PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Dalam usaha tani Kakao membutuhkan teknik budidaya yang baik dan
benar agar memperoleh produksi yang optimal, juga memperhatikan
kondisi lingkungan dan agroklimat di lokasi pembukaan kebun kakao
harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao.
1
Ketersediaan air yang terus berlangsung secara kontinyu dapat
membantu pertumbuhan tanaman menjadi optimal, karena air merupakan
segalanya bagi tanaman, baik dalam proses fotosintesis, maupun dalam hal
pelarut hara di alam tanah. Informasi mengenai budidaya tanaman kakao,
khususnya mengenai toleransi terhadap cekaman air masih terbatas
sehingga diperlukan beberapa pengkajian khusus untuk mempelajari
pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan bibit kakao.
2
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN
1. Harga jual. Bila panennya sukses, belum tentu untung, karena akan
dihadapkan pada harga saat itu. Hambatan untuk bisa panen saja sudah
sangat luar biasa, setelah panen belum tentu mendapatkan harga yang
baik. Hal ini banyak terjadi di hampir 100% komoditi, misalnya cabe,
bawang merah, jagung, sawit, kakao. cengkeh, tebu, dan lain-lain. Yang
lolos dalam hal kekhawatiran akan jatuhnya harga cuma komoditas padi/
beras. Harga beras sudah dipatok karena adanya lembaga penyeimbang
yaitu bulog. Jadi kalau anda menanam padi, tidak usah memikirkan harga
jual, karena harga jual padi/ beras sudah ditentukan/ “dilindungi”.
2. Lihat musim. Menanam tanaman (di Indonesia) harus memperhatikan
faktor musim, kapan musim penghujan, pancaroba, dan kemarau. Dari situ
nanti bisa diatur strategi budidayanya. Misal menanam bawang merah
dimusim kemarau sangat mudah, tetapi biasaya harga jualnya jatuh. Kalau
3
3. ingin harga jualnya tinggi, menanamnya harus sekitar musim hujan, tetapi
budidaya penyelamatan tanaman amat sulit dan perlu perhatian ekstra.
4. Lihat resiko. Ada beberapa tanaman yang resiko kegagalannya besar, ada
juga tanaman yang resiko kegagalannya kecil. Ini harus benar-benar
diperhatikan, karena menjadi pengusaha agribisnis on farm itu bisa
diibaratkan berjudi yang halal.
5. Lihat potensi keuntungan. Ada beberapa tanaman yang keuntungannya
sedikit, ada juga yang keuntungannya besar. Misalnya cabe, bawang
merah, termasuk yang keuntungannya besar. Yang keuntungannya kecil
misalnya padi, mentimun.
6. Lihat modal. Ada tanaman yang budidayanya tidak membutuhkan modal
banyak, ada juga yang butuh modal banyak. Tetapi faktor ini juga
terpengaruhi oleh skala budidayanya.
7. Lihat lamanya masa budidaya. Ada tanaman yang masa tanamnya
sebentar (3-4 bulan) seperti padi, jagung, ada juga yang masa tanamnya
panjang seperti tebu, ketela.
8. Lihat tingkat kesulitan. Ada tanaman yang tingkat kesulitannya tinggi
seperti cabai, melon, semangka, ada juga yang rendah seperti jagung,
ketela.
“Saat ini harga jual kakao mencapai Rp 22.000 per kilogram (kg),”
kata Yatto, salah seorang warga Desa Aek Pamingke Kecamatan Aek
4
Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara (Sumut) tepatnya
di dusun blok 2 pringgan areal PT Socfindo kepada MedanBisnis, Selasa
(14/9).
Apalagi bagi masyarakat yang hanya memiliki areal tidak terlalu luas,
penanaman kakao sangat cocok dilakukan apalagi perawatan tanaman ini
tidak terlalu sulit. Hanya saja yang terpenting diperhatikan dalam
budidaya tanaman kakao adalah memilih klon bibit yang baik. (Ck 05)
III. MUSIM
Iklim
Iklim
5
c) Suhu udara ideal bagi pertumbuhan cokelat adalah 30-32 derajat C
(maksimum) dan 18-21 derajat C (minimum). Berdasarkan keadaan iklim
di Indonesia, suhu udara 25–26 derajat C merupakan suhu udara rata-rata
tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu, daerah-daerah tersebut sangat
cocok jika ditanami cokelat.
d) Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman cokelat akan
menyebabkan lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek.
