Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data adalah informasi tentang sesuatu. Data yang
dikumpulkan berapapun banyaknya, bukanlah merupakan tujuan dari penelitian. Akan tetapi
data dapat merupakan sarana untuk memudahkan penafsiran dan memahami maknanya. Jadi
pengambilan (pengumpulan) data merupakan langkah yang penting dalam penelitian.
Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya, jika tidak
diolah. Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena
dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam
memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah dikumpulkan perlu dipecah-
pecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi, serta diperas sedemikian rupa
sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk
menguji hipotesa atau pertanyaan penelitian. Setelah data disusun dalam kelompok-kelompok
serta hubungan-hubungan yang terjadi dianalisa, perlu pula dibuat penafsiran-penafsiran
terhadap hubungan antara fenomena yang terjadi dan membandingkannya dengan fenomena-
fenomena lain di luar penelitian tersebut. Berdasarkan pengolahan data tersebut, perlu
dianalisis dan dilakukan penarikan kesimpulan hasil penelitian (Furqon,2001).
Pengolahan data secara sederhana diartikan sebagai proses mengartikan data-data
lapangan sesuai dengan tujuan, rancangan, dan sifat penelitian. Misalnya dalam rancangan
penelitian kuantitatif, maka angka-angka yang diperoleh melalui alat pengumpul data tersebut
harus diolah secara kuantitatif, baik melalui pengolahan statistik inferensial maupun statistik
deskriptif. Lain halnya dalam rancangan penelitian kualitatif, maka pengolahan data
menggunakan teknik non statitistik, mengingat data-data lapangan diperoleh dalam bentuk
narasi atau kata-kata, bukan angka-angka. Kegiatan penelitian didasarkan pada cirri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Penelitian harus rasional artinya penelitian ini dengan dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang
dilakukan dalam penelitian dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orange lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sedangkan sistematis adalah proses
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat

Teknik Analisis Data Page 1


logis, ada beberapa langkah yang harus dilakukan peneliti dalam penelitiannya. Kesemua
langkah-langkah tersebut harus dilewati oleh peneliti, diantaranya yaitu teknik dalam
menganalisis data.

Dalam makalah ini penyusun akan mencoba membahas tentang tenik analisis data yang
terdiri dari teknik analisis kualitatif, analisis kuantitatif, statistic deskriptif dan inferensial,
statistic parametris dan non para metris.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang telah diutarakan pada latar belakang, pemakalah merumuskan
beberapa permasalahan yang representatif sebagai berikut:

1. Bagaimana teknik menganalisis data dengan analisis kualitatif?
2. Bagaimana teknik menganalisis data dengan analisis kuantitatif?
3. Bagaimana teknik menganalisis data dengan statistic deskriptif dan inferensial?
4. Bagaimana teknik menganalisis data dengan statistic parametris dan non para metris?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui teknik menganalisis data dengan analisis kualitatif


2. Untuk mengetahui teknik menganalisis data dengan analisis kuantitatif
3. Untuk mengetahui teknik menganalisis data dengan statistik deskriptif dan inferensial
4. Untuk mengetahui teknik menganalisis data dengan statistik parametris dan non para
metris

Teknik Analisis Data Page 2


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Teknik Analisis Data

Analisis data, menurut Patton Moleong (2000:103) adalah proses mengatur


urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori,d a n s a t u a n u r a i a n
d a s a r . I a m e m b e d a k a n n y a d e n g a n p e n a f s i r a n ,   y a i t u memberikan arti yang
signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara
dimensi-dimensi uraian.

Bogdan dan Taylor  pada Moleong (2000:103) mendefinisikan analisis data sebagai


proses yang m e r i n c i u s a h a s e c a r a f o r m a l u n t u k m e n e m u k a n t e m a d a n
m e r u m u s k a n hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai
usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Jika dikaji, pada dasarnya
definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan y a n g  
k e d u a l e b i h m e n e k a n k a n m a k s u d d a n tujuan analisis data. Dengan demikian
definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Dari rumusan tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bahwa analisis data bermaksud
pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari
catatan lapangan, biografi, artikel,dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah
mengatur,mengurutkan, mengelompokkan,memberikan kode, dan mengategorikannya. Pengo
rganisasian dan pengelolaan data tersebut. Sedangkan menurut Taylor, mendefinisikan
analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya definisi pertama lebih
menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang ke dua lebih menekankan maksud
dan tujuan analisis data.

