Anda di halaman 1dari 11

Resume Studi Kawasan

Transnational Security Crime in Latin America :

Building Up Cooperation in The Andean Ridge

Disusun oleh:

Kelompok 10

Ratu Humairoh Balqis 10/297378/SP/23974

Adelia Ekaputri 10/297393/SP/23976

Ernis Cahyaningtyas 10/299126/SP/24061

Reza Laksmana Nugraha 10/299127/SP/24062

Reza Ananta Putra 10/299665/SP/24188

Fildzah Nabilla 10/299673/SP/24191

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA
2011
Resume Studi Kawasan

Transnational Security Crime in Latin America :

Building Up Cooperation in The Andean Ridge

Disusun oleh:

Kelompok 10

Ratu Humairoh Balqis 10/297378/SP/23974

Adelia Ekaputri 10/297393/SP/23976

Ernis Cahyaningtyas 10/299126/SP/24061

Reza Laksmana Nugraha 10/299127/SP/24062

Reza Ananta Putra 10/299665/SP/24188

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GAJAH MADA YOGYAKARTA
2011
Pada beberapa dekade ini, konflik antar negara di kawasan Amerika Latin memang
jarang terjadi meskipun konflik dan masalah pertahanan keamanan dalam negeri masih saja
menjadi persoalan. Namun, kepercayaan antar negara di kawasan Amerika Latin bukan berarti
menandakan tidak adanya kemungkinan munculnya konflik terbuka dan merupakan zona aman
bagi negara-negara di kawasan ini. Berbeda halnya dengan belahan bumi bagian barat yang tidak
terdapat ancaman militer dan mulai mengalihkan isu tradisional ke isu modern (lingkungan),
negara dunia ketiga masih banyak terdapat friksi-friksi yang dapat menyulut terbentuknya
konflik, bahkan konflik antar negara.

Ada dua ancaman utama yang dihadapi dunia dan khususnya di dunia barat, yaitu
kurangnya kontrol negara terhadap wilayah nasionalnya dan mulai bermunculan faksi internal
yang mencari perubahan dalam kontrol terhadap perbatasan negara itu sendiri, termasuk
banyaknya kekerasan dan konflik yang dapat muncul karena masalah perbatasan. Dengan adanya
ancaman-ancaman tersebut, diperlukan suatu koordinasi dan kerjasama multilateral antara
kekuatan sipil dan militer untuk menciptakan keamanan dan stabilitas. Yang patut digaris bawahi
adalah bahwa confidence-security-building measure (CSBM) yang merupakan perangkat
fundamental dalam kerjasama keamanan untuk memerangi kejahatan transnasional.

Terdapat tiga generasi CSBM yang masing-masing tergantung pada perubahan


lingkungan, goals/tujuan, mekanisme yang dipakai, dan yang terpenting kontinuitas dalam
pelaksanaannya. Beberapa tujuan awal dalam konteks internal yang akan dituju misalnya
kestabilan hubungan politik-militer, pendidikan bagi warga sipil dan perangkat militer untuk
membentuk critical mass, dan pendidikan serta pelatihan angkatan bersenjata yang
dikombinasikan dalam operasi gabungan. Jika tujuan awal ini telah tercapai, maka tujuan
berikutnya adalan membentuk kestabilan keamanan dengan negara lainnya dalam konteks
keamanan dunia internasional sehingga dapat mendatangkan kerjasama keamanan dan
mengintegrasikan aktor-aktor internasional dan mencegah datangnya ancaman baik tradisional
maupun non-tadisional yang berupa human trafficiking, perdagangan obat illegal, dan terorisme.

