Anda di halaman 1dari 35

Aki

http://eprints.undip.ac.id/4435/

Salah satu upaya untuk mencapai tujuan nasional adalah menurunkan angka kematian ibu. Angka
kematian ibu tahun 2003 di Indonesia 307 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu di Jawa
Tengah tahun 2003 mencapai 326 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Kabupaten Kendal memiliki
angka kematian ibu sekitar 95 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002. Walaupun pihak
kabupaten Kendal telah mengupayakan sutu program agar angka-angka itu dapat diturunkan. Salah satu
upaya untuk menurunkan angka kamatian ibu yaitu dengan program ANC untuk membantu kesehatan
ibu hamil. Riwayat kehamilan dan status kesehatan ibu biasanya tercatat dalam kohort. Berdasarkan
kohort, faktor-faktor ibu yang meyebabkan terjadinya kejadian kematian ibu antara lain adalah umur,
paritas, jarak kehamilan, status gizi, anemia dan pemeriksaan kehamilan (ANC). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan beberapa faktor ibu dengan kejadian kematian ibu di Kabupaten Kendal
tahun 2004-2005. Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan disain penelitian cross
sectional study, populasi adalah jumlah ibu yang hamil, bersalin dan nifas di Kabupaten Kendal tahun
2004-2005 yaitu sebanyak 43.376 orang dan sampel penelitian 96 orang baik ibu yang meninggal
maupun tidak meninggal dengan menggunakan Chi Square(X2). Analisis Chi Square menunjukkan ada
hubungan yang signifikan jarak kehamilan (nilai p=0,045) dengan kejadian kematian ibu. Sedangkan
variabel lain yang tidak signifikan adalah umur (nilai p=0,118), paritas (nilai p=0,679), status gizi
(p=0,224) anemia (nilai p=1,000), dan pemeriksaan kehamilan /ANC (nilai p=0,376). Diperoleh
kesimpulan bahwa ada hubungan jarak kehamilan dengan kejadian kematian ibu. Sehingga disarankan
kepada Sie KIA Dinas Kesehatan diharapkan menghimbau kepada pengelola KIA di Puskesmas dan bidan
untuk mengisi kohort dengan lengkap. Sehingga dapat diketahui riwayat kehamilan ibu dan status
kesehatan ibu. Bagi ibu hamil diharapkan pada saat persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. One of
the effort to reach national purpose is descending of maternal mortality ratio. The maternal mortality
ratio in Indonesian 307 per 100.000 life birth in 2003. The maternal mortality ratio in central java 326
per 100.000 life birth in 2003. Kabupaten Kendal has maternal mortality ratio about 95 per 100.000 life
birth in 2002. Although Kabupaten Kendal goverment has tried to program in order to degrade those
rade. Any one strategy to degrade maternal mortality rate is antenatal care program to monitoring
mother healthy. The history of pregnant mother or health status usually written in kohort. Based on
mother's kohort, factor of risk that cause meternal mortality are ages, paritas, the lenght of pregnancy,
nutrision status, anemia and antenatal care (ANC). This research is aim to know the relation between
some factors of mwternal with the maternal mortality Kabupaten Kendal in 2004-2005. Type of this
research is explanatory research with the design of research cross sectional study. Population is the sum
of pregnant mother, child birth, and time after child birth (nifas) in Kabupaten Kendal in 2004-2005, that
is about 43.376 person and sample of research are 96 person maternal mortality and unmaternal
mortality, with use chi square tests. The analysis Chi Square shows that there is significant correlation
between the length of pregnancy (p=0,045) with the maternal mortality. While the un significant
variable are age (p=0,118), paritas (p=0,679), nutrition status (p=0,224) anemia(p=1,000), and antenatal
care/ANC (p=0,376). In consultion, there is relation between the length of pregnancy and the mother
mortality. So that, suggested to Sie mother and child health in healthy department to call a leader
mother and child health in Puskesmas and midwife the correct kohort. So, we can be know the history of
pregnant mother and mother healthy status. for pregnant mother in chilbirth get help for providers Kata
Kunci: kematian ibu, beberapa faktor ibu maternal mortality, maternal factors

http://www.primaironline.com/berita/detail.php?catid=Sosial&artid=angka-aki-akb-di-
indonesia-paling-tinggi-di-asean

jakarta - Jumlah Akibat Kematian Ibu (AKI) di Indonesia paling besar jumlahnya bila
dibandingkan dengan negara-negara Asean.

Pada tahun 2007 lalu, tercatat sebesar 247 per 100 ribu per kelahiran. Hal tersebut juga tak
jauh berbeda juga dengan Angka Kematian Bayi (AKB)  ditahun yang sama mencapai 26,9
per seribu kelahiran.

Padahal dalam Miliennium Development Goals(MDGs) ditargetkan tahun 2015 AKI tidak
lebih dari 104 per 100 ribu kelahiran.

"Akibatnya , IPM (indeks pembangunan polisi) Indonesia pun terpuruk diurutan ke 107 dari
177 negara. IPM Indonesia lebih rendah dari Vietnam, Malaysia, dan Singapura," kata
Pengamat Kesehatan Ivan Hadar, dalam Diskusi Strategic Forum Pencampaian MDGs di
Hotel Said, Rabu (19/8)

Menurutnya tingginya AKI dan AKB di Indonesia bukan tanpa sebab. Keterlibatan akses
terhadap makanan yang bergizi dan layanan kesehatan menjadi salah satu faktor
rendahnya tingkat kesehatan masyarakat Indonesia. 

Dirinya juga menilai, keterbatasan ekonomi juga membuat masyarakat tak mampu
memenuhi kebutuhan gizi keluarga dan ditambah dengan layanan kesehatan yang hingga
kini dirasakan amat mahal oleh banyak masyarakat.
 
"Tak heran jika tingginya AKI DAN AKB, Jumlah anak yang menderita gizi buruk pun cukup
besar di negeri ini. Sekitar 27 persen balita di Indonesia mengalami gizi buruk. Meski
Departemen Kesehatan mencatat jumlah kasus gizi buruk terus mengalami penurunan,
namun adanya kasus gizi buruk yang dialami calon generasi penerus ini sangat berbahaya
bagi peningkatan kualitas pembangunan negeri ini,"paparnya.
 
Ivan melihat kasus kematian bayi dan ibu melahirkan serta gizi buruk, sesungguhnya bisa
dicegah melalui program yang terarah dan terencana yang melibatkan kaum perempuan
sebagai subyeknya.
Dirinya mengatakan, selama ini pembangunan kesehatan berbasis masyarakat melalui
Posyandu telah berhasil meningkatkan taraf hidup kesehatan masyarakat. Bahkan program
yang banyak dimotori oleh kaum ibu ini dijadikan oleh negara lain untuk mengembangkan
sistem kesehatannya.
 
"Sayangnya program ini sempat layu. Tak sedikit posyandu yang tinggal papan nama.
Kegiatannya tak lagi terlihat,"katanya
 
(feb)

Artikel, opini, suara pembaca, dan konsultasi hukum kirim ke redaksi@primaironline.com

Informasi pemasangan iklan hubungi Septaningsih di septa@primaironline.com,


Telepon/Fax (+62 21) 52960435

http://ayurai.wordpress.com/2009/10/22/remaja-putri-dan-permasalahannya/

Tidak saja membutuhkan kematangan pribadi, tetapi juga kesiapan ekonomi, dan perencanaan
keluarga yang benar-benar matang.

Jadi saran saya adalah lebih baik menikmati masa remaja yang indah ini dengan kegiatan yang
positif, jangan lupa jauhi narkoba dan hindari seks bebas, karena itu akan menghancurkan masa
depan dan yang pasti tetaplah berusaha untuk menggapai cita-citamu setinggi langit.

“No Drugs, No Free Sex And


Explore Your
Talent”
PERKEMBANGAN reproduksi remaja terkait erat dengan perkembangan seksualnya.
Sebagian remaja tidak mengalami masalah dalam perkembangan seksualnya, tapi tidak
sedikit dari mereka karena proses tersebut kehidupan mereka di hari tua menjadi kurang
menguntungkan.Saat ini sebagian besar kaum remaja lebih berani mengambil risiko yang
mengancam kesehatan reproduksinya, tetapi mereka tidak mengetahui banyak informasi
mengenai apa itu kesehatan reproduksi.

