Anda di halaman 1dari 2

Jepang Membentuk Badan Pembayaran Ganti Rugi Korban Nuklir

Dalam artikel yang diterbikan oleh Antara news Pada 3 Agustus 2011 lalu, diberitakan bahwa Jepang telah meloloskan undang-undang untuk menciptakan badan yang didukung negara, yang nantinya akan membayar ganti rugi kerusakan senilai puluhan miliar dolar bagi korban bencana nuklir Fukushima. Pemerintah diharapkan untuk memberikan dana sebesar 2 triliun yen (26 miliar dolar AS) dalam bentuk obligasi pemerintah khusus, kata Kyodo News, namun biaya sesungguhnya diperkirakan akan jauh lebih tinggi. Berdasarkan RUU yang telah lolos di majelis tinggi itu, operator Fukushima Tokyo Electric Power Company (TEPCO) dan perusahaan tenaga atom yang lain, juga akan membayar dana tersebut yang kemudian akan diberikan kepada korban sebagai kompensasi. Seperti yang diketahui, Bencana nuklir yang terjadi di Jepang ini merupakan bencana nuklir terburuk di dunia sejak Chernobyl 25 tahun yang lalu. Bencana ini telah memaksa evakuasi lebih dari 80.000 orang dalam radius kilometer 20-(12 mil) sekitar pabrik yang terkena tsunami dan jauh lagi dari kawasan radiasi luar. Krisis nuklir, dipicu oleh gempa kuat 11 Maret dan tsunami, juga sangat berdampak pada pertanian, perikanan dan sektor pariwisata. Dengan adanya badan pembayaran ganti rugi ini ini, tentunya merupakan angin segar bagi para korban nuklir di Jepang. Seperti yang diketahui, selama ini rakyat Jepang yang menjadi korban nuklir ini telah mengalami kerugian cukup besar. Banyak dari mereka adalah peternak yang kehilangan mata pencaharian mereka sejak bahan radioaktif cesium terdeteksi pada rumput makanan sapi terkontaminasi, menyebabkan larangan pada pengiriman daging sapi dari empat prefektur. TEPCO yang merupaka salah satu perusahaan listrik terbesar di dunia yang memasok listrik ke Tokyo dan Kanto, mau tidak mau harus mematuhi peraturan ini jika tidak mau mendapat kritikan yang lebih keras lagi dari masyarakat. Bencana alam tentunya merupakan suatu hal yang tidak dapat kita kendalikan. Menurut pandangan saya, dalam hal ini kita tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Pihak TEPCO sendiri sebenarnya telah mengalami kerugian yang juga cukup besar, hal ini setidaknya terlihat dari harga sahamnya yang telah anjlok 80 persen sejak gempa. Dalam kasus ini, Pemerintah Jepang juga telah membuat beberapa opsi untuk membantu menyelesaikan masalah ini, seperti salah satu opsi yang dikeluarkan segelintir anggota parlemen Diet Jepang untuk menasionalisasi perusahaan Tepco apabila ia tak mampu melunasi hutang yang dimilikinya serta mengatasi

kerusakan PLTN yang ada. Untuk menyelesaikan kasus ini, tentunya dibutuhkan kerjasama dan pengertian dari berbagai macam pihak, baik dari TEPCO, pemerintah, maupun dari masyarakat Jepang itu sendiri. Dalam perkembangannya, masih terdapat beberapa kekurangan dalam peraturan badan pembayaran ganti rugi korban nuklir ini, seperti tidak adanya peraturan yang merinci berapa banyak uang yang diterima badan baru itu dan meskipun menyerukan "kerjasama dari pemegang saham dan lainnya yang tertarik bergabung", peraturan ini tidak mengatakan apa maksudnya secara rinci. Kedepannya, diharapkan segera dilakukan perbaikan terhadap badan ini sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar lagi bagi masyarakat Jepang.

Referensi : http://www.antaranews.com/berita/270099/jepang-membentuk-badan-pembayaran-ganti-rugikorban-nuklir diakses tanggal 28 Oktober 19.05 http://sosbud.kompasiana.com/2011/03/29/indonesia-mau-ajari-jepang-cara-penanggulanganpasca-tsunami-seperti-hendak-mengajari-itik-berenang/ diakses tanggal 28 Oktober 19.20 http://fokus.vivanews.com/news/read/213375-kegalauan-pemerintah-jepang-dan-tepco diakses tanggal 28 Oktober 19.34

Anda mungkin juga menyukai