Terdapat kecenderungan di kawasan untuk membentuk dan mengembangkan Defence


White Papers, yang dapat menjadi langkah awal untuk memperkuat rasa saling percaya dan
keyakinan antar negara dalam isu keamanan internasional. Pembentukan kemanan di Amerika
Latin, terutama di Andean ridge, dipengaruhi oleh empat elemen utama, yaitu demokrasi,
ekonomi pasar, teknologi, dan lingkungan stategis di tengah sistem dunia yang ditandai dengan
adanya kecepatan akan konektifitas dalam pembangunan. Dalam beberapa tahun terakhir mulai
bermunculan permasalan dan isu konflik dalam negeri negara-negara di kawasan tersebut,
contohnya korupsi, guncangan reformasi perekonomian, serta isu sosial seperi kemiskinan dan
pengangguran di negara seperti Peru, Ekuador, dan Bolivia. Disisi lain, isu-isu non-tadisional
seperti terorisme dan perdagangan bebas mulai bermunculan dan secara langsung ataupun tidak,
mengancam stabilitas keamanan antar negara. Oleh karenanya, diperlukan perancanaan baru
dalam kerjasama keamanan antar negara yang menawarkan peluang dalam menghadapi
ancaman-ancaman tersebut.

Teroris dan organisasi pengedar narkoba telah menunjukkan eksistensinya di sistem


global dengan fleksibilitasnya yang besar dalam menyusun operasi dan taktik guna menghindari
upaya serupa yang dilakukan pemerintah untuk memberantas mereka. Menurut Thomas
Friedman, gerakan terorisme dan organisasi pengedar narkoba jelas terhubung melalui efek
globalisasi 3.0 dimana terdapat kekuatan baru yang memungkinkan individu-individu untuk
berkolaborasi dan bersaing secara global dikarenakan dunia yang menjadi datar (World is Flat).
Kekuatan baru inilah yang disebut teknologi internet yang memepatkan dunia dalam jaringan
fiber-optic, menjadikan semua manusia di bumi bagaikan “tetangga sebelah rumah”.

Globalisasi 3.0 dikendalikan oleh kelompok-kelompok individu yang lebih beragam.


Karenanya, institusi-institusi yang memerangi kegiatan-kegiatan melanggar hukum ini harus
bekerja sama dalam koordinasi dan kooperasi yang tepat untuk mengurangi kesempatan bagi
organisasi-organisasi ilegal tersebut dalam menjalankan aktifitas kriminalnya.

National Liberation Army (Spanyol: Ejército de Liberación Nacional, ELN) dan


Revolutionary Armed Forces of Colombia (FARC) didirikan di Kolombia pada tahun 1960
setelah periode panjang konfrontasi politik dan kediktatoran yang dipengaruhi kesuksesan
gerakan Mao Zedong di Cina dan Fidel Castro di Kuba. Adapun The United Self-Defense Forces
of Colombia (Spanyol: Autodefensas Unidas de Colombia, AUC), kelompok terorisme ketiga di
Kolombia, beroperasi sejak akhir 1970 dan disokong oleh para tuan tanah dan kartel-kartel
nakoba. AUC telah melebarkan pengaruhnya sejak 1990 dan sekarang beroperasi di Kolombia
Tengah dan Barat. Sementara di Peru terdapat Shining Path (Sendero Luminoso, SL), kelompok
teroris yang berdiri pada 1969. SL dikenal dunia internasional setelah melancarkan aksi
kekerasan pada 17 Mei 1980, yaitu hari pemilu nasional pertama di Peru setelah 12 tahun
dikuasai militer, sebagai peringatan awal perjuangan kelompok tersebut.

Pemberontak yang menggunakan terorisme di Amerika Latin, dan khususnya di


Pegunungan Andean Amerika Selatan, menunjukkan bahwa ideologi politik beberapa organisasi
tersebut masih kabur. Ideologi politik digunakan sebatas untuk mempererat hubungan intra
organisasi dan untuk mendoktrin anggota baru, serta tidak memainkan peran signifikan dalam
membentuk formasi, keorganisasian, dan kebijaksanaan organisasi-organisasi tersebut. Namun
demikian akan sangat tidak tepat untuk menganggap organisasi-organisasi tersebut tidak lebih
dari kartel-kartel narkoba biasa. Pemimpin-pemimpin dari organisasi-organisasi ini tidak hidup
dalam kemewahan dan tidak dimotivasi keinginan untuk mereguk keuntungan pribadi. Bagi
mereka, semua adalah tentang kekuatan (power).

