Kata pendukung : Sudah sebulan aku tinggal di “ rumah susun ” ini dan dari hari kehari tidak ada yang berubah. Pukul enam pagi, biasanya aku bangun, itu juga ketika Jigme, suamiku selesai sholat subuh. Sebagai seorang istri yang baik akupun terbangun. Terkadang sholat subuh terkadang tidak, tetapi yang selalu ada adalah menyiapkan sarapan lagi dan memastikan pakaian sang suami tidak kusut. 9. Nilai yang terkandung didalam novel adalah Nilai Moral Kalimat Pendukung : “ Memang kok, saya minum dipesta Cuma basa – basi. Dan kamu bilang, payah masa karena gengsi terpaksa minum. Hahahaha...benar, gengsi...” 10. Hikayat Saat itu Sri Rama dan adiknya tidak berada dirumah, Sita Dewi istri dari Sri Rama di bawa pergi oleh Rawana. Sri Rama dan Laksamana mencari Sita Dewi, dan perjalanan mereka bertemu dengan burung jantan dan ke empat istrinya. Sri Rama bertanya, “hai..burung jantan, apakah kau melihat keberadaan istriku yang dibawa oleh Rawana ?”.. “ Apakah engkau yang bernama Sri Rama yang sangat tangguh dan tak terkalahkan itu ?, tetapi mengapa engkau tidak bisa menjaga istrimu, padahal saya yang menpunyai empat orang istri bisa menjaga mereka dengan baik, tidak seperti kau.”.Karena Sri Rama tersinggung dengan ucapan burung jantan, Sri Rama meminta kepada Dewata Mulia Raya untuk menghilangkan ke empat istri burung jantan Mereka berdua berjalan lagi, dan mereka bertemu dengan burung bangau di dekat sungai. Sri Rama pun bertanya tentang keberadaan istrinya yang dibawa lari oleh Rawana, setelah memberi informasi tentang istrinya itu, Sri Rama memberikan suatu permintaan yang dapat dia pintakan ke Dewata Mulia Rama, dan bangaupun meminta agar lehernya dipanjangkan untuk bisa mencari makan dengan mudah. Setelah itu mereka berdua melanjutkan perjalanan untuk mencari istri Sri Rama, dan setelah itu mereka bertemu dengan seekor buung besar dan dia bertanya tentang keberadaan istrinya, dan burungpun menjawab dsia hanya bisa mengeluarkan cincin milik istri Sri Rama.dan setelah itu burungpun mati dan menyuruh Sri Rama dan Adiknya membakar mayatnya ditempat yang tidak tempati oleh manusia. Setelah itu Sri Rama mencari dimana tempat yang tidak berpenghuni dan akhirnya menemukan tempat itu, lalu Sri Rama membakar dan kembali melanjutkan perjalanan. Novel June Larasati Subagio melakukan kegiatannya sehari – hari waktu pagi yaitu menengok jendela dan menghirup udara segar. Dan begitupun suaminya Jigme Tshering yang setiap pagi juga selalu melakukan kegiatannya yaitu menyapa istrinya dengan kata mans “ aku selalu mencintaimu selalu ” Setelah mereka berdua saling menyapa, Jigme pun pergi ke kantor, dan meninggalkan istrinya untuk beberapa saat. Begitupula dengan istrinya, June dia juga harus melakukan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, dia tidak bisa lagi tergantung dengan mamanya, karena sekarang dia sudah mempunyai rumah tangganya dengan Jigme. cerita mereka berdua bertemu adalah, saat mereka kuliah dulu. Saat itu June dan teman - temanya menghadiri pesta, dan teman June mengenalkan June ke pada temannya yaitu Jigme. Dan setahun setelah itu mereka bertemu kembali dan tak tahu kenapa mereka masih saling mengingat. Jigmepun menyatakan isi hatinya kepada June yang sesaat berpisah selama setahun, dan saat ini mereka menjadi suami istri, June berfikir, biarpun suaminya adalah orang Tibet, dan dia orang Indonesia, kalau sudah jodoh mau apa.