Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Kakao merupakan salah satu komoditas yang sesuai untuk perkebunan


rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun,
sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi
pekebun.

Tanaman Kakao (Theobroma cacao) merupakan komoditi Perkebunan


Primadona, hal ini tergambar dari banyaknya permintaan bibit Kakao yang
bermutu dari petani/kelompok tani. Hal ini didukung oleh banyak potensi
lahan yang cocok secara ekologis untuk tanaman ini disamping harga yang
cukup stabil dan baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani/masyarakat pertanian.

Dalam usaha tani Kakao membutuhkan teknik budidaya yang baik dan
benar agar memperoleh produksi yang optimal, juga memperhatikan
kondisi lingkungan dan agroklimat di lokasi pembukaan kebun kakao
harus sesuai dengan kebutuhan tanaman kakao.

Kasusnya beberapa petani kakao terkadang kurang cermat dalam


penggunaan air, pada saat persediaan air banyak penyiraman dilakukan
dilakukan terus-menerus dan ketika giliran musim kemarau tiba tanaman
dibiarkan tanpa pengairan yang cukup karena persediaan air habis sebelum
musim kemarau tiba.

1
Ketersediaan air yang terus berlangsung secara kontinyu dapat
membantu pertumbuhan tanaman menjadi optimal, karena air merupakan
segalanya bagi tanaman, baik dalam proses fotosintesis, maupun dalam hal
pelarut hara di alam tanah. Informasi mengenai budidaya tanaman kakao,
khususnya mengenai toleransi terhadap cekaman air masih terbatas
sehingga diperlukan beberapa pengkajian khusus untuk mempelajari
pengaruh cekaman air terhadap pertumbuhan bibit kakao.

Untuk menjadi usaha tani kakao yg sukses diperlukannya bisnis on


farm (menanam, berkebun) yang meliputi harga jual, musim, resiko,
potensi keuntungan, modal, masa budidaya, dan tingkat kesulitan.

II. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang dihadapi dalam bisnis on farm pada tanaman


kakao adalah sulitnya untuk para petani kakao untuk terjun ke bisnis on
farm ini karena para petani kakao harus mempelajari sifat-sifat usaha
agribisnis on farm tersebut. Mempelajari sifat sebuah usaha sebenarnya
wajib dilakukan oleh seorang pebisnis, apapun bisnisnya, layaknya
mengenali karakter mobil/ motor yang akan dikendarai. Kedalaman
pemahaman sifat-sifat bisnis akan sangat membantu dalam pengendalian
usaha itu sendiri. Itulah sebabnya membuat malas para petani kakao untuk
terjun ke bisnis on farm, padahal bisnis on farm ini apabila benar-benar
dijalankan akan membawakan banyak kentungan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

I. PENGERTIAN

Orang yang terjun ke bisnis on farm (menanam, berkebun), harus


mempelajari sifat-sifat usaha agribisnis on farm tersebut. Mempelajari
sifat sebuah usaha sebenarnya wajib dilakukan oleh seorang pebisnis,
apapun bisnisnya, layaknya mengenali karakter mobil/ motor yang akan
dikendarai. Kedalaman pemahaman sifat-sifat bisnis akan sangat
membantu dalam pengendalian usaha itu sendiri.

Karakter usaha agribisnis on farm bisa disebutkan sebagai berikut :

1. Harga jual. Bila panennya sukses, belum tentu untung, karena akan
dihadapkan pada harga saat itu. Hambatan untuk bisa panen saja sudah
sangat luar biasa, setelah panen belum tentu mendapatkan harga yang
baik. Hal ini banyak terjadi di hampir 100% komoditi, misalnya cabe,
bawang merah, jagung, sawit, kakao. cengkeh, tebu, dan lain-lain. Yang
lolos dalam hal kekhawatiran akan jatuhnya harga cuma komoditas padi/
beras. Harga beras sudah dipatok karena adanya lembaga penyeimbang
yaitu bulog. Jadi kalau anda menanam padi, tidak usah memikirkan harga
jual, karena harga jual padi/ beras sudah ditentukan/ “dilindungi”.
2. Lihat musim. Menanam tanaman (di Indonesia) harus memperhatikan
faktor musim, kapan musim penghujan, pancaroba, dan kemarau. Dari situ
nanti bisa diatur strategi budidayanya. Misal menanam bawang merah
dimusim kemarau sangat mudah, tetapi biasaya harga jualnya jatuh. Kalau

