Disusun oleh:
Kelompok 10
Disusun oleh:
Kelompok 10
Ada dua ancaman utama yang dihadapi dunia dan khususnya di dunia barat, yaitu
kurangnya kontrol negara terhadap wilayah nasionalnya dan mulai bermunculan faksi internal
yang mencari perubahan dalam kontrol terhadap perbatasan negara itu sendiri, termasuk
banyaknya kekerasan dan konflik yang dapat muncul karena masalah perbatasan. Dengan adanya
ancaman-ancaman tersebut, diperlukan suatu koordinasi dan kerjasama multilateral antara
kekuatan sipil dan militer untuk menciptakan keamanan dan stabilitas. Yang patut digaris bawahi
adalah bahwa confidence-security-building measure (CSBM) yang merupakan perangkat
fundamental dalam kerjasama keamanan untuk memerangi kejahatan transnasional.
Selain itu masih ada AUC (Autodefensas Unidas de Colombia) yang basis pergerakannya
ada di bagian utara Kolombia, dimana penyelundup obat-obatan dan tuan tanah memiliki kuasa
yang cukup besar. Namun, sekarang kelompok ini juga mulai beroperasi di daerah Kolombia
tengah dan barat dan juga di kota-kota. Dan kelompok yang terakhir adalah MRTA (Movimiento
Revolucionario Túpac Amaru) yang mendapatkan pendanaan dari perampokan, kejahatan
berkelompok, dan juga perdagangan obat-obatan terlarang. Kelompok ini kemudian berkembang
dengan lebih menjurus kepada kelompok pedagang narkotika, meskipun hal ini hanya dilakukan
oleh sebagian kecil anggotanya.
Menurut Gaston Chillier dan Laurie Freeman, Munculnya Declaration on Security in the
Americas telah memperluas definisi tentang pertahanan nasional untuk melibatkan ancaman-
ancaman baru. Termasuk di dalamnya politik, ekonomi, sosial, kesehatan dan permasalahan
lingkungan, sehingga hampir semua masalah sekarang dapat dianggap sebagai ancaman
keamanan. Meskipun demikian ancaman terorisme lah yang menempati posisi tertinggi hal-hal
yang mengancam keamanan suatu negara.
Komunikasi membuat semua bagian dunia bisa diakses oleh semua orang, kapanpun
dimanapun. Kelompok penyelundup obat-obatan dan teroris yang beroperasi di pegunungan
Andean membuat suatu website yang memungkinkan mereka untuk menyebarkan informasi
tentang organisasi mereka dan memperoleh perhatian dunia tanpa adanya batasan. Semua tidak
terlepas dari keberadaan internet, yang telah menyebabkan munculnya kelompok-kelompok
pemberontak di berbagai belahan dunia.
Stabilitas dan keamanan kontemporer merupakan sesuatu yang sangat rapuh di dunia
barat. Asymmetry dan Idiosyncrasy merupakan dua alat utama yang dipergunakan oleh para
teroris ini untuk mencapai tujuan politiknya. Tidak ada yang berubah pada cara-cara yang
digunakam teroris semenjak teroris itu ada, yang berubah hanyalah cara-cara menyerangnya dan
tingkatan kekerasan yang dilakukannya. Teroris menggunakan cara asimetris untuk membuat
serangan-serangan tak terduga kepada target mereka
Lahirnya beberapa masalah baru yang berkaitan dengan kekerasan global, seperti
terorisme dan sebagainya, membuat suatu tantangan baru terhadap sistem demokrasi dan
integrasi ekonomi sehingga dibutuhkan solusi-solusi untuk menyelesaikannya, salah satu
contohnya adalah koordinasi dan kerjasama di beberapa tingkat; Pada tingkat nasional dimana
kerjasama antar-institusi pemerintahan khususnya antar-angkatan bersenjata dibutuhkan sebagai
aspek yang sangat fundamental untuk melompat ke tingkat selanjutnya, pada tingkat nasional
juga dimana angkatan bersenjata tersebut harus bekerjasama dengan angkatan keamanan seperti
polisi, pabean, dan agensi-agensi berkekuatan hukum agar mendapat kekuatan yang cukup dalam
melawan ancaman transnasional, kemudian yang terakhir adalah pada tingkat global dimana
kerjasama dibentuk antar-negara-negara di kawasan.
The Inter American Defence Board merupakan suatu bukti penting akan kerjasama
keamanan secara hemispherik di belahan dunia barat dimana mereka menyetujui adanya
dukungan terhadap tercapainya tujuan bersama dan untuk menghormati seluruh kekuasaan yang
dimiliki setiap negara. Walaupun CSBM diperkenalkan di Helsinki pada tahun 1975, tetapi
keberhasilannya dapat kita lihat pada tahun 1980an pada Konferensi Stockholm dimana lebih
berorientasi pada sistem keamanan konvensional dan kemudian lebih diperhatikan oleh PBB
pasca-perang dingin untuk mendapatkan perdamaian dan stabilitas di dunia.