Minimnya informasi kesehatan reproduksi remaja kerap menjadi salah satu persoalan
yang membuat mereka salah dalam mengambil keputusan. Informasi kesehatan
reproduksi (kespro) pada remaja harus ditingkatkan, agar kelompok kaum muda yang
sedang tumbuh berkembang ini dapat memperoleh sumber informasi yang benar.
Karenanya, semua remaja memerlukan dukungan dan perawatan selama masa transisi
dari remaja menuju dewasa.Isu Pokok Kesehatan Reproduksi Remaja

1. Perkembangan seksual dan seksualitas (termasuk pubertas).

2. Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS.

3. Kehamilan yang belum diharapkan dan kehamilan berisiko tinggi (kehamilan tak sehat).

Pendidikan Kespro:

Kespro bagi remaja hingga kini masih sulit masuk ke dalam kurikulum pendidikan
nasional. Padahal, masalah seks di kalangan remaja saat ini telah menjadi problem yang
sangat serius. ”Family life education atau pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja
memang penting untuk pendidikan remaja.

Permasalahan Kesehatan Reproduksi

Minimnya informasi kesehatan reproduksi remaja kerap terjadi penyalahgunaan fungsi


seksual. Hanya mengejar kenikmatan sesaat, tidak sedikit dari mereka berani melakukan
hubungan seksual. Tidak heran jika kini banyak permasalahan yang datang menyertainya,
termasuk semakin beragamnya penyakit menular seksual (PMS) dan aborsi.

Sumber Masalah Kesehatan Reproduksi

1. Seks dengan sembarang orang

2. Seks tanpa alat pengaman (kondom)3. Melakukan hubungan seksual saat perempuan
sedang haid4. Seks tidak normal, misalnya seks anal (melalui dubur)

5. Oral seks dengan penderita gonore, menyebabkan faringitis gonore (gonore pada
kerongkongan)

6. Seks pada usia terlalu muda, bisa mengakibatkan kanker serviks

7. Perilaku hidup tidak sehat dapat mendatangkan penyakit (tekanan darah tinggi,
jantung koroner, diabetes melitus) yang dapat memicu disfungsi ereksi (DE)8. Kehidupan
seks menimbulkan trauma psikologis juga faktor pemicu DEBeberapa Penyakit Menular
Seksual
1. Gonore (Kencing Nanah)

- Tanda-tanda: Nyeri, bengkak, merah, bernanah.- Pada laki-laki: Sakit pada saat kencing,
keluar nanah kental kuning kehijauan, ujung penis merah dan bengkak.

- Pada perempuan: 60% tidak menunjukkan gejala, misalnya keputihan kental


kekuningan dan sakit saat kencing.

- Akibat: Pada laki-laki dan perempuan bisa menyebabkan kemandulan.

- Akibat: Pada perempuan menyebabkan radang panggul, dan dapat diturunkan pada
bayi melalui infeksi pada mata, yang dapat menyebabkan kebutaan.2. Sifilis (Raja Singa)

- Tanda-tanda : pusing, nyeri tulang seperti flu, bercak


kemerahan ada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks.- Akibat: Setelah 5-10
tahun, sifilis akan menyerang susunan saraf otak, pembuluh darah, dan jantung. Pada
perempuan hamil sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir
dengan kerusakan kulit, hati, limpa, dan keterbelakangan mental.3. Herpes Genital

- Tanda-tanda: Bintil-bintil berair (berkelompok seperti anggur) yang sangat nyeri pada
sekitar alat kelamin. Kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering mengerak, lalu
hilang sendiri. Gejala kambuh lagi seperti di atas namun tidak senyeri tahap awal bila ada
faktor pencetus (stres, haid, minuman/makanan beralkohol) dan biasanya menetap hilang
timbul seumur hidup.- Akibat: Pada perempuan, sering kali menjadi kanker mulut rahim
beberapa tahun kemudian.

4. Klamidia- Tanda-tanda: Pada perempuan keluarnya cairan dari alat kelamin atau
‘keputihan encer’ berwarna putih kekuningan, rasa nyeri di rongga panggul, perdarahan
setelah hubungan seksual. Pada laki-laki rasa nyeri saat kencing keluar cairan bening dari
saluran kencing bila ada infeksi lebih lanjut, cairan semakin sering keluar dan bercampur
darah.- Akibat: cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing,
robeknya saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (prematur).
Pada laki-laki akibatnya adalah rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan
kemandulan, serta radang saluran kencing.

5. HIV/AIDS- Tanda-tanda: 3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas.
Sesudahnya, tahun ke-5 atau 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan
secara mendadak, sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan di daerah kelenjar
getah bening.-Akibat: Penurunan daya tahan tubuh secara terus-menerus, sehingga dapat
menyebabkan kematian.

Bahaya Aborsi bagi Remaja

Aborsi yang dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai


20 minggu, menggunakan obat-obatan ataupun tindakan medik, dinilai berbahaya.
Apalagi, jika aborsi terjadi pada remaja putri berusia 15-19 tahun. Usia 19 tahun tidak
menjamin kesehatan secara fisik, mental, maupun sosial untuk proses reproduksi. Karena
itu, aborsi yang disengaja pada remaja putri lebih berisiko dibanding perbuatan sama
yang dilakukan perempuan berusia lebih tua.Kehamilan pada remaja sering berakhir
dengan aborsi, karena memang bayi yang dikandung itu tak diinginkan kehadirannya.
Komplikasi aborsi berupa robeknya rahim dan kelainan pada pembekuan darah,
dimungkinkan terjadi saat remaja putri mendapatkannya tidak aman karena sarana
pelayanannya ilegal. Komplikasi yang muncul bukan saja dialami ibu muda, juga
menimpa janin atau bayinya, sehingga meningkatkan angka penderita maupun kematian
pada keduanya.

Tips Menjaga Kesehatan Reproduksi

1. Jika belum menikah, jangan melakukan hubungan seksual dahulu.2. Setia dengan satu
pasangan seksual yang sah.

3. Jangan tertipu dengan penampilan. Orang yang terlihat bersih dan resik belum tentu
bebas PMS.

4. Gunakan kondom, terutama jika berhubungan dengan kelompok berisiko tinggi,


misalnya pekerja seks komersial.

5. Selalu bersihkan alat kelamin sebelum dan sesudah berhubungan seksual.

7. Jika pasangan seks terkena PMS, keduanya harus menjalani pengobatan.

Hormon-Hormon Kehamilan
http://bidanku.com/index.php?/Hormon-Hormon-
Kehamilan
Kandungan

Indeks Artikel

Hormon-Hormon Kehamilan

Hormon Estrogen

Semua Halaman

JPAGE_CURRENT_OF_TOTAL

Ketika terjadi kehamilan pada diri seorang perempuan, maka tubuh bereaksi
dengan membentuk perubahan-perubahan dan segera memproduksi
hormon-hormon kehamilan guna mendukung kelangsungan kehamilan.
Hormon-hormon kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang berlangsung khususnya agar
janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat. Ada baiknya para ibu hamil mengetahui
mengenai hormon yang diproduksi selama kehamilan berikut fungsi dan efek yang dihasilkan olehnya,
agar tidak terjadi salah pengertian atau malah menjadikannya mitos kehamilan terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi selama kehamilan.Berikut ini adalah beberapa hormon yang diproduksi selama
kehamilan, berikut fungsi dan dampak yang dihasilkan, yaitu:

Hormon Kehamilan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)


Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh embrio
segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan yang
dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh indung telur
sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar
hari ke 70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin mempunyai
fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas pada kehamilan.
Hormon ini merupakan indikator yang dideteksi oleh alat test kehamilan yang melalui air seni. Jika, alat
test kehamilan mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon HCG dalam urine, maka alat test
kehamilan akan mengindikasikan sebagai terjadinya kehamilan atau hasil test positif
Dampak
Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah (morning sickness).

Hormon Kehamilan HPL (Human Placental Lactogen)


Adalah hormon yang dihasilkan oleh plasenta, merupakan hormon protein yang merangsang
pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Hormon
kehamilan ini  berperan penting dalam produksi ASI. Kadar HPL yang rendah mengindikasikan plasenta
yang tidak berfungsi dengan baik.