Kebanyakan kelompok pemeberontak dan teroris yang beroperasi di Pegunungan


Andean, seperti FARC, ELN, SL, dan MRTA mengatakan bahwa mereka mewakili
pemberontakan kaum miskin pedesaan melawan kaum hartawan dan pengaruh Amerika di
negaranya melalui privatisasi sumber daya alam, MNC, dan kejahatan terselubung. Namun,
kasus AUC di Kolombia memperlihatkan hal kontras dimana para tuan tanah juga membiayai
organisasi ini dengan layanan sosial dan perlindungan terhadap pemberontak sayap-kiri.
Organisasi ini juga telah memasuki politik Kolombia, dan hal ini terlibat dalam dan mengambil
keuntungan dari perdagangan narkoba. Sementara tujuan MRTA adalah untuk menyingkirkan
imperialisme dari Peru, mengubah pemerintah pusat dengan struktur Marxis, serta
menyingkirkan semua pengaruh luar negeri, khususnya terhadap keberadaan Jepang dan
Amerika Selatan di Peru. Kontras dengan SL, MRTA tidak bermaksud membebaskan atau
mengambil alih kekuasaan, melainkan memprovokasi revolusi melalui pembangunan basis
kekuatan lokal.

Setelah dilakukannya pembicaraan damai dan diluncurkannya perang melawan terorisme,


FARC berada dalam daftar terorisme internasional yang dirilis oleh Departemen Dalam Negeri
Amerika Serikat, dan semenjak itu pula utusan diplomatiknya untuk Eropa dan Mexico berjalan
di bawah tanah. AS juga meminta dilakukannya ekstradisi terhadap penyelundup obat terlarang
terhadap beberapa komandan FARC. Namun tindakan ini tidak bisa menghentikan atau
mengusik jalur distribusi dari negara-negara lain yang berbatasan dengannya. Bahkan FARC
membentuk jaringan dengan pemberontak-pemberontak lain di negara-negara lainnya.

Kelompok lainnya, ELN, membangun jaringan dengan kelompok-kelompok haluan kiri


di Kolombia. Dan juga muncul dugaan adanya hubungan antara ELN dengan Presiden Chavez,
Chavez diduga mendukung apa yang dilakukan oleh kelompok ini. Sumber dana ELN berasal
dari pemerasan, penculikan dan juga uang tebusan. ELN juga diperkirakan mendapatkan dana
dari industri emas dan batu bara yang beroperasi di Kolombia dengan menggunakan cara-cara
yang serupa.

Selain itu masih ada AUC (Autodefensas Unidas de Colombia) yang basis pergerakannya
ada di bagian utara Kolombia, dimana penyelundup obat-obatan dan tuan tanah memiliki kuasa
yang cukup besar. Namun, sekarang kelompok ini juga mulai beroperasi di daerah Kolombia
tengah dan barat dan juga di kota-kota. Dan kelompok yang terakhir adalah MRTA (Movimiento
Revolucionario Túpac Amaru) yang mendapatkan pendanaan dari perampokan, kejahatan
berkelompok, dan juga perdagangan obat-obatan terlarang. Kelompok ini kemudian berkembang
dengan lebih menjurus kepada kelompok pedagang narkotika, meskipun hal ini hanya dilakukan
oleh sebagian kecil anggotanya.

Menurut Gaston Chillier dan Laurie Freeman, Munculnya Declaration on Security in the
Americas telah memperluas definisi tentang pertahanan nasional untuk melibatkan ancaman-
ancaman baru. Termasuk di dalamnya politik, ekonomi, sosial, kesehatan dan permasalahan
lingkungan, sehingga hampir semua masalah sekarang dapat dianggap sebagai ancaman
keamanan. Meskipun demikian ancaman terorisme lah yang menempati posisi tertinggi hal-hal
yang mengancam keamanan suatu negara.

