabel distribusi frekuensi. Berikut disajikan contoh-contoh bentuk tabel yang
biasa digunakan dalam penyajian data penelitian kuantitatif :
a. Tabel Klasifikasi Satu Arah
b. Tabel Silang
c. Tabel Distribusi Frekuensi
Selain menggunakan tabel, bentuk lain penyajian data adalah grafik atau diagran.
Grafik atau diagram biasanya dibuat berdasarkan tabel. Grafik merupakan visualisasi data
pada tabel yang bersangkutan. Berikut disajikan contoh-contoh bentuk grafik atau diagram
yang biasa digunakan dalam penyajian data penelitian kuantitatif:
Tujuan utama dari statistik deskriptif adalah untuk secara akurat menggambarkan
bentuk (pola) distribusi dari variabel-variabel tertentu di dalam sebuah set data. Beberapa hal
yang dipelajari di dalam statistik deskriptif adalah distribusi frekuensi (frequency
distribution), tendensi sentral (central tendency - yang biasanya terdiri atas mean, median dan
mode), dispersi (dispersion) dan variansi (variance), serta koefisien korelasi (correlation
coefficent) dan determinasi (determination coefficient).
Selain menggambarkan serta memeriksa hubungan antar variabel di dalam set data,
peneliti juga seringkali harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan
populasi yang lebih besar. Karena tidak mungkin baginya untuk mengumpulkan data dari
seluruh anggota populasi, peneliti melakukan riset terhadap sejumlah sampel yang bisa
mewakili populasi (representatif), dengan maksud untuk dapat mengambil kesimpulan
(inferences) tentang populasi dari mana sampel tersebut diambil. Analisis yang digunakan
untuk memeriksa kesimpulan-kesimpulan ini dikenal sebagai statistik inferensial (inferential
statistics).
Ada berbagai statistik inferensial yang dapat digunakan peneliti, namun metode yang
tepat umumnya dipilih berdasarkan sifat dari pertanyaan penelitian yang diajukan, serta jenis
variabel yang diamati dan dianalisis.
2.5. Teknik Analisis Data dengan Statistik Parametris dan non Parametris
Teknik analisis data dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu analisis kualitaif,
analisis kuantitatif, statistic deskriptif dan inferensial, serta statistic parametris dan non
parametris. Keempat cara tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Seorang peneliti dapat memilih cara apa yang akan dia lakukan dalam menganalisis
datanya. Cara memilih teknik analisis apa yang akan dia gunakan yaitu dengan menganalisis
terlebih dahulu tema apa yang akan peneliti angkat dalam penelitiannya.