Anda di halaman 1dari 8

Abstrak

Kegiatan evaluasi merupakan bagian dari kegiatan kehidupan manusia sehari-


hari,disadari ataupun tidak disadari orang sering melakukan kegiatan evaluasi terdahap
dirinya terhadap lingkungan sosialnya atau linkungan fisik dengan cara mengumpulkan
informasi-informasi agara dapat mencapai keputusan yang benar. Informasi tersebut
dapat di ambil dari pengukuran mengunankan instrument untuk menghasilkan data
kuantitatif.

Akan tetapi untuk mendapatkan data kualitatif yang baik sebuah instrument itu
harus mempunyai valdiitas yang tinggi sehingga data yang di hasilkan dari instrument
tersebut itu dapat di pertanggungjawabkan.. Sedangkan dalam bidang pendidikan
evaluasi berfungsi dan bertujuan untuk mengetahui siswa apakah telah menguasai
kemampuan dasar atau ketrampilan dari suatu bidang ilmu yang di pelajari oleh siswa
tersebut; mengetahui kelemahan dan kekuatan soswa dala melar dan mengetahui tentang
sejauh mana hasil belajar siswa dan apakah adanya feed back dari siswa itu.

kata kunci : evaluasi, validitas, dan instrument

PEMBAHASAN

A. INSTRUMEN

Instrumen Penelitian adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh,


mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan
pola pengukuran yang sama. Instrumen penelitian di rancang untuk satu tujuan dan tidak
bias digunakan pada penelitian yang lain. Kekhasan setiap objek penelitian
menyebabkan seorang peneliti harus merancang sendiri instrument yang digunakan.
Susunan instrument untuk setiap penelitian tidak selalu sama dengan penelitian lain. Hal
ini mengingat  tujuan dan mekanisme kerja dalam setiap teknik penelitian juga berbeda-
beda.
Menurut Nana Sudjana , dalam penyusunan instrumen penelitian ada beberapa
hal yang harus diperhatikan yaitu :

1
1. masalah dan variabel yang diteliti termasuk insikator variabel harus jelas dan
spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang
akan digunakan.
2. sumber data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui
terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa,
sistematika item dalam instrumen penelitian.
3. keterandalan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpulan data baik
dari keajegan, kesahihan maupun obyektivitas.
4. jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga
peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah
penelitian.
5. mudah dan praktis digunakan, akan tetapi dapat menghasilkan data yang
diperlukan.

Beberapa peneliti mengolompokan jenis-jenis instrument dalam suatu penelitian


adalah sebagai berikut:
1. Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
2. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu
hal-hal yang ia ketahui.
3. Interviu digunakan oleh peneliti unyuk menilai keadaan seseorang, misalnya
untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan,
perhatian, sikap terhadap sesuatu.
4. Didalam artian penelitian observasi adalah mengadakan pengamatan secara
langsung, abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan
rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang
mungkin timbul dan akan diamati.
5. Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subyaktif yang dibuat bersekala.
Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup
memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini depat
dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan didalam
orang menjalankan tugas, yang menjukan frekuensi munculnya sifat-sifat.
2
Didalm menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan
variabel skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati responden.
6. Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Didalam melaksanakan metode dokumentasi, penelitian menyelidiki benda-
benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, dan sebagainya.

B. Kriteria Instrumen

sebagaimana diketahui bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan


untuk mendapatkan informasi tentang variasi karakteristik variabel secara obyektif.
Instrumen mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian karena
kualitas data (berarti juga kualitas hasil penelitian) sangat ditentukan/dipengaruhi oleh
kualitas instrumen yang digunakan. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil penelitian
yang dapat dipertanggung jawabkan diperlukan instrumen yang dapat
dipertanggungjawabkan pula, dalam hubungan ini Instrumen penelitian harus memenuhi
kriteria Validitas dan Reliabilitas agar penggunaannya dalam suatu penelitian dapat
menghasilkan data/informasi yang akurat dan obyektif.

C. VALIDITAS INSTRUMENT

Seperti yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya bahwa dalam


pengambilan instrument terdapat bererapa criteria yang harus di lalui sebelum
menetukan instrument untuk digunakan dalam suatu penelitian maupun dalan kegiatan
evaluasi salah satunya adalah menguji valid, reliable dan bermanfaat. Semakin tinggi
validitas instrument maka akan semakin baik untuk digunakan. Suatu instrumen
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi
ukurnya sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut.
Arikunto menyebutkan bahwa validtis adalah keadaan yang menggambarkan
tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang akan diukur.
Sutralinah berpendapat bahwa Validitas adalah derajat yang menyatakan suatu
tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas suatu tes tidak begitu saja melekat
pada tes itu sendiri, tetapi tergantung penggunaan dan subyeknya.