Media Tanam
Tanam
a) Pertumbuhan bibit tanaman kakao terbaik diperoleh pada tanah yang
didominasi oleh mineral liat smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah
yang mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit.
b) Tanaman cokelat dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki
keasaman (pH) 6-7,5, tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari
4;
c) Air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan
serapan hara. Untuk itu, kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m.
6
IV. RESIKO
7
Antar-individu tanaman dan antar jenis tanaman yang diusahakan
secara tumpang sari terjadi interaksi dalam mencari faktor tumbuh cahaya,
air, dan unsur hara. Interaksi ini sering disebut dengan konpetisi
(persaingan). Kompetisi akan lebih para jika salah satu jenis tanaman
mengeluarkan zat beracun atau sebagai inang hama dan
penyakit.Keragaman penyebaran serta aktivitas sistem perakaran juga
menjadi penyebab kompetisi. Dengan begitu, persaingan tersebut sangat
kompleks dan merupakan kumpulan dari semua proses yang
mengakibatkan tidak meratanya penyebaran faktor tumbuh antar-individu
tanaman. Memperhatikan faktor penyebab kompetisi dan untuk
menghindari dampak negarif yang ditimbulkannya, pemilihan jenis
tanaman yang diusahakan dalam tumpang sari merupakan langkah awal
yang sangat penting.
(Sumber : Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Kakao, 2006)
8
sebagai penaung tetap, serta jati. sengon, atau tanaman lainnya sebagai
tanaman tepi blok kebun.
V. POTENSI KEUNTUNGAN
VI. MODAL
9
b. Pupuk
c. Benih unggul
d. Pestisida
Sehingga dalam usaha kakao tak cuma berguna untuk devisa, kakao
juga menjadi sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja,
pendorong tumbuhnya usaha agrobisnis dan agroindustri serta
pengembangan wilayah.
Dari sisi potensi, peluang untuk mendapatkan nilai tambah dari produk
kakao luar biasa besar. Namun, yang terjadi hingga saat ini, peluang itu
belum digarap secara sungguh-sungguh. Bahkan dari dulu hingga saat ini
Indonesia hanya bisa mengekspor biji kakao.
Meski begitu, saat ini produk kakao Indonesia masuk empat besar
di dunia. Keunggulan ini didukung oleh potensi besar karena produk-
10
produk kakao pada barang-barang konsumsi terbentang lebar, mulai dari
cokelat, campuran susu, hingga produk lainnya.
1. Persiapan Lahan
11
2. Pembibitan
Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak
dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur
Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging
buahnya dengan abu gosok
Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus
segera dikecambahkan
Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan
penyiraman 3 kali sehari
Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat
pembibitan
12
Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan
dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki
setiap 2-4 minggu sekali
Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50%
sampai umur 4 bulan
Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik
daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang
hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau
Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur
Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah
dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing
pohon.
3. Penanaman
a. Pengajiran
b. Lubang Tanam
13
c. Tanam Bibit
- Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh
baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
- Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan,
misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
- Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao
Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5
bulan
- Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus
sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah
membentuk daun muda (flush)
14
- perawatan yang benar-benar serius
Dalam pemangkasannya, tanaman kakao membutuhkan perawatan yang
benar-benar serius pada tahap pemangkasan karena tidak semua bagian
boleh dipangkas dan pemangkasan secara berkala harus terus
dilaksanakan. Hal ini tentu bidang yang bisa dipelajari lebih lanjut oleh
para perekayasa pertanian untuk mengatasi masalah pemangkasan yang
mana tidak semua petani memahami secara baik proses pemangkasan
kakao.
- Pohon pelindung
Pengembangan tanaman kakao memerlukan naungan dalam budidayanya.
Tanpa persiapan lahan dan tanpa persiapan naungan yang baik,
pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya.
