Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat dan mesin pertanian sangat penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Aplikasinya dai alat dan mesin pertanian sangat dipergunakan untuk memudahkan dalam
pengerjaannya, khususnya dalam bidang pertanian. Berkembangnya teknologi sekarang ini,
menyebabkan tingkat produksi dal;am pemakaiannya alsintan juga dilakukan secara modern,
sehingga dapat memudahkan dalam kehidupan.
Dalam proses pengolahan digunakan alat dan mesin pertanian dimana alat dan mesin
pertanian ini digerakkan oleh motor bakar. Motor dalam hal ini merupakan mesin penggerak
yang digunakan untuk menggerakkan sebuah mesin. Motor ini terbagi atas dua, berdasarkan
bahan bakar yang digunakan yaitu motor bensin yang menggunakan bensin sebagai bahan
bakar dan motor diesel yang menggunakan solar sebagai bahan bakar. Juga motor bakar ini
juga dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan langkah kerjanya, yaitu motor dua langkah (2
–tak) dan empat langkah (4-tak). Motor bakar adalah mesin atau pesawat yang menggunakan
energi termal untuk melakukan kerja mekanik, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari
bahan bakar menjadi energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja
mekanik. Energi termal diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada mesin itu sendiri. Jika
ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini (proses pembakaran bahan bakar), maka
motor bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor pembakaran luar dan motor
pembakaran dalam. Pada mesin dua tak, dalam satu kali putaran poros engkol
(crankshaft) terjadi satu kali proses pembakaran sedangkan pada mesin empat tak,
sekali proses pembakaran terjadi dalam dua kali putaran poros engkol. Pada mesin
empat tak, memerlukan mekanisme katup (valve mechanism) dalam bekerja dengan
fungsi membuka dan menutup lubang pemasukan dan lubang pembuangan,
sedangkan pada mesin dua tak, piston dan ring piston berfungsi untuk menbuka dan
menutup lubang pemasukan dan lubang pembuangan. Pada awalnya mesin dua tak
tidak dilengkapi dengan katup, dalam perkembangannya katup satu arah (one way
valve) dipasang antara ruang bilas dengan karburator.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dibahas mengenai motor bakar untuk
mendapatkan informasi dan dapat meningkatkan produktivitas sumber daya manusia
sehingga memberikan nilai tambah bagi penggunanya.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis dari motor bakar, prinsip
kerja, serta bagian – bagian dari motor bakar.
Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi mengenai motor bakar
serta bagian – bagian dari motor bakar.
II.TINJAUAN PUSTAKA