Komunikasi membuat semua bagian dunia bisa diakses oleh semua orang, kapanpun
dimanapun. Kelompok penyelundup obat-obatan dan teroris yang beroperasi di pegunungan
Andean membuat suatu website yang memungkinkan mereka untuk menyebarkan informasi
tentang organisasi mereka dan memperoleh perhatian dunia tanpa adanya batasan. Semua tidak
terlepas dari keberadaan internet, yang telah menyebabkan munculnya kelompok-kelompok
pemberontak di berbagai belahan dunia.
Stabilitas dan keamanan kontemporer merupakan sesuatu yang sangat rapuh di dunia
barat. Asymmetry dan Idiosyncrasy merupakan dua alat utama yang dipergunakan oleh para
teroris ini untuk mencapai tujuan politiknya. Tidak ada yang berubah pada cara-cara yang
digunakam teroris semenjak teroris itu ada, yang berubah hanyalah cara-cara menyerangnya dan
tingkatan kekerasan yang dilakukannya. Teroris menggunakan cara asimetris untuk membuat
serangan-serangan tak terduga kepada target mereka

Kerjasama keamanan di wilayah Amerika Latin menjadi susah diwujudkan karena


adanya perselisihan antara elit politik dan militer di negara-negara Amerika Latin. Padahal untuk
membuat suatu keadaan yang aman dan stabil diperlukan suatu koordinasi dan kerjasama antara
masyarakat dan kekuatan militer. Setelah terjadinya peristiwa 11 September, jelas bahwa
kawasan telah terpengaruh dengan paradigma keamanan baru dan definisi terorisme yang
dikemukakan oleh Amerika Serikat. Dengan adanya kampanye anti terorisme yang dikemukakan
oleh AS sayangnya digunakan oleh negara-negara untuk membelokkan permasalahan keamanan
lain yang seharusnya juga mendapatkan perhatian dari pemerintah, seperti kriminalitas,
penyalahgunaan obat-obatan dan korupsi di pemerintahan.

Terdapat beberapa upaya untuk membangun kerjasama keamanan di kawasan. Usaha


yang pertama ditujukkan kepada pengintegrasian Amerika Latin adalah The Jamaica Letter
yang disampaikan oleh Simon Bolivar sebagai penyampaian visinya tentang masa depan
Amerika Latin. Kemudian upaya kedua adalah pembentukan Inter American Defence System
pada Maret 1942, sebagai respon perang dunia kedua yang kemudian berubah menjadi “penolak”
komunisme pada saat perang dingin berlangsung.

Lahirnya beberapa masalah baru yang berkaitan dengan kekerasan global, seperti
terorisme dan sebagainya, membuat suatu tantangan baru terhadap sistem demokrasi dan
integrasi ekonomi sehingga dibutuhkan solusi-solusi untuk menyelesaikannya, salah satu
contohnya adalah koordinasi dan kerjasama di beberapa tingkat; Pada tingkat nasional dimana
kerjasama antar-institusi pemerintahan khususnya antar-angkatan bersenjata dibutuhkan sebagai
aspek yang sangat fundamental untuk melompat ke tingkat selanjutnya, pada tingkat nasional
juga dimana angkatan bersenjata tersebut harus bekerjasama dengan angkatan keamanan seperti
polisi, pabean, dan agensi-agensi berkekuatan hukum agar mendapat kekuatan yang cukup dalam
melawan ancaman transnasional, kemudian yang terakhir adalah pada tingkat global dimana
kerjasama dibentuk antar-negara-negara di kawasan.

Kerjasama regional untuk memerangi peningkatan perdagangan obat-obatan ilegal dan


terorisme ditandai dengan dibentuknya dewan presidensial Andean pada 1990 untuk membentuk
sistem koordinasi melawan isu-isu tersebut. Kemudian pada tahun 2001, Andean Plan of
Cooperation dibentuk sebagai kelanjutan kawasan untuk meningkatkan komitmennya dalam
memerangi isu tersebut. Dari sinilah kita bisa melihat bagaimana CSBM digunakan untuk
membangun suatu mekanisme kerjasama dalam bidang keamanan. Kepercayaan yang telah
dibangun untuk menguntungkan satu pihak dengan yang lain menjadi fondasi bagaimana suatu
kerjasama dibentuk kemudian.

The Inter American Defence Board merupakan suatu bukti penting akan kerjasama
keamanan secara hemispherik di belahan dunia barat dimana mereka menyetujui adanya
dukungan terhadap tercapainya tujuan bersama dan untuk menghormati seluruh kekuasaan yang
dimiliki setiap negara. Walaupun CSBM diperkenalkan di Helsinki pada tahun 1975, tetapi
keberhasilannya dapat kita lihat pada tahun 1980an pada Konferensi Stockholm dimana lebih
berorientasi pada sistem keamanan konvensional dan kemudian lebih diperhatikan oleh PBB
pasca-perang dingin untuk mendapatkan perdamaian dan stabilitas di dunia.

