KHOLIDATUL HUSNA
M.EDI SUTANTO
SAKINAH GINA
WILDIASTUTI
YASIN
PEMBIMBING:
DR. ARFAN MAPALILU, SPS
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
STATUS NEUROLOGIS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Jenis Kelamin : Laki laki
Umur : 62 Tahun
Pekerjaan : Pensiunan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Duda
Alamat : Komplek Bea Cukai No. 40
Pisangan Ciputat Tangerang
Masuk RS : 10 Agustus 2009
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Penurunan kesadaran tiba-tiba 3 jam sebelum
masuk rumah sakit (SMRS).
KELUHAN TAMBAHAN
Sakit kepala, muntah menyembur.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
KEADAAN LOKAL
Trauma Stigmata : Tidak ada
Pulsasi A.Carotis : Teraba, kanan = kiri, reguler
Perdarahan Perifer : capilary refil time < 2 detik
Columna Vertebralis : letak ditengah
Kepala : Normosefali, rambut hitam beruban, distribusi
merata, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, ptosis
-/-, lagoftalmus -/-, pupil bulat isokor, refleks cahaya
langsung -/-, refleks cahaya tidak langsung -/-.
Telinga : Normotia +/+, sekret -/-
Hidung : Deviasi septum -/-
Mulut : Terpasang OPA
Leher : Bentuk simetris, trakea lurus di tengah, tidak
teraba pembesaran KGB dan tiroid.
PEMERISAAN FISIK (2)
PEMERIKSAAN JANTUNG
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terliat
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V
Perkusi : Batas kanan : Linea sternalis dekstra
Batas kiri : 1 jari medial linea midclavicula sinistra.
Pinggang jantung : ICS 3 linea parasternalis sinistra
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur -, gallop –
PEMERIKSAAN PARU
Inspeksi : Simetris statis-dinamis
Palpasi : Vokal fremitus simetris di kedua lapang paru
Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara napas vesicular +/+; Ronki -/-; Wh -/-.
PEMERISAAN FISIK (3)
PEMERIKSAAN ABDOMEN
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) hepar/lien tidak teraba membesar
Perkusi :Timpani
Auskultasi : BU (+) normal.
Laseque : >70o/70o
PENINGKATAN TIK
Nyeri kepala +, muntah proyektil + , penurunan
kesadaran +.
PEMERISAAN NEUROLOGIS
SARAF – SARAF KRANIAL
N.I tidak dapat di nilai
N.II
Acies Visus : tidak dapat di nilai
Visus Campus : tidak dapat di nilai
Lihat warna : tidak dapat di nilai
Funduskopi : tidak dapat di nilai
N. III,IV dan VI
Kedudukkan bola mata : ortoposisi + / +
Pergerakkan bola mata : doll’s eyes -/-
Exopthalmus :-/-
Nystagmus :-/-
PEMERISAAN NEUROLOGIS
3. N. III,IV dan VI 4. N. V
Pupil Cab. Motorik tidak
8. N. XI
6. N.VIII Angkat bahu : TDN menoleh
Atrofi TDN
Jari-hidung TDN
FUNGSI OTONOM
Tumit-lutut TDN
Miksi : terpasang
Rebound phenomenon
kateter
TDN defekasi, sekresi
Hipotoni TDN
keringat : baik
PEMERISAAN NEUROLOGIS
REFLEKS FISIOLOGIS REFLEKS PATOLOGIS
Kornea :-/- Babinsky :+/+
Biceps : +2 / +2 Chaddok :+/+
Triceps : +2 / +2 Gordon :+/+
Radius : +2 / +2 Schaefer :+/+
Lutut : +2 / +2
Tumit : +2 / +2 KEADAAN PSIKIS
Intelegensia : TDN
Demensia : TDN
Pemeriksaan Laboratorium
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Sinus & diafragma baik
Tulang & soft tissue baik
Cor:
Elongasi aorta (+)
CTR 51 %
Apex tertanam
Pulmo
Kedua hilus menebal
Corakan bronkovaskular normal
RESUME
Anamnesis
Pasien, laki-laki, 62 tahun, dibawa ke RSUP Fatmawati karena penurunan
kesadaran tiba-tiba 3 jam SMRS. Awalnya, pasien mengeluh sakit kepala
yang hebat saat buang air besar. Pasien kemudian sempoyongan dan saat
diberi minum ia tidak bisa menelan. Pasien lalu muntah menyembur dan
mengalami penurunan kesadaran. Keluarga mencoba membangunkan
pasien namun tidak ada respon, akhirnya keluarga membawa pasien ke
IGD RSUP Fatmawati. Mulut mencong (-), bicara pelo (-), kejang (-),
demam (-), kelemahan atau baal sesisi (-) Riwayat stroke sebelumnya dan
trauma disangkal. Pasien merupakan penderita kencing manis sejak 5 tahun
lalu, dan berobat rutin ke poli penyakit dalam RSUP Fatmawati. Pasien
mendapat obat minum dan keluarga tidak mengetahui nama obatnya. Darah
tinggi, sakit jantung, kolesterol, stroke disangkal. Riwayat penyakit
keluarga: kedua orang tua pasien menderita kencing manis, darah tinggi (-),
stroke (-)
RESUME
Pemeriksaan fisik:
Kesadaran : Sopor-koma, GCS: E1M2V1 = 4
Tanda vital: TD 220/140 mmHg (MABP 166 mmHg), HR
106x/menit
Jantung: batas jantung bergeser ke kiri
Pemeriksaan neurologis:
Tanda rangsang meningeal: (-)
N. Cranialis: kesan parese (-)
Motorik: kesan parese (-)
Reflek fisiologis : ++ / ++
Reflek patologis : + / +
Sensorik : tidak dapat dinilai
Autonom : terpasang kateter
RESUME
Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium
Leukosit: 21.600 u/l
GDS: 362 mg/dl
Radiologi:
Rontgen Thoraks:
Brain CT scan:
Perdarahan intracerebelum, ventrikulomegali
Perdarahan subarachnoid yang mengisi sistem ventrikel.