Dampak
Memberikan perubahan terhadap payudara. Perubahan ini berupa pembesaran pada payudara,  serta
membuat rasa ngilu dan sakit pada puting jika disentuh.

Hormon Kehamilan Relaxin


Hormon kehamilan yang dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta. Melembutkan leher rahim dan
merelaksasikan sendi panggul

Dampak
menimbulkan relaksasi pada ligamen dan sendi

Hormon Kehamilan Estrogen


Dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium rahim, perubahan-perubahan
histologi pada vagina. Memperngaruhi pertumbuhan saluran kelenjar mammae sewaktu menyusui,
mengontrol pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkan serviks, vagina,
vulva, serta menimbulkan kontraksi pada rahim. Estrogen juga memperkuat dinding rahim untuk
mengatasi kontraksi saar persalinan. Hormon ini juga melembutkan jaringan tubuh, sehingga jaringan
ikat dan sendi tubuh menjadi lemah sehingga tidak dapat menyangga tubuh dengan kuat. Berperan
penting dalam menjaga kesehatan sistem genital, organ reproduksi dan payudara.

Dampak
Dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh sehingga terjadi penimbunan cairan yang menyebabkan
pembengkakan. Selain itu dengan peningkatan hormon ini ibu hamil sering merasa sakit punggung.
Dapat juga menyebabkan varises.

Hormon Kehamilan Progesteron


Hormon ini berfungsi untuk membangun lapisan di dinding rahim untuk menyangga plasenta di dalam
rahim. Juga dapat berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim,
sehingga persalinan dini bisa dihindari. Hormon ini juga membantu menyiapkan payudara untuk
menyusui.

Dampak
Hormon ini dapat "mengembangkan" pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah, itu
penyebab mengapa Anda sering pusing saat hamil. Hormon ini juga membuat sistem pencernaan jadi
lambat, perut menjadi kembung atau sembelit. Hormon ini juga mempengaruhi perasaan dan suasana
hati ibu, meningkatkan suhu tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunnya gairah seks
selama hamil.

Hormon Kehamilan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)


Hormon kehamilan ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit

Dampak
Menggelapkan warna puting susu dan daerah sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada wajah, pada
bagian dalam dan garis dari pusar ke baeah (linea nigra)

http://www.simexpharmaceutical.com/news/radikal-bebas-6.html
 
Radikal Bebas
  Siapakah Radikal Bebas
Radikal bebas adalah atom atau senyawa yang kehilangan pasangan elektronnya. Sebagai
contoh, atom oksigen (O2) yang normal mempunyai 4 (empat) pasang elektron. Proses
metabolisme sehari-hari yang merupakan proses biokimia yang menyebabkan terbentuknya
radikal bebas yang bersifat sementara karena dengan cepat diubah menjadi senyawa yang
tidak berbahaya bagi tubuh. Tetapi bila terjadi reaksi dalam tubuh yang berlebihan maka akan
terjadi perampasan elektron oksigen tersebut sehingga menjadi tidak berpasangan dan atom
oksigen menjadi radikal bebas yang berusaha mengambil elektron dari senyawa lain sehingga
terjadi reaksi berantai

Pembentukan Radikal Bebas Dalam Tubuh


Bagaimana radikal bebas dapat terbentuk merupakan pertanyaan yang mendasar. Radikal
bebas dapat masuk dan terbentuk ke dalam tubuh melalui :

A.  Melalui Pernafasan


Saat kita melakukan pernafasan akan masuk oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
untuk proses pembakaran gula menjadi CO2, H2O dan energi. Dalam hal ini O2 sangat
berperan karena bila tidak ada O2 proses kehidupan akan tidak lancar dan membahayakan
bagi tubuh kita sendiri. Tetapi dengan bernafas atau oksigen yang berlebihan saat olahraga
terjadi reaksi yang kompleks dalam tubuh dan menghasilkan produk-produk sampingan
berupa radikal bebas yaitu radikal oksigen singlet, radikal perosida lipid, radikal hidroksil,
radikal superoksida. Semua radikal bebas oksigen ini sangat cepat merusak jaringan-jaringan
sel.
Agak aneh bila dikatakan bahwa oksigen adalah pemasok radikal bebas sebab oksigen adalah
senyawa yang sangat kita butuhkan. Meskipun demikian oksigen juga berperan dalam
memasukkan radikal bebas ketika kita bernafas. Saat kita menghirup udara terpolusi oleh asap
rokok dan asap pembakaran bensin mobil dapat memicu terbentuknya radikal bebas seperti
radikal oksigen singlet, yang dapat merusak jaringan paru. Di samping itu adanya radiasi
matahari/kosmis, juga berbahaya.

B.  Kondisi Lingkungan Yang Tidak Sehat


Adanya asap rokok, pembakaran tidak sempurna dari kendaraan bermotor, bahan pencemar,
radiasai matahari, dan radiasi kosmis menyebabkan timbulnya radikal bebas karena terjadi
proses oksidasi yang tidak sehat dan menimbulkan serentetan mekanisme reaksi.

C.  Makanan Berlemak


 Lemak sangat bermanfaat bagi tubuh kita tetapi konsumsi lemak yang berlebihan khususnya
konsumsi lemak polyunsaturated dan lemak hydrogenasi sangat berpotensi menghasilkan
radikal bebas.
Lemak polyunsaturated, lemak ini disebut juga lemak tidak jenuh artinya lemak yang
mempunyai ikatan rangkap pada atam C-nya. Adanya ikatan rangkap tersebut mudah sekali
dioksidasi atau terserang peroksidasi lipid membentuk radikal peroksida lipid.  Makanan yang
banyak mengandung lemak polyunsaturated antara lain mayones, saos salad, akan mudah
sekali terserang radikal bebas.
Lemak hidrogenasi, adalah lemak yang ikatan rangkap tak jenuhnya telah disubtitusi dengan
hidrogen, lemak ini disebut margarin atau mentega tiruan. Banyak manfaat dari margarin
yang terbuat dari minyak nabati atau tumbuh-tumbuhan, rasanya enak, bau sedap dan
kebanyakan orang percaya mengkonsumsi margarin akan menjadi lebih sehat dibanding
dengan mentega dari susu hewan. Jenis lemak hidrogenasi sangat berbahaya karena dapat
mengubah kemampuan serap selaput sel sehingga mengakibatkan fungsi selaput sel sebagai
pelindung menjadi tidak berarti. Hingga saat ini masih banyak yang belum menyadari bahaya
lemak hidrogenasi. Hal ini dapat dilihat semakin banyaknya orang mengkonsumsi makanan-
makanan olahan, seperti kue tart, makanan ringan dengan amat lahapnya.

Bagaimana Radikal Bebas Merusak Organ Tubuh Kita Yang Berakibat Fatal

A.  Penyakit Jantung Koroner (PJK)


Penyakit jantung koroner atau disingkat PJK menjadi silent killer nomor satu. Hal ini
disebabkan karena molekul besar lemak yang disebut LDL atau low density lipoprotein
teroksidasi antara lain oleh radikal bebas. LDL yang teroksidasi akan mengendap di
pembuluh darah jantung sehingga menjadi sempit dan aliran darah terganggu dan sebagian
sel-sel jantung tidak cukup makanan dan mati.

B. Penyakit kanker
Kanker seperti telah diuraikan di atas disebabkan oleh adanya serangan radikal bebas pada
DNA dan RNA dalam sel sehingga terjadi pertumbuhan dan perkembangan sela yang
abnormal yang menyebabkan kerusakan jaringan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa hampir 80-90% penyakit kanker disebabkan oleh lingkungan, 10-20%
faktor genetik atau turunan dan juga virus. Faktor lingkungan yang tidak sehat yang kita hirup
seperti pembakaran kendaraan bermotor, asap rokok menyebabkan sekitar 40% dan asupan
makanan sekitar 25-30% dan udara di mana kita tinggal sebesar 10%.
Mengapa timbul kanker karena dalam tubuh kita terdapat senyawa penyebab timbulnya
kanker atau karsinogen dan yang paling berbahaya adalah hidrokarbon aromatik yang paling
dikenal adalah 3,4-benzperena yang timbul akibat pembakaran yang tidak sempurna. Ada
juga jenis lain karsinogenik yaitu amina aromatik. Dua diantaranya adalah b-naftilamina dan
benzidena yang pernah digunakan di industri zat warna, demikian juga bahan pewarna
aminazo yang berwarna kuning.