Pada awalnya, Amerika Latin tidak menerima CSBM karena itu adalah suatu konsensus
bahwa kawasan Amerika Latin dihitung sebagai suatu mekanisme untuk memenuhi perdamaian
dan juga stabilitas regional semenjak awal kemerdekaan. Satu hal yang bagus akan hal ini adalah
adanya pembangunan pemikiran (baru) bersama oleh delapan negara Amerika Latin pada
Deklarasi Ayacucho 1974 untuk melaksanakan adanya kontrol senjata dan mulai berfokus
kepada perkembangan ekonomi dimana sebelumnya mereka didominasi oleh rezim militer yang
berfokus pada isu pertahanan dan keamanan. Hal tersebut juga membuktikan bahwa terdapat
usaha untuk membawa kawasan menuju perdamaian dan stabilitas.

Dalam perkembangannya, kita bisa melihat bagaimana perubahan-perubahan yang ada


dalam mekanisme CSBM generasi pertama, kedua, dan ketiga melalui lingkungan, tujuan,
mekanisme yang digunakan, dan kontinuitas dari implementasinya yang mana kemudian
menjadikan CSBM suatu mekanisme dasar dalam melaksanakan kerjasama melawan ancaman-
ancaman yang ada.

Beberapa masalah seperti perdagangan obat-obatan terlarang, terorisme, imigran gelap,


dll menjadi tantangan utama di kawasan Andean, tetapi yang paling utama adalah masalah
keamanan nasional dimana pemberontakan-pemberontakan di bidang politik, ekonomi, maupun
masalah perbatasan menjadi respon atas ketidakstabilan struktural di kawasan oleh pemerintah
setempat. Adanya upaya pemerintah untuk membangun institusi publik, menghapus korupsi, dan
mengedukasi rakyat menjadi prioritas utama yang dapat dilakukan sekarang oleh pemerintah
setempat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Pada tahun 1989 menjadi awal dari upaya untuk membangun sistem keamanan dengan
adanya diskusi-diskusi yang mencakup pengintegrasian, pencegahan, dan keamanan dari
perdagangan gelap dan terorisme yang kemudian direalisasikan dengan pembentukan grup
koordinasi oleh Dewan Presidensial Andean untuk melawan ancaman tersebut di kawasan. Lalu
sebagai kelanjutannya, dibangun sebuah sekretariat untuk mengontrol perkembangan isu
keamanan yang ada dan kemudian akhirnya pada tahun 2002 dibentuk APCADTCA atau
Andean Plan of Cooperation against Drug Trafficking and Criminal Activities untuk
mengimplementasikan komitmen yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun.

Dalam kurang lebih dua puluh lima tahun, CSBM yang terdapat di andean Ridge masih
berfokus pada sistem keamanan konvensioal di antara negara bertetangga dan di dalam sistem
perbatasannya, tetapi kurang dalam membangun kepercayaan diri yang dapat meningkatkan
kepercayaan di antara negara. Adanya upaya untuk mengedukasi masyrakat dan militer sebagai
CSBM dirasa perlu untuk menumbuhkan rasa di dalam masyarakat yang lebih luas.

Pada 16 tahun terakhir setelah berakhirnya perang dingin,dunia,belahan dunia barat, dan
khususnya kawasan Andean, dengan cepat telah melewati kondisi yang membawa sebuah
perubahan awal dalam reaksi strategi. Walau bagaimanapun, perkembangan yang terjadi sejak
peristiwa 11 september 2001 telah memunculkan sebuah sumber dalam strategi keamanan yang
menuntut adanya sebuah cara berpikir yang baru. Ini menjadi sangat jelas bahwa sebuah kawasan
telah dipengaruhi oleh paradigma keamanan yang baru dan definisi dari perang terhadap
terorisme yang dipromosikan oleh kebijakan Amerika serikat.
Ada sebuah konsensus yang kuat dalam pandangan strategis dari perdamaian, stabilitas,
keamanan, kemakmuran, dan masyrakat sipil dalam suatu kawasan. Tetapi, dengan tidak adanya
perjanjian dalam sebuah ancaman tersebut, maka tidak akan ada pula perjanjian dalam sebuah
kebijakan dan strategi akhir yang bisa berkontribusi langsung terhadap penerimaaan persyaratan
kerjasama.