3
3. ingin harga jualnya tinggi, menanamnya harus sekitar musim hujan, tetapi
budidaya penyelamatan tanaman amat sulit dan perlu perhatian ekstra.
4. Lihat resiko. Ada beberapa tanaman yang resiko kegagalannya besar, ada
juga tanaman yang resiko kegagalannya kecil. Ini harus benar-benar
diperhatikan, karena menjadi pengusaha agribisnis on farm itu bisa
diibaratkan berjudi yang halal.
5. Lihat potensi keuntungan. Ada beberapa tanaman yang keuntungannya
sedikit, ada juga yang keuntungannya besar. Misalnya cabe, bawang
merah, termasuk yang keuntungannya besar. Yang keuntungannya kecil
misalnya padi, mentimun.
6. Lihat modal. Ada tanaman yang budidayanya tidak membutuhkan modal
banyak,  ada juga yang butuh modal banyak. Tetapi faktor ini juga
terpengaruhi oleh skala budidayanya.
7. Lihat lamanya masa budidaya. Ada tanaman yang masa tanamnya
sebentar (3-4 bulan) seperti padi, jagung, ada juga yang masa  tanamnya
panjang seperti tebu, ketela.
8. Lihat tingkat kesulitan. Ada tanaman yang tingkat kesulitannya tinggi
seperti cabai, melon, semangka, ada juga yang rendah seperti jagung,
ketela.

II. HARGA JUAL

MedanBisnis-Aek Kanopan. Tingginya harga jual kakao (coklat) saat


ini menjadikan komoditas ini sebagai tanaman yang sangat menjanjikan
untuk dibudidayakan secara komersil. Apalagi, tanaman ini dapat
berproduksi mulai berumur dua tahun.

“Saat ini harga jual kakao mencapai Rp 22.000 per kilogram (kg),”
kata Yatto, salah seorang warga Desa Aek Pamingke Kecamatan Aek

4
Natas Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara (Sumut)  tepatnya
di dusun blok 2 pringgan areal PT Socfindo kepada MedanBisnis, Selasa
(14/9).

Yatto yang memiliki sebanyak 400 pohon kakao yang dikembangkan


di atas lahan seluas 10 rante mampu menghasilkan 200 kg biji coklat
kering setiap bulannya. Dengan harga jual Rp 22.000 per kg maka Yatto
dapat mengantongi rupiah sebanyak  Rp 4,4 juta per bulan.

Menurutnya, bibit kakao okulasi tersebut dibelinya di daerah


Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang seharga Rp 5.000 per pohon.
"Ya awalnya saya hanya coba-coba saja, Tapi, nggak tahunya sangat
menggiurkan hasil yang saya peroleh,” akunya.

Apalagi bagi masyarakat yang hanya memiliki areal tidak terlalu luas,
penanaman kakao sangat cocok dilakukan apalagi perawatan tanaman ini
tidak terlalu sulit. Hanya saja yang terpenting diperhatikan dalam
budidaya tanaman kakao adalah memilih klon bibit yang baik. (Ck 05)

III. MUSIM

Iklim 
Iklim

a)   Ditinjau dari wilayah penanamannya, cokelat ditanam pada daerah-


daerah yang berada pada 10 derajat LU sampai dengan 10 derajat LS. Hal
tersebut berkaitan dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaran
matahari sepanjang tahun.

b)   Areal penanaman cokelat yang ideal adalah daerah-daerah bercurah


hujan 1.100-3.000 mm/tahun.

5
c)   Suhu udara ideal  bagi pertumbuhan cokelat adalah 30-32 derajat C
(maksimum) dan 18-21 derajat C (minimum). Berdasarkan keadaan iklim
di Indonesia, suhu udara 25–26 derajat C merupakan suhu udara rata-rata
tahunan tanpa faktor pembatas. Karena itu, daerah-daerah tersebut sangat
cocok jika ditanami cokelat.

d)   Cahaya matahari yang terlalu banyak menyoroti tanaman cokelat akan
menyebabkan lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif pendek. 