C. Penyakit katarak
Kerusakan protein akibat elektronnya diambil oleh radikal bebas dapat mengakibatkan sel-sel
jaringan dimana protein tersebut berada menjadi rusak yang banyak terjadi adalah pada lensa
mata sehingga menyebabkan katarak.

D.  Penyakit Degeneratif


Penyakit degeneratif atau kemerosotan fungsi tubuh disebabkan antara lain karena asam
lemak tak jenuh dalam jaringan sel terserang dengan radikal bebas sehingga terjadi reaksi
antar sel dan menghasilkan senyawa peroksida yang merusak sel.

E. Proses Ketuaan
Dalam tubuh sebenarnya ada enzim yang dapat menangkal radikal bebas akan tetapi karena
ulah manusia mengakibatkan reaksi enzimatis tidak pernah mencapai 100%. Akibat dari
kerusakan jaringan ini secara pelan-pelan menyebabkan elastisitas kolagen merosot dan kulit
menjadi keriput dan timbul bintik-bintik pigmen kecoklatan.

Sumber: http://antioxidantcentre.com 

http://zaifbio.wordpress.com/2010/06/02/metabolisme-lipid/
METABOLISME LIPID
Disajikan sebagai Bahan Kuliah Biokimia bagi Mahasiswa D III Kebidanan

Penyusun:

Heru Santoso Wahito Nugroho, S.Kep., Ns., M.M.Kes

Telefon:

0352-752747 (rumah), 081335251726 (mobile), 0351-895216 (kantor)

E-mail:

heruswn@yahoo.co.id atau heruswn@telkom.net

website:

www.heruswn.weebly.com

Referensi:

Anonim, 2000, Petunjuk Praktikum Biokimia Untuk PSIK (B) Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta: Lab. Biokimia FK UGM

Guyton AC, Hall JE, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX, Penerjemah: Setiawan I,
Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC

http://www.biology.arizona.edu\biochemistry, 2003, The Biology Project-Biochemistry

http://www.bioweb.wku.edu\courses\BIOL115\Wyatt, 2008, WKU Bio 113 Biochemistry

http://www.gwu.edu\_mpb, 1998, The Metabolic Pathways of Biochemistry, Karl J. Miller


http://www.ull.chemistry.uakron.edu\genobc, 2008, General, Organic and Biochemistry

http://www.wiley.com\legacy\college\boyer470003790\animations\electron_transport, 2008,
Interactive Concepts in Biochemistry: Oxidative Phosphorylation

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV,
Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC

Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian Biokimia
FKUI),  Jakarta: EGC

Supardan, 1989, Metabolisme Lemak, Malang: Lab. Biokimia Universitas Brawijaya

Pendahuluan

Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam pelarut-
pelarut organik.

Fungsi lipid

Ada beberapa fungsi lipid di antaranya:

1. Sebagai penyusun struktur  membran sel

Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material-material.

1. Sebagai cadangan energi

Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa

1. 3. Sebagai hormon dan vitamin

Hormon mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu regulasi proses-proses
biologis

Jenis-jenis lipid

Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:

1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam
Asam lemak

Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam
lemak adalah:

CH3(CH2)nCOOH atau    CnH2n+1-COOH

Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak
yaitu:

1. Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)

Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap

1. Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)

Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap

Struktur asam lemak jenuh

Struktur asam lemak tak jenuh

Asam-asam lemak penting bagi tubuh

Simbol Nama
Struktur Keterangan
numerik Umum

Sering terikat dengan atom N


Asam terminal dari membran plasma
14:0 CH3(CH2)12COOH
miristat bergabung dengan protein
sitoplasmik

Asam Produk akhir dari sintesis asam


16:0 CH3(CH2)14COOH
palmitat lemak mamalia

Asam
16:1D9 CH3(CH2)5C=C(CH2)7COOH
palmitoleat

18:0 Asam stearat CH3(CH2)16COOH

18:1D9 Asam oleat CH3(CH2)7C=C(CH2)7COOH

Asam
18:2D9,12 CH3(CH2)4C=CCH2C=C(CH2)7COOH Asam lemak esensial
linoleat

18:3D9,12,15 Asam CH3CH2C=CCH2C=CCH2C=C(CH2)7COOH Asam lemak esensial


linolenat

Assam Prekursor untuk sintesis


20:4D5,8,11,14 CH3(CH2)3(CH2C=C)4(CH2)3COOH
arakhidonat eikosanoid

Asam stearat                                           Asam oleat                                       Asam arakhidonat

Beberapa contoh struktur asam lemak

Gliserida netral (lemak netral)

Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari gliserida netral
adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan
dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam
lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika
berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi
penting dari sumber lipid.

Struktur trigliserida sebagai lemak netral

Apa yang dimaksud dengan lemak (fat) dan minyak (oil)? Lemak dan minyak keduanya
merupakan trigliserida. Adapun perbedaan sifat secara umum dari keduanya adalah:

1. Lemak

-          Umumnya diperoleh dari hewan

-          Berwujud padat pada suhu ruang

-          Tersusun dari asam lemak jenuh

1. Minyak

-          Umumnya diperoleh dari tumbuhan

-          Berwujud cair pada suhu ruang

-          Tersusun dari asam lemak tak jenuh

Fosfogliserida (fosfolipid)

Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah satu
rantai asam lemak.

Penggunaan fosfogliserida adalah:


1. Sebagai komponen penyusun membran sel
2. Sebagi agen emulsi

Struktur dari fosfolipid

Fosfolipid bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun membran sel

Lipid kompleks

Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh penting dari lipid
kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.

Lipoprotein

Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan protein.

Gabungan lipid dengan protein (lipoprotein) merupakan contoh dari lipid kompleks

Ada 4 klas mayor dari lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas beberapa jenis lipid,
yaitu:

Perbandingan komposisi penyusun 4 klas besar lipoprotein

1. Kilomikron

Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal

1. 2. VLDL (very low – density lypoproteins)

VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan lemak

1. 3. LDL (low – density lypoproteins)

LDL berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer

1. 4. HDL (high – density lypoproteins)

HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.

Ilustrasi peran masing-masing dari 4 klas besar lipoprotein

Lipid non gliserida

Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekul-molekul
non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid, steroid, kolesterol dan malam.
Sfingolipid

Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan primer dari
sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada manusia, 25% dari lipid
merupakan sfingolipid.

Struktur kimia sfingomielin (perhatikan 4 komponen penyusunnya)

Kolesterol

Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma. Kolesterol
juga menjadi bagian dari beberapa hormon.

Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada dinding
arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit, penurunan
kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan
stroke.

Struktur dasar darikolesterol

Kolesterol merupakan bagian dari membran sel

Steroid

Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya testosteron dan progesteron.

Progesteron dan testosteron

Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses metabolisme
karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan
sebagainya.

Kortison

Malam/lilin (waxes)

Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan sebagai lapisan
pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester antara asam lemak dengan
alkohol rantai panjang.

Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk malam

Metabolisme lipid

Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid
(ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah
asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam
air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek
juga dapat melalui jalur ini.

Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada di sisi
dalam

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh
miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit).
Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan
berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu
dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan
adiposa.

Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida

Simpanan trigliserida pada sitoplasma sel jaringan adiposa

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak
dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi
simpanan trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-
waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam lemak dan
gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi menjadi energi. Proses
pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis. Asam lemak tersebut ditransportasikan  oleh
albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty
acid/FFA).

Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol.
Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi
yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka
panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak
dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan.
Proses pemecahan trigliserida ini dinamakan lipolisis.

Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya
sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur
inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika
kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam
lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.

Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis
menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil
KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton (aseto
asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat
menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan
ini dapat menyebabkan kematian.

Gliserol

Kolesterol

Aseto asetat

hidroksi butirat

Aseton

Steroid

Steroidogenesis

Kolesterogenesis

Ketogenesis

Diet

Lipid

Karbohidrat

Protein

Asam lemak

Trigliserida

Asetil-KoA

Esterifikasi

Lipolisis

Lipogenesis

Oksidasi beta

Siklus asam sitrat


ATP

CO2

H2O

+ ATP

Ikhtisar metabolisme lipid


Metabolisme gliserol

Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol ini
selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal,
gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa
ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara
dalam jalur glikolisis.

Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol

Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)

Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan oksidasi
beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu
menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan
dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA

Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai
panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin, dengan
rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.

Membran mitokondria interna


Karnitin palmitoil transferase II

Karnitin

Asil karnitin

translokase
KoA

Karnitin

Asil karnitin

Asil-KoA

Asil karnitin

Beta oksidasi

Membran mitokondria eksterna


ATP + KoA

AMP + PPi

FFA
Asil-KoA

Asil-KoA sintetase

(Tiokinase)
Karnitin palmitoil transferase I

Asil-KoA

KoA

Karnitin

Asil karnitin

Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui mekanisme


pengangkutan karnitin

Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:

 Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim tiokinase.
 Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil transferase I
yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil
karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.
 Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin translokase yang
bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin keluar.
 Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan
dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria
menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
 Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses oksidasi
beta.

Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan
pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil
KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam lemak
dioksidasi menjadi keton.

Oksidasi karbon β menjadi keton

Keterangan:

Frekuensi oksidasi β adalah (½ jumlah atom C)-1

Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah (½ jumlah atom C)


Oksidasi asam lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap proses pemutusan 2 atom C
adalah proses oksidasi β dan setiap 2 atom C yang diputuskan adalah asetil KoA.

Aktivasi asam lemak, oksidasi beta dan siklus asam sitrat

Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-
KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)

Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan sebagai
berikut:

1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi dengan
menghasilkan energi 2P (+2P)
2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi
dengan menghasilkan energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang telah
kehilangan 2 atom C.

Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali oksidasi
beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C, maka asil-KoA
yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C karena
membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.

Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.

Penghitungan energi hasil metabolisme lipid

Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi beta suatu asam
lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan 10 atom C, maka kita memerlukan energi 2
ATP untuk aktivasi, dan energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta adalah 10 dibagi 2 dikurangi
1, yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah 4 x 5 = 20 ATP. Karena asam lemak
memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA yang terbentuk adalah 5 buah.

Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Kreb’s yang masing-masing akan menghasilkan
12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP. Dengan demikian sebuah asam lemak
dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil -2 ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil
oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus Kreb’s) = 78 ATP.

Sebagian dari asetil-KoA akan berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat berubah
menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton dikenal sebagai
badan-badan keton. Proses perubahan asetil-KoA menjadi benda-benda keton dinamakan
ketogenesis.

Proses ketogenesis
Lintasan ketogenesis di hati

Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan
kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk disintesis menjadi
steroid (prosesnya dinamakan steroidogenesis).

Gambar Lintasan kolesterogenesis

Sintesis asam lemak

Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam
lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur membran. Pada
manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai
dengan degradasinya (oksidasi beta).

Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan selama
sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid
synthase. NADPH digunakan untuk sintesis.

Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut.

Tahap-tahap sintesis asam lemak

Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali

Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi.
Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-tahap
penyimpanan tersebut adalah:

-    Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.

-    Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.

-    Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa.

-    Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam tubuh.

Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi trigliserida

Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida ini
dapat digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol
dapat menjadi sumber energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak pun akan
dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta)
http://faztrov.wordpress.com/2009/04/01/nikmati-burger-dengan-bijak/

Burger yang kaya akan karbohidrat, lemak, dan protein merupakan makanan impor yang
cocok dengan selera lidah masyarakat Indonesia. Rasanya yang nikmat, membuat burger
digemari di seluruh penjuru negeri. Namun, di balik kenikmatannya, kita perlu
mengonsumsinya secara bijak. Sebab, jika berlebihan macam-macam penyakit degeneratif
menanti kita.

Dilihat dari nilai gizinya, kandungan lemak pada burger cukup tinggi, yaitu sekitar 17
persen. Konsumsi lemak yang berlebih sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat
menyebabkan obesitas dan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah). Selanjutnya,
aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke.

Namun, burger juga memiliki kandungan vitamin A yang cukup besar, yaitu sekitar 30 IU.
Selain itu, burger juga memiliki kandungan asam oleat, asam linoleat, vitamin B1, vitamin
82, serta niasin. Burger merupakan makanan berbasis daging yang sering disorot menjadi
penyebab obesitas. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), angka kejadian obesitas di
negara yang memiliki kebiasaan mengonsumsi burger sangat tinggi seperti Amerika Serikat,
Australia, dan negara-negara Eropa. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Selain obesitas, konsumsi daging yang berlebih juga dapat menyebabkan penuaan dini
(early aging). Menurut beberapa penelitian, pemasakan daging sapi maupun daging ayam
dapat menyebabkan terbentuknya senyawa AAH (amina-amina heterosiklis). AAH adalah
zat penyebab mutasi genetik yang dapat merangsang munculnya radikal bebas dan secara
luas merusak DNA pada sel-sel tubuh manusia.

Berbagai penelitian pada hewan percobaan menunjukkan bahwa AAH mengakibatkan aneka
kanker, seperti kanker usus besar, payudara, pankreas, hati dan kandung kemih.
Berdasarkan penelitian di University of North California, konsumsi hot dog maupun
hamburger sebanyak sekali atau lebih dalam seminggu dapat meningkatkan risiko kanker
otak dua kali lipat dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsinya.

Selain itu, kadar garam natrium yang sangat tinggi pada burger juga berpotensi
menyebabkan penyakit hipertensi. Kandungan natrium (Na) pada burger berkisar antara
1.250-2.250 mg per 100 gram bahan, padahal kebutuhan natrium per hari rata-rata hanya
2.300 mg. Tingginya kadar natrium pada burger berasal dari pemakaian garam dapur
(NaCI) dan penyedap masakan (monosodium glutamat).

Nah, dengan demikian Anda sudah paham bukan untuk menikmati kelezatan santapan ini,
Anda harus memiliki penguasaan diri yang cukup agar tidak menuai penyakit di kemudian
hari.

http://zaifbio.wordpress.com/

Dasar-dasar pengertian beberapa istilah.

 Calorie (cal = satuan kalori kecil) dalam ilmu makanan ternak adalah jumlah panas yng
dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur 1 gram air dari 14,5 ºC menjadi 15,5 ºC.
 K.cal = kilo calori ialah 1000 kalori kecil.
 Megacal = 1000 k.cal = 1 juta kalori kecil.
 Grosss energy (GE) : adalah jumlah panas dalam kalori yang dihasilkan apabila substansi
makanan dioksider secara menyeluruh sehingga menghasilkan CO 2, H2O dan gas-gas lain di
dalam bomb kalorimeter.
 Energy bruto (GEi) : berat kering makanan yang dikonsomsikan kali GE dari makan persatuan
berat bahan kering.
 Energy faeces / Feacal energy (FE) : adalah gross energy dari faeces.  Ini terdiri dari energy zat-
zat yang tidak dapat dicerna dan fraksi metabolis dari faeces.

FE = berat kering dari faeces kail GE faeces per unit berat kering faeces.

 Urinary energy (UE) : adalah gross energy dari urine.  Termasuk didalamnya energy dari non
oxidized portion dari makanan yang diabsorbsi dan energy yang terdapat dalam urine.
 Gaseons Products of Digestion (GPD) : adalah energy dari gas-gas yang mudah terbakar yang
dihasilkan di dalam trachus digestivus dengan jalan fermentasi dari ransum.  Sebagian besar gas
tersebut berbentuk gas methane.
 Metabolyzable Energy (ME) : adalah energi yang terhimpun  dalam zat-zat yang dapat dicerna
dikurangi dengan energi yang ada dalam urine (UE) dan energi dalam gas-gas (GPD) juga disebut
Energi Tersedia atau Available Energy.
 Heat Incerment (HI) disebut pula Energy Thermis : ialah energi yang digunakan untuk
pengunyahan dan proses pencernaan makanan.
 Net Energy (NE).  NE=ME-HI.  Adalah energi yang digunakan untuk hidup pokok (Nem) dan untuk
berproduksi (Nep).

PENGUKURAN NILAI NUTRISI

Nilai nutrisi biasanya dibatasi untuk penentuan-penentuan energi dan protein ; mineral dan
vitamin diperhatikan secara terpisah.

