Akan tetapi untuk mendapatkan data kualitatif yang baik sebuah instrument itu
harus mempunyai valdiitas yang tinggi sehingga data yang di hasilkan dari instrument
tersebut itu dapat di pertanggungjawabkan.. Sedangkan dalam bidang pendidikan
evaluasi berfungsi dan bertujuan untuk mengetahui siswa apakah telah menguasai
kemampuan dasar atau ketrampilan dari suatu bidang ilmu yang di pelajari oleh siswa
tersebut; mengetahui kelemahan dan kekuatan soswa dala melar dan mengetahui tentang
sejauh mana hasil belajar siswa dan apakah adanya feed back dari siswa itu.
PEMBAHASAN
A. INSTRUMEN
1
1. masalah dan variabel yang diteliti termasuk insikator variabel harus jelas dan
spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang
akan digunakan.
2. sumber data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui
terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa,
sistematika item dalam instrumen penelitian.
3. keterandalan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpulan data baik
dari keajegan, kesahihan maupun obyektivitas.
4. jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga
peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah
penelitian.
5. mudah dan praktis digunakan, akan tetapi dapat menghasilkan data yang
diperlukan.
B. Kriteria Instrumen
C. VALIDITAS INSTRUMENT
3
Dari beberapa penejelasan ditas dapat di ambil kesimpulan validitas adalah
gambaran derajat suatu instrument yang akan menujukan diamana suatu test seharusnya
di diukur dan dapat memperlihatkan kategori tertentu yang hanya dapat dugunankan
untuk tujuan tertentu saja. Oleh sebab itu bahwa suatu tes terhadap grup individu belum
tentu valid untuk diterapkan terhadap goup lainnya. Sebagai contoh suatu test
pencapaian prestasi anak, yang direnakan untuk orang dewasa akan berbeda bentuk
maupun dengan tes yang direncakana bervariasi bentuk maupun isinya, sesuai dengan
tujuang yang ingin dicapai.
Dalam evaluasi pendidikan, validitas suatu test dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaiut validitas isi validitas konstruk, validitas kokurenm dan prodiksi yang akan
di uraikan sabagai berkut.
4
Adalah seberapa besar derajat tes mengukur konstruk hipotesis yang dikehendaki
untuk diukur. Konstruk adalah perangkai yang tidak dapat diamati, yang menjelaskan
perilaku. Menguji validitas konstruk mencakup uji hipotesis yang dideduksi dari suatu
teori yang mengajukan konstruk tersebut.
Dukungan terhadap adanya validitas konstrak, menurut Magnusson, dapat
dicapai melalui beberapa cara antara lain :
1) Studi mengenai perbedaan diantara kelompok-kelompok yang menurut teori
harus berbeda Apabila teori mengatakan bahwa antara suatu kelompok dengan
kelompok lainnya harus memiliki skor yang berbeda.
2) Studi mengenai pengaruh perubahan yang terjadi dalam diri individu dan
lingkungannya terhadap hasil tes. Apabila teori mengatakan bahwa hasil tes
dipengaruhi oleh kondisi subjek dikarenakan faktor kematangan.
3) Studi mengenai korelasi diantara berbagai variabel yang menurut teori mengukur
aspek yang sama. Studi ini dapat diperluas dengan mengikutsertakan korelasi
antara berbagai skor tes yang mengukur aspek yang berbeda.
4) Studi mengenai korelasi antaraitem atau antar belahan tes. Interkorelasi yang
tinggi antarbelahan dari suatu tes dapat dianggap sebagai bukti bahwa tes
mengukur satu variabel satuan (unitary variable).