Dengan demikian definisi tersebut dapat disintesiskan menjadi analisis data proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar
sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan
oleh data.

Teknik Analisis Data Page 3


Dari uraian tersebut di atas dapatlah kita menarik garis bawah analisis data bermaksud
pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari
catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen, berupa laporan, biografi,
artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya.
Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis
kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.

Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam suatu proses.
Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan
dikerjakjan secara intensif, yaitu sudah meninggalkan lapangan. Pekerjaan menganalisis data
memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga, pikiran peneliti. Selain
menganalisis data. Peneliti juga perlu dan masih perlu mendalami kepustakaan guna
mengkonfirmasikan teori atau untuk menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali
ditemukan.

2.2. Analisis Data Penelitian Kualitatif


Analisis data penelitian kualitatif pada dasarnya sudah dilakukan sejak awal kegiatan
penelitian sampai akhir penelitian. Dengan cara ini diharapkan terdapat konsistensi analisis
data secara keseluruhan. Karena mengingat penelitian ini bersifat deskriptif, maka digunakan
analisa data filosofis atau logika yaitu analisa induktif.
Metode induktif adalah metode berpikir dengan mengambil kesimpulan dari data-
data yang bersifat khusus. Sebagai mana yang telah dijelaskan oleh Sutrisno, yaitu:
“….Berfikir induktif berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang
kongkrit, kemudian dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang khusus, kongkrit itu ditarik
generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum” (Sutrisno, 1986: 42).
Analisa kualitatif tidak berproses dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan
kompleks dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan distandardisasi. Dalam
penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses
penelitian dilaksanakan. Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara
sistematis. Dimulai dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi,
selanjutnya aktivitas penyajian data serta menyimpulkan data. Teknis analisis data dalam
penelitian ini menggunakan model analisis interaktif . Pada penelitian kualitatif, verifikasi
data dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian dilakukan. Sejak pertama
memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk

Teknik Analisis Data Page 4


menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tema,
hubungan persamaan, hipotetsis dan selanjutnya dituangkan dalam bentuk kesimpulan yang
masih bersifat tentatif.

Crabtree dan Miller (1992) mengamati ada banyak strategi analisis kualitatif. Mereka
sudah mengenal empat pola analisa utama yang lebih tepat sasaran, sistematis, dan
distandardisasi, dan pada ekstremum lain adalah satu model yang lebih yang intuitif,
hubungan, dan interpretive. empat prototypical model-model yang mereka uraikan adalah
sebagai berikut “Model Quasi-statistical”. Peneliti menggunakan statistik secara khas mulai
dengan pertimbangan analisa, dan menggunakan ide-ide untuk memilih jenis data.
Pendekatan ini adalah kadang dikenal sebagai analysis peneliti meninjau ulang isi dari data
naratif, mencari-cari tema atau kata tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu codebook.
Hasil pencarian adalah informasi yang dapat digerakkan secara statistik dan disebut Quasi
statistik.

Sebagai contoh, analis dapat menghitung frekwensi kejadian dari tema-tema spesifik.
Model ini adalah serupa dengan pendekatan kwantitatif tradisional sampai
melakukan analisa isi. Model Analisa Template, pada model ini, peneliti mengkembangkan
analisa cetakan untuk data naratif yang digunakan. Unit-unit template adalah secara khas
perilaku-perilaku, kejadian, dan ungkapan ilmu bahasa. Template lebih mengalir dan dapat
menyesuaikan diri dibanding suatu codebook di dalam model Quasi statistik. Peneliti dapat
mulai dengan template bersifat elementer sebelum mengumpulkan data, template mengalami
revisi tetap sebanyak data dikumpulkan. Analisa menghasilkan data. Model jenis ini adalah
bisa dipastikan diadopsi oleh peneliti yang biasa meneliti etnografi, etologi, analisa ceramah,
dan ethnoscience.