Media Tanam 
Tanam

a)   Pertumbuhan bibit tanaman  kakao terbaik diperoleh pada tanah yang
didominasi oleh mineral  liat  smektit dan berturut-turut diikuti oleh tanah
yang mengandung khlorit, kaolinit dan haloisit.

b)   Tanaman cokelat dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki
keasaman (pH) 6-7,5, tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari
4;

c)   Air tanah yang mempengaruhi aerasi dalam rangka pertumbuhan dan
serapan hara. Untuk itu, kedalam air tanah diisyaratkan minimal 3 m.

d)   Faktor kemiringan lahan sangat menentukan kedalaman air tanah.


Pembuatan teras pada lahan yang kemiringannya 8% dan 25% masing-
masing dengan lebar minimal 1 m dan 1,5 m. Sedangkan lahan yang
kemiringannya lebih dari 40% sebaiknya tidak ditanami cokelat..  Media
Tanam Daerah
Tanam yang cocok untuk penanaman cokelat adalah lahan yang
berada pada ketinggian 200-700 m dpl.  

6
IV. RESIKO

Usaha tani kakao selalu menghadapi risiko kegagalan panen akibat


serangan hama dan penyakit serta kondisi musim yang tidak mendukung
produksi. Fluktuasi harga biji juga kadang-kadang menyebabkan
pekebunan kaka menderita kerugian besar. Laju peningkatan faktor input
yang pelan tetapi pasti, suatu saat tidak bisa diimbangi oleh peningkatan
harga jual produk. Konsekuensinya adalah pekebunan kakao
menyesuaikan penggunaan faktor input pada tingkat yang optimal.
Padahal tingkatan ini berisiko menurunkan kesehatan tanaman dan tingkat
produksi.

Risiko kegagalan usaha tersebut dapat ditekan dengan menerapkan


diversifikasi (penganekaragaman) tanaman. Dalam budi daya kakao,
peluang melakukan diversifikasi horisontal cukup luas karena tanaman ini
toleran terhadap penaungan. Pemakaian pohon naungan yang produktif
serta tanaman sela yang tepat merupakan bentuk diversifikasi yang
sebaiknya dikembangkan.

Satu-satunya cara meningkatkan produktivitas di lahan kering adalah


dengan tumpang sari (intercropping). Tumpang sari menjamin berhasilnya
penanaman menghadapi iklim yang tidak menentu, serangan hama dan
penyakit, serta fluktuasi harga. Selain itu, dengan pola ini distribusi tenaga
kerja dapat lebih baik sehingga sangat berguna untuk daerah yang padat
tanaga, luas lahan pertanian terbatas, serta modal untuk memberi sarana
produksi juga terbatas. Dengan kata lain, usaha tani tumpang sari berarti
meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan.

7
Antar-individu tanaman dan antar jenis tanaman yang diusahakan
secara tumpang sari terjadi interaksi dalam mencari faktor tumbuh cahaya,
air, dan unsur hara. Interaksi ini sering disebut dengan konpetisi
(persaingan). Kompetisi akan lebih para jika salah satu jenis tanaman
mengeluarkan zat beracun atau sebagai inang hama dan
penyakit.Keragaman penyebaran serta aktivitas sistem perakaran juga
menjadi penyebab kompetisi. Dengan begitu, persaingan tersebut sangat
kompleks dan merupakan kumpulan dari semua proses yang
mengakibatkan tidak meratanya penyebaran faktor tumbuh antar-individu
tanaman. Memperhatikan faktor penyebab kompetisi dan untuk
menghindari dampak negarif yang ditimbulkannya, pemilihan jenis
tanaman yang diusahakan dalam tumpang sari merupakan langkah awal
yang sangat penting.
(Sumber : Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Kakao, 2006)

Oleh karena itu pengembangan tanaman kakao, budidayanya


memerlukan naungan. Tanpa persiapan lahan dan tanpa persiapan naungan
yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan
keberhasilannya. Tanaman penaung yang biasanya digunakan adalah
Moghania macrophylla sebagai penaung sementara dan, Lamtoro atau
Glirisidia sebagai penaung tetap, yang tidak memberikan manfaat
ekonomis secara langsung bagi petani, sehingga kurang menarik bagi
petani. Secara umum, dalam budidaya kakao juga dihadapi masalah harga
komoditi yang tidak menentu, kondisi lahan yang semakin menurun, serta
mutlak diperlukannya naungan dalam budidayanya. Oleh karema itu,
maka pola Spesifikasi tanaman kakao merupakan peluang untuk
pengembangan kakao dengan pemanfaatan tanaman yang mempunyai
nilai ekonomis seperti pisang sebagai penaung sementara, dan kelapa

8
sebagai penaung tetap, serta jati. sengon, atau tanaman lainnya sebagai
tanaman tepi blok kebun.