Pohon pelindung atau naungan ada dua jenis, yaitu pohon pelindung
sementara dan pohon pelindung tetap. Pohon pelindung sementara
bermanfaat bagi tanaman yang belum menghasilkan, terutama yang
tajuknya belum bertaut. Pohon pelindung tetap bermanfaat bagi tanaman
yang telah mulai menghasilkan. Penanaman pohon pelindung tetap
hendaknya dilakukan 12 – 18 bulan sebelum cokelat ditanam di lapangan.
Hal ini mengisyaratkan bahwa cokelat harus sudah dibibitkan 4 – 6 bulan
sebelumnya. Untuk tanaman penaung, biasanya digunakan Moghania
macrophyla sebagai tanaman penaung sementara, dan tanaman Gamal
15
(Gliricidia sp) atau Lamtoro (Leucaena sp) sebagai tanaman penaung
tetap.
Pohon pelindung pada umumnya tidak memberikan tambahan nilai
ekonomis kepada patani sehingga terasa kurang menarik. Secara umum,
dalam budidaya kakao juga dihadapi masalah harga komoditi yang tidak
menentu, kondisi lahan yang semakin menurun, serta mutlak
diperlukannya naungan dalam budidayanya. Oleh karena itu,maka pola
diversifikasi tanaman kakao merupakan peluang untuk pengembangan
kakao dengan pemanfaatan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis.
Tanaman penaung yang digunakan adalah tanaman-tanaman produktif
seperti pisang sebagai penaung sementara, kelapa sebagai tanaman
penaung tetap, ataupun tanaman lainnya sebagai tanaman tepi blok kebun
16
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Jadi dalam karakter usaha agribisnis on farm pada tanaman kakao
meliputi : harga jual, musim, resiko, potensi keuntungan, modal, masa
budidaya, dan tingkat kesulitan. Oleh karena itu seluruh karakter on farm
ini harus diperhatikan dan benar-benar dipahami dalam membudidayakan
kakao agar usaha tani kakao kedepannnya semakin sukses dan berhasil.
Sehingga tanaman perkebunan kakao tidak kalah bersaing dan berhasil
dengan tanaman perkebunan lainnya seperti karet, sawit, cengkeh, dan,
lain-lain
II. SOLUSI
Seharusnya pemerintah melakukan penyuluhan kepada para petani
kakao tentang karakter usaha agribisnis on farm ini. Agar mereka
memiliki pemahaman yang benar tentang apa-apa saja yang masuk
kedalam on farm dan bagaimana potensi ke depan tentang tanaman kakao
tersebut. Selain itu juga pemerintah seharusnya menaikkan harga jual
kakao. Karena harga jual kakao sangat menentukan minat atau daya tarik
bagi para petani untuk memulai bisnis on farm pada tanaman kakao.
Sehingga mereka lebih bersemangat dalam membudidayakan tanaman
kakao.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://blogs.unpad.ac.id/nunuksarah/category/on-farm/
http://aseptensai.blogspot.com/2009/12/pengaruh-cekaman-air-pada-pembibitan.html
http://www.fileinvestasi.com/index.php/investasi/komoditi/253-mantap-kakaonya-nikmat-
coklatnya.html
http://www.fileinvestasi.com/index.php/investasi/komoditi/253-mantap-kakaonya-nikmat-
coklatnya.html
http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budi-daya-kakao-931
http://www.sumeks.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=13052:harga-
kakao-naik&catid=51:sumsel&Itemid=101
http://www.rajasengon.com/index.php/artikel/42-raja-sengon/77-teknik-budidaya-2-
penanaman.html
http://lampung.tribunnews.com/m/read/artikel/21620/Harga-Jual-Kakao-Rp-22-Ribu-per-
Kg
http://www.pkslampung.org/index.php/the-news/102-petani-lampung-mengeluhkan-
penurunan-harga-jual-kakao
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2010/09/15/269/harga_tinggi_tanaman_kak
ao_sangat_menjanjikan/
http://septians09.student.ipb.ac.id/2010/05/page/3/
http://septiansuhandono.blogspot.com/2010/05/potensi-limbah-kulit-kakao-
theobroma.html
18