Mesin atau motor bakar ( heat engine ) merupakan alat yang mengubah tenaga panas
menjadi tenaga penggerak atau motor bakar torak merupakan mesin dengan pembakaran
dalam atau Internal Combustion Engine (ICE) dimana pada saat sekarang ini masih banyak
digunakan untuk berbagai keperluan terutama di bidang transportasi. Peranannya di bidang
transportasi sangatlah besar, karena hampir semua kendaraan terutama yang beroperasi di
darat menggunakan motor bakar torak sebagai penggeraknya (Anonima, 2009).
Motor bakar torak sendiri terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu Motor bensin dan
Motor diesel. Perbedaan kedua jenis motor tersebut sangat jelas sekali yaitu jika motor bensin
menggunakan bahan bakar bensin (premium), sedangkan motor diesel menggunakan bahan
bakar solar. Perbedaan yang utama juga terletak pada sistem penyalaannya, di mana pada
motor bensin digunakan busi sebagai sistem penyalaannya sedangkan pada motor diesel
memanfaatkan suhu kompresi yang tinggi untuk dapat membakar bahan bakar solar
(Anonimb, 2009).
Mesin bensin adalah mesin yang bekerja dengan cara memasukan panas dari percikan
bunga api listrik dari busi pada campuran udara dan bahan bakar yang dikompresikan. Mesin
diesel adalah mesin yang bekerja dengan cara menginjeksikan bahan bakar pada udara yang
telah dikompresikan sehingga memiliki tekanan dan temperature tinggi. Mesin ini ditemukan
pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten pada 23 Februari 1893. Dia
mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900 dengan
menggunakan minyak kacang. Kemudian diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F.
Kettering. (Anonimb, 2009).
Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam
(internal combustion engine) (simplenya biasanya disebut mobor bakar saja). Prosip kerja
motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi mekanis. Energi kimia di dapatkan
melalui proses reakasi kimia (pembakaran) dari bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di
dalam silinder (ruang bakar). Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau
lebih tergantung pada penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua
torak. Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak
(Sentanuhady, 2009).
Perbedaan antara motor diesel dan motor bensin yang nyata adalah terletak pada proses
pembakaran bahan bakar, pada motor bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya
loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug), sedangkan pada
motor diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan
bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip penyalaan
bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut compression ignition engine
sedangkan motor bensin disebut spark ignition engine (Anonimc, 2009).
Suatu motor bakar pengapian pembakarannya memerlukan waktu untuk
kelangsungannya, dan oleh karena itu pembakaran dimulai dengan mempercepat pengapian.
Selanjutnya terdapat kerugian tekanan sewaktu aliran melalui katup pada langkah hisap dan
buang torak harus melakukan kerja terhadap udara untuk mengeluarkannya, dan kerja ini
lebih besar dari kerja yang dilakukan gas-gas dalam silinder terhadap torak selama langkah
isap (Arismunandar, 1994).
Antara mesin diesel dan mesin bensin memiliki keunggulan dan kelemahan masing-
masing. Salah satu yang biasanya dirasakan adalah mesin bensin lebih responsif
dibandingkan diesel. Sementara mesin diesel memiliki output momen (torsi) yang lebih baik
daripada mesin bensin pada putaran yang sama. Dilihat dari konstruksinya, mesin diesel lebih
besar dan berat daripada mesin bensin pada spesifikasi tenaga yang sama (Anonimc, 2009).
Motor Bakar bensin 4 tak pertama kali didemonstrasikan oleh Nikolaus Otto pada