V. POTENSI KEUNTUNGAN

Potensi keuntungan dalam penanaman cukup besar, mengapa begitu


sebagai contoh Yatto yang memiliki sebanyak 400 pohon kakao yang
dikembangkan di atas lahan seluas 10 rante mampu menghasilkan 200 kg
biji coklat kering setiap bulannya. Dengan harga jual Rp 22.000 per kg
maka Yatto dapat mengantongi rupiah sebanyak  Rp 4,4 juta per bulan.
Sehingga dia mendapatkan banyak keuntungan dari budidaya tanaman
coklat tersebut.
Contoh besarnya harga kakao dunia (indikator ICCO) merambat naik
menembus US $ 1.000/ton pada bulan Februari 2001, kemudian sedikit
berfluktuasi hingga mencapai tingkat tertinggi pada bulan Desember 2001
yaitu US $ .336,79/ton. Kenaikan harga kakao dunia terus berlanjut
hingga menembus US $ 2.000/ton pada bulan September 2002 dan
mencapai puncaknya pada pertengahan Oktober 2002 yaitu US $
2.205,26/ton. Selanjutnya harga kakao dunia kembali melemah hingga
bulan juni 2004 dan sedikit menguat pada awal tahun 2005. Harga kakao
dunia di awal tahun 2005 berkisar antara US $ 1.550-1.658/ton.
Pergerakan harga kakao dunia sangat dipengaruhi oleh rasio
stock/pengolahan biji kakao dunia.

VI. MODAL

Untuk memulai usaha kakao atau coklat diperlukan beberapa modal


yang dinilai sangat penting dan cukup besar yaitu:

a. Lahan yang luas, persiapan lahan dengan baik

9
b. Pupuk
c. Benih unggul
d. Pestisida

Dalam memulai usaha kakao atau coklat tidak membutuhkan waktu


terlalu lama untuk dapat menikmati hasil dari tanaman kakao. Dalam
waktu 15 bulan, kakao sudah bisa dipanen. “Saya hanya menanami kakao
diatas lahan seperempat hektare. Kelebihannya adalah buah yang tidak
pernah putus. Setiap kali memanen kakao, saya bersama suami terkadang
memperoleh buah 15-50 Kg,” akunya. Saat ini harga kakao kualitas bagus
Rp 17 ribu hingga Rp 22 ribu per kilogram. (evan hendra)

Sehingga dalam usaha kakao tak cuma berguna untuk devisa, kakao
juga menjadi sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja,
pendorong tumbuhnya usaha agrobisnis dan agroindustri serta
pengembangan wilayah.

Dari sisi potensi, peluang untuk mendapatkan nilai tambah dari produk
kakao luar biasa besar. Namun, yang terjadi hingga saat ini, peluang itu
belum digarap secara sungguh-sungguh. Bahkan dari dulu hingga saat ini
Indonesia hanya bisa mengekspor biji kakao.

Menurut para pengamat, ada persoalan besar dalam membangun


industri kakao, mulai dari on farm hingga sistem distribusinya. Pada
tingkat on farm, produk kakao Indonesia banyak dikuasai kakao jenis bulk
yang kualitasnya rendah. Adapun kakao surga atau ideal masih relatif
kecil. Kakao yang ada sekarang diproduksi oleh perkebunan kakao rakyat,
yang kerap dipersoalkan kualitasnya.

Meski begitu, saat ini produk kakao Indonesia masuk empat besar
di dunia. Keunggulan ini didukung oleh potensi besar karena produk-

10
produk kakao pada barang-barang konsumsi terbentang lebar, mulai dari
cokelat, campuran susu, hingga produk lainnya.

VII. MASA BUDIDAYA

Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek


menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin
unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan
cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan
lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan
rendah.

PT. Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao agar


mampu meningkatkan produktivitasnya agar dapat bersaing di era
globalisasi dengan program peningkatan produksi secara kuantitas dan
kualitas, berdasarkan konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3).