Pada Model Analisa Editing peneliti menggunakan model editing bertindak sebagai
interpreter yang membaca sampai habis data mencari segmen-segmen penuh arti dan unit-
unit. Suatu ketika segmen ini dikenali dan ditinjau, interpreter dikembangkan satu rencana
pengelompokan dan kode-kode sesuai yang dapat digunakan untuk memilih jenis dan
mengorganisir data. Peneliti kemudian mencari-cari struktur dan pola-pola yang
menghubungkan kategori-kategori pokok. Pendekatan teori yang khas menyertakan model
ini. Peneliti-peneliti yang biasa meneliti fenomenologi, hermeneutics, dan ethnomethodology
menggunakan prosedur pola analisa editing. Model Immersion/crystallisasi, pada model ini
melibatkan pembaptisan total analis di dalam dan cerminan bahan-bahan teks, menghasilkan

Teknik Analisis Data Page 5


satu kristalisasi data yang intuitif. Terjemahan yang interpretive dan subjektif dicontohkan
dalam laporan kasus pribadi dari semi anekdot dan jumlah sedikit ditemui di dalam literatur
riset dibanding tiga model yang lain.

2.2.1. Jenis Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu:
1. Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali
dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap
turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang sangat mempengaruhi
atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut
memposisikan dirinya sendiri.
2. Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau
fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.
Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam
memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54), Pendekatan
fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar
tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah
membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep epoche menjadi
pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk
mengerti tentang apa yang dikatakan oleh responden.
3. Grounded theory
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah
individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan
suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi di mana individu saling
berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu
peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang
berhubungan erat kepada konteks peristiwa dipelajari.
4. Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial. peneliti
menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan, dan cara hidup.
Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Sebagai proses, etnografi
melibatkan pengamatan yang cukup panjang terhadap suatu kelompok, dimana dalam

Teknik Analisis Data Page 6


pengamatan tersebut peneliti terlibat dalam keseharian hidup responden atau melalui
wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau
makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.
5. Studi kasus
Penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan
terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber
informasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa
program, peristiwa, aktivitas, atau individu.

2.2.2. Metode Pengumpul Data Penelitian Kualitatif

Beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi atau
keterangan yang diperoleh sebelumnya. Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian
kualitatif adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in–depth interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan
terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode
wawancara :
a.   Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika
mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
b.    Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
c.    Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat
dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki
kelemahan, yaitu :
a.  Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya
kurang baik.
b.  Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
c.  Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

Teknik Analisis Data Page 7


d.  Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh
interviwer.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai responden
adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan
kepekaan nonverbal. Dalam mencari informasi, peneliti melakukan dua jenis wawancara,
yaitu autoanamnesa (wawancara yang dilakukan dengan subjek atau responden) dan
aloanamnesa (wawancara dengan keluarga responden). Beberapa tips saat melakukan
wawancara adalah mulai dengan pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta,
hindari pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi sebelum building raport,
ulang kembali jawaban untuk klarifikasi, berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.

2. Observasi
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat), pelaku,
kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Alasan peneliti
melakukan observasi adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian,
untuk menjawab pertanyaan, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk evaluasi
yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengu
kuran tersebut.

Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering
dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton
menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti
akan atau terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari
pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri
kurang disadari.
d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai
sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
e.  Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap
penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari
data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.

Teknik Analisis Data Page 8


Bungin mengemukakan beberapa bentuk observasi yang dapat digunakan dalam
penelitian kualitatif, yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi
kelompok tidak terstruktur.