3
Dari beberapa penejelasan ditas dapat di ambil kesimpulan validitas adalah
gambaran derajat suatu instrument yang akan menujukan diamana suatu test seharusnya
di diukur dan dapat memperlihatkan kategori tertentu yang hanya dapat dugunankan
untuk tujuan tertentu saja. Oleh sebab itu bahwa suatu tes terhadap grup individu belum
tentu valid untuk diterapkan terhadap goup lainnya. Sebagai contoh suatu test
pencapaian prestasi anak, yang direnakan untuk orang dewasa akan berbeda bentuk
maupun dengan tes yang direncakana bervariasi bentuk maupun isinya, sesuai dengan
tujuang yang ingin dicapai.

Dalam evaluasi pendidikan, validitas suatu test dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaiut validitas isi validitas konstruk, validitas kokurenm dan prodiksi yang akan
di uraikan sabagai berkut.

a.      Validitas Isi


Adalah seberapa besar derajat tes mengukur representasi isi yang dikehendaki
untuk diukur. Validitas aitem berkaitan dengan apakah aitem mewakili pengukuran
dalam area isi sasaran yang diukur, dan validitas sampling adalah seberapa baik sampel
isi tes mewakili keseluruhan isi sasaran yang diukur. Biasanya dinilai dengan
menggunakan pertimbangan pakar.
Selanjutnya validitas isi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1)       Validitas muka (face validity)
Tipe validitas yang paling rendah signifikansinya karena hanya didasarkan pada
penilaian terhadap format penampilan (appearance) tes. Apabila penampilan tes telah
meyakinkan dan memberikan kesan mampu mengungkap apa yang hendak diukur maka
dapat dikatakan bahwa validitas muka telah terpenuhi.
2)       Validitas logik (logical/sampling validity)
Validitas ini menunjuk pada sejauh mana isi tes merupakan representasi dari ciri-
ciri atribut yang hendak diukur. Untuk memperoleh validitas logik yang tinggi, suatu tes
harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi hanya aitem yang relevan
dan perlu menjadi bagian tes secara keseluruhan. Penggunaan blueprint sangat
membantu tercapainya validitas logik.

b.      Validitas Konstruk/Teoretik

4
Adalah seberapa besar derajat tes mengukur konstruk hipotesis yang dikehendaki
untuk diukur. Konstruk adalah perangkai yang tidak dapat diamati, yang menjelaskan
perilaku. Menguji validitas konstruk mencakup uji hipotesis yang dideduksi dari suatu
teori yang mengajukan konstruk tersebut.
Dukungan terhadap adanya validitas konstrak, menurut Magnusson, dapat
dicapai melalui beberapa cara antara lain :
1) Studi mengenai perbedaan diantara kelompok-kelompok yang menurut teori
harus berbeda Apabila teori mengatakan bahwa antara suatu kelompok dengan
kelompok lainnya harus memiliki skor yang berbeda.
2) Studi mengenai pengaruh perubahan yang terjadi dalam diri individu dan
lingkungannya terhadap hasil tes. Apabila teori mengatakan bahwa hasil tes
dipengaruhi oleh kondisi subjek dikarenakan faktor kematangan.
3) Studi mengenai korelasi diantara berbagai variabel yang menurut teori mengukur
aspek yang sama. Studi ini dapat diperluas dengan mengikutsertakan korelasi
antara berbagai skor tes yang mengukur aspek yang berbeda.
4) Studi mengenai korelasi antaraitem atau antar belahan tes. Interkorelasi yang
tinggi antarbelahan dari suatu tes dapat dianggap sebagai bukti bahwa tes
mengukur satu variabel satuan (unitary variable).

c.      Validitas Konkruen


Validitas ini menunjukkan seberapa besar derajat skor tes berkorelasi dengan
skor yang diperoleh dari tes lain yang sudah mantap, bila disajikan pada saat yang sama,
atau dibandingkan dengan kriteria lain yang valid yang diperoleh pada saat yang sama.
Validitas konkruen ditentukan dengan membangun analisis hubungan dan atau
perbedaan.metode hubungan pada umumnya dilakukan dengan cara melibatkan skor-
skor pada tes dengan skor tes yang telah baku atau criteria tes yang sudah ada misalnya
gpa. Cara-cara mebuat tes dengan kreteria konkruen dapat dilakukan dengan beberapa
langkah seperti berikut.
a. administrasi tes yang baru dilakukan erhadap grup atau anggota kelompok
b. catat tes buku yang ada termasuk beberapa koefosien validitas jika ada
c. hubungkan atau korelasika dua tes skor tersebut
hasil yan

5
Metode pembeda (discrimination) merupakan validitas konkuren yang
melibatkan penentuan suatu tes. Jika skor tes dapat digunakan untuk membedakan antara
orang yang memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan seseoarang yang tidak memiliki
sifat-sifat tersebut. Tes mental adalah merupakan contoh nyata terapan suatu tes
pembeda yang sering ditemui dalam kasus-kasus psikologi. Jika hasil skor suatu tes
dapat digunakan dengan benar untuk mengklarifikasi person yang satu dengan person
lainnya maka validitas konkuren tes tersebut memiliki daya pembeda yang baik.
d.      Validitas Prediktif
Validitas prediksi adalah derajat yang menunjukkan suatu tes dapat memprediksi
tentang bagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas atau pekerjaan yang
direncanakan. Instrumen validitas prediksi mungkin bervariasi bentuknya tergantung
beberapa faktor, misalnya kurikulum yang digunakan, buku pegangan yang dipakai,
intensitas mengajar, dan letak geografis atau daerah sekolah. Yang perlu diperhatikan
ketika kita akan melakukan tes prediksi diantaranya adalah perlunya memperhatikan
proses dan cara membandingkan instrumen yang divalidasi dengan tes yang telah
dibakukan.