1. Persiapan Lahan

 Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya


 Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-
polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens,
Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah
pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan
 Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan
Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan
pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung
untuk 3 pohon kakao (1 : 3)

11
2. Pembibitan

 Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak
dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur
 Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging
buahnya dengan abu gosok
 Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus
segera dikecambahkan
 Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan
penyiraman 3 kali sehari
 Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat
pembibitan

 Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam


polibag
 Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-
36 ke dalam tiap-tiap polibag
 Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih
50%
 Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm
 Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar
masuk tidak terlalu banyak
 Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari
 Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan
 Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit,
umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4
bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal

12
 Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan
dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki
setiap 2-4 minggu sekali
 Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50%
sampai umur 4 bulan
 Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik
daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang
hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau
Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur
Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah
dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing
pohon.

3. Penanaman

a. Pengajiran

- Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm


- Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya
- Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam
yang sama

b. Lubang Tanam

- Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan


- Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah
pupuk TSP 1-5 gram per lubang

13
c. Tanam Bibit

- Pada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh
baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
- Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan,
misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
- Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao
Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5
bulan
- Penanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus
sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah
membentuk daun muda (flush)

VIII. TINGKAT KESULITAN

Tingkat kesulitan dalam membudidayakan kakao cukup besar. Ini


adalah kesulitan dalam perawatan tanamana kakao:

- diperlukan perawatan yang cukup spesifik


Dalam proses budidaya kakao diperlukan perawatan yang cukup spesifik,
namun terlihat masih jarang disentuh oleh teknologi mekanisasi pertanian.
Seperti untuk mengatasi kesesuaian lahan, dibutuhkan lahan spesifik untuk
tempat tumbuh kakao dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi perekayasa
pertanian untuk dapat mengolah lahan agar lebih sesuai untuk media
tumbuh kakao. Pada proses penanaman juga dibutuhkan pola tanam yang
spesifik dengan tambahan pohon pelindung guna mengurangi sinar
matahari yang masuk agar tidak langsung mengenai tanaman kakao.

14
- perawatan yang benar-benar serius
Dalam pemangkasannya, tanaman kakao membutuhkan perawatan yang
benar-benar serius pada tahap pemangkasan karena tidak semua bagian
boleh dipangkas dan pemangkasan secara berkala harus terus
dilaksanakan. Hal ini tentu bidang yang bisa dipelajari lebih lanjut oleh
para perekayasa pertanian untuk mengatasi masalah pemangkasan yang
mana tidak semua petani memahami secara baik proses pemangkasan
kakao.

- Hama dan penyakit


Untuk membarantas hama dan penyakit pada tanaman kakao terkenal
sekali sprayer untuk menyemprotkan pestisida ataupun fungisida guna
mencegah penyakit pada kakao yang dapat menurunkan produksi kakao.
Namun hal ini belum cukup, masih banyak sebetulnya inovasi yang bisa
diterapkan dalam merekayasa pemberantasan hama dan penyakit pada
tanaman kakao.

- Pohon pelindung
Pengembangan tanaman kakao memerlukan naungan dalam budidayanya.
Tanpa persiapan lahan dan tanpa persiapan naungan yang baik,
pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya.
Pohon pelindung atau naungan ada dua jenis, yaitu pohon pelindung
sementara dan pohon pelindung tetap. Pohon pelindung sementara
bermanfaat bagi tanaman yang belum menghasilkan, terutama yang
tajuknya belum bertaut. Pohon pelindung tetap bermanfaat bagi tanaman
yang telah mulai menghasilkan. Penanaman pohon pelindung tetap
hendaknya dilakukan 12 – 18 bulan sebelum cokelat ditanam di lapangan.
Hal ini mengisyaratkan bahwa cokelat harus sudah dibibitkan 4 – 6 bulan
sebelumnya. Untuk tanaman penaung, biasanya digunakan Moghania
macrophyla sebagai tanaman penaung sementara, dan tanaman Gamal

15
(Gliricidia sp) atau Lamtoro (Leucaena sp) sebagai tanaman penaung
tetap.
Pohon pelindung pada umumnya tidak memberikan tambahan nilai
ekonomis kepada patani sehingga terasa kurang menarik. Secara umum,
dalam budidaya kakao juga dihadapi masalah harga komoditi yang tidak
menentu, kondisi lahan yang semakin menurun, serta mutlak
diperlukannya naungan dalam budidayanya. Oleh karena itu,maka pola
diversifikasi tanaman kakao merupakan peluang untuk pengembangan
kakao dengan pemanfaatan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis.
Tanaman penaung yang digunakan adalah tanaman-tanaman produktif
seperti pisang sebagai penaung sementara, kelapa sebagai tanaman
penaung tetap, ataupun tanaman lainnya sebagai tanaman tepi blok kebun