2.2.3. Keabsahan Data
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal, yaitu
subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian
yang diandalkan adalah wawancara dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika
dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang
credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa
cara menentukan keabsahan data, yaitu:
1. Kredibilitas
Apakah proses dan hasil penelitian dapat diterima atau dipercaya. Beberapa kriteria dalam
menilai adalah lama penelitian, observasi yang detail, triangulasi, per debriefing, analisis
kasus negatif, membandingkan dengan hasil penelitian lain, dan member check. Cara
memperoleh tingkat kepercayaan hasil penelitian, yaitu:

1. Memperpanjang masa pengamatan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan


data yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji informasi
dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para responden terhadap peneliti
dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
2. Pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang diteliti, serta
memusatkan diri pada
3. hal-hal tersebut secara rinci.
4. Triangulasi, pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
5. Peer debriefing (membicarakannya dengan orang lain) yaitu mengekspos hasil
sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-
rekan sejawat.
6. Mengadakan member check yaitu dengan menguji kemungkinan dugaan-dugaan yang
berbeda dan mengembangkan pengujian-pengujian untuk mengecek analisis, dengan
mengaplikasikannya pada data, serta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
tentang data.

Teknik Analisis Data Page 9


2. Transferabilitas, yaitu apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan pada situasi yang lain.
3. Dependability, yaitu apakah hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam
mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat
interpretasi untuk menarik kesimpulan.
4. Konfirmabilitas, yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil
penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan.
Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan
tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.

2.2.4. Reliabilitas
Reliabilitas penelitian kualitatif dipengaruhi oleh definisi konsep yaitu suatu konsep dan
definisi yang dirumuskan berbeda-beda menurut pengetahuan peneliti, metode pengumpulan
dan analisis data, situasi dan kondisi sosial, status dan kedudukan peneliti dihadapan
responden, serta hubungan peneliti dengan responden.

2.3. Analisis Data Penelitian Kuantitatif

Data penelitian kuantitatif yang telah dikumpulkan melalui kerja lapangan pada
dasarnya masih berupa data mentah (raw data). Diperlukan rangkaian proses pengolahan
serta analisis agar data tersebut dapat digunakan sebagai landasan empirik dalam menjawab
rumusan masalah atau menguji hipotesis penelitian. Kegiatan analisis data dalam penelitian
kuantitatif meliputi pengolahan dan penyajian data, melakukan berbagai perhitungan untuk
mendeskripsikan data, serta melakukan analisis untuk menguji hipotesis. Perhitungan dan
analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan teknik statistik.

2.3.1. Pengolahan Data


Data dalam penelitian kuantitatif merupakan hasil pengukuran terhadap keberadaan suatu
variabel. Variabel yang diukur merupakan gejala yang menjadi sasaran pengamatan
penelitian. Data yang diperoleh melalui pengukuran variabel dapat berupa data nominal,
ordinal, interval atau rasio. Pengolahan data adalah suatu proses untuk mendapatkan data dari
setiap variabel penelitian yang siap dianalisis. Pengolahan data meliputi kegiatan pengeditan
data, tranformasi data (coding), serta penyajian data sehingga diperoleh data yang lengkap
dari masing-masing obyek untuk setiap variabel yang diteliti.

Teknik Analisis Data Page 10


1. Pengeditan Data (Editing)
Pengeditan adalah pemeriksaan atau koreksi data yang telah dikumpulkan. Pengeditan
dilakukan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) tidak memenuhi syarat atau tidak
sesuai dengan kebutuhan. Pengeditan data dilakukan untuk melengkapi kekurangan atau
menghilangkan kesalahan yang terdapat pada data mentah. Kekurangan dapat dilengkapi
dengan mengulangi pengumpulan data atau dengan cara penyisipan (interpo-
lasi) data. Kesalahan data dapat dihilangkan dengan membuang data yang tidak memenuhi
syarat untuk dianalisis.
Contoh kegiatan dalam pengeditan data adalah pemeriksaaan kuesioner yang telah
diisi oleh responden. Aspek-aspek yang perlu diperiksa antara lain kelengkapan responden
dalam mengisi setiap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner. Jika pengisian belum
lengkap, peneliti dapat meminta responden untuk mengisinya kembali. Jika hal itu tidak dapat
dilakukan, sebaiknya kuesioner tersebut tidak digunakan untuk kepentingan analisis data.
Aspek lain yang harus diperiksa adalah konsistensi responden dalam hal pengisian kuesioner.
Misalnya, ketika ditanyakan tentang status perkawinan responden memberikan
jawaban belum kawin, akan tetapi ketika ditanya jumlah anak responden menjawab 2 orang.
Dari kedua jawaban tersebut, terlihat inkonsistensi dalam memberikan jawaban. Artinya,
terdapat salah satu jawaban yang salah. Hal-hal seperti inilah yang perlu dicermati pada tahap
pengeditan data.

