Setiap tanggal 1 Januari selalu dirayakan sebagai tahun baru. Kalender atau penanggalan umum
international yang kita pakai sekarang merupakan penanggalan yang dibuat oleh Yulius Caesar
tahun 46 SM. Yulius Caesar menentukan penanggalan ini berdasarkan peredaran matahari,
dimana satu tahun terdiri atas 365 hari dan sekali dalam setiap 4 tahun dikenal tahun kabisat.
Penanggalan ini dikenal sebagai penanggalan tahun masehi (kalender umum).
Umat Islam juga memiliki penanggalan yang dimulai setiap tanggal 1 Muharam yang biasa
disebut Tahun Baru Hijriyah. Baru-baru ini kita juga turut merasakan meriahnya Tahun Baru
Imlek, tahun baru Cina.
Tahukah anda bahwa umat Katolik punya kalender tersendiri? Ternyata Gereja Katolik kita
mengenal adanya tahun liturgi. Melalui tahun liturgi ini Gereja ingin mengenangkan misteri
karya keselamatan Allah dalam Kristus dalam rangka perjalanan peredaran lingkaran tahun.
Tahun liturgi berawal pada hari Minggu Adven I (akhir November - awal Desember) dan
berakhir pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam (akhir November). Apabila masa
Adven menjadi masa persiapan Gereja yang menantikan kedatangan Sang Penyelamat Yesus
Kristus ke dunia, maka tahun liturgi diakhiri dengan hari Minggu Hari Raya Yesus Kristus Raja
Semesta Alam. Suasana Hari Raya Kristus Raja ialah suasana penyelesaian keselamatan Allah
dalam Kristus yang masih menjadi harapan kita.
Kita menantikan langit dan dunia yang baru, dimana Kristus Sang Raja datang kembali sebagai
hakim untuk menyelesaikan segala sesuatu dan menaklukkan segala sesuatu, sehingga “Allah
menjadi semua di dalam semua” (1Kor 15:28). Inilah tujuan seluruh sejarah manusia dan seluruh
sejarah Gereja. Dalam rentang waktu antara kedatangan Kristus yang pertama dan
kedatanganNya yang kedua kalinya hiduplah Gereja.
Masa Liturgi
Kalender Masehi dibagi menjadi 12 bulan, sedangkan kalender liturgi terbagi dalam masa liturgi
yaitu:
Sebagaimana suatu acara memiliki inti acara, demikian pula rangkaian perayaan liturgi
sepanjang tahun memiliki inti acara pula. Inti acara tahun liturgi ialah perayaan misteri
wafat dan kebangkitan Yesus Kristus yang dirayakan pada Trihari Paskah. Misteri Paskah
menjadi inti acara atau pusat dan jantung hati tahun liturgi, karena perayaan liturgi selalu
merupakan perayaan kenangan penuh syukur atas karya keselamatan Allah yang terlaksana
dalam wafat dan kebangkitan Kristus.
Tahun A, B, C
Sepanjang tahun Gereja ingin mera-yakan karya keselamatan Allah. Maka Alkitab, khususnya
Injil harus terus-menerus diwartakan kepada umat. Isi Alkitab itu cukup padat dan luas, maka
Gereja membaginya dalam tiga tahun berdasarkan Injil yang diwartakan.
Jika hasilnya sisa satu berarti tahun A, sisa 2 berarti tahun B dan sisa 0 berarti tahun C. Misal
tahun 2002 : 3 = 667 sisa 1. Berarti tahun A, namun ingat tahun A bukan dimulai tgl. 1 Januari
tetapi dimulai pada hari Minggu Adven I tahun 2001 (2 Desember 2001).
Pembagian Tahun A, B, C di atas mengatur bacaan Misa pada hari Minggu, sedangkan
bacaan Misa harian diatur dalam tahun ganjil-genap. Disebut tahun ganjil karena angka
tahunnya bilangan ganjil (2001, 2003, dst), demikian sebaliknya untuk tahun genap (2002, 2004,
dst). Namun disini yang berbeda hanya bacaan pertama sedangkan bacaan Injil tetap sama.
Dengan demikian bila kita setia mengikuti perayaan Misa hari Minggu, dalam tiga tahun kita
sudah “menuntaskan” seluruh isi Alkitab. Dan seandainya kita juga rajin mengikuti misa harian,
seluruh Alkitab sudah kita dengarkan dalam tempo dua tahun saja.
Juli 2000
23 Mg Hari Minggu Biasa XVI (H). E Kem Syah BcE Yer 23: 1-6; Mzm 23: 1-3a. 3b-4.5-6; Ef
2: 13-18; Mrk 6: 30-34 O All Tuh. BcO Ayb 11: 1-20.
NO IDENTITAS KETERANGAN
5. Kasus
6. Kd kasus
7. Inventarisasi
8. Assesmen
9 Kelayakan
10 Program
Cara membacanya:
diambil dari hari Minggu tanggal 23 Juli 2000. Hari Minggu tsb termasuk dalam Masa Biasa,
urutan ke-16. Dalam masa biasa terkadang juga ada hari raya atau pesta yang bisa menggeser
kedudukan hari Minggu Biasa. Kode (H) adalah kode warna liturgi, yaitu singkatan dari Hijau
(lain kali kita kupas tersendiri mengenai warna liturgi). E Kem Syah, artinya dalam perayaan
Ekaristi ada lagu Kemuliaan dan doa Syahadat (Aku Percaya). BcE adalah daftar bacaan dan
mazmur Tanggapan perayaan Ekaristi. Sedangkan BcO adalah daftar bacaan untuk ofisi/ibadat
bacaan untuk para biarawan.
Sumber: Gabriel, F.X. Buku Pintar Misdinar, Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta, 2001.
Martasudjita, E. Pr. Pengantar Liturgi, Makna, Sejarah dan Teologi Liturgi. Kanisius, 1999.