Nilai energi dari bahan makanan dapat dinyatakan dengan cara yang berbeda-beda.  Pernyataan
mengenai nilai energi bisa didapatkan secara langsung dengan penelitian atau dihitung dengan
menggunakan faktor-faktor yang dimilikinya.  Perlu diketahui bahwa faktor-faktor ini bagi
peneliti yang berbeda mempunyai nilai yang berbeda, jadi faktor-faktor tersebut hanya
merupakan rata-rata saja.

Nilai Energi

Gross Energy. Gross Energy didefinisikan sebagai energi yang dinyatakan dalam panas bila
suatu zat dioksider secara sempurna menjadi CO2 dan air.  Tentu saja CO2 dan air ini masih
mengandung energi, akan tetapi dianggap mempunyai tingkat nol karena hewan sudah tidak bisa
memecah zat-zat melebihi CO2 dan air. Gross Energy diukur dengan alat bomb calorymeter. 
Apabila N dan S terdapat dalam senyawa disamping karbon, H dan O (C, H dan O), unsur-unsur
tersebut akan timbul sebagai oksida nitrogen dan sulfur pada waktu senyawa itu dioksider dalam
bomb calorymeter.
Nilai-nilai tertentu dari Gross Energy dapat dilihat dalam tabel 5.  Nilai-nilai tersebut dan nilai-
nilai lainnya apabila dirata-ratakan menurut 3 kelompok makanan utama memberikan suatu
gambaran yang dapat dilihat dalam tabel 6 kolom 2 dan 3.

Tabel 5.  Panas pemabkaran, atau nilai graoss energy (Maynard, L. A. Animal Nutrition, Mc
Graw Hill, 2nd Ed, 1947 Copyright, 1983, 1947).

Senyawa Panas pembakaran (Kcal/gr)

Glucose 3,76

Sucrose 3,96

Gula 4,23

Lemak mentega 9,21

Lemak 9,48

Lemak biji-bijian 9,33

Casein 5,86

Elastin 5,96

Gliadin 5,74

Tabel 6.  Rata-rata panas pembakaran dengan berbagai koreksi yang digunakan untuk
memberikan nilai-nilai fisiologi.  Imbangan dari nilai-nilai akhir yang telah dibetulkan dengan
mengambil karbohidrat sebagai satuan.  (Berdasarkan Wood, T. B. Animal Nutrition, University
Tutorial Press, 1924).

Nilai energi
Senyawa

Panas pemabkaran disesuaikan Ratio berdi laboratorium dengan kehilangan dengan kehil.
Dasarkan seb. Absorbsi. Kolom 7.

  Kcal/g Kcal/lb Kcal/g Kcal/lb Kcal/g Kcal/lb  


Karbohidrat 4,10 1.861 3,76 1.77 3,76 1.77 1,00

Protein 5,80 2.633 5,80 2.633 4,70 2.133 1,25

Lemak 9,30 4.222 8,80 4.000 8,80 4.000 2,34

Dapat dilihat bahwa lemak lebih kaya akan energi daripada karbohidrat maupun protein.

Energy dapat dicerna. Bila gross energy dari faeces dikurangkan dari gross energy makanan,
kedua nilai tersebut didapatkan dengan alat bomb calorimeter, dan faeces tersebut didapatkan
pada keadaan experiment yang terkontrol, perbedaan tersebut merupakan energi dapat dicerna.

Jadi : Gross energy makan – gross energy faeces = energy dapat dicerna. (D.E).

Dengan perkataan lain energi dapat dicerna merupakan kandungan energi dari bagian makanan
itu yang nampaknya dapat dicerna dan diabsorbsi.  Nilai ini merupakan suatu petunjuk yang baik
untuk menilai nutrisi daripada gross energy.

Walaupun demikian gas-gas sisa terutama methan dapat dihasilkan dan dilepaskan akan tetapi
dihitung sebagai telah dicerna dan absorbsi.  Kehilangan-kehilangan seperti itu dapat diabaiakan
pada hewan non ruminansia, tetapi pada ruminan perlu dibetulkan dari kehilangan energi
tambahan itu sebagai methan untuk mendapatkan nilai energi dapat dicerna yang benar.

Biasanya diadakan pembentukan koefisien daya cerna dengan mengadakan perhitungan terhadap
produk excretory yang benar, dan tidak mengadakan pembetulan dari kehilangan yang
ditimbulkan karena methan, tetapi bukan dengan kesalahan-kesalahan yang yang berhubungan
dengan excretory yang sebenarnya.  Hal ini sudah semestinya karena pada penelitian-penelitian
energi produk excretory yang sebenarnya merupakan suatu kehilangan yang harus diperhatikan. 
Pembetulan terhadap methan di dalam mempelajari energi merupakan suatu pembetulan yang
besar dari pada dalam hal memelajari daya cerna.

Jadi      :

Gross energy makanan – (gross energy faeces + gross energy methan) = energi dapat dicerna
yang sebenarnya.

Persamaan ini dapat disempurnakan dengan mengalikan gross energy methan dengan faktor 1,8. 
Hal ini sehubungan dengan kehilangan panas tambahan oleh fermentasi pada waktu methan itu
dihasilkan.

Perlu juga dicatat bahwa produksi methan ini dapat dihitung dari persamaan-perasamaan yang
berdasarkan pada daya cerna energi atau daya cerna karbohidrat ransum tersebut.

Untuk mendapatkan nilai-nilai energi yang dapat dicerna dengan perhitungan-perhitungan


memerlukan penelitian yang mana makanan . faeces dan gas-gas sisa (methan) dikumpulkan dan
diambil sample-nya dan dihitung gross energynya.  Akan tetapi suatu cara lain untuk
mendapatkan hasil yang serupa terdapat juga, bila penggunaannya dibuat dari data banyak
percobaan daya cerna yang telah dilakukan terhadap kelas makanan yang dipelajari dan terhadap
kelompok hewan yang diberi makan.  Rata-rata gross energy karbohidrat diketahui adalah 4,1
kcal/g dan bial perhitungan dilakukan untuk fermentasi nilai rata-rata ini menurun menjadi 3,76
karena methan yang dibentuk selama fermentasi membawa beberapa energy kimia dari
karbohidrat.  Pembetulan ini tidak bisa digunakan untuk kehilangan yang lebih lanjut dalam
panas fermentasi dan lebih lanjut hal ini tidak perlu pada non ruminan, karena methan yang
dihasilkan sedikit sekali.  Lemak mempunyai nilai 9,3, tetapi ini merupakan lemak murni,
sedangkan dalam bahan makanan alam lemak yang terdapat di dalamnya bukanlah lemak murni
akan tetapi ekstrak eter.  Untuk menghitung ini lemak diturunkan dari 9,3 menjadi 8,8 kcal/g
(Tabel 6 kolom 4 dan 5).  Pada tahap ini protein tidak memrlukan pembetulan (lihat dibawah).

Jadi dengan menggunakan faktor-faktor kolom 5 tabel 6 dan mengalikan bahan-bahan makanan
dapat dicerna itu dengan faktor-faktor ini dadapatkan nilai energi dapat dicerna (contoh – I),

Contoh – I. Perhitungan energi dapat dicerna, TDN, ME, dan gross digestible energy.

Dengan menggunakan bungkil kacang sebagai contoh yang mengandung :

42,0 % protein kasar dapat dicerna, 6,8 % extrak eter dd., 19,7 % BETN dd, 0,5 % S.K. dd.

A.    Energi dapat dicerna per 100 lb.

Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki :

Protein kasar dapat dicerna                             42,0 x 2.633 = 110.586 kcal

Extrak eter dapat dicerna                                  6,8 x 4.000 =   27.200 kcal

BETN dapat dicerna                                       19,7 x 1.707 =   33.627 kcal

S.K dapat dicerna                                             0,5 x 1.707 =        854 kcal

172.267 kcal

Energi dapat dicerna itu (bukan gross digestible energy) adalah 172.267 kcal / lb. Nilai ini adalah
energi yang dapat dicerna yang sebenarnya karena disesuaikan dengan kehilangan methan tetapi
tidak disesuaikan dengan kehilangan panas fermentasi methan.