Validitas prediksi suatu tes pada umumnya ditentukan dengan membangun


hubungan antara skor tes dan bebarapa ukuran keberhasilan dalam situasi tertentu yang
digunakan untuk memprediksi keberhasilan, yang selanjutnya disebut sebagai
predicktor. Validitas prediksi suatu tes dengan cara seperti berikut.

1. Buat item tes sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.


2. Tentukan grup yang dijadikan subjek dalam pilot study.
3. Identifikasi creiterion prediksi yang hemdak dicapai.
4. Tunggu sampai tingkah laku yang diprediksi atau variabel criterion muncul
dan terpenuhi dalam grup yamng telah ditentukan.
5. Capai ukuran-ukuran criteriom tersebut.
6. Korelasikan dua set skor yang dihasilkan.

D. Faktor faktor yang dapat mempengarhui validitas

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi suatu hasli tes evaluasi tidak
valid. Secara garis besar faktor tersebut dapat dibedakan menurut sumbernya,

6
yaiut faktor internal dari tes, afaktor eskternal tes dan faktor yang berasal dari
siswa yang bersangkutan.
1. Faktor yang berasal dari dalam tes
Beberapa sumber yang pada umumnya berasl dari faktor-faktor internal
evaluaasi di antaranya sebagai berikut.
a. Arahan tes yang disususn dengan makna tidak jelas sehingga
mengurangi nilai validtas tes.
b. Kata kata yan digunakan dalam struktur instrument evaluasi terlalu
sulit
c. Item-item tes dikosntruksi dengan jelek atau
d. Tingakt kesulitan tes tidak tepat dnengan materi pembelajaran yang
di terimna sisiwa.
e. Waktu yang idlaokasikan tidak tepat, yaitu dimana waktu yang
diberikan terlalu sedikit atau terlalu banyak
f. Jumlah ítem tes terlalu sideikit sehingga tidak mewakili simple
materi pembelajaran.
g. Jawaban masing masing intem bisa di prediksi siswa.

2. Faktor yabg bersal dari administrasi dan skor. Faktor ini dapat
mengurangi validitas penafsiran pada tes evaluasi, khususnya yang
bersumber dari proses administrasi dan skor. Sebagai contohnya adanya
kecurangan dalam tes sehingga tida bisa mebedakan antara siswa yang
belajar dan siswayang melakuan kecurangan; waktu pengerjaan tidak
cukup sehingga siswa dalam meberikan jawaban dalam situasi tergesa-
gesa
3. Faktor yang barasal dari jawaban siswa.
Sering kali terjadi ketika terdapat ítem-item tes evaluasi tidak valid,
karena dipengaruhi oleh jawanban siswa daripada interprtasi ítem-item
dapa tes evaluasi. Sebagai contoh sebelum tes para siswa tegang karena
gur pengajar mata pelajaran dikenal galak, dan sebaginya shingga siswwa
dalam lakukan tes banyak yang gagal. Contoh lain, ketika siswa
melakukan stes penampilan ketrampilan ruangan terlalu ramai atau gaduh
sehingga siswa tidak dapat berkosentrasi dengan baik. Hal tersbut dapat
mengurangi valditas instrumen evaluasi.(sukardi,38-39)
7
KESIMPULAN

Instument merupakan alat pengumpul data penelitan yang mana dalam perlu
untuk memenuhi tiga syarat penting yaitu reliabel, valid dan bermanfaat. Suatu
instrument dikatakan mempunya viliditas apabila instument tersebut dapat mewakili dan
atau mengukur apa yang hendak di ukur, akan tetapi validitas suatu instrument yang
digunakan dalam suatu evalasi belum tentu valid untuk digunakan oleh kegiatan evaluasi
lainnya.

Dalam penelitian validitas suatu insrument dapat dibedakan menjadi empat yaitu
a) validitas isi, b) validitas konkstruk, c) validitas konstruk dan d) validitas prediksi.
Validitas suatu hasil instrumtument dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
internal dan eksternal dari tes dan faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA 

Anastasi, A & Susana Urbina. Psychological Testing. New Jersey : Prentice-Hall Inc,
1997.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta, 1995.
Azwar, Saifuddin. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003.
Sukadji, Soetarlinah. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian, Jakarta : UI-
Press, 2000.

Anda mungkin juga menyukai