2. Coding dan Transformasi Data


Coding (pengkodean) data adalah pemberian kode-kode tertentu pada tiap-tiap data
termasuk memberikan kategori untuk jenis data yang sama. Kode adalah simbol tertertu
dalam bentuk huruf atau angka untuk memberikan identitas data. Kode yang diberikan dapat
memiliki makna sebagai data kuantitatif (berbentuk skor). Kuantikasi atau transformasi data
menjadi data kuantitatif dapat dilakukan dengan memberikan skor terhadap setiap jenis data
dengan mengikuti kaidah-kaidah dalam skala pengukuran.

3. Tabulasi Data
Tabulasi adalah proses menempatkan data dalam bentuk tabel dengan cara membuat
tabel yang berisikan data sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel yang dibuat sebaiknya
mampu meringkas semua data yang akan dianalisis. Pemisahan tabel akan menyulitkan
peneliti dalam proses analisis data. Misalnya, seorang peneliti melakukan pengukuran

Teknik Analisis Data Page 11


terhadap empat variabel yaitu: (1) jenis kelamin, (2) tingkat pendidikan, (4) pengalaman
kerja, (4) kompetensi profesional, serta (5) kinerja guru.

2. Penyajian Data
Teknik penyajian dan analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan teknik statistik.
Terdapat berbagai teknik statistik yang dapat diterapkan untuk menyajikan dan
mendeskripsikan data kuantitatif, mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks
tergantung jenis data serta tujuan atau masalah penelitian.
2.1. Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
Tabel adalah model penyajian yang disusun dalam baris dan kolom. Tabel data berupa
kumpulan angka-angka berdasarkan kategori tertentu. Suatu tabel minimal memuat judul
tabel, judul kolom, judul baris, nilai pada setiap baris dan kolom, serta sumber yang
menunjukkan dari mana data tersebut diperoleh. Tabel dapat menggambarkan data hasil
penelitian meliputi:
a. Judul tabel
b. Baris nomor responden
c. Kolom jenis kelamin
d. Kolom tingkat pendidikan
e. Kolom pengalaman kerja
f. Kolom hasil pengukuran variabel kompetensi profesional
g. Kolom hasil pengukuran variabel kinerja guru
h. Keterangan untuk pengkategorian jenis kelamin dan tingkat pendidikan
Berdasarkan pengaturan baris dan kolom, suatu tabel dapat dibedakan dalam beberapa
bentuk misalnya tabel klasisfikasi saru arah, tabel klasifikasi dua arah atau lebih (tabel
silang), serta tabel distribusi frekuensi. Berikut disajikan contoh-contoh bentuk tabel yang
biasa digunakan dalam penyajian data penelitian kuantitatif :
a. Tabel Klasifikasi Satu Arah
b. Tabel Silang
c. Tabel Distribusi Frekuensi

Selain menggunakan tabel, bentuk lain penyajian data adalah grafik atau diagran.
Grafik atau diagram biasanya dibuat berdasarkan tabel. Grafik merupakan visualisasi data
pada tabel yang bersangkutan. Berikut disajikan contoh-contoh bentuk grafik atau diagram
yang biasa digunakan dalam penyajian data penelitian kuantitatif:

Teknik Analisis Data Page 12


a. Diagram Lingkaran (Pie Chart)
b. Diagram Batang
c. Diagram Garis
d. Grafik Histogram Frekuensi

