Anda di halaman 1dari 9

BELAJAR

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag

Disusun oleh:
1. Heru Susanto (083111065)
2. Isna Atik Wildayati (083111072)
3. Lutfi Ajmal (083111082)
4. M. Misbahul Munir (083111084)
5. M wafiyudin (083111086)

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
BELAJAR

I. PENDAHULUAN
Belajar merupakan kata yang sudah akrab dengan semua lapisn
masyarakat. Bagi para pelajar atau mahasiswa kata “belajar” merupakan
kata yang tidak asing. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga
pendidikan formal. Kegiatan belajar mereka lakukan setiap waktu sesuai
dengan keinginan. Entah malam hari, siang hari, sore hari atau pagi hari.
Namun, dari semua itu tidak setiap orang mengetahui apa itu belajar.
Seandainya dipertanyakan apa yang sedang dilakukan? Tentu saja
jawabnya adalah “belajar”. Itu saja titik. Sebenarnya dari kata “belajar”
itu ada pengertian yang tersimpan didalamnya. Pengertian dari kata
“belajar” itulah yang perlu diketahui dan dihayati, sehingga tidak
melahirkan pemahaman yang keliru mengenai masalah belajar.1

II. RUMUSAN MASALAH


A. Pengertian Belajar
B. Jenis-jenis Belajar

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan
di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,
keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.2
Menurut Slameto, belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm.12
2
Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara,2005), hlm. 1
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.3
Menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono dalam
bukunya yang berjudul Belajar dan pembelajaran, bahwa belajar
merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta
melalui proses tingkah laku.4
R.Gagne seperti yang di kutip oleh Slameto dalam bukunya
Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, memberikan dua
definisi belajar,5 yaitu:
1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
diperoleh dari instruksi.
M. Sobry Sutikno mengemukakan, belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.6
Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning
yang dikutip oleh Ngalim Purwanto, belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu
yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam
suatu situasi.7
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa
belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat
melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di

3
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta,
2003), hlm. 2
4
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta,1999), hlm. 9
5
Slameto, Op. Cit., hlm. 13
6
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Jakarta:PT Refika Aditama, 2007), hlm. 5
7
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1996), hlm.
84
dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan kualitas dan
kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut
mengalami kegagalan di dalam proses belajar.

B. Jenis-jenis Belajar
Jenis-jenis belajar yang diuraikan berikut ini menyangkut masalah
belajar arti kata-kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar
teoretis, belajar konsep/pengertian, belajar kaidah, belajar
keterampilan motorik, dan belajar estetis.8
a. Belajar Arti Kata-kata
Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai
menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
Mengerti kata-kata merupakan dasar terpenting. Orang yang
membaca akan mengalami kesukaran untuk memahami isi bacaan
jika tidak mengerti arti kata-kata. Karena ide-ide yang ada dalam
suatu kata atau kalimat hanya dapat dipahami dengan mengerti arti
setiap kata. Oleh karena itu, penguasaan arti kata-kata adalah
penting dalam belajar.9
b. Belajar Kognitif
Dalam belajar, seseorang tidak bisa melepaskan diri dari
kegiatan belajar kognitif. Belajar kognitif bersentuhan dengan
masalah mental. Kegiatan mental berproses ketika memberikan
tanggapan terhadap obyek-obyek yang diamati. Obyek-obyek yang
diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan,
gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental.
Misalnya, seseorang menceritakan hasil perjalanannya berupa
“pengalaman” kepada temannya. Ketika dia bercerita, dia tidak
dapat menghadirkan obyek-obyek yang pernah dilihatnya kepada