B.     TDN per 100 lb.

Untuk menimbang nilai extrak eter karena kandungan energinya yang tinggi, pertama-tama
dikalikan dengan faktor 2,25.

Jadi extrak eter dapat dicerna  6,8 x 2,25 = 15,3.


Kemudian :

Protein kasar dapt dicerna                  42,0 lb.

Extrak eter dapat dicerna                    15,3 lb.  (tertimbang).

BETN dapat dicerna                           19,7 lb.

S.K. dapat dicerna                  0,5 lb.

77,5 lb TDN

C.   Energi metabolis per 100 lb.

Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki.

Protein kasardapat dicerna                       42,0 x 2.123 =  89.586 kcal

Extrak eter dapat dicerna                           6,8 x 4.000 =  27.200 kcal

BETN dapat dicerna                                19,7 x 1.707 =  33.627 kcal

S.K. dapat dicerna                                     0,5 x 1.707 =       854 kcal

151.267 kcal

Jadi energi metabolis = 151.267 kcal / lb.

Ini adalah energi dapat dicerna dikurangi yang hilang dari urine.

D.    Gross digestible energy (dinyatakan sebagai pati) per 100 lb.

Dikalikan dengan faktor-faktor yang dimiliki.

Protein kasar dapat dicerna                       42,0 x 1,25 = 52,50 lb.

Extrak eter dapat dicerna                            6,8 x 2,34 = 15,91 lb.

BETN dapat dicerna                                 19,7 x 1,00 = 19,70 lb.

S.K. dapat dicerna                                                  0,5 x 1,00 =   0,50 lb.

88,61 lb.
Jadi gross digestable energynya adalah 88,61 lb. Per 100 lb.

Ini berarti bahwa 88,61 lb. Pati akan menghasilkan energi pada tubuh itu sebanyak yang
dihasilkan oleh 100 lb. bahan makanan itu.

Sekarang 1 lb. pati menghasilkan 1.707 kcal energi pada tubuh itu, jadi kandungan energi dari
88,61 lb. pati adalah : 88,61 x 1.707 = 151.257 kcal.

Jadi gross digestible energy (dinyatakan sebagai pati) merupakan cara lain untuk menyatakan
ME, dan tidak sama dengan energi dapat dicerna (DE).

Sekarang ini lebih banyak digunakan suatu sistim yang berdasarkan pendapat yang sama, adalah
menggunakan suatu nilai yang dikenal sebagai TDN. Dalam hal ini, dianggap bahwa lemak
mempunyai 2,25 kali energi lebih banyak dari karbohidrat maupun protein.  Oleh karena itu,
nilai lemak dapat dicerna dikalikan dengan 2,25 sebelum menambahkan nilai itu pada bahan-
bahan dapat dicerna lainnya (contoh I B).

Cara ini seperti juga yang lainnya, menganggap bahwa energi dapat dicerna dari berbagai ransum
digunakan secara sama pada semua tingkat pemberian makan dan untuk semua tujuan produksi. 
Hal ini tidak benar.  Dikatakan bahwa hal tersebut benar untuk ransum yang seimbang, akan
tetapi sulit untuk mendefinisikan ransum semacam itu. Lepas dari masalah tersebut perlu
diketahui bahwa sistim TDN telah diperkenalkan ke negara ini, baru-baru ini dalam bulletin
kementrian pertanian no. 48;:  Rationspor Livestock, sebagai suatu cara penghitungan pemberian
makan pada babi perlu diketahui bahwa ini mempunyai hubungan yang erat dengan ME.

Energi metabolis.  Energi dapat dicerna yang sebenarnya, terdapat dalam senyawa-senyawa
kimia yang mana melalui tubuh hewan itu dengan cara absorbsi, akan tetapi energi ini tidak
semuanya digunakan oleh hewan itu, karena ada yang dalam urine. Ini adalah gross energy urine
dan dapat dihitung dengan alat bomb calorimeter juga. Apabila ini diperhitungkan maka sisanya
merupakan ME.

Jadi :

Energi dapat dicerna yang sebenarnya gross energy urine = ME.

Atau

Gross energy G.E. makanan – (gross energy F.E faeces + gross CPD energy methan  + gross
energi urine) + M.E.

M.E. yang disesuaikan dengan panas fermentasi, didapatkan apabila nilai gross energy methan
dikalikan dengan faktor 1,8.

Nilai ME dapat dihitung dengan menentukan gross energy makanan dan excreta padat, cair dan
gas, dengan menggunakan bomb calorymeter: tetapi harus dilakukan penelitian yang lengkap.
Masih ada cara lain dalam mengadakan perhitungan itu.  Telah dapat dilihat bahwa nilai-nilai
energi untuk karbohidrat dan lemak dapat disesuaikan untuk memberikan nilai energi fisiologis
yang agak rendah daripada nilai laboratoris.

Nilai protein dapat disesuaikan juga dengan mengadakan perhitungan bagian energi kimia dari
protein itu yang terlapas dari tubuh dalam bentuk urea; penyesuaian ini menurun dari 5,8
menjadi 4,7 kcal / g protein (tabel 6 kolom 6 dan 7).  Walaupun demikian perlu diingat bahwa
ada beberapa perbedaan pendapat tentang nilai 5,8 itu, peneliti-peneliti lain lebih senang
menggunakan nilai 5,7 dan lebih jauh penurunan sebesar 1,1 tersebut tidak diterima oleh semua
peneliti-peneliti dan biar bagaimanapun akan mengubah klas-klas ternak yang berbeda.

Dengan memakai nilai-nilai faktor fisiologi (tabel 6, kolom 7), dan dengan mengalikan unsur-
unsur pencernakan dari bahan makanan oleh faktor-faktornya yang layak, didapatkan ME yang
dihitung (misal I C).

Belum lama ini telah dibuktikan oleh Carpenter dan Clegg bahwa untuk ransum ayam ME boleh
dihitung dari hasil analisa kimia.

Jadi :

ME (kcal per kg) = 38 [(persen protein kasar) + 2,25 (persen esktrak eter) + 1,1
(persen pati) + (persen gula)] + 53.

Bahan makanan dengan demikian dapat dievaluasi atas dasar ME, yang secara luas digunakan
sebagai ukuran energi dari isi makanan dalam ranmsum ayam.  Blaxter juga menganjurkan basis
ini dalam hubungan lain.  Adalah penting juga untuk mengenal lagi bahwa ME tidak
menggambarkan dengan sesungguhnya faedah sesuatu makanan terhadap hewan, pula bukan
sesuatu yang tetap, oleh karena telah dibuktikan bahwa pada makanan yang penuh ME nya lebih
rendah daripada dalam makanan yang kurang.  Meskipun demikian sebelum memikirkan akan
suatu pemurnian lebih lanjut, hal-hal yang ada hubungannya dengan ME harus diperhatikan.

Pertama, jika ME makanan dipengaruhi oleh endapan protein, akan lebih berharga daripada jika 
dipengaruhi oleh produksi panas karena oksidasi, oleh karena yang pertama tidak menghasilkan
pengurangan urea dalam urine sedangkan yang terakhir ini kehilangan urea dalam urine. 
Meskipun demikian akan terdapat kesalahan-kesalahan hanya jika memakai faktor-faktor
standart, tidak demikian jika ME diukur dengan langsung.  Tentunya faktor 5,8 bisa
memindahkan 4,7 jika endapan protein diindahkan asalkan dijamin penggunaannya 100%.

Kedua, telah dibuktikan bahwa untuk ransum yang dicampur timbul hubungan antara energi
metabolis dengan jumlah zat-zat makanan yang dapat dicerna.  Nilai-nilai yang biasa digunakan :
1 1b.  seluruh makanan yang dicerna mengandung 1,616 kcal. ME.

Ketiga, hal yang ketiga ini ada kaitannya dengan waktu-waktu yang tertentu yang bisa
menimbulkan sesuatu salah pengertian.