tahun1876, oleh sebab itu dikenal sebagai siklus Otto (Otto cycle).Keempat langkah pada
motor empat langkah adalah langkah masuk, langkah kompresi, langlah tenaga dan langkah
buang. Masing masing langkah terjadi pada satu langkah penuh dari piston, oleh sebab itu
satu suklus lengkap memerlukan dua kali putaran poros engkol.
Langkah Masuk (Intake). Pada langkah ini piston bergerak dari atas ke bawah sekaligus
menghisap campuran udara dan bahan bakar melalui lubang pemasukan. Pada saat ini katup
masuk terbuka dan katup buang dalam keadaan tertutup.
Langkah Tekan (Compression). Pada langkah ini piston bergerak dari bawah ke atas menekan
campuran bahan bakar dan udara yang menyebabkan peningkatan suhu dan tekanannya. Pada
saai ini kedua katup dalam keadaan tertutup. Ketika torak mencapai TMA, kan mulai
bergerak lagi untuk persiapan langkah berikutnya, yaitu langkah hisap.
Langkah Tenaga (Power). Pada saat piston mencapai titik mati atas maka busi menyala dan
menyundut campuran bahan dan udara yang sudah bertekanan dan bersuhu tinggi sehingga
terjadi pembakaran (ledakan). Energi dari ledakan ini kemudian mendorongpiston ke bawah.
Pada saai ini kedua katup dalamkeadaan tertutup.
Langkah Buang (Exhaust). Pada langkah ini piston bergerak dari bawah ke atas dan
mendorong sisa hasil pembakaran ke luar melalui lubang pengeluaran. Pada saat ini katup
buang terbuka dan katup masuk dalam keadaan tertutup (Siahaan, 2001).
Motor bensin termasuk ke dalam jenis motor bakar torak. Proses pembakaran bahan
bakar dan udara di dalam silinder (internal combustion engine). Motor bakar bensin
dilengkapi dengan busi dan karburator yang membedakanya dengan motor diesel. Busi
berfungsi untuk membakar campuran udara-bensin yang telah dimampatkan dengan jalan
memberi loncatan api listrik diantara kedua elektrodanya. Karena itu motor bensin dinamai
dengan spark ignitions. Sedangkan karburator adalah tempat bercampurnya udara dan bensin.
Campuran tersebut kemudian masuk ke dalam silinder yang dinyalakan oleh loncatan bunga
api listrik dari busi menjelang akhir langkah kompresi (Sentanuhady, 2009).
Motor diesel tipe penyalaannya yaitu dengan kompresi, dimana pada langkah hisap
hanya udara yang dimasukkan kedalam ruang bakar dan pada sesaat menjelang langkah
kompresi berakhir bahan bakar disemprotkan dan dengan tekanan dan temperatur yang tinggi
terjadilah pembakaran. Dalam perkembangannya kedua motor bakar ini sangat banyak
digunakan baikitu dikendaraan maupun di aparatus yang lain (Arismunandar, 1994).
Motor bakar diesel yang berbeda dengan motor bakar bensin proses penyalaannya
bukan dengan loncatan bunga api listrik. Pada langkah isap hanyalah udara segar yang masuk
kedalam silinder. Pada waktu torak hampir mencapai TMA bahan bakar disemprotkan
kedalam silinder.Terjadilah penyalaanan untuk pembakaran, pada saat udara masuk kedalam
silinder sudah bertemperatur tinggi (Anonima,2011 ).
Motor diesel dapat dipandang sebagai sistem yang menerima energi, mengubah
sebagian energi menjadi kerja dan membuang sebagian energi lain. Aliran energi masuk
berasal dari udara dan bahan bakar. Energi yang hilang berupa energi thermal yang terbawa
oleh gas buang, energi hilang dari radiator dan rugi gesekan, sehingga volume atur dapat
digambarkan. Parameter-parameter mesin yang diukur untuk menentukan karakteristik
pengoperasian pada motor bakar diesel Untuk sebuah mesin dengan diameter silinder B,
crank offset a , panjang langkah S dan perputar dengan kecepatan N. Penggunaan
sepeda motor di Indonesia telah meningkat tajam. Efek penggunaan sepeda motor yang
meningkat adalah memburuknya kualitas udara sekitar karena adanya emisi gas buang dan
meningkatnya kebutuhan komponen. Untuk mengantisipasi hal tersebut, BPPT pada tahun
