Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang penduduknya memiliki tingkat stress yang
cukup tinggi. Hal ini disebabkan salah satunya adalah karena tingkat persaingan
yang cukup tinggi dalam ranah ekonomi, politik, sosial dan berbagai aspek
kehidupan lainnya. Tidak hanya itu, rendahnya tingkat kesejahteraan penduduk
juga menjadi pemicu tingginya tingkat stress yang dialami oleh para penduduk.
Adapun menurut Dr. Peter Tyler (dalam Namora, 2009) stress adalah perasaan
tidak enak yang disebabkan oleh persoalan-persoalan diluar kendali individu atau
reaksi jiwa dan raga terhadap perubahan. Sedang stress menurut Hilgard (1953)
adalah suatu keadaan yang terjadi jika orang dihadapkan dengan peristiwa yang
mereka rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik atau psikologisnya. Peristiwa
tersebut biasanya dinamakan stressor, dan reaksi orang terhadap peristiwa
tersebut dinamakan respons stress.

Stress oleh sebagian orang dapat dianggap sebagai pembangkit motivasi untuk
mencapai tujuan mereka dalam artian stress dapat memacu seseorang untuk
mengejar prestasi atau target yang mereka inginkan. Akan tetapi, stress juga dapat
berakibat fatal bagi individu yang mengalaminya utamanya jika individu tersebut
tidak dapat mengelola stress mereka dengan baik. Reaksi negatif stress dapat
dikategorikan ke dalam 2 bagian, yakni reaksi psikologis dan reaksi fisiologis.
Adapun reaksi psikologis terhadap stress antara lain kecemasan, kemarahan dan
agresi, apati dan depresi, serta gangguan kognitif. Sedang reaksi fisiologis
terhadap stress antara lain gangguan psikosomatik (gangguan fisik dimana emosi
diduga memiliki peranan penting), rangsangan berlebih kronis yang dapat
memicu penyakit jantung koroner, pengaruh terhadap sistem imun, penyakit
hipertensi, gangguan tidur, serta gangguan lambung.
Berdasarkan reaksi negatif tersebut maka penting kiranya untuk memahami lebih
jauh tentang penanganan stress secara tepat. Oleh karena itu penulis mengangkat
mengangkat judul “Penanganan Stress dalam Psikologi Kesehatan”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ditampilkan dalam makalah ini adalah
bagaimanakah penanganan stress yang tepat untuk mengurangi reaksi negatif baik
secara psikologis maupun secara fisiologis.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui penanganan
stress yang tepat untuk mengurangi reaksi negatif baik secara psikologis maupun
secara fisiologis.
BAB II
PEMBAHASAN

Pada tahun 2004 tsunami yang terjadi di Aceh telah menghancurkan begitu banyak
kebahagian. Memisahkan ibu dengan anaknya, suami dengan istrinya, dan keluarga
dengan keluarganya, beberapa hanya mengalami luka parah, namun beberapa yang
lain harus rela kehilangan sanak keluarganya. Setiap kejadian memberikan efek stress
yang berbeda bagi masing-masing individu. Kejadian berbeda ditempat lain akan
menghasilkan respon yang berbeda bagi setiap orang, seperti stress kerja yang
dialami seorang bawahan yang mendapat terlalu banyak tuntutan dari atasannya.

Beberapa contoh kejadian diatas memberikan kita gambaran umum tentang stress,
dan menurut Lazarrus (1984) stres merupakan bentuk interaksi antara individu
dengan lingkungan, yang dinilai individu sebagai sesuatu yang membebani atau
melampaui kemampuan yang dimilikinya serta mengancam kesejahteraannya.
Respon individu terhadap stress berbeda-beda tergantung coping style yang dimiliki
oleh individu tersebut. Menurut R.S Lazarrus dan Folkman (1984) coping style
merupakan cara yang dilakukan oleh masing-masing individu untuk mengatasi
tuntutan (eksternal atau internal) yang dinilai melebihi batas kemampuan individu.

Seperti yang telah diketahui bahwa selain mempengaruhi psikis seseorang, stress juga
mempengaruhi fisik seseorang. Psikosomatis merupakan gangguan fisik yang
diakibatkan oleh gangguan emosi. Upaya untuk beradaptasi terhadap keberadaan
stressor yang terus menerus dapat menghabiskan kemampuan tubuh dan
menjadiknnya rentan terhadap penyakit. Stress kronis dapat menyebabkan tekanan
darah tinggi, dan jantung koroner. Stress kronis juga menggangu system imun,
sehingga menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan bakteri dan virus
penyerang.
Reaksi fisiologis yang muncul karena stress dijelaskan Selye (dalam AS Munandar,
2010) ketika pertama kali individu mengalami situasi stress, mekanisme dalam tubuh
diaktifkan. Kelenjar-kelenjar melepaskan adrenalin, cortisone, dan hormon-hormon
lain dalam jumlah yang besar. Kemudian perubahan yang terjadi terkordinasi dalam
system saraf pusat, hal ini mulai dirasakan individu sebagai ancaman. Jika exposure
terhadap pembangkit stres dapat menyesuaikan dengan badan, maka terjadi
perlawanan terhadap sakit. Reaksi badaniah yang khas terjadi untuk menahan akibat-
akibat dari pembangkit stres. Tetapi jika tubuh tidak mampu menyesuaikan, maka
mekanisme pertahanan tubuh menurun perlahan-lahan sampai tidak sesuai dan akan
mengganggu fungsi dari organ-organ. Penyakit yang timbul karena stres di sebut
disease of adaption. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang mengalami
stress akan menjadi sakit. Dan tidak semua orang dengan sifat kepribadian
maladaptif, seperti tidak mampu mengekspresikan kemarahan, mengalami penyakit
fisik ataupun psikologis. Cohen & Williamson dalam Atkinson( ) menyatakan bahwa
telah cukup banyak bukti bahwa hanya jika situasi stress dan kepribadian berinteraksi
satu sama lain, atau dengan kerentanan biologis sebelumnya terhadap penyakit,
penyakit akan muncul.

Emosi dan rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh situasi stress sangat tidak
nyaman, dan ketidaknyaman ini memotivasi individu untuk melakukan sesuatu guna
menghilangkannya. Atkinson, Bem & Smith ( ) menjelaskan bahwa proses yang
digunakan seseorang menangani tuntutan yang menimbulkan stress dinamakan
copying (kemampuan mengatasi masalah). Kemampuan individu untuk mengatasi
stress yang dialami tergantung dari ke[pribadian masing-masing individu. Menurut
folkman, Schaefer, dan lazarrus, 1979; H. Leventhal & Nerenz, 1982; Pearlin &
Schooler, 1978 terdapat 2 type strategi yang dugunakan dalam copying, yaitu strategi
terfokus masalah dan strategi terfokus emosi. Strategi terfokus masalah yaitu strategi
untuk memecahkan masalah antara lain menentukan masalah, menciptakan masalah,
menciptakan pemecahan alternatif, menimbang-menimbang alternatif berkaitan
dengan biaya dan manfaat, memilih salah satunya, dan mengimplementasikan
alternatif yang dipilih. Strategi terfokus masalah juga dapat diarahkan

Anda mungkin juga menyukai