16
BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN
Jadi dalam karakter usaha agribisnis on farm pada tanaman kakao
meliputi : harga jual, musim, resiko, potensi keuntungan, modal, masa
budidaya, dan tingkat kesulitan. Oleh karena itu seluruh karakter on farm
ini harus diperhatikan dan benar-benar dipahami dalam membudidayakan
kakao agar usaha tani kakao kedepannnya semakin sukses dan berhasil.
Sehingga tanaman perkebunan kakao tidak kalah bersaing dan berhasil
dengan tanaman perkebunan lainnya seperti karet, sawit, cengkeh, dan,
lain-lain

II. SOLUSI
Seharusnya pemerintah melakukan penyuluhan kepada para petani
kakao tentang karakter usaha agribisnis on farm ini. Agar mereka
memiliki pemahaman yang benar tentang apa-apa saja yang masuk
kedalam on farm dan bagaimana potensi ke depan tentang tanaman kakao
tersebut. Selain itu juga pemerintah seharusnya menaikkan harga jual
kakao. Karena harga jual kakao sangat menentukan minat atau daya tarik
bagi para petani untuk memulai bisnis on farm pada tanaman kakao.
Sehingga mereka lebih bersemangat dalam membudidayakan tanaman
kakao.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://blogs.unpad.ac.id/nunuksarah/category/on-farm/

http://aseptensai.blogspot.com/2009/12/pengaruh-cekaman-air-pada-pembibitan.html

http://www.fileinvestasi.com/index.php/investasi/komoditi/253-mantap-kakaonya-nikmat-
coklatnya.html

http://www.fileinvestasi.com/index.php/investasi/komoditi/253-mantap-kakaonya-nikmat-
coklatnya.html

http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budi-daya-kakao-931

http://www.sumeks.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=13052:harga-
kakao-naik&catid=51:sumsel&Itemid=101

http://www.rajasengon.com/index.php/artikel/42-raja-sengon/77-teknik-budidaya-2-
penanaman.html

http://lampung.tribunnews.com/m/read/artikel/21620/Harga-Jual-Kakao-Rp-22-Ribu-per-
Kg

http://www.pkslampung.org/index.php/the-news/102-petani-lampung-mengeluhkan-
penurunan-harga-jual-kakao

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2010/09/15/269/harga_tinggi_tanaman_kak
ao_sangat_menjanjikan/

http://septians09.student.ipb.ac.id/2010/05/page/3/

http://septiansuhandono.blogspot.com/2010/05/potensi-limbah-kulit-kakao-
theobroma.html

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Bahan Revisian
    Bahan Revisian
    Dokumen1 halaman
    Bahan Revisian
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • 1 Cover
    1 Cover
    Dokumen1 halaman
    1 Cover
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Revitalisasi Pertanian
    Revitalisasi Pertanian
    Dokumen15 halaman
    Revitalisasi Pertanian
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Model Komunikasi
    Model Komunikasi
    Dokumen13 halaman
    Model Komunikasi
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Budidaya Pak Choy
    Budidaya Pak Choy
    Dokumen7 halaman
    Budidaya Pak Choy
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Etika Bisnis Dalam Kewirausahaan
    Etika Bisnis Dalam Kewirausahaan
    Dokumen14 halaman
    Etika Bisnis Dalam Kewirausahaan
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Afrika Selatan
    Afrika Selatan
    Dokumen7 halaman
    Afrika Selatan
    Rizki Agustian Harahap
    100% (1)
  • Asam Lemak
    Asam Lemak
    Dokumen1 halaman
    Asam Lemak
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • Afrika Selatan
    Afrika Selatan
    Dokumen7 halaman
    Afrika Selatan
    Rizki Agustian Harahap
    100% (1)
  • KTNT
    KTNT
    Dokumen15 halaman
    KTNT
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    Dokumen15 halaman
    D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat
  • D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    Dokumen15 halaman
    D.I.T 13 (Akar Dan Batang)
    Rizki Agustian Harahap
    Belum ada peringkat