2.3.2. Deskripsi dan Ukuran Data


Penelitian kuantitatif biasanya berkenaan dengan sekolompok data. Deskripsi data yang
memperlihatkan karakteristik atau ukuran sekelompok data dianalisis menggunakan teknik
statistik deskriptif. Tujuannya adalah memperoleh gambaran umum mengenai data atau skor
variabel yang diukur. Teknik analisis yang sering digunakan untuk mendeskripsikan data
antara lain: (1) Ukuran pemusatan data (rata-rata, median, dan modus), serta (2) Ukuran
penyebaran data (rentang, simpangan baku, dan varians).
1. Ukuran Pemusatan Data
Ukuran pemusatan data memperlihatkan suatu ukuran kecenderungan skor dalam suatu
kelompok data. Terdapat tiga jenis ukuran kecenderungan pemusatan data (central tendency)
yang sering digunakan dalam mendeskripsikan data kuantitatif yaitu rata-rata, media, dan
modus. Ukuran tersebut sering digunakan untuk menggambarkan karakteristik kelompok data
tanpa harus menunjukkan semua data yang ada dalam kelompok tersebut. Misalnya, dengan
menyebutkan rata-ratanya sudah terjelaskan gambaran umum suatu kelompok data.
2. Ukuran Penyebaran Data
Penjelasan keadaan sekelompok data dapat pula didasarkan pada ukuran penyebarannya atau
variasinya. Sebaran data menunjukkan variasi data secara keseluruhan dilihat dari nilai
tengahnya (rata-ratanya). Ukuran penyebaran data biasanya dilakukan dengan melihat
rentang skor (kisaran data), varians, dan simpangan baku (standard deviation).

2.3.3. Pengujian Hipotesis


Penelitian kuantitatif pada umumnya diarahkan untuk menguji hipotesis. Kebenaran
hipotesis penelitian harus dibuktikan berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Hipotesis
penelitian adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan dalam
penelitian kuantitatif.

Teknik Analisis Data Page 13


2.4. Teknik menganalisis data dengan statistik deskriptif dan inferensial

2.4.1. Data Statistik Deskriptif

Sesuai dengan namanya, statistik deskriptif (descriptive statistics) digunakan untuk


menggambarkan data yang dikumpulkan dalam studi penelitian, dan untuk secara akurat
menjelaskan karakter dari variabel-variabel yang diamati pada sampel tertentu. Analisis
deskriptif seringkali digunakan untuk membuat gambaran ringkas suatu sampel penelitian,
sebelum dilakukannya analisis pada hipotesis utama penelitian tersebut. Hal ini akan
memberikan informasi mengenai tingkat representasi dari sampel secara keseluruhan, dan
juga informasi-informasi lain yang diperlukan para peneliti lain yang ingin mereplikasi
penelitian tersebut.

Tujuan utama dari statistik deskriptif adalah untuk secara akurat menggambarkan
bentuk (pola) distribusi dari variabel-variabel tertentu di dalam sebuah set data. Beberapa hal
yang dipelajari di dalam statistik deskriptif adalah distribusi frekuensi (frequency
distribution), tendensi sentral (central tendency - yang biasanya terdiri atas mean, median dan
mode), dispersi (dispersion) dan variansi (variance), serta koefisien korelasi  (correlation
coefficent) dan determinasi (determination coefficient).

Selain menggambarkan serta memeriksa hubungan antar variabel di dalam set data,
peneliti juga seringkali harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan
populasi yang lebih besar. Karena tidak mungkin baginya untuk mengumpulkan data dari
seluruh anggota populasi, peneliti melakukan riset terhadap sejumlah sampel yang bisa
mewakili populasi (representatif), dengan maksud untuk dapat mengambil kesimpulan
(inferences) tentang populasi dari mana sampel tersebut diambil. Analisis yang digunakan
untuk memeriksa kesimpulan-kesimpulan ini dikenal sebagai statistik inferensial (inferential
statistics).

