Anda di halaman 1dari 6

Ada sebuah artikel yang diambil dari al-qur'an dan hadist, yang mengingatkan bet

apa pentingnya berbakti pada orang tua. resapi artikel ini, hendaknya kalian pas
ti mengetahui hikmahnya.

Pada suatu hari ada seorang ayah yang meninggal dunia sebelum ajal menjemput, di
a menyampaikan beberapa pesan pada istrinya.
Ayah : istriku, saya punya sapi di tengah hutan. Nanti kalau Fullan kita ini
sudah tumbuh dewasa. Suruh dia untuk mencari sapi itu. Sapi itu untuk keperluan
kalian nanti.
Ibu : baik suamiku.

Setelah sang suami meninggal. Tinggallah seorang anak yatim dan istri yang ditin
ggal mati oleh suaminya.
Hingga suatu hari. Si Fullan tidak tega melihat ibunya berusaha sendirian untuk
menghidupi kehidupannya.
Fullan : ibu, saya tidak bisa melihat ibu berusaha sendirian untuk biaya sekol
ahku. Saya ingin ibu mengijinkan. Bila setiap sepulang sekolah saya pergi untuk
mencari kayu.
Ibu : baiklah, terserah kamu nak. Ibu mengijinkan. Lalu bila kamu mendapat
kan kayu, apa yang kamu lakukan terhadap kayu itu.
Fullan : saya akan menjual kayu2 itu bu. Hasilnya, sebagian buat biaya sekolah
dan sebagian buat ibu.
Ibu : baiklah, ibu ijinkan apa yang terbaik untukmu nak.

Keesokan harinya sepulang sekolah, si fullan langsung pergi mencari kayu. Sepert
i yang telah disampaikan pada ibunya.
Setiap hari, sepulang sekolah si fullan pergi mencari kayu. Kegiatan baru baginy
a.

Sehingga suatu hari, si fullan berpikir semua ini tidak cukup untuk membantu ibu
. Si fullan terus berpikir, kegiatan apa lagi yang bisa membantu ibunya. Si full
an mendapat kegiatan barunya. Setiap pagi pergi sekolah, sepulang sekolah pergi
mencari kayu sampai sore hari, dan malam hari si fullan itu berencana pergi meng
aji setiap hari. Sebelum kegiatan baru itu dilakukan, si fullan meminta ijin pad
a sang ibu.
Fullan : ibu, apakah ibu mengijinkan jika saat malam hari saya pergi mengaji.
Ibu : mengaji dimana nak??
Fullan : musholla dekat rumah bu.
Ibu : baiklah nak, pergilah mengaji sekarang.
Fullan : terima kasih bu. (sambil mencium tangan sang ibu)

Kegiatannya terus berjalan, setiap hari si fullan sekolah, mencari kayu dan perg
i mengaji. Tapi baginya, semua itu belum cukup untuk membantu ibu. Dia berpikir
kegiatan apa lagi yang bisa membantu ibunya.
Dan suatu hari, seusai mengaji. Dia dipanggil oleh ustadznya.
Ustadz : si fulan, duduklah kemari.
Fullan : baik ustadz.
Ustadz : boleh saya bertanya.
Fullan : tentu saja boleh ustadz. (sambil merunduk)
Ustadz : apa kegiatanmu bila pagi hari.
Fullan : jika pagi hari saya pergi sekolah ustadz.
Ustadz : lalu setelah sekolah, kegiatan apa lagi.
Fullan : saya pergi mencari kayu untuk dijual.
Ustadz : setelah itu? (ustadz itu meneruskan pertanyannya)
Fullan : saya pergi mengaji disini ustadz. (heran)
Ustadz : setelah mengaji, kegiatan apa lagi?
Fullan : tidak ada kegiatan lagi ustadz, saya ingin setelah mengaji ada kegiat
an yang bisa membantu ibu. Tapi saya bingung, kegiatan apa ustadz. (mencoba menc
eritakan masalahnya)
Ustadz : kalau begitu, setelah kamu dari sini. Pulanglah, temui ibumu temani ib
umu. (penuh semangat)
Fullan : maksud ustadz.
Ustadz : temani ibumu, ibumu memerlukanmu. Dan kamu harus selalu siap bila ibum
u menyuruhmu.
Fullan : baik ustadz. (mulai mengerti maksud ustadz)

Sepulang dari mengaji. Si fullan pulang dengan penuh senyuman. Dia langsung mene
mui ibunya, dan duduk disamping sang ibu. Lalu ibu bertanya pada Fullan:
Ibu : ada apa nak? Kenapa kamu duduk disamping ibu?
Fullan : bila ibu memerlukan bantuan, saya siap membantu bu.
Ibu : apa tidak ada kegiatan lain?
Fullan : kegiatan saya setelah mengaji adalah menjaga ibu.
Ibu : ibu masih belum mengerti.
Fullan : saya merasa belum cukup berbakti pada ibu. Oleh karena itu, ustadz me
nyuruh untuk menjaga ibu setalah mengaji.
Ibu : (terharu) semoga kau jadi anak yang berbakti dan soleh nak. (menetes
kan air mata).