Jika nilai-nilai untuk unsur-unsur pencernaan dari bahan makan dikalikan dengan faktor-faktor
yang layak yang tercantum dalam tabel 6 kolom 8 (perimbangan pokok) kemudian dijumlah,
akan didapat suatu angka yang menunjukkan gross energy dapat dicerna dimana dapat
diwujudkan sebagai pati.  Nilai ini sungguh-sungguh mewujudkan idea bahwa jumlah pati yang
dapat dicerna dengan baik akan menghasilkan jumlah energi badan yang sama sebagai bahan
makanan yang dibicarakan dan jelas ini adalah perwujudan ME yang diberikan.  Maka apabila
nilai gross energy bisa dicerna bisa ditambah dengan adanya faktor-faktor dari energi yang
berada dalam pati kemudian nilai dari energi yang bisa dimetabolisir dalam kcal bisa diperoleh. 
(contoh I D).

Jadi hal-hal yang tidak menguntungkan bagi gross energi bisa dicerna adalah bahwa itu adalah
suatu nilai energi bisa dicerna melainkan energi yang bisa dimetabolisir, selanjutnya ini telah
ditunjukkan sebagai daya tahan strarch equivalent dan akan sama saja tidak menguntungkan bila
daya tahan tersebut masih menyebabkan kebingungan dalam hubungannya terhadap produksi
dari Kellner yaitu strarch equivalent, strarch equivalent biasa akan dibicarakan kemudian.

Penggunaan istilah gross energy dapat dicerna dan daya tahan strarch equivalent sekarang harus
kita kesampingkan dahulu.

Net Energy (NE) bila makanan telah dimakan selalu ada penambahan panas tubuh.  Kenaikan ini
berasal dari masticasi dan penambahan gerakan intestinal, fermentasi dalam retikulorumen,
rangsangan terhadap sekresi cairan pencernaan dan sebuah rangsangan langsung terhadap
metabolisme.  Jumlah dari semua efek ini diukur dalam panas yang dihasilkan, yang dinyatakan
dalam spesifik dynamic efect (S.D.A) atau tyhermic energy.  Pertambahan produksi panas per
unit dari makanan ekstra dapat juga disebut panas tambahan (heat increament).  Bila nilai untuk
thermic energy dikurangkan dengan energy metabolis maka perbedaanya merupakan net energy.

Metabolis energy – thermic energy = net energy

(M.E.)                     (H.I.)                (N.E.)

net energy dapat digunakan untuk tiga dasar keperluan.  Pertama, dipandangan sebagai simpanan
energi untuk melakukan fungsi pokok, seperti mempertahankan organ-organ tubuh dari
posisinya, menggerakkan internal organ dan bahkan untuk mencukupi keperluan energi untuk
berdiri.  Pada akhirnya semua energi ini dinyatakan sebagai panas.

Kedua, dapat digunakan untuk menghasilkan gerakan eksternal, misalnya beraknya binatang itu
dari tempat ke tempat lain, atau menggerakkan pedati dengan sebaik-baiknya.  Pertama dan
kedua disebut Net Energy for Maintenance (NEm).
Ketiga, Net Energy dapat disimpan sebagai energi kimia dalam tubuh, misalnya lemak yang
menempel pada binatang itu.  Simpanan energi ini dapat digunakan hewan itu kemudian bila
diperlukan.  Demikian juga simpanan energi kimia dapat berbentuk telur atau susu.  Disebut Net
Energy for Production (NEp) atau NE gain.  Dalam sesuatu hal ini akan bisa hilang pada ternak
tertentu, tetapi mungkin digunakan oleh manusia atau hewan itu sebagai sumber energi
keturunannya.  Dalam proses produksi, termasuk kerja maka Net Energy akan ditunjukkan oleh
nilai energi dari hasilnya dan sisa dari metabolis energi akan berbentuk panas.

Net energy dari makanan sangat berguna baik untuk daya tahan ataupu n produksi.  Dan untuk
langkah selanjutnya kita akan mengukurnya.

Adalah mungkin dalam pengukuran gross energy dengan menggunakan keseimbangan energi,
energi dapat dicerna, metabolis energi dan produksi panas.  Akan tetapi bila kita mengetahui
bahwa binatang itu tidak beraktifitas nilai net energy dinyatakan dengan energy yang disimpan
dalam tubuh ditambah dengan energy yang digunakan untuk melakukan fungsi pokok, yang
mana akan dinyatakan sebagai panas.  Maka hal ini dapat dilihat bahwa keseimbangan energy
dari tipe yang umum tidak dapat digunakan untuk memperoleh suatu angka dari net energy,
sebab dia terdiri dari simpanan energy ditambah dengan bagian dari produksi panas yang tidak
diketahui, yang mana berasal dari kenaikan energy untuk melakukan fungsi vital ditambah
dengan thermic energy.

Armsby, seorang yang menciptakan konsep dari net energy, menyelesaikan kesukaran-kesukaran
dengan mengemukakan dua macam percobaan tentang keseimbangan energy dengan
menggunakan dua macam standart makanan yang berbeda dan dari rasio yang sama yang
masing-masing dibawah pengawasan.  Kemudian dengan cara yang bermacam-macam dia bisa
menghitung nilai net energy dengan menyamakan penambahan makanan terhadap akibat
penyimpanan dalam jaringan-jaringan (contoh II).

Contoh II.

Perhitungan nilai net energy dari data-data percobaan (Armsby H.P, Animal Nutrition thn 1917,
Macmillan Co.)

Bila lembu yang dikebiri diberi makan dengan rumput kering pada dua level yang masing-
masing dibawah pengawasan dan dikerjakan pula pengukuran terhadap energy serta produksi
panasnya.

Rumput kering tadi mengandung 935 kcal dari meabolis energy per lbs.

Rumput kering Metabolis energy Panas yang Energy yang


Percobaan
dalam lb. yang diperoleh diproduksi hilang dari tubuh

    Kcal Kcal Kcal

1 6.17 5,768 8,064 2,296

2 10.21 9,544 9,812 268


Perbedaan 4.04 3,776 1,748 2,028

Perbedaan 1.00 935 433 502

per lb.

Maka 1 lb. rumput kering mengandung 935 kcal metabolis energy yang mana dari 433 kcal
hilang sebagai panas.  Pertambahan dari produksi panas dengan bertambahnya konsumsi
makanan biasanya dinyatakan sebagai panas tambahan (increament).  Sisa 502 kcal memperkecil
hilangnya energy dari tubuh dengan kata lain, 1 lb. rumput kering dengan ransum dibawah
standart pemeliharaan akan menurunkan pengrusakan jaringan-jaringan tubuh oleh sejumlah
energy yang setara dengan 502 kcal. energy ini adalah energy rumput kering.

Percobaan ini dilakukan dalam usaha penggemukan lembu-lembu kebiri dan perhitungan nilai
Net Energy oleh Armsby didasarkan atas data dari Kellner.  Dengan cara ini maka nilai Net
Energy dapat diperoleh, tetapi dengan suatu anggapan bahwa nilai NE adalah konstan pada
semua tingkat nutrisi atau dengan kata lain ada hubungan langsung antara NE dan GE.  Pendapat
ini sekarang dinyatakan tidak tepat.  NE berkurang dengan bertambahnya nilai dari tingkat
nutirisi (sebagian, tidak menyeluruh), berkat adanya pengurangan ME.

NE pada level pemberian makanan yang tetap akan berbeda pula untuk tipe produksi yang
berbeda.  Sebagai contoh, dari 1000 Kcal ME, 693 Kcal NE dapat diperoleh dari susu, tetapi
hanya 575 Kcal yang untuk penggemukan disebabkan nilai-nilai yang berbeda dari thermic
energy (H.I.) yang berhubungan dengan proses tersebut.  Selanjutnya nilai NE untuk
pemeliharaan tidak sama dengan NE untuk penggemukan.

Niali NE secara teoritis adalah cara yang paling benar dalam penilain nilai nutrisi, sebab telah
diperhiutngkan segala bentuk penyusutan energy dalam proses metabolisme.  Meskipun
demikian penggunaannya didalam praktek tidak begitu cocok.

-          Angka Manfaat (AM)

Adalah angak prosentase yang didapat dari

Sebagai penutup dari bab ini, dibawah ini akan dituliskan bagan terjadinya Net Energy.

Energy makanan (G.E.)

– FE

Digestible Energy (DE)

–UE
–GPD

Metaboliza ble Energy (ME)

–HI

NET ENERGY (NE)

NEm (untuk pokok hidup)                  Nep (untuk produksi).

Anda mungkin juga menyukai