2.4.2. Data Statistik Inferensial

Statistik inferensial membantu peneliti untuk mengambil konklusi mengenai sesuatu


di luar (beyond) sampel dan data yang ada di depan matanya. Dengan perkataan lain, metode
ini membantu peneliti mengambil kesimpulan umum mengenai populasi berdasarkan temuan-
temuan yang dilihatnya pada sampel. Namun demikian, dalam generalisasi tersebut ada
sedikit ketidakpastian yang harus tetap diperhitungkan. Dan untungnya, statistik inferensial

Teknik Analisis Data Page 14


memberi pula cara untuk mengetahui besarnya kesalahan yang mungkin terjadi (probable
error).

Statistik inferensial biasanya membutuhkan pengambilan sampel secara acak (random


sampling). Metode pengambilan sampel ini dianggap sebagai cara yang terbaik, karena bisa
memastikan keterwakilan (representativeness) dari seluruh karakteristik populasi. Proses
penarikan kesimpulan dimulai dengan pembentukan hipotesis tertentu mengenai karakteristik
apa yang diramalkan dimiliki oleh populasi penelitian. Sayangnya, peneliti tidak akan
mungkin dapat benar-benar membuktikan hipotesis tersebut secara pasti. Karena itu, peneliti
harus menguji hipotesis nol (null hypothesis), dan menentukan apakah hipotesis tersebut bisa
diterima atau harus ditolak. Di dalam penelitian tentang perbedaan karakteristik antar
kelompok (komparasi), maka hipotesis nolnya adalah bahwa tidak ada perbedaan. Sementara
pada penelitian mengenai hubungan antar variabel, maka hipotesis nolnya adalah bahwa tidak
terlihat adanya hubungan.

Ada berbagai statistik inferensial yang dapat digunakan peneliti, namun metode yang
tepat umumnya dipilih berdasarkan sifat dari pertanyaan penelitian yang diajukan, serta jenis
variabel yang diamati dan dianalisis.

2.5. Teknik Analisis Data dengan Statistik Parametris dan non Parametris

2.5.1. Statistik Parametris


Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik,
atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parameter populasi disini meliputi: rata-
rata dengan notasi μ (mu), simpangan baku σ (sigma), dan varians σ 2. Sedangkan
statistiknyaadalah meliputi: rata-rata x (x bar), simpangan baku s, dan varians s 2. Jadi
parameter populasiyang berupa µ diuji melalui x, selanjutnya σ diuji melalui s, dan σ 2 diuji
melalui s 2. Dalamstatisik, pengujian parameter melalui statistik (data sampel) tersebut
dinamakan uji hipotesisstatistik. Oleh karena itu penelitian yang berhipotesis statistik adalah
penelitian yangmenggunakan sampel. Dalam statistik, hipotesis yang diuji adalah hipotesis
nol, karena tidakdikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan statistik (data
yang diperolehdari sampel).
Contohnya nilai matematika dari 500 siswa SMA di Banda Aceh rata-ratanya 7,5.
selanjutnya misalnya dari 500 orang itu diambil sampel 50 orang, dan nilai rata-rata dari
sampel 50 orang itu 7,5. Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara parameter (data populasi)

Teknik Analisis Data Page 15


dan statistik (data sampel). Hanya dalam kenyataannya nilai parameter jarang diketahui.
Statistik
non parametris tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji distribusi.
Penggunaan statistik parametris dan non parametris tergantung pada asumsi dan jenis
data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi
yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam
penggunaan salah satu tes mengharuskan data dua kelompok atau lebih yang diuji harus
homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linearitas.