2007 telah mengembangkan teknologi komponen motor bakar ramah lingkungan untuk
mengurangi emisi gas buang dan meningkatkan kemandirian teknologi.Pada tahun 2007 telah
dilakukan studi tentang simulasi disain piston dan ruang bakar beserta optimasi untuk
menghasilkan kinerja mesin yang baik (pembakaran yang efisien). Software yang digunakan
untuk simulasi adalah soft Engine dan Pro Engineer. Diharapkan komponen hasil desain
untuk motor bakar dapat dibuat dengan segera oleh industri agar efek emisi gas buang dapat
dikurangi sehingga kualitas udara dapat lebih baik (Sentanuhady, 2009).
Mesin mobil merupakan pembangkit tenaga (gerak), pada mesin inilah dibangkitkan
tenaga yang kemudian menlmbulkan gerak putar. Bagian-bagian motor dapat dipisahkan
menjadi dua yakni bagian yang bergerak dan bagian yang tak bergerak. Sistim yang ada pada
sebuah motor terdiri atas sistem bahan bakar, sistim pelumasan, dan sistim pendingin Motor
dibedakan dari proses kerjanya yaitu motor empat (4) takt dan motor 2 takt. Sedangkan
berdasarkan penyalaan bahan bakarnya motor juga dibedakan menjadi 2 yaitu motor bensin
dan motor diesel (Anonimb, 2011).
Motor bensin dan motor diesel bekerja dengan torak bolak balik (naik turun pada
motor gerak). Keduanya bekerja pada prinsip 4 langkah dan prinsip ini umumnya digunakan
pada teknik mobil. Untuk motor dengan penyalaan busi disebut motor bensin dengan
menggunakan bahan bakar bensin(premium), sedangkan untuk motor diesel menggunakan
bahan bakar solar atau minyak diesel (Arismunandar, 1994).
Dalam proses pembakaran tenaga panas bahan bakar diubah ketenaga mekanik
melalui pembakaran bahan bakar didalam motor. Pembakaran adalah proses kimia dimana
Karbondioksida dan zat air bergabung dengan oksigen dalam udara. Jika pembakaran
berlangsung maka diperlukan : a)Bahan bakar dan udara dimasukkan kedalam motor b)Bahan
bakar dipanaskan hingga suhu tinggi Pembakaran menimbulkan panas dan menghasilkan
tekanan, kemudian menghasilkan tenaga mekanik. Campuran masuk kedalam motor
mengandung udara dan bahan bakar. Perbandingan campuran kira kira 12-15 berbanding 1
setara 12-15 kg udara dalam 1 kg bahan bakar. Yaitu karbon dioksida 85% dan zat asam
(Oksigen) 15 % atau 1/5 bagian dengan karbon dioksida dan zat air. Zat lemas (N) tidak
mengambil bagian dalam pembakaran (Anonima, 2011).
Langkah Hisap. Dalam langkah ini, campuran bahan bakar dan bensin di hisap ke
dalam silinder.Katup hisap membuka sedangkan katup buang tertutup. Waktu torak bergerak
dari titik mati atas ( TMA ) ke titik mati bawah (TMB), menyebabkan ruang silinder menjadi
vakum dan menyebabkan masuknya campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder yang
disebabkan adanya tekanan udara luar. Dengan adanya pembakaran, kekuatan dari tekanan
gas pembakaran yang tinggi mendorong torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga
mesin (Arismunandar, 1994).
Langkah Kompresi. Dalam langkah ini, campuran udara dan bahan bakar
dikompresikan. Katup hisap dan katup buang tertutup. Waktu torak naik dari titik mati bawah
(TMB) ke titik mati atas (TMA), campuran yang dihisap tadi dikompresikan. Akibatnya
mudah terbakar. Saat inilah percikan api dari busi terjadi . Poros engkol berputar satu kali
ketika torak mencapai titk mati atas ( TMA ) (Anonima, 2011).
Langkah Usaha. Dalam langkah ini, mesin menghasilkan tenaga untuk
menggerakkan kendaraan. Saat torak mencapai titik mati atas ( TMA ) pada saat langkah
kompresi, busi memberikan loncatan bunga api pada campuran yang telah dikompresikan.
Dengan adanya pembakaran, kekuatan dari tekanan gas pembakaran yang tinggi mendorong
torak ke bawah. Usaha ini yang menjadi tenaga mesin (Anonimb, 2011).
Langkah Buang. Dalam langkah ini, gas yang sudah terbakar, akan dibuang ke luar