8
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., hlm.27
9
Ibid., hlm. 28
temannya itu, dia hanya dapat menggambarkan semua obyek itu
dalam bentuk kata-kata.10
c. Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi
verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan
(diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli.
Dalam menghafal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan
yaitu mengenai tujuan, pengertian, perhatian dan ingatan. Efektif
tidaknya dalam menghafal dipengaruhi oleh syarat-syarat tersebut.
Menghafal tanpa tujuan menjadi tidak terarah, menghafal tanpa
pengertian menjadi kabur, menghafal tanpa perhatian adalah kacau,
dan menghafal tanpa ingatan adalah sia-sia.11
d. Belajar Teoretis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data
dn fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental,
sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan
problem seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. Maka,
diciptakan konsep-konsepdan struktur-struktur hubungan.12
e. Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang yang
memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap obyek-
obyek yang dihadapi, sehingga obyek ditempatkan dalam golongan
tertentu. Misalnya pada bunga mawar, kenanga, angrek, dan melati
ditemukan sejumlah ciri yang terdapat pada semua bunga-bunga
konkret itu, yaitu “mekar, bertangkai, berwarna, sedap dipandang
mata, berputik, dan berbenang sari”. Sejumlah ciri itu ditangkap
dalam pengertian “bunga” yang kemudian dilambangkan dengan
kata “bunga”. Jadi, konsep bunga itu dalam pengertian mekar,
10
Ibid., hlm. 28-29
11
Ibid., hlm. 29-30
12
Ibid., hlm. 30
bertangkai, berwarna, sedap dipandang mata, berputik, dan
berbenang sari.
Belajar konsep merupakan salah satu cara belajar dengan
pemahaman. Ciri khas dari konsep yang diperoleh sebagai hasil
belajar pengertian ini adalah adanya skema konseptual. Skema
konseptual adalah suatu keseluruhan kognitif, yang mencakup
semua ciri khas yang terkandung dalam suatu pengertian.13
f. Belajar Kaidah
Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah.
Kaidah merupakan suatu representasi (gambaran) mental dari
kenyataan hidup dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan
sehari-hari. Orang yang mempelajari kaidah mampu
menghubungkan beberapa konsep. Misalnya, seseorang berkata,
“besi dipanaskan memuai”, hal ini karena ia telah menguasai
konsep dasar mengenai “besi”, “dipanaskan” dan “memuai”, dan
dapat menentukan adanya suatu relasi yang tetap antara ketiga
konsep dasar itu, maka dia dengan yakin mengatakan bahwa “besi
dipanaskan memuai”.
Selama belajar di sekolah atau diperguruan tinggi seseorang
akan menemukan kaidah-kaidah, misalnya : setiap makhluk yang
bernyawa pasti mat, belajar adalah berubah, udara yang lembab
mengakibatkan besi berkarat, air yang dimasukkan dalam ruang
bersuhu nol derajad akan membeku, perkembangan anak
dipengaruhi oleh keturunan dan lingkungan.14
g. Belajar Berpikir
Berpikir adalah kemampuan jiwa untuk meletakkan hubungan
antara bagian-bagian pengetahuan. Dalam belajar ini, orang
dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan. Masalah
harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan
konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu. Belajar
13
Ibid., hlm. 30-31
14
Ibid., hlm. 32-33
berpikir sangat diperlukan selama belajar di sekolah atau di
perguruan tinggi.
Macam taraf berfikir yaitu : taraf berpikir pengetahuan (belajar
reseptif/menerima), komprehensif Berpikir dalam konsep belajar
pengertian), aplikasi (berpikir menerapkan), analisis dan sistesis
(berpikir menguraikan dan menggabungkan), evaluasi (berpikir
kreatif atau memecahkan masalah).15
h. Belajar Keterampilan Motorik
Orang yang memiliki suatu keterampilan motorik, mampu
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan
tertentu, dengan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota
badan secara terpadu. Ciri khas dari keterampilan motorik adalah
“otomatisme”, yaitu rangkaian gerak-gerik berlangsung secara
teratur dan berjalan dengan lancar dan supel tanpa dibutuhkan
banyak refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa
diikuti urutan gerak-gerik tertentu.16
i. Belajar Estetis
Bentuk belajar ini bertujuan membentuk kemampuan
menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang
kesenian. Belajar ini mencakup fakta, seperti ritme, tema dan
komposisi, relasi-relasi, seperti hubungan antara bentuk dan isi,
struktur-struktur, sistematika warna dan aliran-aliran dalam seni
lukis dan karya seni lain.17

IV. KESIMPULAN
15
Ibid., hlm. 34-36
16
Ibid., hlm. 36-37
17
Ibid., hlm. 37
Dari pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan, bahwa belajar
merupakan perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah
laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi
terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak
mendapatkan peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat
dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses
belajar. Adapun jenis-jenis belajar yang meliputi belajar arti kata-kata,
belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoretis, belajar
konsep/pengertian, belajar kaidah, belajar keterampilan motorik, dan
belajar estetis.

PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Semoga apa yang terdapat
dalam pembahasan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua pada
umumnya, dan khususnya bagi para pembaca. Apabila dalam makalah ini terdapat
kesalahan baik dalam penulisan maupun pemaparannya, kami selaku pemakalah
mohon maaf. Dan tidak lupa kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, sehingga dapat dijadikan bahan perbaikan makalah kami yang
selanjutnya.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Rineka Cipta,1999
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Jakarta: PT Refika
Aditama, 2007
Hakim, Thursan, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara, 2005
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 1996
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:Rineka
Cipta, 2003

Anda mungkin juga menyukai