2.5.2. Statistik non Parametris


Statistik non parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data nominal,
ordinal. Berikut fungsi statistik non Parametris :
1) Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel (unisampel) jika datanya berbentuk
nominal, maka digunakan teknik statisik: a) Binomial dan b) Chi Kuadrat Satu Sampel.
2) Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel (unisampel) jika datanya berbentuk
ordinal, maka digunakan teknik statisik: a) Run Test.
3) Untuk menguji hipotesis deskriptif satu variabel (univariabel) jika datanya berbentuk
interval atau ratio, maka digunakan teknik statisik: a) t-test satu sampel.
4) Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan jika datanya berbentuk
nominal, maka digunakan teknik statisik: a) McNemar.
5) Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan jika datanya berbentuk
ordinal, maka digunakan teknik statisik: a) Sign Test, dan b) Wilcoxon Matched Pairs.
6) Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan jika datanya berbentuk
interval atau ratio, maka digunakan teknik statisik: a) t-test dua sampel.
7) Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen jika datanya berbentuk
nominal, maka digunakan teknik statisik: a) Fisher Exact Probability, dan b) Chi Kuadrat Dua
Sampel.
8) Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen jika datanya berbentuk
ordinal, maka digunakan teknik statisik: a) Median Test, b) Mann-Whitney U Test, c)
kolmogorov Smirnov, dan d) Wald-Wolfowtiz.
9) Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berpasangan jika datanya berbentuk
interval dan ratio, maka digunakan teknik statisik: a) t-test sampel berpasangan (related).
10) Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel yang berpasangan jika datanya berbentuk
nominal, maka digunakan teknik statisik: a) Chocran Q.

Teknik Analisis Data Page 16


11) Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel yang berpasangan jika datanya berbentuk
ordinal, maka digunakan teknik statisik: a) Friedman Two-way Anova.
12) Untuk menguji hipotesis komparatif sampel yang berpasangan jika datanya berbentuk
interval atau ratio, maka digunakan teknik statisik Analisis Varians satu jalan maupun dua
jalan (One Way dan Two Way Anova).
13) Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen jika datanya berbentuk
nominal, maka digunakan teknik statisik: a) Chi Kuadrat k Sampel.
14) Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen jika datanya berbentuk ordinal,
maka digunakan teknik statisik: a) Median Extension, dan b) Kruskal-Wallis One Way
Anova.
15) Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan (korelasi) jika datanya berbentuk nominal,
maka digunakan teknik statisik: a) Koefisien Kontigensi.
16) Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan (korelasi) jika datanya berbentuk ordinal,
maka digunakan teknik statisik: a) Korelasi Spearmen Rank, dan b) Korelasi Kendal Tau.
17) Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan (korelasi) jika datanya berbentuk interval
atau ratio, maka digunakan teknik statisik:
a. Korelasi Product Moment: untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel
independen dengan satu variabel dependen.
b. Korelasi Ganda: untuk menguji hipotesis tentang hubungan dua variabel independen atau
lebih secara bersama-sama dengan satu variabel dependen.
c. Korelasi Parsial: untuk menguji hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih, jika
terdapat variabel yang dikendalikan.
d. Analisis Regresi: digunakan untuk melakukan prediksi, bagaimana perubahan nilai
variabel dependen jika nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan nilainya
(dimanipulasi).
Hipotesis penelitian yang akan diuji dalam penelitian berkaitan erat dengan rumusan
masalah yang diajukan, tetapi perlu diketahui bahwa setiap penelitian tidak harus
berhipotesis, namun harus merumuskan masalahnya.

Teknik Analisis Data Page 17


BAB III
KESIMPULAN

Analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul


banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto,
dokumen, berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal
ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikann
ya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis
kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.

Teknik analisis data dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu analisis kualitaif,
analisis kuantitatif, statistic deskriptif dan inferensial, serta statistic parametris dan non
parametris. Keempat cara tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

Seorang peneliti dapat memilih cara apa yang akan dia lakukan dalam menganalisis
datanya. Cara memilih teknik analisis apa yang akan dia gunakan yaitu dengan menganalisis
terlebih dahulu tema apa yang akan peneliti angkat dalam penelitiannya.

Teknik Analisis Data Page 18


Daftar Pustaka

Bungin, B. 2007. Penelitian Kualitatif. Prenada Media Group: Jakarta.


Bungin, B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta : Jakarta
http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2010/11/teknik-analisis-data.html/ (diakses tanggal 28
April 2011)
www.4skripsi.com/teknik-analisis-data/blog (diakses tanggal 28 April 2011)
www.scribd.com/doc/45296783/Analisis-Data (diakses tanggal 28 April 2011)

Teknik Analisis Data Page 19

Anda mungkin juga menyukai