Pada awalnya, Amerika Latin tidak menerima CSBM karena itu adalah suatu konsensus
bahwa kawasan Amerika Latin dihitung sebagai suatu mekanisme untuk memenuhi perdamaian
dan juga stabilitas regional semenjak awal kemerdekaan. Satu hal yang bagus akan hal ini adalah
adanya pembangunan pemikiran (baru) bersama oleh delapan negara Amerika Latin pada
Deklarasi Ayacucho 1974 untuk melaksanakan adanya kontrol senjata dan mulai berfokus
kepada perkembangan ekonomi dimana sebelumnya mereka didominasi oleh rezim militer yang
berfokus pada isu pertahanan dan keamanan. Hal tersebut juga membuktikan bahwa terdapat
usaha untuk membawa kawasan menuju perdamaian dan stabilitas.
Pada tahun 1989 menjadi awal dari upaya untuk membangun sistem keamanan dengan
adanya diskusi-diskusi yang mencakup pengintegrasian, pencegahan, dan keamanan dari
perdagangan gelap dan terorisme yang kemudian direalisasikan dengan pembentukan grup
koordinasi oleh Dewan Presidensial Andean untuk melawan ancaman tersebut di kawasan. Lalu
sebagai kelanjutannya, dibangun sebuah sekretariat untuk mengontrol perkembangan isu
keamanan yang ada dan kemudian akhirnya pada tahun 2002 dibentuk APCADTCA atau
Andean Plan of Cooperation against Drug Trafficking and Criminal Activities untuk
mengimplementasikan komitmen yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun.
Dalam kurang lebih dua puluh lima tahun, CSBM yang terdapat di andean Ridge masih
berfokus pada sistem keamanan konvensioal di antara negara bertetangga dan di dalam sistem
perbatasannya, tetapi kurang dalam membangun kepercayaan diri yang dapat meningkatkan
kepercayaan di antara negara. Adanya upaya untuk mengedukasi masyrakat dan militer sebagai
CSBM dirasa perlu untuk menumbuhkan rasa di dalam masyarakat yang lebih luas.
Pada 16 tahun terakhir setelah berakhirnya perang dingin,dunia,belahan dunia barat, dan
khususnya kawasan Andean, dengan cepat telah melewati kondisi yang membawa sebuah
perubahan awal dalam reaksi strategi. Walau bagaimanapun, perkembangan yang terjadi sejak
peristiwa 11 september 2001 telah memunculkan sebuah sumber dalam strategi keamanan yang
menuntut adanya sebuah cara berpikir yang baru. Ini menjadi sangat jelas bahwa sebuah kawasan
telah dipengaruhi oleh paradigma keamanan yang baru dan definisi dari perang terhadap
terorisme yang dipromosikan oleh kebijakan Amerika serikat.
Ada sebuah konsensus yang kuat dalam pandangan strategis dari perdamaian, stabilitas,
keamanan, kemakmuran, dan masyrakat sipil dalam suatu kawasan. Tetapi, dengan tidak adanya
perjanjian dalam sebuah ancaman tersebut, maka tidak akan ada pula perjanjian dalam sebuah
kebijakan dan strategi akhir yang bisa berkontribusi langsung terhadap penerimaaan persyaratan
kerjasama.
Yang menarik dalam aplikasi dari CSBM adalah sebuah manifestasi dari pertumbuhan
kepedulian antara pemimpin bangsa demi perdamaian dan keamanan. Aplikasi tersebut menurut
kondisi geografi,politik, sosial, budaya dan ekonomi dari masing-masing negara dan kawasan
telah menjadi sebuah kecenderungan menuju sebuah kerjasama keamanan dan pertahanan.
Walaupun secara resmi itu belum diterima, tapi itu terlihat sebagai mekanisme yang memang
semestinya terjadi dalam menghadapi ancaman dan perubahan dalam dunia.
Selain itu menurut kolonel Joseph R Nuriez, Amerika Serikat harus mengurangi
kebiasaan lamanya dalam pertikaian dan harus lebih bersedia untuk mendengarkan negara lain.
Dilain pihak, negara-negara Amerika Latin harus disiapkan untuk menghormati tanggung jawab
yang muncul dari perjanjian kerjasama ini. Satu-satunya cara untuk mendapatkan tuntutan
kerjasama yang menghadapi ancaman dan tantangan dari keamanan lingkungan saat ini adalah
dengan membangun institusi bersama dengan rasa saing percaya antar negara.
Pemimpin politik dan militer seharusnya membuat tuntunan kebijakan yang jelas dalam
sektor pertahanan, untuk menyusun sebuah sendi yang jelas dan menggabungkan doktrin operasi
yang mereka perlu kenalkan dalam pendidikan formal militer dan sistem pelatihan. Mereka
sebaiknya menyusun undang-undang yang mendukung sendi serta doktrin operasi dalam
penggunaaan militer ketika itu dibutuhkan, khususnya untuk menentang ancaman dan tantangan
baru.
Ketika kerjasama keamanan telah diterima di level nasional, dan unsur-unsur pendirian
selama kerjasama keamanan di level bilateral, regional, dan level dunia telah dibangun, maka
segala sesuatunya akan bergantung pada perjanjian internasional, undang-undang dan
mekanisme umum dari verifikasi.