5
Metode pembeda (discrimination) merupakan validitas konkuren yang
melibatkan penentuan suatu tes. Jika skor tes dapat digunakan untuk membedakan antara
orang yang memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan seseoarang yang tidak memiliki
sifat-sifat tersebut. Tes mental adalah merupakan contoh nyata terapan suatu tes
pembeda yang sering ditemui dalam kasus-kasus psikologi. Jika hasil skor suatu tes
dapat digunakan dengan benar untuk mengklarifikasi person yang satu dengan person
lainnya maka validitas konkuren tes tersebut memiliki daya pembeda yang baik.
d. Validitas Prediktif
Validitas prediksi adalah derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi
tentang bagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan yang
direncanakan. Instrumen validitas prediksi mungkin bervariasi bentuknya tergantung
beberapa faktor, misalnya kurikulum yang digunakan, buku pegangan yang dipakai,
intensitas mengajar, dan letak geografis atau daerah sekolah. Yang perlu diperhatikan
ketika kita akan melakukan tes prediksi diantaranya adalah perlunya memperhatikan
proses dan cara membandingkan instrumen yang divalidasi dengan tes yang telah
dibakukan.
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu hasli tes evaluasi tidak
valid. Secara garis besar faktor tersebut dapat dibedakan menurut sumbernya,
6
yaiut faktor internal dari tes, afaktor eskternal tes dan faktor yang berasal dari
siswa yang bersangkutan.
1. Faktor yang berasal dari dalam tes
Beberapa sumber yang pada umumnya berasl dari faktor-faktor internal
evaluaasi di antaranya sebagai berikut.
a. Arahan tes yang disususn dengan makna tidak jelas sehingga
mengurangi nilai validtas tes.
b. Kata kata yan digunakan dalam struktur instrument evaluasi terlalu
sulit
c. Item-item tes dikosntruksi dengan jelek atau
d. Tingakt kesulitan tes tidak tepat dnengan materi pembelajaran yang
di terimna sisiwa.
e. Waktu yang idlaokasikan tidak tepat, yaitu dimana waktu yang
diberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak
f. Jumlah ítem tes terlalu sideikit sehingga tidak mewakili simple
materi pembelajaran.
g. Jawaban masing masing intem bisa di prediksi siswa.
2. Faktor yabg bersal dari administrasi dan skor. Faktor ini dapat
mengurangi validitas penafsiran pada tes evaluasi, khususnya yang
bersumber dari proses administrasi dan skor. Sebagai contohnya adanya
kecurangan dalam tes sehingga tida bisa mebedakan antara siswa yang
belajar dan siswayang melakuan kecurangan; waktu pengerjaan tidak
cukup sehingga siswa dalam meberikan jawaban dalam situasi tergesa-
gesa
3. Faktor yang barasal dari jawaban siswa.
Sering kali terjadi ketika terdapat ítem-item tes evaluasi tidak valid,
karena dipengaruhi oleh jawanban siswa daripada interprtasi ítem-item
dapa tes evaluasi. Sebagai contoh sebelum tes para siswa tegang karena
gur pengajar mata pelajaran dikenal galak, dan sebaginya shingga siswwa
dalam lakukan tes banyak yang gagal. Contoh lain, ketika siswa
melakukan stes penampilan ketrampilan ruangan terlalu ramai atau gaduh
sehingga siswa tidak dapat berkosentrasi dengan baik. Hal tersbut dapat
mengurangi valditas instrumen evaluasi.(sukardi,38-39)
7
KESIMPULAN
Instument merupakan alat pengumpul data penelitan yang mana dalam perlu
untuk memenuhi tiga syarat penting yaitu reliabel, valid dan bermanfaat. Suatu
instrument dikatakan mempunya viliditas apabila instument tersebut dapat mewakili dan
atau mengukur apa yang hendak di ukur, akan tetapi validitas suatu instrument yang
digunakan dalam suatu evalasi belum tentu valid untuk digunakan oleh kegiatan evaluasi
lainnya.
Dalam penelitian validitas suatu insrument dapat dibedakan menjadi empat yaitu
a) validitas isi, b) validitas konkstruk, c) validitas konstruk dan d) validitas prediksi.
Validitas suatu hasil instrumtument dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
internal dan eksternal dari tes dan faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasi, A & Susana Urbina. Psychological Testing. New Jersey : Prentice-Hall Inc,
1997.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 1995.
Azwar, Saifuddin. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003.
Sukadji, Soetarlinah. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian, Jakarta : UI-
Press, 2000.