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis klinis :
Peningkatan tekanan intra kranial
DM tipe 2
Hipertensi emergency
Leukositosis
Asidosis respirtorik.
Diagnosis etiologi : Stroke Hemorragik
Diagnosis topik : cerebellum, subarachnoid
Penatalaksanaan
ABC
Elevasi kepala 30o
IVFD Asering 500 cc/12 jam
Inj citicolin 2 x 500 mg
Manitol loading 250 cc dilanjutkan 4 x 125 cc
Vitamin K Inj 3 x1 amp
Transamin Inj 3 x 1 amp
Nimodipine 1 mg/jam
Konsul penyakit dalam
Konsul anestesi
PROGNOSIS
Ad vitam : malam
Ad functionam : malam
Ad sanationam : malam
STROKE
WHO :”tanda-tanda klinis yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global),
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain selain vaskuler.”
Stroke
iskemik
Epidemiologi
Di Indonesia, menurut SKRT th 1995, stroke
termasuk penyebab kematian utama
Secara umum, 85% kejadian stroke adalah stroke
oklusif, 15 % adalah stroke hemoragik
FAKTOR RISIKO STROKE
Tidak Dapat Diubah: Dapat Diubah:
- Usia - Hipertensi
- Jenis kelamin
- Diabetes mellitus
- Faktor Genetik
- Penyakit jantung
- Hiperlipidemia
- Ras
- Merokok
- Intake alkohol berlebihan
- Obesitas
- Hiperuricemia
Klasifikasi
Berdasarkan kelainan patologi Berdasarkan sistem
Stroke iskemi
pembuluh darah
Stroke hemoragik Sistem karotis
Berdasarkan waktu terjadinya Sistem vertebrobasiler
Transient Ischemic Attack
(TIA)
Reversible Ischemic Neurologic
Deficit (RIND)
Stroke in evolution
Completed Stroke
Stroke Hemoragik
Pecahnya pembuluh
darah otak
menyebabkan
keluarnya darah ke
jaringan parenkim
otak, ruang cairan
serebrospinalis
disekitar otak atau
kombinasi keduanya
Stroke Hemoragik
Perdarahan intraserebral (PIS)
akibat cedera vaskular yang dipicu oleh hipertensi dan ruptur salah
satu dari banyak arteri kecil yang menembus otak.
Sekitar 70-90 % kasus PIS disebabkan oleh hipertensi.
Sebagian besar perdarahan intraserebral pada hipertensi, akibat dari
ruptur mikroaneurisma pada arteriol kecil (terutama pada cabang
lentikulostriata dari arteri serebral media)
Kebanyakan perdarahan meluas ke dalam ventrikel otak.
sering terjadi pada saat pasien terjaga dan aktif
Biasanya perdarahan dibagian dalam jaringan otak defisit
neurologik fokal yang cepat dan memburuk secara progresif dalam
beberapa menit sampai <2 jam
Perdarahan Intraserebral
Angka kematian 50%.
perdarahan ke dalam ruang infratentorium di
daerah pons atau serebelum memiliki prognosis
yang jauh lebih buruk karena cepatnya timbul
tekanan pada struktur-struktur vital dibatang otak.
2. Perdarahan subarakhnoid
Kel;D.W.A-Spidolla
Algoritma Gajah Mada
Penatalaksanaan ICH
Mengobati etiologinya, menurunkan tekanan intrakranial
yang tinggi dengan neuroprotektor dapat diberikan.
Tindakan bedah dilakukan dengan mempertimbangkan usia
dan skala koma Glasgow lebih dari 4 dan hanya dilakukan
pada penderita dengan:
Perdarahan serebellum dengan diameter lebih dari 3 cm
dilakukan kraniotomi dekompresi
Hidrosefalus akut akibat perdarahan intraventrikuler atau
serebellum dapat dilakukan VP shunting
Perdarahan lobar diatas 60 cc dengan tanda-tanda
peningkatan intrakranial akut dan disertai dengan ancaman
herniasi
Penatalaksanaan SAH
nimodipine dapat diberikan untuk mencegah vasospasme
pada perdarahan subarachnoid primer akut, diawali dengan 1-
2 jam pertama 1 mg/jam dilanjutkan 1-6 mg/jam dengan
continous infusion dan selanjutkan dengan pemberian per oral
4-6x60 mg.
Terapi hipervolimik-hipertensif hemodelusi di ICU/NCCU
Pengobatan baru dengan a ballon angioplasty, intraarterial
papaverine atau kombinasi keduanya.
Pemasangan coil atau clipping aneurisma 30 % untuk
mencegah rebleeding.