Anda di halaman 1dari 3

POLITIK, KEAMANAN & PARIWISATA

Oleh : Andeka Rocky Tana Amah

Salah satu sektor unggulan Indonesia dalam memacu pertumbuhan ekonomi adalah

sektor pariwisata. Sektor ini mampu mendatangkan devisa bagi negara dalam jumlah yang

besar tetapi dengan biaya yang sangat kecil. Pengembangan sektor pariwisata tentunya

mendatangkan keuntungan bagi pembangunan perekonomian negara kita. Sektor pariwisata

terbukti telah memberikan kontribusi yang cukup pada perolehan devisa yang dapat dilihat

dari perolehan devisa negara pada tahun 1995, dimana pariwisata menempati urutan ketiga

setelah migas dan tekstil, dengan devisa sebesar 5.228,4 juta dollar AS. Sebelumnya tahun

1994 berada pada posisi keempat setelah migas, tekstil dan kayu olahan, dengan devisa

sebesar 4.785,1 juta dollar AS. Ditambahkan pula bahwa terhadap GDP Indonesia, sektor

pariwisata juga memainkan peranan yang penting. Hasil studi World Travel and Tourism

Council (WTTC) menyimpulkan bahwa pertumbuhan kontribusi pariwisata terhadap GDP

rata-rata sebesar 8% dan merupakan yang tercepat di dunia.

Dari laporan dan analisis World Tourism Organization (WTO) diperoleh gambaran

bahwa sumbangan pariwisata amat berarti bagi penciptaan lapangan kerja. Disebutkan juga

bahwa dari setiap sembilan kesempatan kerja yang tersedia secara global saat ini, satu

diantaranya berasal dari sektor pariwisata. Para pakar ekonomi mengatakan bahwa daya

serap tenaga kerja pada sektor pariwisata lebih besar di negara-negara berkembang. Selain

itu, pariwisata dapat membuka pasar baru bagi produksi pertanian dan hasil kerajinan rumah

tangga yang masih tradisonal maupun usaha-usaha jasa seperti tukang pijit, penginapan,

transportasi dan guide yang dengan sendirinya membuka peluang kerja baru bagi para

pencari kerja yang terus meningkat setiap tahun akibat terpaan krisis ekonomi yang

berkepanjangan.

1
Dalam mencermati perkembangan pariwisata, tentunya yang menjadi perhatian kita

saat ini adalah persoalan-persoalan yang sering timbul akibat gejolak sosial politik yang ada.

Timbulnya konflik sosial dan kerusuhan sosial secara sporadis di beberapa daerah serta

situasi dan kondisi politik yang masih memanas meskipun belum menyentuh daerah tujuan

wisata akan berakibat pada kurang terjaminnya keamanan bagi para wisatawan. Hal ini juga

diperparah dengan tragedi 11 september 2001, dan serangan Amerika dan Sekutunya

terhadap Afganistan, yang menyebabkan timbulnya pro dan kontra terhadap serangan itu,

yang juga berdampak pada Indonesia. Ancaman sweeping dan anti Amerika Serikat,

menyebabkan pada wisatawan membatalkan kunjungannya serta melakukan Wait and See

terhadap Indonesia. Jika kita merujuk pernyataan mantan Menteri Pariwisata, Seni dan

Budaya, Marzuki Usman bahwa berbagai kerusuhan yang sering terjadi selama tahun 1998,

terjadi penurunan jumlah wisatawan asing yang datang ke Indonesia sekitar 16,35%

dibanding tahun 1997, yaitu pada tahun 1997 wisatawan asing yang datang sejumlah 5,1 juta

orang, pada tahun 1998 hanya 4,3 juta orang . Disebutkan pula bahwa banyak biro

perjalanan yang membatalkan perjalanan wisatanya ke Indonesia karena alasan keamanan.

Melihat akan adanya penurunan tersebut, dapat dibayangkan berapa besar kerugian yang

dialami, apalagi bila dikaitkan dengan biaya-biaya promosi yang telah dikeluarkan oleh

pemerintah dan swasta dalam menarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Akibat

memanasnya suhu politik dan kurang terjaminya faktor keamanan di negara ini yang

dibuktikan dengan berbagai teror bom dan beberapa kerusuhan sosial di beberapa daerah

serta pengrusakan asset-aset asing dan perusahaan-perusahaan yang berbau Amerika Serikat,

dikuatirkan para biro perjalanan dan wisatawan yang akan berkunjung ke Indonesia

membatalkan kunjungannya ke Indonesia dan mengalihkan kunjungannya ke negara lain

seperti Thailand, Malaysia dan Singapura yang keamanannya terjamin. Mengutip apa yang

dikatakan oleh ketua gabungan elektronika di Indonesia Lee Kang Hyung dalam harian
2
berita Kompas, ia mengatakan kalangan usahawan asing sangat cemas dan mempertanyakan

stabilitas keamanan dan politik di Indonesia.

Oleh karena itu untuk menarik minat wisatawan, maka faktor utama yang sangat

berpengaruh adalah faktor keamanan dan faktor politik dalam negeri. Jikalau kita ingin

menarik wisatawan yang banyak maka faktor keamanan dan situasi politik perlu dibenahi

terlebih dahulu. Kondisi bangsa saat ini membutuhkan komitmen kita bersama sebagai

suatu bangsa yang berdaulat serta TNI dan POLRI bersama-sama untuk menciptakan

situasi aman bagi keberlangsungan pembangunan bangsa secara keseluruhan dan pariwisata

pada khususnya.

Terkhusus untuk sikap Pro dan Kontra terhadap Amerika Serikat, sebagai suatu

bangsa kita juga harus hati-hati dalam menentukan pernyataan, dan kita tidak perlu lagi

menutup mata, bahwa Amerika Serikat memegang peranan yang sangat penting dan vital

terhadap pemulihan ekonomi di Indonesia melalui IMF, Bank Dunia, dan Investasi Modal.

Hal ini juga berlaku pada sektor pariwisata, jika Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan

yang melarang warganya untuk berkunjung ke Indonesia, maka hal ini juga akan di ikuti

oleh negara yang merupakan sekutu Amerika. tentunya hal ini akan berdampak pada

penurunan kunjungan wisatawan dan anjloknya dunia pariwisata

Mudah-mudahan kita cukup sabar menanti datangnya secercah harapan bagi

terciptanya keamanan dan situasi politik yang aman di negara kita yang dapat mendukung

bangkitnya pariwisata Indonesia.

Andeka Rocky TanaAmah


Tinggal di salatiga

Anda mungkin juga menyukai