Hari terus berjalan, sang ibu semakin tua tak mampu keluar rumah sendiri. Si ful
lan sudah menyelesaikan sekolahnya, tumbuh seorang laki-laki dewasa. Sehingga su
atu hari, ibu menyampaikan pesan suaminya (ayah dari si fulan).
Ibu : nak, kemarilah duduk disamping ibu.
Fullan : dengan senang hati bu.
Ibu : dulu sebelum ayahmu meninggal, dia menyampaikan sesuatu pada ibu.
Fullan : apa itu bu?
Ibu : ayahmu mempunyai sapi di tengah hutan. Bila kamu dewasa, dia menyuru
hmu untuk mencari sapi itu, untuk keperluan kamu dan ibu nak.
Fullan : apa ibu memerlukan sesuatu?
Ibu : tidak nak.
Fullan : kalau begitu, tidak usah dicari bu. Jika ibu tidak memerlukan sesuatu
, saya juga tidak bu.
Ibu : carilah nak, ibu memerlukannya.
Fullan : apa yang ibu perlukan?
Ibu : ibu akan menjual sapi itu nak.
Fullan : baiklah bu. Bentuk sapi itu bagaimana bu?
Ibu : sapi itu berwarna agak merah kekuning-kuningan. Warna itu tidak ada
sapi yang memiliki.
Fullan : baiklah bu.
Ibu : jika kamu sudah menemukannya. Bawalah dia kemari, ikuti sapi itu ber
jalanlah di belakang sapi itu.
Fullan : baik bu.

Sambil pergi mencari kayu, si fullan pergi ke hutan untuk mencari sapi. Sesampai
nya di hutan si fullan melihat seekor sapi yang mempunyai warna merah kekuning-k
uningan. Si fullan menghampiri sapi itu, tapi sapi itu lari dan terus berlari. K
arena ada kesulitan menangkap sapi itu, si fullan kembali ke rumah.
Fullan : ibu, tadi saya melihat sapi yang berwarna merah kekuning-kuningan.
Ibu : kenapa tidak kamu bawa kemari?
Fullan : sapi itu berlari ketika saya menghampiri.
Ibu : kalau begitu carilah lagi, bila kamu menemukannnya lagi. Katakan pad
a sapi itu, saya disuruh ibu untuk mencari sapi almarhum ayahku.
Fullan : baik ibu.

Keesokan harinya si fullan itu kembali mencari sapi milik ayahnya. Setelah menem
ukannya, dia berteriak.
Fullan : sapi, saya disuruh ibu untuk mencari sapi milik almarhum ayahku.
sapi itu berhenti berlari, dan menghampiri si fullan.
Sesungguhnya pada saat zaman nabi, semua binatang bisa mengerti bahasa manusia.
Sapi : apa kamu mengatakan yang sebenarnya?
Fullan : iya, saya berkata benar sapi.
Sapi : benar, saya adalah sapi ayahmu. Baiklah, naiklah di punggungku.
Fullan : saya tidak disuruh ibu untuk duduk di punggungmu, biarkan saya berjal
an di belakangmu.
Sapi : saya tidak tahu arah rumahmu.
Fullan : berjalanlah, aku akan mengikutimu. Terserah kemana langkahmu.
sapi itu menuruti kata si fullan. Dia terus berjalan meskipun tak tahu arah tuju
annya. saat di tengah perjalanan sapi itu meyakinkan si fullan lagi.
Sapi : apa benar ini jalan yang benar.
Fullan : iya benar, teruslah melangkah
Sapi : baiklah kita sudah mau sampai, naiklah dipunggungku sekarang.
Fullan : maaf, bukannya saya tidak mau. Tapi ibuku menyuruhku untuk terus berj
alan mengikutimu dari belakang.