silinder. Katup buang membuka sedangkan katup hisap tertutup.Waktu torak bergarak dari
titik mati bawah( TMB ) ke titik mati atas ( TMA ), mendorong gas bekas keluar dari silinde.
Pada saat akhir langkah buang dan awal langkah hisap kedua katup akan membuka sedikit
( valve overlap ) yang berfungsi sebagai langkah pembilasan, campuran udara dan bahan
bakar baru mendorong gas sisa hasil pembakaran. Ketika torak mencapai TMA, akan mulai
bergerak lagi untuk persiapan langkah berikutnya, yaitu langkah hisap. Poros engkol telah
melakukan 2 putaran penuh dalam satu siklus yang terdiri dari empat langkah yaitu, 1
langkah hisap, 1 langkah kompresi, 1 langkah usaha, 1 langkah buang yang merupakan dasar
kerja dari pada mesin empat langkah (Anonima, 2011).
Proses Kerja adalah keseluruhan langkah yang berurutan untuk terjadinya satu siklus
kerja dari motor. Proses kerja ini terjadi berurutan dan berulang-ulang. Piston motor bergerak
bolak balik dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB) dan dari titik mati bawah
(TMB) ke titik mati atas (TMA) pada langkah selanjutnya(Siahaan, 2001).
Pada motor empat langkah, proses kerja motor diselesaikan dalam empat langkah
piston. Langkah pertama yaitu piston bergerak dari TMA ke TMB, disebut langkah
pengisian. Langkah kedua yaitu piston bergerak dari TMB ke TMA disebut langkah
kompresi. Langkah ketiga piston bergerak dari TMA ke TMB disebut langkah usaha. Pada
langkah usaha in terjadilah proses pembakaran bahan bakar (campuran udara dan bahan
bakar) didalam silinder motor / ruang pembakaran yang menghasilkan tenaga yang
mendorong piston dariTMA keTMB. Langkah keempat yaitu piston bergerak dari TMB ke
TMA disebut langkah pembuangan. Gas hasil pembakaran didorong oleh piston keluar
silinder motor. Jadi pada motor empat langkah proses kerja mptor untuk menghasilkan satu
langkah usaha (yang menghasilkan tenaga) diperlukan empat langkah piston. Empat langkah
piston berarti sama dengan dua kali putaran poros engkol (Sentanuhady, 2009).
Pada motor dua langkah proses kerja motornya untuk mendapatkan satu kali langkah
usaha hanya diperlukan dau kali langkah piston. Motor dua langkah yang paling sederhana,
pintu masuk atau lubang masuk dan lubang buang terletak berhadap-hadapan yaitu berada
pada sisi bawah pada dinding silinder motor. Proses kerjanya adalah sebagai berikut. Piston
berada TMB, kedua lubang (masuk dan buang) sama sama terbuka kemudian campuran udara
dan bahan bakar dimasukkan kedalam silinder melalui lubang masuk. Gerakan piston dari
TMB ke TMA, maka lubang masukakan tertutup dan tertutup pula lubang buang.maka
terjadilah langkah kompresi. Pada akhir langkah kompresi ini terjadilah pembakaran gas
bahan bakar. Dengan terjadinya pembakaran gas bahan bakar maka dihasilkan tenaga
pembakaran yang mendorong piston ke bawah dari TMA ke TMB. Langkah usaha terakhir
terjadilah pembuangan gas bekas begitu terbuka lubang buang. Sesudah itu terbuka pula
lubang masuk sehingga terjadi pemasukkan gas baru sekaligus mendorong mendorong gas
bekas keluar melalui lubang buang. Dengan demikian pada motor dua langkah proses motor
untuk menghasilkan satu kali langkah usaha / pembakaran gas dalam silinder , hanya
diperlukan dua langkah piston . dilihat dari putaran poros engkolnya diperlukan satu kali
putaran poros engkol (Anonoimb,, 2011).
III.METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mengenai motor bakar dilaksanakan pada hari Jum’at, 15 April 2011
bertempat di Laboratorium Mekanisasi dan Teknologi Pertanian, Jurusan Teknologi
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada praktikum motor bakar yaitu buku atau kertas untuk
mencatat spesifikasi motor bakar. Alat yang digunakan pada praktikum motor bakar yaitu
kamera untuk mengambil gambar motor bakar, serta alat tulis menulis untuk mencatat.