Kebanyakan dari kelompok pemberontak yang menggunakan terorisme memiliki link


yang jelas dengan penjual obat-obatan dan memiliki prioritas untuk menjaga struktur organisasi
agar dapat bertahan dalam pemberontakan militer. Dalam kata lain, kelompok pemberontak
mengorbankan tujuan politik agar dapat mempertahankan kekuatan militer, yang juga berarti
tujuan politik terakhir (revolusi sosial) telah di kebawahkan untuk menjaga eksistensi dari
kelompok bersenjata. Saat ini, kelompok pemberontak telah kehilangan kredibilitasnya dalam
negara mereka karena terjadinya perselisihan yang besar antara rhetorik politik dan hasilnya.
Pengakuan untuk berjuang demi kemiskinan dan keadilan sosial,tapi disisi lain tetap bertahan
dengan aktivitas kriminal seperti peredaran obat-obatan terlarang dan melakukan kekejaman
pada populasi adalah salah satu dari komplain terbesar.

Yang menarik dalam aplikasi dari CSBM adalah sebuah manifestasi dari pertumbuhan
kepedulian antara pemimpin bangsa demi perdamaian dan keamanan. Aplikasi tersebut menurut
kondisi geografi,politik, sosial, budaya dan ekonomi dari masing-masing negara dan kawasan
telah menjadi sebuah kecenderungan menuju sebuah kerjasama keamanan dan pertahanan.
Walaupun secara resmi itu belum diterima, tapi itu terlihat sebagai mekanisme yang memang
semestinya terjadi dalam menghadapi ancaman dan perubahan dalam dunia.

Selain itu menurut kolonel Joseph R Nuriez, Amerika Serikat harus mengurangi
kebiasaan lamanya dalam pertikaian dan harus lebih bersedia untuk mendengarkan negara lain.
Dilain pihak, negara-negara Amerika Latin harus disiapkan untuk menghormati tanggung jawab
yang muncul dari perjanjian kerjasama ini. Satu-satunya cara untuk mendapatkan tuntutan
kerjasama yang menghadapi ancaman dan tantangan dari keamanan lingkungan saat ini adalah
dengan membangun institusi bersama dengan rasa saing percaya antar negara.

Pemimpin politik dan militer seharusnya membuat tuntunan kebijakan yang jelas dalam
sektor pertahanan, untuk menyusun sebuah sendi yang jelas dan menggabungkan doktrin operasi
yang mereka perlu kenalkan dalam pendidikan formal militer dan sistem pelatihan. Mereka
sebaiknya menyusun undang-undang yang mendukung sendi serta doktrin operasi dalam
penggunaaan militer ketika itu dibutuhkan, khususnya untuk menentang ancaman dan tantangan
baru.

Ketika kerjasama keamanan telah diterima di level nasional, dan unsur-unsur pendirian
selama kerjasama keamanan di level bilateral, regional, dan level dunia telah dibangun, maka
segala sesuatunya akan bergantung pada perjanjian internasional, undang-undang dan
mekanisme umum dari verifikasi.

Pembangunan pertahanan di Amerika latin, khususnya di puncak andean, disebakan oleh


empat unsur : demokrasi, pasar ekonomi, teknologi dan strategi lingkungan di tengah-tengah
sitem global yang bercirikan kecepatan dan hubungan dari perkembangan. Pemberontakan
dengan kombinasi perdagangan obat-obatan adalah salah satu ancaman utama pada keamanan
dan stabilitas dari suatu kawasan. Keadaan ini meminta terbentuknya sebuah arsitektur
kerjasama keamanan yang baru yang bisa menyediakan kesempatan untuk mengembangkan
respons terhadap ancaman dan tantangan. CSBMs adalah instrumen yang sangat penting untuk
mencapai tuntutan keamanan.

Anda mungkin juga menyukai