Sesampainya di rumah. Ibu sudah tampak dari jauh, seorang ibu sedang duduk di te
ras rumahnya yang serba kesederhanaan. Seorang ibu yang sedang menunggu anaknya.
Fullan : assalammuâ alaikum ibu (sambil mencium tangan ibu)
Ibu : waâ alaikumsalam, ikatlah sapi itu di belakang rumah. Besok kamu jual dip
asar dekat sini.
Fullan : baik bu. (membawa sapi itu ke belakang rumahnya)

Keesokan harinya, saat pagi menyinari bumi. Si fullan sudah bersiap untuk pergi
ke pasar. Sebelum si fullan itu pergi, si fullan itu berpamitan pada ibunya.
Fullan : ibu, fullan berangkat ke pasar.
Ibu : hati-hati nak. (keluar dari dapur). Oh iya tunggu nak
Fullan : ada apa ibu?
Ibu : juallah sapi ini 20 dinar tidak kurang dan tidak lebih
Fullan : baik bu.
Sesampainya di pasar, tak ada seorangpun yang tertarik pada sapi milik si fullan
itu. Hingga saat lama kemudian, ada saudagar kaya menghampiri si fullan dan ber
tanya.
Saudagar : kamu menjual apa di pasar ini nak?
Fullan : sapi milik ayahku
Saudagar : berapa kau akan menjualnya
Fullan : 20 dinar
Saudagar : baiklah, saya beli sapi ini 40 dinar
Fullan : maaf, ibu menyuruhku untuk menjual sapi ini hanya dengan
harga 20 dinar.
Saudagar : baiklah, tanya ibumu dulu. Besok saya akan kembali.
Saat tiba di rumah, si fullan itu bercerita pada ibunya.
Fullan : ibu, tadi ada saudagar yang menawar sapi ini 40 dinar. Bagaimana bu?
Ibu : baiklah, juallah seharga 40 dinar

Keesokan harinya, saudagar kaya itu menemui si fullan.


Fullan : baiklah, ibuku mengijinkan sapi ini dijual 40 dinar
Saudagar : patuhnya dirimu pada ibumu nak. Kasihan, baiklah saya beli 6
0 dinar.
Fullan : maaf, ibu menyuruhku menjual sapi ini seharga 40 dinar.
Saudagar : baiklah, tanya ibumu dulu. Besok saya akan kembali.
Sampai dengan harga 100dinar. Penawaran itu terjadi. Si fullan itu bertanya lagi
pada ibunya.
Fullan : saudagar kaya itu menawar 100 dinar bu.
Ibu : baiklah, bilang pada saudagar itu jika dia sudah mendapatkan sapi in
i. Sembelihlah sapi ini, ambil daging dan tulang sapinya. Setelah diambil isinya
, kulit sapi ini kembalikan pada asalnya. Jahit kulit sapinya dan berikan isi em
as pada kulit sapi yang sudah dijahit itu.
Fullan : baiklah. (si fullan mengerti)
Disampaikan penawaran ibunya pada saudagar itu.
Saudagar : lancang sekali kamu menaikkan harga yang begitu tinggi padak
u.
Fullan : maaf, ibu menyuruhku menjual sapi ini dengan kulit yang u
tuh yang berisi emas.
Saudagar : baiklah, saya beli sapi ini dengan apa yang ibu kamu mau. (m
enghargai kepatuhan fullan pada ibunya).

setiap saya melakukan kesalahan pada orang tua saya, aba khususnya selalu member
i dongeng-dongeng seperti ini.
bukan hanya sekedar dongeng, artikel-artikel yang saya share disini berdasarkan
dengan kitab suci al-qur'an. namun pada artikel ini, saya masih belum punya wakt
u untuk mencari hadis tentang artikel yang saya buat ini. saya hanya ingin, berb
agi pengalaman dengan kalian. thankz guyz..

Anda mungkin juga menyukai

  • GALAU
    GALAU
    Dokumen2 halaman
    GALAU
    Fathiyah Assyadziliy
    Belum ada peringkat
  • LOVE U So
    LOVE U So
    Dokumen1 halaman
    LOVE U So
    Fathiyah Assyadziliy
    Belum ada peringkat
  • Afraid of Losing You
    Afraid of Losing You
    Dokumen1 halaman
    Afraid of Losing You
    Fathiyah Assyadziliy
    Belum ada peringkat
  • When Love Come
    When Love Come
    Dokumen2 halaman
    When Love Come
    Fathiyah Assyadziliy
    Belum ada peringkat
  • Afraid of Losing You
    Afraid of Losing You
    Dokumen2 halaman
    Afraid of Losing You
    Fathiyah Assyadziliy
    Belum ada peringkat
  • Afraid of Losing You
    Afraid of Losing You
    Dokumen2 halaman
    Afraid of Losing You
    Fathiyah Assyadziliy
    Belum ada peringkat
  • Juliette
    Juliette
    Dokumen1 halaman
    Juliette
    Fathiyah Assyadziliy
    Belum ada peringkat
  • Heart
    Heart
    Dokumen1 halaman
    Heart
    Fathiyah Assyadziliy
    Belum ada peringkat
  • Hijau Daun
    Hijau Daun
    Dokumen1 halaman
    Hijau Daun
    Fathiyah Assyadziliy
    Belum ada peringkat