3.3 Metode Percobaan

Dalam praktikum motor bakar ini, adapun prosedur dalam percobaan ini yaitu antara
lain :

1. Memperhatikan penjelasan mengenai motor bakar.


2. Mengambil gambar motor bakar.
3. Mencatat nama dan spesifikasi dari motor bakar.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka diperoleh hasil yaitu :
Gambar Spesifikasi Kegunaan

Motor Bakar Model EY28 D Digunakan untuk


7,5 / 4000 menggerakkan sebuah
273 mesin.

4.2 Pembahasan

c. Karburator

Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah
mesin pembakaran dalam. Karburator pertama kali ditemukan oleh Karl Benz pada tahun
1885 dan dipatenkan pada tahun 1886. Pada tahun 1893 insinyur kebangsaan Hungaria
bernama János Csonka dan Donát Bánki juga mendesain alat yang serupa. Adalah Frederick
William Lanchester dari Birmingham, Inggris yang pertama kali bereksperimen
menggunakan karburator pada mobil. Pada tahun 1896 Frederick dan saudaranya
membangun mobil pertama yang menggunakan bahan bakar bensin di Inggris, bersilinder
tunggal bertenaga 5 hp (4 kW), dan merupakan mesin pembakaran dalam (internal
combution). Tidak puas dengan hasil akhir yang didapat, terutama karena kecilnya tenaga
yang dihasilkan, mereka membangun ulang mesin tersebut, kali ini mereka menggunakan dua
silinder horisontal dan juga mendisain ulang karburator mereka. Kali ini mobil mereka
mampu menyelesaikan tur sepanjang 1.000 mil (1600 km) pada tahun 1900. Hal ini
merupakan langkah maju penggunaan karburator dalam bidang otomotif
Karburator umum digunakan untuk mobil berhahan bakar bensin sampai akhir 1980-
an. Setelah banyak kontrol elektronik digunakan pada mobil, penggunaan karburator mulai
digantikan oleh sistem injeksi bahan bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan sistem
yang lain untuk mencapai efisiensi bahan bakar.
Pada dasarnya karburator bekerja menggunakan Prinsip Bernoulli: semakin cepat
udara bergerak maka semakin kecil tekanan statis-nya namun makin tinggi tekanan dinamis-
nya. Pedal gas pada mobil sebenarnya tidak secara langsung mengendalikan besarnya aliran
bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar. Pedal gas sebenarnya mengendalikan katup
dalam karburator untuk menentukan besarnya aliran udara yang dapat masuk kedalam ruang
bakar. Udara bergerak dalam karburator inilah yang memiliki tekanan untuk menarik serta
bahan bakar masuk kedalam ruang bakar.
Kebanyakan mesin berkarburator hanya memiliki satu buah karburator, namun ada
pula yang menggunakan satu karburator untuk tiap silinder yang dimiliki. Bahkan sempat
menjadi trend modifikasi sepeda motor di Indonesia penggunaan multi-carbu (banyak
karburator) namun biasanya hal ini hanya digunakan sebagai hiasan saja tanpa ada fungsi
teknisnya. Mesin-mesin generasi awal menggunakan karburator aliran keatas (updraft),
dimana udara masuk melalui bagian bawah karburator lalu keluar melalui bagian atas.
Keuntungan desain ini adalah dapat menghindari terjadinya mesin banjir, karena kelebihan
bahan bakar cair akan langsung tumpah keluar karburator dan tidak sampai masuk kedalam
intake mainfold; keuntungan lainnya adalah bagian bawah karburator dapat disambungkan
dengan saluran oli supaya ada sedikit oli yang ikut kedalam aliran udara dan digunakan untuk
membasuh filter udara; namun dengan menggunakan filter udara berbahan kertas
pembasuhan menggunakan oli ini sudah tidak diperlukan lagi sekarang ini.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di laboratorium maka dapat disimpulkan bahwa :


• Motor bakar

5.2 saran

• Sebaiknya pada praktikum ini nama dan fungsi-fungsi mesin dijelaskan lebih rinci
agar praktikan memperoleh data yang jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2009. Mekanisasi Pertanian. http://fitoremediasi.blogspot.com/2009/02/mekanisasi-
pertanian mekanisasi.html. Diakses pada hari Kamis, 29 Oktober 2009.

Anonim 2009. Pengenalan alat dan mesin pertanian. http://docs.google.com/gview?


a=v&q=cache:K1dz5itXDmIJ:bos.fkip.uns.ac.id pub/ono/pendidikan/materi-
kejuruan/pertanian/mekanisasi pertanian/pengenalan_alat_dan_mesin_pertanian.
Diakses pada hari Kamis, 29 Oktober 2009.

Anonim. 2009. Penanganan pascapanen. http://agribisnis.deptan.go.id


Anonim. 2009. Aspek Dukungan Mekanisasi Pertanian.
http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/files/0104-MEKTAN.pdf.
Diakses pada hari Kamis, 29 Oktober 2009.

Kouwenhoven, JK., 1982. Mechanization of Soil Tillage in the Tropics. Proc. Int. Congr.
Agricultural Mechanization in the Tropical and Developing Countries. RAI
Amsterdam (1982) 41-54

So, HB., Kirchhof, G., Bakker, R., dan Smith, GD., 2001. Low Input Tillage/Cropping
System for Limited Resource Areas. Soil & Tillage Research. 61, 109-123

Tisdale, S. L. and W. L. Nelson, 1966. Fertility and Fertilizers, 3rdEdition. Mc Millan New
York.

Anda mungkin juga menyukai